50
panen serta pasca panen lain seperti pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan. Pedagang pengumpul datang langsung ke lahan petani untuk membeli hasil panen
petani. Sisanya 2 orang petani responden pada pola saluran pemasaran III menjual hasil panennya sebesar 3,10 persen atau sebanyak 3.500 kilogram kepada 1 orang
pedagang besar. Sebanyak 3 orang petani responden pada pola saluran pemasaran IV menjual hasil penennya sebesar 3,01 persen atau sebanyak 3.400 kilogram
kepada 3 orang pedagang pengecer yang diambil sebagai sampel. Petani responden yang ada pada pola saluran pemasaran III dan pola saluran pemasaran
IV menjual hasil panennya tanpa melalui pedagang pengumpul, karena petani responden tersebut hanya menghasilkan bawang merah dalam jumlah kecil. Pola
saluran pemasaran tersebut diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara terhadap 30 orang responden petani di Kelurahan Brebes.
6.1.1. Pola Saluran Pemasaran I
Dari hasil analisis pola saluran pemasaran dapat dilihat bahwa pola saluran pemasaran yang paling banyak digunakan oleh petani responden di Kelurahan
Brebes adalah pola saluran pemasaran I, yaitu digunakan oleh 22 orang petani responden atau sebesar 83,26 persen. Melalui saluran pemasaran ini, volume
bawang merah yang dipasarkan sebanyak 94.000 kilogram. Petani menjual hasil panennya langsung ke pedagang pengumpul, kemudian pedagang pengumpul
menjualnya ke pedagang pengirim untuk dijual kembali ke pedagang besar non lokal di daerah Sumatra seperti Palembang dan Jambi. Dari pedagang besar non
lokal, bawang merah dijual kembali ke pedagang-pedagang pengecer di daerah tujuan untuk dijual kembali ke konsumen akhir.
Banyaknya petani responden yang menggunakan pola saluran pemasaran ini dipengaruhi oleh keterikatan antara petani dengan pedagang pengumpul.
Keterikatan antara petani dengan pedagang pengumpul terjadi karena pedagang pengumpul meminjamkan modal kepada petani pada saat petani mulai menanam
bawang merah. Hal ini menimbulkan rasa keterikatan pada petani sehingga petani menjual hasil panennya kepada pedagang pengumpul tersebut. Sistem penentuan
harga antara petani dengan pedagang pengumpul ditentukan pada saat menjelang panen bawang merah. Pedagang pengumpul yang akan membeli hasil panen
51
petani akan mendatangi petani untuk melihat kondisi lahan petani dan tanaman bawang merah untuk dapat memperkirakan jumlah bawang merah yang akan
dihasilkan. Setelah itu, pedagang pengumpul akan melakukan tawar menawar harga dengan petani untuk menentukan harga jual bawang merah hasil panen
hingga mencapai harga kesepakatan dengan petani. Petani yang menggunakan pola saluran I adalah petani dengan skala usaha
sedang hingga besar, dengan luas lahan rata-rata lebih dari 0,5 hektar. Hal ini dikarenakan pedagang pengirim lebih menginginkan kerjasama jangka panjang
dengan petani yang berproduksi dalam skala besar.
6.1.2. Pola Saluran Pemasaran II
Pola saluran pemasaran II digunakan oleh 3 orang petani responden atau sebesar 10,63 persen. Melalui pola saluran pemasaran ini, petani memasarkan
bawang merah sebanyak 12.000 kilogram yang dijual kepada pedagang pengumpul. Sistem penentuan harga yang dilakukan antara petani dengan
pedagang pengumpul sama seperti yang dilakukan pada pola saluran pemasaran I, yaitu pedagang pengumpul mendatangi petani menjelang panen untuk meminta
persetujuan pembelian. Setelah itu pedagang pengumpul akan mendatangi lahan petani untuk memperkirakan jumlah yang akan dipanen dari lahan petani tersebut.
Perkiraan hasil panen diperoleh pedagang pengumpul dengan melihat kondisi tanaman, serta sampel bawang merah yang dihasilkan dari tanaman tersebut.
Selain itu, perkiraan hasil panen juga didapat pedagang pengumpul dari catatan hasil panen petani di musim panen sebelumnya. Setelah memperkirakan hasil
panen yang akan dibelinya, pedagang pengumpul akan melakukan tawar menawar dengan petani mengenai harga total bawang merah yang akan dibeli hingga
mencapai kesepakatan. Dari pedagang pengumpul kemudian bawang merah dijual ke pedagang
pengirim yang akan mengirimkan hasil panen tersebut ke beberapa pedagang besar non lokal Jawa yang berlokasi di daerah-daerah di Jawa Barat, seperti
Cirebon, Kuningan, Jakarta, dan beberapa daerah di Jawa Tengah. Dari pedagang besar non lokal Jawa bawang merah akan dijual kembali ke beberapa pedagang
pengecer di daerah tujuan untuk dijual kembali ke konsumen akhir.
52
6.1.3. Pola Saluran Pemasaran III