Pengertian Bimbingan Manasik Haji

22 b. Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok adalah bimbingan yang menunjuk pada usaha- usaha sistematis dan berencana membantu sekelompok orang yang sedang menghadapi masalah yang sama agar mereka dapat mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah mereka atau mengadakan penyesuaian yang baik terhadap masalah kelompok yang mereka hadapi bersama. c. Bimbingan Langsung Bimbingan langsung adalah usaha-usaha sistematis yang berencana membantu secara langsung kepada seseorang, sesuai dengan namanya proses bimbingan dengan cara tatap muka face to face. d. Bimbingan Tidak Langsung Bimbingan tidak langsung adalah bimbingan yang menunujuk kepada usaha-usaha sistematis dan berencana melalui perantara konselor dan media massa seperti majalah, brosur, buku, radio pamflet dan televisi TV.

4. Tujuan Bimbingan

Adapun tujuan bimbingan adalah sebagai berikut 18 : a. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan, dengan adanya usaha bimbingan diharapkan seseorang dapat mengenal diri sendiri dan lingkungan dimana ia berada. b. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, diharapkan seseorang tidak saja mengenal diri sendiri dan 18 Dewa Ketut Srikandi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Jakarta : PT. Rineka Cipta 2000, cet. 1, h. 27 23 lingkungannya yang serba baik, tetapi mereka juga harus mengenal kekurangan serta keterbatasan yang mereka miliki. c. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal, diharapkan seseorang mampu memutuskan sendiri suatu tindakan yang akan mereka lakukan sesuai dengan kehendak dan keadaan lingkungan mereka. d. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri, diharapkan seseorang mampu mengarahkan diri mereka sendiri berdasarkan kepada keputusan yang diambil sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan mereka. e. Perwujudan diri sendiri, setelah pengenalan diri dan lingkungan, pengambilan keputusan sendiri dan pengarahan diri, akhirnya seseorang diharapkan dapat mewujudkanmerealisasikan dirinya sendiri.

D. Dimensi Kualitas Pelayanan

Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan, tetapi harus dipandang dari sudut penilaian pelanggan. Karena dalam merumuskan strategi dan program pelayanan, perusahaan harus berorientasi pada kepentingan pelanggan dengan memperhatikan komponen kualitas pelayanan. 19 Adapun dimensi kualitas jasa adalah sebagai berikut: 20 1. Tangible bukti langsungberwujud, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan karyawan dan sarana komunikasi. 19 Freddy Rangkuti, Measuring Customer Statisfaction Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002, h. 19. 20 Freddy Rangkuti, Measuring Customer Statisfaction Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan, h. 30