Interaksi Dengan guru Sosialisasi Remaja Homeschooling

133 Vina bertanya kepada Angel:”jadi naik apa perginya, sama supir Angel” Angel hanya mengangguk. Sebab ketakutan dari orangtuanya akan lingkungan sekitar, membuat Angel payah untuk bergerak, bahkan naik angkot saja, dia tidak diperbolehkan sama orangtuanya. Lain halnya dengan Geby, Geby di beri kebebasan sama orangtuanya buat keluar dari lingkungan rumah dan sekolah, berdasarkan hasil wawancara saya dengan mamanya Geby bahwa mamanya sangat berharap supaya anaknya mau bermain di luar, mau jalan-jalan dengan temannya, tetapi memang Gebynya sendiri yang sifatnya pemalu serta takut sama orang, itu yang membuatnnya payah untuk bergaul dengan lingkungannya.

4.2.2 Interaksi Dengan guru

Sosialisasi sendiri sebenarnya memiliki dua bentuk, yaitu sosialisasi vertika lintas-umur dan sosialisasi horizontal teman sebaya. Sosialisasi anak homeschooling adalah sistem sosialisasi vertikal, karena anak homeschooling menganggap guru sebagai temannya, sosok guru bukanlah hanya untuk memberi ilmu, tetapi juga bisa menjadi teman cerita buat si anak. Proses interaksi pada remaja homeschooling lebih baik terjadi dengan gurunya dari pada dengan orangtua dan temannya, karena setiap harinya ia lebih intens bertemu dengan gurunya. 134 Seperti pada gambar di bawah ini, setelah selesai belajar Angel berbicara dengan gurunya: Gambar 4: Informan Angel sedang bersama gurunya Mereka bisa bebas berbicara apa saja dengan gurunya, soal keinginannya dan kemauannya. Menganggap guru adalah teman salah satu perbedaan homeschooling dengan sekolah pada umumnya. Bahkan di homeschooling, saat si siswa bosan dengan pelajarannya, maka si siswa bisa ngomong langsung ke gurunya, kalau dia bosan dan mau istirahat, padahal itu masih jam belajar bukan jam istirahat. Seperti yang dilakukan Angel dan Geby. Misalnya Angel, Angel tidak suka belajar pelajaran bahasa Indonesia, tetapi karena permintaan orangtunya supaya anaknya belajar pelajaran yang khusus di UN kan saja, mau tidak mau Angel belajar bahasa Indonesia. Pernah 135 suatu hari, ketika dia belajar bahasa Indonesia bersama gurunya, karena topik pembahasannya yang tidak dia sukai, dia langsung bilang ke gurunya, “ibu udahlah selesai belajarnya, gak asyik pembahasannya buat ngantuk bu”, sang guru hanya menuruti kemauan siswanya sambil, sang guru hanya menuruti kemauan siswanya sambil berkata “tapi topik yang ibu kasih ini nanti masuk di dalam ujian, kalau angel gak mau belajar gimana bisa ngerti”. Ganti lah bu topik lain, nanti aja kita bahas topik itu kalau Angel lagi gak males”. Pernah suatu hari ketika itu hari senin, setiap hari senin Angel belajar pelajaran Ekonomi dengan ibu Nurma. Kebiasaan Angel tidak pernah ontime saat belajar di les pertama, karena dia memang sangat susah buat bangun pagi. Jadi gurunya berkata : “Angel kamu sangat banyak ketinggalan pelajaran, bisa gak kamu setiap senin pagi datang jang telat, banyak sekali pelajaran yang kamu ketinggalan” dan Angel menjawab: “ihhh bu payah kali lah aku bangun pagi, sampe pernah di siram air sama maam tetap aja payah bangunnya, cemmana lagi bu”, terus gurunya berkata: “itu udh kebiasaan kamu Gel, diubah lah dari sekarang, mau gak kamu berubahnya”, dan Angel berkata: “mau bu, tapi cemmana caranya, emang dari dulu payah bangun pagi, tadi lagi di rumah di marahin sama mama karena Angel telat buat belajar”. Sama halnya dengan Angel, Geby pun begitu, saat dia bosan belajar, dia gak peduli waktu dan kondisi, pada saat gurunya sedang asyik menerangkan, dia bisa memberhentikan gurunya dan berkata: “ibu udahlah belajarnya, sambung aja nanti, aku bosan mau istirahat sebentar” dan gurunya memang sangat penyabara, 136 semua guru di primagama homeschooling dalam proses mengajar memang sangat penyabar dan mengikuti kemauan siswa selama materi pelajaran itu dapat si guru sampaikan. Mendengar permintaan Geby seperti itu, gurunya pun berhenti menerangkan dan duduk disebelah saya, sambil menunggu Geby yang lagi bosan gak mau belajar, saya pun banyak bertanya dengan gurunya seputar Geby. Karena bosan belajar Geby mengambil waktu itu buat menggambar, sambil menggambar dia makan, dan menawarkan makanannya itu kepada gurunya dan saya, jadi waktu 20 menit yang seharusnya digunakan untuk belajar jadi terpakai habis hanya buat cerita-cerita dan makan-makan serta Geby yang asyik menggambar. Geby sangat tidak suka dengan lagu-lagu India, jadi pernah suatu hari saat sedang belajar pada saat itu Geby memang lagi malas buat mencatat, jadi si guru berbicara kepadanya “ Geby kalau gak mau mencatat ibu nyanyi lagu Indianya” dan Geby pun menjawab “ahhhhh jangan, tidak-tidak” , “makanya kalau gak mau ibu nyanyi cepat catat itu, kira-kira ibu mau nyanyi lagu apanya?” ahhhh jangan bu jangan, ne Geby mencatat”. Itulah lelucon antara guru dengan muridnya saat di jam belajar. Lelucon seperti ini jarang kita dapatin di sekolah formal, hanya ada di homeschooling, yang menjadikan guru adalah tepat bagi si murid, dan si murid menjadi teman bagi si guru. 137

4.2.3 Interaksi Dengan Teman Sebaya