2. Analisis Intrapersonal pada Responden I Rosa
Tabel 3 Kepuasan perkawinan pada responden I Rosa
No Aspek
Kesimpulan Konfirmasi Teoritis
1 Latar belakang
• Rosa adalah anak kedua dari 3
bersaudara. Ia memiliki 1 orang kakak dan 1 orang adik. Kakak
dan adik Rosa telah berumah tangga dan bekerja.
• Kedua orangtua Rosa masih
hidup, namun keduanya memutuskan untuk bercerai
ketika Rosa masih TK.
• Keduanya kemudian
memutuskan untuk menikah
kembali dengan pasangannya masing-masing. Namun
sekarang perkawinan kedua ibu kandung Rosa juga telah
berakhir sekitar 4 tahun yang lalu.
• Rosa menikah dengan seorang
pria yang diperkenalkan oleh kakaknya. Sebelum menikah
Rosa dan pria tersebut sempat menjalani masa pacaran selama
5 tahun
• Dari hasil perkawinan mereka,
Rosa dianugerahi 2 orang putra kembar
2 Kepuasan
perkawinan sebelum
memiliki anak autis
• Rosa merasakan bahwa
perkawinannya memberikan kebahagiaan baginya karena ia
tidak mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang ia
jalani.
• Di awal perkawinan Rosa
sempat merasa kesal dengan kebiasaan suaminya yang tidak
bersih dan tidak rapi. Selain itu, Rosa juga merasakan kelelahan
karena diberikan anak kembar. Menurut Hughes Noppe
1985, kepuasan perkawinan yang dirasakan oleh pasangan
tergantung pada tingkat dimana mereka merasakan
perkawinannya tersebut sesuai dengan kebutuhan dan
harapannya.
Universitas Sumatera Utara
3 Reaksi terhadap
diagnosa autisme a.
Lega b.
Mencari informasi
Rosa sempat merasakan kebingungan dan hanya bisa
menangis melihat kondisi anaknya. Rosa mulai mengetahui apa itu
autisme dan mulai mencari jalan keluarnya
Rosa mulai rajin membaca dan mencari informasi
• Dalam menerima kehadiran
anak dengan gangguan autisme, beragam hal terjadi
pada
diri orangtua. Orangtua biasanya stres,
kecewa, patah semangat, mencari pengobatan keman-
mana, serba khawatir terhadap masa depan
anaknya dan lain-lain Widihastuti, 2007.
• Pusponegoro dan Solek
2007 mengatakan bahwa orangtua terkadang menjadi
putus asa atau menyalahkan diri sendiri. Selain itu,
orangtua tidaklah perlu untuk menyembunyikan
atau merasa mempunyai keturunan yang membuat
aib bagi keluarga.
4 Kepuasan
perkawinan setelah memiliki
anak autis Communication
a.
Opennes b.
Honesty c.
Ability to trust d.
Listening skill
e.Empathy Komunikasi jarang dilakukan bila
tidak ada masalah Rosa dan suaminya sama-sama
terbuka Rosa dan suaminya sama-sama
jujur Rosa sangat mempercayai
suaminya dan yakin bahwa suaminya tidak akan berbuat
macam-macam Rosa dan suaminya saling menjadi
pendengar apabila salah satu sedang memiliki masalah
Suami Rosa akan memberikan saran atas masalah Rosa. Selain itu,
ia juga ikut membantu dalam •
Komunikasi cukup baik meski pasangan tidak
terlalu terbuka dalam hal anak dan masalah keluarga
pasangan. Laswell, 1999
• Rasa percaya, empati dan
saling mendengarkan serta mendukung menyebabkan
adanya kepuasan perkawinan.
Laswell, 1999
Universitas Sumatera Utara
mengawasi kegiatan belajar anak- anak
5 Leisure Activity
• Malam Minggu merupakan
waktu rutin yang digunakan untuk mengisi waktu luang
dengan berjalan-jalan
• Hari Minggu pun kini sering
digunakan untuk membawa Riski dan Riskan pergi ke pantai Ulee
Lheu atau Pante Pirak
• Sesekali Rosa dan suaminya
menanyakan keinginan puteranya hendak kemana
Skolnick dalam Lefrancois, 1984 salah satu hal yang
mempengaruhi kepuasan perkawinan ialah saling
menikmati waktu bersama.
6 Religious
Orientation Aktivitas ibadah banyak dilakukan
sendiri-sendiri, karena Rosa harus mengawasi kegiatan ibadah kedua
puteranya Olson Fowers dalam
Saragih, 2003 seseorang memiliki keyakinan
beragama, dapat dilihat dari sikapnya yang peduli teradap
hal-hal keagamaan dan mau beribadah. Umumnya,
setelah menikah individu akan lebih memperhatikan
kehidupan beragama dengan membiasakan diri beribadah
dan melaksanakan ajaran agama yang mereka anut.
7 Conflict
Resolution •
Masalah sering muncul berhubungan dengan kemarahan
suaminya jika Rosa memberitahukan bahwa kedua
puteranya mengamuk di sekolah. Namun hal ini sekarang sudah
jarang terjadi
• Untuk mengatasinya, biasanya
suami Rosa akan menyerahkan keputusan dan penyelesaiannya
pada Rosa •
Menurut Skolnick dalam Lefrancois, 1984
diperlukan adanya keterbukaan pasangan
untuk memecahkan masalah untuk mendapatkan solusi
terbaik.
8 Financial
Management •
Pengelolaan keuangan di pegang oleh suami Rosa
• Rosa mengatakan bahwa tidak
ada kendala yang dihadapi berhubungan dengan ekonomi,
karena suami Rosa rajin menabung walaupun Rosa
enegakui bahwa biaya untuk Olson Fowers dalam
Fournier, 1983 kepuasan perkawinan dipengaruhi
bagaimana menilai sikap dan cara pasangan mengatur
keuangan.
Universitas Sumatera Utara
kedua puteranya sangat besar 9
Sexual Orientation
• Suami Rosa mengungkapkan rasa
sayangnya melalui hadiah •
Aktivitas seksual dilakukan hanya seminggu sekali, bila
suaminya pulang dari tugas ke luar daerah
Menurut Olson Fowers dalam Fournier, 1983,
pasangan mencapai kepuasan perkawinan ketika pasangan
dapat mencapai kepuasan seksual.
10 Family and Friends
• Hubungan antara suaminya dan
keluarganya di rasa Rosa kurang harmonis karena suami Rosa
tidak menunjukkan perhatian kepada keluarga Rosa, begitu
pula sebaliknya.
• Walaupun demikian, keluarga
Rosa tetap memberikan dukungan kepada Rosa dan
suaminya untuk menghadapi kondisi kedua puteranya. Begitu
pula dengan keluarga suaminya, dukungan moril lah yang banyak
diberikan Pusponegoro dan Solek
2007 mengatakan bahwa, penanganan anak-anak
seperti anak dengan gangguan autisme tidak
hanya melibatkan orangtua, tetapi juga saudara-
saudaranya, keluarga penderita dan orang-orang di
lingkungan keluaurga.
11 Children and Parenting
• Pengasuhan anak berada
sepenuhnya di tangan Rosa, karena menurut Rosa, suaminya
kurang sabar dalam menangani anak mereka dan juga sering
bertugas ke luar daerah.
• Rosa selalu menerapkan aturan-
aturan tertentu untuk kedua puteranya, walaupun demikian
Rosa mengharapkan agar si kembar bisa mandiri dalam
mengambil keputusan.
• Suami Rosa jika pulang dari
tugas luar daerah akan mengajak anak-anak bermain dan belajar.
• Harapan untuk Riski dan Riskan
agar keduanya bisa sembuh dan mandiri
• Untuk mewujudkannya, Rosa
mengupayakan tempat terapi, sekolah dan diet untuk kedua
puteranya •
Orangtua harus mengetahui arah dan periode
perkembangan anak mereka yang berbeda dari anak
normal. Kedua orangtua diharapkan untuk saling
membantu agar kemajuan anak dapat terlihat lebih
baik Pusponegoro dan Solek, 2007.
• Menurut Skolnick dalam
Lefrancois, 1984 umumnya setelah menikah Orangtua
akan mengajarkan dasar- dasar dan nilai-nilai agama
yang dianut kepada anaknya dan membiasakan diri
beribadah dan melaksanakan ajaran
agama.
• Papalia 2006, Otoritatif
adalah gaya pengasuhan yang memadukan
penghargaan terhadap individualitas anak dengan
Universitas Sumatera Utara
upaya membentuk nilai sosial secara perlahan
12 Personality Issue Suami Rosa sudah lebih mau memperhatikan kedua putera
mereka dan tidak mudah marah lagi
Dalam menerima kehadiran anak dengan gangguan
autisme, beragam hal terjadi pada diri orangtua. Orangtua
biasanya stres, kecewa, patah semangat, mencari
pengobatan keman-mana, serba khawatir terhadap masa
depan anaknya dan lain-lain Widihastuti, 2007.
13 Egalitarian Role Tidak ada peran tertentu yang menjadi kewajiban salah satu
pihak, semuanya dijalankan seperti sebagaimana mestinya
Menurut Sadli Anggraini, 1995 perkawinan
merupakan perpaduan dan interaksi antara dua orang
atau lebih yang masing- masing mempunyai peranan
sendiri-sendiri sebagai suami istri.
14 Gambaran kepuasan
perkawinan Responden
Rosa merasakan kepuasan karena ia melihat ada berbagai kemajuan
yang ia dapatkan dalam hidupnya seperti kemajuan ekonomi,
kemajuan dalam membenahi kekurangan dirinya dan suami,
serta kemajuan pada anak-anaknya
B. Responden II