dan 17,50 . Indikator kemampuan berpikir reflektif matematis pada indikator mengevaluasi menunjukkan bahwa persentase skor rata-rata kelas
ekperimen lebih tinggi dari persentase skor rata-rata kelas kontrol dengan rata- rata skor masing-masing sebesar 83,63 dan 55,88 . Indikator kemampuan
berpikir reflektif matematis pada indikator mengidentifikasi menunjukkan bahwa persentase skor rata-rata kelas ekperimen lebih tinggi dari persentase
skor rata-rata kelas kontrol dengan rata-rata skor masing-masing sebesar 3,50 dan 2,50 . Indikator kemampuan berpikir reflektif matematis pada
indikator menarik analogi menunjukkan bahwa persentase skor rata-rata kelas ekperimen lebih tinggi dari persentase skor rata-rata kelas kontrol dengan rata-
rata skor masing-masing sebesar 65,50 dan 50,00 . Skor persentase masing-masing keempat indikator kemampuan berpikir reflektif matematis
siswa di atas menunjukkan bahwa kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hanya
saja pada indikator mengidentifikasi memiliki nilai rata-rata yang paling kecil dibandingkan dengan indikator yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran MASTER belum dapat meningkatkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa indikator mengidentifikasi
secara maksimal.
B. Pengujian Hipotesis
Sebelum menguji kesamaan rata-rata kedua kelompok menggunakan Uji t, diperlukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas terlebih
dahulu.
1. Uji Normalitas Hasil Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat. Hasil perhitungan kelompok eksperimen diperoleh
�
2 hitung
sebesar 1,17 sedangkan hasil perhitungan kelompok kontrol diperoleh
�
2 hitung
sebesar 7.09. Uji tabel kritis Chi Kuadrat dengan derajat bebas db = 3 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh
�
2 tabel
sebesar
7,815. Hal ini menunjukkan bahwa �
2 hitung
kelompok eskperimen maupun �
2 hitung
kelompok kontrol nilai nya kurang dari �
2 tabel
dengan derajat bebas db = 3 pada taraf signifikansi 0,05
�
2 hitung
�
2 tabel
. Hal ini menjelaskan bahwa Ho diterima, sehingga data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Hasil dari uji normalitas menggunakan uji Chi Kuadrat tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data
Kelompok
�
2 hitung
�
2 tabel
Kesimpulan
Eksperimen 1,17
7,815 Terima Ho
Kontrol 7.09
7,815
Karena pada dua keleompok �
2 hitung
kurang dari �
2 tabel
Ho diterima maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Hasil Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa
Setelah kedua kelompok sampel dinyatakan berada pada populasi yang berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji
homogenitas untuk mengetahui apakah kedua kelompok berasal dari populasi yang sama homogen atau tidak. Uji homogenitas kedua kelompok tersebut
menggunakan uji Fisher. Data dikatakan homogen jika F
hitung
F
tabel
berdasarkan taraf signifikansi 0,05. Hasil perhitungan diperoleh bahwa F
hitung
= 4,24 dan F
tabel
= 1,82 pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang 36 dan derajat kebebasan penyebut 29. Hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel
berikut.