Pengertian HIV Pengertian AIDS Cara Penularan

Tes HIV harus bersifat sukarela, artinya bahwa seseorang yang akan melakukan tes HIV haruslah berdasarkan atas kesadarannya sendiri, bukan atas paksaan atau tekanan orang lain. Ini juga berarti bahwa dirinya setuju untuk dites setelah mengetahui hal-hal apa saja yang tercakup dalam tes itu, apa keuntungan dan kerugian dari testing, serta apa saja impilkasi dari hasil positif atau pun hasil negatif, dan rahasia. Artinya, apa pun hasil tes ini nantinya baik positif maupun negatif hasilnya hanya boleh diberitahu langsung kepada orang yang bersangkutan. Tidak boleh diwakilkan kepada siapa pun, baik orang tua, pasangan, atasan atau siapapun Nasution; Anwar; Putra, 2000. Pertemuan pertama dengan individu yang potensial menderita HIV, seorang tenaga kesehatan profesional harus mencoba untuk mencapai beberapa tujuan yang spesifik. Pertemuan yang dilakukan bukan hanya berupa pemeriksaan atau tes, tetapi juga termasuk diskusi dan konseling baik sebelum dan sesudah pemeriksaan. Muma, 2007.

2.4. HIV AIDS

2.4.1. Pengertian HIV

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. HIV merupakan Universitas Sumatera Utara suatu retrovirus RNA yang memiliki genom yang dapat mengkode enzim transverse transcriptase yaitu enzim yang memungkinkan virus untuk mengubah informasi genetiknya yang berbeda dalam RNA menjadi bentuk DNA dan kemudian diintegrasikan ke dalam informasi genetik sel limfosit yang diserang. Human Immunodeficiency Virus menyerang limfosit T-helper yang mempunyai reseptor CD4 pada permukaannya Depkes, 2006.

2.4.2. Pengertian AIDS

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu menurunnya daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi HIV Human Immunodeficiency Virus. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat dengan mudah terserang berbagai penyakit, termasuk penyakit yang dalam keadaan normal sebenarnya tidak terlalu berbahaya, tetapi bagi mereka yang telah terinfeksi HIV, penyakit tersebut justru dapat bertambah parah. Hal ini disebabkan karena rendahnya daya kekebalan tubuh dan dapat berakhir dengan kematian Nasution, 2000. AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai Human T-cell Lymphotric Virus Type III HTLV-III, atau Lymphadenopathy Associated Virus LAV. HTLV- III adalah retrovirus. Ini adalah tipe unik virus yang mengandung RNA yang mampu menghasilkan DNA dalam sel yang terinfeksi. Virus tersebut menulari sel darah yang dikenal sebagai limfosit, yang bertanggung jawab atas sistem imunitas tubuh dan yang melindungi kita terhadap infeksi. Limfosit yang terinfeksi dirusak oleh virus Universitas Sumatera Utara HTLV-III sehingga sistem imunitas rusak. Selanjutnya, hal ini menimbulkan infeksi dan kanker tertentu yang terbentuk di dalam tubuh Weber, 2006.

2.4.3. Cara Penularan

Virus penyebab AIDS adalah HIV yang terdapat dalam darah dan cairan tubuh seseorang yang telah tertular, walaupun orang tersebut belum menunjukkan keluhan atau gejala penyakit. HIV dapat menular kepada siapapun melalui cara-cara tertentu tanpa melihat status, kebangsaan, ras, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, kelas ekonomi maupun orientasi seksual Nasution, 2000. Tiga cara penularan HIV yang paling sering terjadi adalah : a. Hubungan seksual. Ada beberapa cara untuk melakukan hubungan seksual, yaitu vaginal lewat vagina, anal menggunakan dubur, oral menggunakan mulut dan mano-genital menggunakan tangan. Dari keempat cara tersebut, risiko terbesar untuk dapat tertular HIV adalah apabila melakukan hubungan seksual secara anal dan vaginal. 80 sampai dengan 90 kasus HIV ditemukan pada mereka yang melakukan kegiatan seksual secara anal. Hal ini disebabkan karena lapisan kulit di sekitar dubur cukup tipis, sehingga dapat mengakibatkan luka yang mengeluarkan darah dan dapat terjadi kontak antar cairan tubuh. Universitas Sumatera Utara b. Kontak langsung dengan darahproduk darahjarum suntik Transfusi darahproduk darah yang tercemar HIV merupakan risiko tertinggi penularan HIV yaitu mencapai lebih dari 90. Namun demikian, kasus penularan HIV melalui transfusi darah ini hanya dijumpai 3 - 5 dari total kasus penularan HIV sedunia. Selain itu, pemakaian jarum suntik yang tidak steril ataupun pemakaian jarum suntik secara bersama terutama seperti yang dilakukan oleh para pecandu narkotik. Cara ini mengandung risiko 0,5 – 1 dan telah ditemukan pada 5 - 10 dari total kasus sedunia. c. Secara vertikal. Secara vertikal maksudnya yaitu dari ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, dimana penularan bisa saja terjadi pada waktu kehamilan, melahirkan ataupun sesudah melahirkan ketika menyusui. Risiko penularan lewat cara ini adalah 25 - 40 dan telah ditemukan pada kurang dari 0,1 dari total kasus sedunia Nasution, 2000.

2.4.4. Gejala AIDS

Dokumen yang terkait

Determinan Penyakit Sifilis pada Kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Klinik Infeksi Menular Seksual-Voluntary Counselling and Testing (IMS-VCT) Veteran Kota Medan

5 85 115

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

5 90 147

Karakteristik dan Cara Penularan Penderita HIV/AIDS yang Memanfaatkan Klinik Voluntary Counselling And Testing (VCT) Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008

5 76 72

Keputusan Waria Melakukan Tes HIV/AIDS Pasca Konseling Di Klinik Infeksi Menular Seksual Dan Voluntary Counselling And Testing Veteran Medan Tahun 2009

0 68 124

Peran Komunikasi Antar Pribadi Dalam Voluntary Counselling And Testing : (Studi Deskriptif Tentang Faktor Konsep Diri ODHA Setelah Melakukan Konseling dan Tes HIV di Klinik Voluntary Counselling and Testing RSU Pirngadi Medan)

1 64 100

Persepsi Kelompok Risiko Tinggi Tertular Hiv/Aids Tentang Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) Dan Voluntary Counseling & Testing (VCT) Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2008

0 21 103

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko HIV/AIDS terhadap Kelompok Waria di Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) Bestari Kota Medan Tahun 2014

5 54 177

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Sifilis - Determinan Penyakit Sifilis pada Kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Klinik Infeksi Menular Seksual-Voluntary Counselling and Testing (IMS-VCT) Veteran Kota Medan

0 0 30

Determinan Penyakit Sifilis pada Kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Klinik Infeksi Menular Seksual-Voluntary Counselling and Testing (IMS-VCT) Veteran Kota Medan

0 0 17

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 0 16