Faktor Ekstern Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar
Selanjutnya, kata atau istilah pembelajaran dan penggunaannya masih tergolong baru, yang mulai populer semenjak lahirnya Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 menyataan bahwa “pembelajaran diartikan
sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkung
an belajar”.
32
Menurut Winkel “pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan
kejadian-kejadian ekstrem yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami
siswa”.
33
Konsensus Knowles juga berpendapat bahwa “pembelajaran merupakan suatu proses tempat perilaku diubah, dibentuk,
atau dikendalikan”.
34
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu rangkaian aktivitas atau kegiatan siswa dan guru dalam wujud
interaksi dinamis yang didasarkan adanya hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk membelajarkan siswa sehingga terjadi
perubahan perilaku yang positif dalam dirinya. Menurut Trianto, Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu- ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya
35
. Sejalan dengan pendapat Trianto, Sapriya mengemukakan bahwa: Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan nama mata
pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan
36
.
32
Undang-Undang SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: FOKUSMEDIA, 2009, h. 4
33
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Bogor : Ghalia Indonesia, 2010, h. 12
34
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, Bandung: PT, Remaja Rosdakarya, 2011, h. 13
35
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, h. 171
36
Sapriya, pendidikan IPS, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, h. 20
Selanjutnya menurut Badan Standar Nasional Pendidikan BNSP, Ilmu Pengetahuan Sosial IPS adalah ilmu yang mempelajari seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu isu sosial
37
. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah
nama mata pelajaran yang diintegrasikan dengan berbagai cabang disiplin ilmu sosial, humaniora, sains dan berbagai isu- isu sosial yang terjadi di masyarakat.
Dari pengintegrasian berbagai ilmu-ilmu sosial tersebut siswa diharapkan dapat mempunyai kemampuan afektif, kognitif, psikomotorik, secara utuh. Selain itu,
mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki
kehidupan masyarakat. Dengan mempelajari IPS siswa akan dibekali pengetahuan agar dapat berinteraksi dengan kehid
upan nyata mereka di masyarakat. “Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai”
38
. Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek „pendidikan‟ dari pada
transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap,
nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. IPS juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan
masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di
lingkungan sekitarnya.
37
Undang- undang Permendiknas tahun 2006, h. 575
38
Undang- undang Permendiknas Tahun 2006, h. 575