Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tahun 1945 terjadi peristiwa hancurnya kota Hirosima dan Nagasaki oleh bom buatan Amerika. Akibat dari peristiwa tersebut, Jepang tidak memiliki apa-apa lagi, bahan pangan habis, bangunan dan infrastruktur kehidupan seperti jalan raya, listrik, dan sumber air hancur. Kaisar Jepang bertanya kepada pemegang pemerintahan, “sensei wa nannin irun deshou ka?,kira- kira berarti “berapakah banyak guru yang tersisa?” 1 , kaisar Jepang hanya bertanya mengenai jumlah guru yang tersisa, bukan mengenai sistem ekonomi maupun sumber daya alam, karena guru merupakan salah satu sumber daya manusia yang utama untuk membangun suatu negara dan mendidik rakyatnya. Jepang membangun negaranya dengan mendidik penerus bangsa oleh guru-guru yang tersisa, Kegiatan Jepang dalam mencerdaskan bangsanya telah menuai hasil yang signifikan. Korelasi antara kemajuan pendidikan Jepang dan kemajuan industrinya benar-benar terwujud. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan bangsa Jepang tumbuh menjadi negara industri utama di Asia. 2 Berdasarkan hal tersebut pendidikan merupakan prioritas utama untuk kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan sebagainya. Dalam dictionary of psychology 1972 pendidikan diartikan sebagai “the institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes, etc. ” 3 Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan kelembagaan yang digunakan untuk menyempurnakan 1 Priyanto, Hidayatullaah, Making Educational Animation Using Flash, Bandung: Informatika, 2008, hal.2 2 http: blog.beswandjarum.comlalaadhiatma20091016bercermin-pada-pendidikan- jepang, diakses pada 6 januari 2010 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Edisi Revisi, hal.11 1 perkembangan individu mengenai ilmu pengetahuan, kebiasaan, tingkah laku, dan sebagainya. Jepang merupakan salah satu negara yang pemerintahnya sangat memprioritaskan pendidikan, Jepang dan Indonesia memiliki sistem pendidikan yang sama, antara lain : 4 1. Japan and Indonesia education system have same basic structure that has been adopted from America style 6-3-3 system. 2. Both countries have 9 years compulsory of education. 3. The budget system, basically from government to support the education activities and facilities. 4. Both have national test to enter the high education. 5. Both have an organization of parents PTA in Japan and School Committee in Indonesia. 6. Both have education outside the formal school. They are called “Juku” in Japan and “Bimbingan Belajar” in Indonesia. Meskipun mempunyai sistem pendidikan yang sama seperti keterangan diatas tetapi bangsa Indonesia sampai saat ini masih menemui masalah dalam bidang pendidikan. Sistem Pendidikan di Indonesia hanya menyiapkan para siswa untuk masuk ke jenjang perguruan tinggi, atau hanya untuk mereka yang memiliki bakat pada potensi akademik bobot IQ tinggi, sistem pendidikan di Indonesia mementingkan bagaimana menyiapkan 10 penduduk terpandai. Hal ini berbeda dengan Jepang, Jepang lebih mementingkan untuk menyiapkan 50 penduduk terbawah dalam hal IQ untuk disiapkan menjadi tenaga kerja yang handal. Mereka yang sangat tinggi kemampuan akademisnya yang populasinya tidak lebih dari 15, akan masuk ke perguruan tinggi setelah melewati ujian yang cukup ketat. 5 Jadi dapat disimpulkan bawa permasalahannya terletak pada rendahnya mutu pendidikan nasional. Mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Data UNESCO menunjukkan, peringkat 4 http:econservation.blogspot.com200901education-in-japan-and-indonesia.html, diakses pada 3 januari 2010 5 http:afiati.multiply.comjournalitem174Sekolah_di_Jepang_Lebih_Santai , diakses pada 6 januari 2010 matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah. 6 Berdasarkan konferensi pers The First Symposium on Realistic Teaching in Mathematics di Majelis Guru Besar MGB ITB, Jln. Surapati No. 1, Bandung, Senin 161. Peringkat Indonesia berada di bawah Malaysia dan Singapura, ujar Drs. Firman Syah Noor, M.Pd., Ketua Asosiasi Guru Matematika Indonesia AGMI. 7 Pada ruang lingkup yang lebih kecil, permasalahan rendahnya hasil belajar matematika siswa juga terjadi di MAN 4 Model Jakarta. Siswa-siswa di sekolah tersebut masih banyak yang memiliki hasil belajar yang rendah meskipun memiliki fasilitas yang memadai. Hal ini Berdasarkan hasil wawancara, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika, salah satunya adalah jumlah siswa yang terlalu banyak dan beban materi yang terlalu banyak dengan waktu yang terbatas. Hal ini menyebabkan pembelajaran cenderung bersifat konvensional. Pada pembelajaran konvensional siswa cenderung pasif, hanya mendengarkan penjelasan guru, menghafalkan rumus, lalu memperbanyak latihan soal dengan menggunakan rumus yang sudah dihafalkan. Konsekuensinya adalah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa menjadi rendah dan bila siswa diberikan suatu permasalahan yang konteksnya berbeda dengan soal latihan, maka siswa akan mengalami kesulitan. Rendahnya mutu pendidikan matematika tersebut, harus mendapat perhatian yang serius, terutama bagi guru sebagai praktisi pendidikan ditingkat sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka seorang guru dituntut untuk membuat suatu metode baru dalam pengajaran matematika, salah satunya adalah dengan memodifikasi media pembelajaran dalam wahana 6 http:indonesianschool.orgmodulesnewbbviewtopic.php?viewmode=flattopic_id=149 forum=24, diakses pada 23 januari 2010 7 http:www.topix.comforumworldmalaysiaTPKMP1F380BEBFJGS, diakses pada 3 februari 2010 yang menarik sehingga menumbuhkan minat siswa untuk belajar dan akan meningkatkan hasil belajar terutama bidang studi matematika. Berdasarkan penelitian De Porter, manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 70 dari apa yang dikerjakan, 50 dari apa yang didengar dan dilihat audio visual, sedangkan dari yang dilihatnya 30, dari yang didengarnya hanya 20, dan dari yang dibaca hanya 10. 8 Di dalam Al- qur’an, Allah menggambarkan pentingnya peranan media, hal ini termaktub dalam Al- qur’an surat Al-alaq ayat 1-5 :                          1. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam[1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca. Dalam ayat tersebut tersirat sebuah perintah dari Allah SWT kepada manusia, untuk senantiasa memperkaya ilmu pengetahuan dengan suatu isyarat yaitu ’bacalah’. Ketika membaca, kita memerlukan sesuatu untuk dibaca dan sarana untuk membaca, sarana ini disebut media. Heinich., et al. 1996:21 mengemukakan “adaptation of media and specially designed mean c an contribute enormously to effective instructional …” 9 . Hal tersebut mengandung maksud bahwa media yang sesuai dan dirancang khusus akan 8 Priyanto, Hidayatullaah, Making Educational ... hal.2 9 http:syarifartikel.blogspot.com, diakses pada 6 Juli 2009 dapat memberikan dukungan yang sangat besar terhadap efektifitas pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses b elajar, Salah satunya adalah penggunaan media komputer. Media CAI Computer-Asissted Instruction merupakan suatu media dengan bantuan komputer yang menggunakan sistem multimedia, didalamnya terdapat unsur teks, gambar, animasi dan suara. Dengan adanya media ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan Program CAI Computer-Asissted Instruction mempunyai 2 dua karakteristik, yaitu: pertama, CAI Computer-Asissted Instruction merupakan integrated multimedia yang dapat menyajikan suatu paket bahan ajar tutorial yang berisi komponen visual dan suara. Kedua, CAI Computer-Asissted Instruction mempunyai komponen intelligence yang membuat CAI Computer-Asissted Instruction bersifat interaktif dan mampu memproses data atau jawaban dari sipengguna. 10 Kedua karakteritik inilah yang membedakan antara program pembelajaran yang disajikan lewat CAI Computer-Asissted Instruction dengan program pembelajaran yang disajikan lewat media lainnya. Umumnya program-program pembelajaran yang disajikan lewat CAI Computer-Asissted Instruction terlihat lebih bermakna, karena mampu menyajikan suatu model pembelajaran yang bersifat interaktif. Terdapat empat tipe yang dapat digunakan dalam CAI Computer- Asissted Instruction, yaitu : 11 1. Drill and practice praktek dan latihan 2. Tutorials 10 http:www.google.co.idcara -penulisan- naska-program-multimedia-interaktif.html , diakses pada 8 agustus 2009 11 McGraw, Technology for teacher : Mastering New Media and Portofolio Development, United state of America, 2000.on cd 3. Instructional Games 4. Simulation. Tutorials Very effective tools for delivering self-paced instruction of new information. 12 Maksudnya adalah dari keempat tipe yang ada dalam CAI Computer-Asissted Instruction, tutorial merupakan alat yang paling efektif untuk mengirimkan pesan dari sebuah informasi baru atau menjelaskan sebuah materi pelajaran baru. Media CAI Computer-Asissted Instruction dapat disajikan dengan berbagai macam program, diantaranya yaitu power point, macromedia flash dan website. Dengan berkembangnya pengetahuan tentang internet, pengguna internet di kalangan generasi muda Indonesia jelas terus meningkat tajam. Dalam jajak pendapat sebuah media cetak nasional akhir Oktober 2009 dengan 850 responden generasi muda umur 16-30 tahun di 10 kota besar Indonesia, ternyata 81 persen mereka terbiasa mengakses internet dan sekitar 69 persen mereka biasa menggunakan e-mail. 13 Media CAI Computer-Asissted Instruction dengan penyajian menggunakan website web akan menjadi lebih mudah, efektif dan efisien dari penggunanaan media ini. Website web tersebut dapat diakses melalui internet dengan sistem online ataupun tidak menggunakan internet dengan sisitem offline. Di dalam website web tersebut, media akan menyajikan suatu paket bahan ajar tutorial yang berisi komponen visual, media akan mampu memproses data atau jawaban dari sipengguna, memberikan modul, materi pembelajaran, latihan soal, aspek penting yang perlu ada dalam CAI Computer-Asissted Instruction serta semua hal yang dibutuhakan dalam proses pembelajaran secara dinamis. Penggunaan Website dalam media CAI Computer-Asissted Instruction ini adalah Web Enhanced Course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas. 14 12 McGraw, Technology for ...on cd 13 http:www.uinjkt.ac.idindex.phpsection-blog28-artikel1110-internet-pendidikan-dan- budaya.html, diakses pada 6 Agustus 2009 14 http:www.klik-m.comartikel_detail.php?artikel_id=12 , diakses pada 21 Agustus 2009 Seperti yang telah dijelaskan pelaksanaan dari proses pembelajaran di sekolah-sekolah masih sangatlah kurang memuaskan dengan keterbatasan yang ada. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan dana dan kemampuan guru untuk mengembangkan media dan metode pembelajaran yang efektif. Seringkali siswa merasa tidak mengerti dan kurang memahami dari pelajaran yang diberikan oleh guru. Salah satu penyebabnya adalah penjelasannya yang kurang jelas, hal ini disebabkan oleh metode yang diajarkan tidak menarik, kurang variatif, dan fasilitas yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran.. Oleh karena itu, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa media CAI Computer-Asissted Instruction tipe tutorial dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa yang berhubungan dengan tingkat hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa tersebut. Dari berbagai fenomena empirik yang telah penulis kemukakan di atas, oleh karena itu penulis ingin mengangkat penelitian ini sebagai skripsi yang berjudul: “PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA CAI COMPUTER-ASSISTED INSTRUCTION DENGAN TIPE TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA“.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media Puzzle Dalam Materi Bangun Ruang Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Di SD

4 27 146

Pengaruh pembelajaran matematika menggunakan media cai Computer-assisted instruction dengan tipe simulasi terhadap motivasi belajar matematika siswa

1 12 170

Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Gerak

1 4 246

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 17

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 4 16

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA.

0 1 27

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN CAI (COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION) MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA.

0 7 53

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

0 0 10

PENGARUH PENGUNAAN MEDIA REALITA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

0 1 10

META-ANALISIS PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ARTIKEL PENELITIAN

0 0 11