Nelson dan Quick 1997 dalam buku Moeljono 2003:22 menyatakan Budaya perusahaan memiliki empat fungsi dasar yaitu perasaan identitas dan
menambah komitmen organisasi, alat pengorganisasian anggota, menguatkan nilai-nilai dalam orgnaisasi, dan mekanisme kontrol dalam perilaku.
Kemudian terlihatlah berdasarkan uraian menganai fungsi budaya perusahaan terhadap karyawan adalah sebagai suatu perekat sosial di lingkungan
organisasi. Selain itu budaya juga berfungsi sebagai pendorong kinerja yang maksimal oleh karyawan. Karyawan selalu dituntut dan diingatkan bahwa budaya
merupakan suatu standar baku dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.1.1.3 Pembentukan Budaya Perusahaan
Moeljono dan Sudjatmiko 2007:93 menyatakan pada dasarnya,ada tiga macam proses terbentuknya budaya perusahaan. Proses pertama adalah budaya
memang diciptakan oleh pendirinya.Proses kedua, budaya terbentuk sebagai upaya menjawab tantangan dan peluang dari lingkungan internal dan eksternal.
Proses ketiga, adalah budaya diciptakan oleh tim manajemen sebagai cara untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara sistematis.
Schein dalam Tika 2006:17 secara teoritis proses bagaimana suatu budaya organisasi terbentuk, telah dijelaskan dalam bukunya Organiztional
Culture dan Leadership . Menurut beliau terbentuknya suatu budaya organisasi dapat dianalisis dari tiga teori sebagai berikut:
a. Teori Sociodynamic
Teori ini menitikberatkan pengamatan secara detail mengenai kelompok pelatihan, kelompok terapi, dan kelompok kerja yang mempunyai program
interpersonal dan emosional guna membantu menjelaskan apa yang dimaksud dengan share terhadap pandangan yang sama dari suatu masalah
dan mengembangkan share tersebut. Setiap individu perlu merasakan bahwa ia adalah anggota kelompok dan bagaimana setiap anggota
kelompok menyelesaikan kembali konflik inti antara keinginan yang diinginkan oleh kelompok tetapi menhilangkan identitas personi dengan
keinginan secara otonomi atau bebas dari kelompoknya di mana bisa tersisih atau kehilangan sebagai anggota kelompok.
b. Teori Kepemimpinan Teori ini menekankan hubungan antara pemimpin dengan kelompok dan
efek personalitas dan gaya kepemimpinan terhadap formasi kelompok yang sangat relevan dengan pengertian bagaimana budaya terbentuk.
c. Teori Pembelajaran Learning Theory Teori ini memberikan bagaimana kelompok mempelajari kognitif,
perasaaan dan penilaian. Secara struktural ada dua tipe pembelajaran, yaitu:
1. Situasi penyelesaian masalah secara positif 2. Situasi menghindari kegelisahan
Proses pembelajaran dimaksudkan untuk pewarisan budaya organisasi kepada anggota baru dan organisasi.
Para pendiri suatu organisasi secara tradisional memiliki pengaruh yang dominan dalam membentuk budaya awal. Mereka memiliki visi bagaimana wujud
organisasi tersebut. Mereka tidak dibatasi oleh kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu atau oleh ideologi-ideologi sebelumnya. Pemberian karakter
terhadap organisasi-organisasi baru, dengan ruang lingkup yang masih kecil, mempermudah para pendiri dalam menerapkan visinya pada keseluruhan anggota
organisasi. Dikarenakan para pendiri tersebut memiliki ide yang masih asli, mereka biasanya juga memilki bias tentang cara bagaimana ide-ide tersebut bisa
terpenuhi. Budaya organisasi dihasilkan dari interaksi antara bias dan asumsi para pendiri dengan apa yang dipelajari selanjutnya oleh anggota awal organisasi, dari
pengalaman mereka sendiri Robbins,2002:284.
Gambar 2.1 Model Pembentukan Budaya Perusahaan
Filosofi pendiri organisasi
Kriteria Seleksi
Manajemen puncak Sosialisasi
Budaya Organisasi
Gambar 2.1 menyimpulkan bagaimana suatu budaya organisasi terbentuk dan bertahan. Budaya awal berasal dari filosofi pendiri organisasi. Hal ini
selanjutnya sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam proses penerimaan karyawan baru. Tindakan-tindakan manjemen puncak membentuk
iklim umum mengenai perilaku-perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima. Bagaimana cara karyawan baru bersosialisasi akan tergantung kepada
tingkat keberhasilan yang diraih dalam menyesuaikan nilai-nilai yang dianut karyawan baru tersebut dengan nilai-nilai yang ada di dalam organisasi saat
dilakukan proses seleksi dan dengan keinginan manajemen berkaitan dengan metode sosialisasi Robbins,2002:290-291
Dari beberapa uraian yang telah disampaikan diatas bahwa proses pembentukan budaya pertama kali dibentuk oleh pimpinan perusahaan. Budaya
perusahaan tersebut kemudian mberubah menjadi visi misi perusahaan agar dapat menghadapai setiap permasalahan yang akan timbul dalam mencapai tujuan
perusahaan. Budaya perusahaan juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat terlihat kinerja manajmen dalam mengelola karyawab dab pembagian
tugas untuk setiap anggotanya. Agar dapat terus bertahan dan menjadi ciri dari perusahaan, budaya haruslah diwariskan kepada anggota baru perusahaan. Hal ini
bertujuan sebagai identitas karyawan dalam menjalankan kinerjanya.
2.1.1.4 Jenis-Jenis Budaya Perusahaan