Wawancara Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan di kota Banda Aceh, karena terdapat alasan kemudahan bagi peneliti dalam menemukan sampel, mengingat peneliti telah lebih mengetahui keberadaan dan kesediaan dari subjek penelitian yang berada di kota Banda Aceh. Lokasi penelitian dapat berubah sewaktu-waktu dan disesuaikan dengan keinginan dari subyek penelitian agar subyek merasa nyaman.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Hal ini sesuai dengan pendapat Padgett 1998 yang mengatakan bahwa ada tiga bentuk dasar metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: a observasi, b wawancara dan c analisis dokumen. Namun metode observasi dan analisis dokumen tidak dijadikan metode pengumpulan data dalam penelitian ini karena peneliti mempertimbangkan faktor efektifitas dan keterbatasan peneliti.

1. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara pewawancara dengan subyek atau orang yang diwawancarai Bungin, dalam Poerwandari, 2001. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain Banister, 1994. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam in-depth interview. Banister 1994 menjelaskan bahwa wawancara mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara, namun penggunaannya tidak sekedar wawancara terstruktur. Pedoman wawancara berisi “open-ended question” yang bertujuan agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2001. Pedoman wawancara ini juga digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus Universitas Sumatera Utara dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek check list apakah aspek-aspek yang relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman yang demikian, peneliti harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung Poerwandari, 2001. Metode ini peneliti gunakan karena ingin mengetahui secara mendalam mengenai dinamika proses kepuasan pernikahan pada orangtua yang memiliki anak autis. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi pada saat wawancara berlangsung untuk melihat ekspresi dari subyek pada saat wawancara berlangsung. Selain melakukan wawancara secara mendalam, dalam penelitian ini juga dilakukan Observasi pada saat melakukan wawancara. Observasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus akurat, faktual sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan Poerwandari, 2001. Menurut Minauli 2002, dengan menggunakan sample perilaku, kita dapat memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai interaksi individu dengan situasinya. Metode observasi dan wawancara memiliki kaitan yang sangat erat, karena perilaku non verbal merupakan bagian terpenting dalam metode wawancara. Mengobservasi aspek-aspek non verbal selama melakukan wawancara akan sangat bermanfaat terutama pada saat menggali dan melihat sinkronisasi antara apa yang dikatakan subjek bahasa verbal dengan apa yang secara tersirat sebenarnya ingin disampaikannya bahasa non verbal.

D. Alat Bantu Pengambilan Data 1. Alat perekam tape recorder