67
Dengan demikian fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengecer lokal pada saluran pemasaran III dan IV adalah fungsi pertukaran
yaitu fungsi penjualan dan fungsi pembelian, fungsi fisik berupa fungsi pengangkutan dan fungsi penyimpanan serta fungsi fasilitas berupa fungsi
penanggungan risiko, fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar.
6.3. Struktur Pasar
Struktur merupakan karakteristik yang menggambarkan kondisi suatu pasar dalam hal jumlah penjual dan pembeli, keadaan produk atau komoditi yang
dijual dalam pasar, kemudahan dalam keluar dan masuk pasar, serta bagaimana pelaku pasar dapat memperoleh informasi pasar yang dibutuhkan dalam transaksi
dan kegiatan pertukaran yang terjadi di dalam pasar. Struktur pasar dan perilaku pasar yang nantinya akan memperlihatkan bagaimana keragaan pemasaran sehari-
harinya.
1. Jumlah Penjual dan Pembeli
Petani responden di Kelurahan Brebes berjumlah 30 orang, Jumlah petani ini akan berhadapan dengan pedagang pengumpul yang hanya
berjumlah 10 orang. Selanjutnya pedagang pengumpul akan menjual bawang merah yang telah dikumpulkan ke pedagang pengirim yang
berjumlah 4 orang yang akan menjual bawang merah ke pedagang besar non lokal di daerah Jawa tengah dan Jawa Barat dan ke pedagang besar di
daerah Palembang dan Jambi. Pedagang pengirim dalam menjual bawang merah asal Brebes ini
bersaing dengan pedagang pengirim lainnya dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat seperti Majalengka, Cirebon, dan daerah lainnya.
Pedagang besar yang terlibat sebagai responden dalam kegiatan pemasaran komoditas bawang merah baik di pasar lokal maupun di pasar non lokal
berjumlah 5 orang. Pedagang besar lokal dan pedagang besar non lokal juga akan bersaing dengan pedagang besar lainnya untuk menjual bawang
merah ke pedagang pengecer. Pedagang besar ini akan berhadapan dengan pedagang pengecer yang jumlahnya banyak dan tersebar di berbagai
tempat.
68
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 orang petani responden tersebut, dapat dilihat bahwa pasar komoditas bawang merah
terkonsentrasi pada saluran pemasaran I yaitu dengan volume sebesar 83,26 persen yang dilakukan oleh 22 orang petani responden yang berarti
bahwa pola saluran pemasaran I menguasai pangsa pasar yang lebih besar daripada pola saluran pemasaran lainnya.
2. Keadaan Produk
Bawang merah yang dihasilkan petani Kelurahan Brebes beragam dari segi harga jual, tergantung kualitas dan ukuran bawang merah tersebut
dan hasil tawar-menawar yang dilakukan antar masing-masing lembaga pemasaran.
Pada pola saluran pemasaran I dari petani hingga ke pedagang besar non lokal Sumatra bawang merah dikirim dalam bentuk bawang
merah dengan daun dan homogen, dalam arti tidak dibedakan berdasarkan ukurannya. Penjualan bawang merah dalam bentuk bawang merah dengan
daun bertujuan untuk memudahkan dalam penghitungan jumlah ikatan untuk memastikan jumlah yang dikirim oleh pedagang pengirim sesuai
dengan jumlah yang diterima oleh pedagang besar non lokal Sumatra. Dari pedagang besar non lokal hingga ke konsumen akhir, bawang merah
yang diperdagangkan berbentuk bawang merah tanpa daun dan telah dibedakan berdasarkan ukuran besar kecilnya.
Pada pola saluran pemasaran II dari petani hingga ke pedagang pengumpul bawang merah yang dijual berbentuk bawang merah dengan
daun. Sedangkan dari pedagang pengumpul hingga ke konsumen bawang merah yang dijual berbentuk bawang merah tanpa daun. Bawang merah
yang diperdagangkan dari petani hingga pedagang besar non lokal tidak dibedakan berdasarkan ukurannya atau homogen, sedangkan dari
pedagang besar non lokal hingga ke konsumen akhir, bawang merah yang diperdagangkan dibedakan beradasarkan ukurannya.
Pada pola saluran pemasaran III dari petani ke pedagang besar lokal bawang merah dijual dalam bentuk bawang merah tanpa daun dan
69
tidak dibedakan berdasarkan ukurannya, sedangkan dari pedagang besar lokal hingga ke konsumen akhir bawang merah juga dijual dalam bentuk
bawang merah tanpa daun namun telah dibedakan berdasarkan ukurannya. Pada pola saluran pemasaran IV, dari petani hingga ke konsumen akhir
bawang merah dijual dalam bentuk bawang merah tanpa daun. Dari petani hingga ke pedagang pengecer, bawang merah yang diperdagangkan tidak
dibedakan berdasarkan ukurannya, sedangkan dari pedagang pengecer hingga ke konsumen akhir, bawang merah dibedakan berdasarkan
ukurannya. Pada dasarnya tidak ada ukuran yang baku dalam penentuan
ukuran dalam kegiatan standarisasi dan grading bawang merah, pembedaan ini tergantung dari ukuran dan pandangan yang diterapkan
oleh masing-masing pedagang.
3. Syarat Keluar Masuk Pasar
Pada dasarnya, ada beberapa hambatan yang mempengaruhi kebebasan bagi pelaku pasar untuk keluar dan masuk pasar. Bagi petani,
hambatan masuk pasar tergolong relatif rendah, karena kebutuhan modal dalam menjalankan kegiatan usahatani bawang merah terhitung lebih
rendah daripada kebutuhan modal pelaku pemasaran lainnya. Kebutuhan modal petani bawang merah untuk lahan seluas 0,5 Ha hanya sekitar Rp
22.000,000 dengan jumlah produksi 4.000 kilogram bawang merah. Sedangkan di tingkat pedagang pengumpul hambatan untuk keluar masuk
pasar lebih besar, karena dibutuhkan modal yang besar untuk dapat membeli bawang merah dalam jumlah besar dan menyimpannya untuk
jangka waktu tertentu pada saat harga bawang merah di tingkat petani lebih tinggi daripada di tingkat pedagang pengirim. Selain itu pedagang
pengumpul dan pedagang pengirim juga memerlukan modal untuk menanggung biaya-biaya pemasaran. Pedagang pengumpul yang ada di
Kelurahan Brebes umumnya telah memiliki keterikatan dengan petani sebagai produsen bawang merah dan dengan pedagang pengirim sebagai
pembeli bawang merah yang dijual oleh pedagang pengumpul. Hal
70
tersebut juga menjadi hambatan bagi pedagang pengumpul untuk keluar dan masuk pasar.
Bagi pedagang pengirim hambatan keluar dan masuk pasar juga besar. Hal tersebut disebabkan karena untuk menjadi pedagang pengirim
memerlukan modal yang besar untuk dapat membeli bawang merah dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu, pedagang pengirim yang ada di
Kelurahan Brebes telah memiliki keterikatan dengan pedagang pengumpul sebagai pemasok bawang merah dan dengan pedagang besar sebagai
pembeli bawang merah yang dijual oleh pedagang pengirim. Di tingkat pedagang besar, hambatan masuk pasar juga tergolong
tinggi, karena besarnya modal yang dibutuhkan oleh pedagang besar untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran terutama fungsi pertukaran untuk
membeli bawang merah dalam jumlah besar dan untuk melakukan fungsi fisik seperti penyimpanan dan pengangkutan. Fungsi pengangkutan bagi
pedagang besar terutama yang berada di luar Jawa membutuhkan modal yang sangat besar, karena seluruh biaya dalam proses pengangkutan
bawang merah dari daerah asalnya di Brebes hingga ke daerah tujuan membutuhkan biaya yang besar dengan risiko yang besar pula. Modal
lainnya yang dibutuhkan oleh pedagang besar adalah biaya tenaga kerja. Selain itu pedagang besar juga memiliki keterikatan dengan pedagang
pengirim sebagai pemasok bawang merah. Bagi pedagang pengecer hambatan masuk pasar sangat rendah,
karena pembelian dilakukan dalam jumlah kecil, yaitu kurang dari 300 kilogram sehingga modal yang dibutuhkan pun relatif kecil. Pedagang
pengecer tidak memiliki keterikatan dengan pedagang besar, sehingga pedagang pengecer dapat membeli bawang merah yang akan dijualnya
dari pedagang besar lain.
4. Sumber Informasi Pasar
Dalam kegiatan pemasaran bawang merah, informasi pasar utama yang paling diperlukan adalah informasi harga, karena harga bawang
merah yang cenderung fluktuatif membuat pelaku pasar harus terus
71
mendapatkan informasi terbaru mengenai harga agar tidak dirugikan dalam transaksi-transaksi yang dilakukan dengan pelaku pasar lain.
Informasi pasar mengenai harga yang akan ditawarkan pada saat memasarkan bawang merah diperoleh petani dari sesama petani, pedagang
yang ada di pasar lokal dan dari berita di radio lokal. Petani tidak memerlukan biaya untuk mendapatkan informasi pasar mengenai harga
bawang merah. Informasi pasar mengenai harga yang akan ditawarkan oleh pedagang pengumpul diperoleh pedagang pengumpul dari sesama
pedagang pengumpul, dari petani produsen dan dari pedagang yang ada di pasar lokal. Untuk dapat mendapatkan informasi pasar mengenai harga
yang berlaku, pedagang pengumpul tidak memerlukan biaya. Pedagang pengirim memperoleh informasi pasar mengenai harga
yang akan ditawarkan dari sesama pedagang pengirim, pedagang yang ada di pasar lokal dan dari pedagang besar di daerah tujuan penjualan. Untuk
dapat mengetahui harga yang berlaku di pasar di daerah tujuan, pedagang pengirim aktif mencari informasi melalui pedagang besar langganannya di
daerah tujuan pengiriman. Informasi pasar mengenai harga yang akan ditawarkan diperoleh pedagang besar dari sesama pedagang besar, harga
yang terjadi di pasar dan dari pedagang pengirim. Pada pola saluran pemasaran III informasi pasar mengenai harga diperoleh dari sesama
pedagang besar, harga yang terjadi di pasar dan dari petani. Informasi pasar mengenai harga yang akan ditawarkan diperoleh pedagang pengecer
dari harga yang terbentuk di pasar dan dari pedagang besar. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan untuk masing-masing
jenis struktur pasarnya, maka dapat disimpulkan bahwa struktur pasar yang terjadi di tingkat petani bawang merah di Kelurahan Brebes bersifat
pasar persaingan sempurna karena banyaknya jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan pemasaran bawang merah, dimana petani tidak dapat
mempengaruhi harga dan petani bebas untuk keluar masuk pasar. produk yang dihasilkan petani bersifat homogen yang terlihat dari tidak adanya
fungsi standarisasi dan grading yang dilakukan oleh petani. Pada saat penelitian dilakukan, responden petani bawang merah berjumlah 30 orang.
72
petani tidak memerlukan biaya untuk mendapatkan informasi mengenai harga. Karena banyaknya jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan
pemasaran, maka kedudukan petani dalam sistem pemasaran sangat lemah, petani hanya bertindak sebagai price taker.
Struktur pasar yang dihadapi oleh pedagang pengumpul di Kelurahan Brebes adalah oligopoli karena jumlah penjual dan pembeli
yang terlibat dalam kegiatan pemasaran bawang merah pada tingkat pedagang pengumpul sedikit. Terdapat hambatan bagi pedagang lain untuk
memasuki pasar pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul memiliki keterikatan dengan petani. Setiap pedagang pengumpul telah memiliki
petani langganan. Jumlah pedagang pengumpul di Kelurahan Brebes lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah petani.
Struktur pasar yang dihadapi oleh pedagang pengirim di Kelurahan Brebes adalah oligopoli karena jumlah penjual dan pembeli yang terlibat
dalam kegiatan pemasaran bawang merah pada tingkat pedagang pengirim sedikit. Terdapat hambatan bagi pedagang lain untuk memasuki pasar
pedagang pengirim. Pedagang pengirim memiliki keterikatan dengan pedagang pengumpul. Setiap pedagang pengirim telah memiliki pedagang
pengumpul langganan. Jumlah pedagang pengirim di Kelurahan Brebes lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pedagang pengumpul.
Struktur pasar yang dihadapi oleh pedagang besar di Kelurahan Brebes dan di luar Kelurahan Brebes adalah oligopoli karena jumlah
penjual dan pembeli yang terlibat dalam kegiatan pemasaran bawang merah pada tingkat pedagang besar sedikit. Terdapat hambatan bagi
pedagang lain untuk memasuki pasar pedagang besar. Pedagang besar memiliki keterikatan dengan pedagang pengirim dan dengan petani. Setiap
pedagang besar telah memiliki pedagang pengirim dan petani langganan. Bawang merah yang dijual oleh pedagang besar bersifat heterogen, karena
pedagang besar melakukan fungsi standarisasi dan grading pada bawang merah yang akan dijualnya, sehingga bawang merah yang dijual dibedakan
berdasarkan ukuran besar dan kecilnya.
73
Struktur pasar yang dihadapi oleh pedagang pengecer adalah pasar persaingan monopolistik. Jumlah penjual dan pembeli yang terlibat dalam
kegiatan pemasaran bawang merah di tingkat pedagang pengecer banyak. Bawang merah yang dijual di tingkat pedagang pengecer bersifat
heterogen, karena dibedakan berdasarkan ukuran besar dan kecilnya. Hambatan keluar dan masuk pasar pada pasar yang dihadapi pedagang
pengecer relatif mudah, karena tidak adanya hambatan bagi pedagang pengecer lain untuk memasuki pasar.
6.4. Perilaku Pasar