PENUTUP A. Hubungan Kreativitas Guru dalam Mengajar Akidah Akhlak dengan Pengembangan Aspek Afektif Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta.

ix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Profil Sekolah Lampiran 2 : Angket Penelitian Lampiran 3 : Distribusi Frekuensi Variabel X Lampiran 4 : Distribusi Frekuensi Variabel Y Lampiran 5 : Uji Validitas Variabel X Lampiran 6 : Uji Validitas Variabel Y Lampiran 7 : Uji Reliabilitas Variabel X Lampiran 8 : Uji Reliabilitas Variabel Y Lampiran 9 : Uji Normalitas Variabel X Lampiran 10 : Uji Normalitas Variabel Y Lampiran 11 : Uji Homogenitas Lampiran 12 : Uji Korelasi antara Variabel X dan Y Lampiran 13 : Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara Guru Akidah Akhlak Lampiran 14 : Hasil Observasi Kreativitas guru dalam mengajar Akidah Akhlak Lampiran 15 : Hasil Observasi Pengembangan Aspek Afektif Siswa Lampiran 16 : Tabel R Product Moment Lampiran 17 : Tabel F Lampiran 18 : Format Uji Referensi Lampiran 19 : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 20 : Surat Keterangan Observasi Lampiran 21 : Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya untuk meningkatkan kualitas manusia dibutuhkan suatu pembelajaran melalui pendidikan. Menurut Zakiah, “Pendidikan berusaha mengubah keadaan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat berbuat menjadi dapat berbuat, dari tidak bersikap seperti yang diharapkan menjadi bersikap seperti yang diharapkan ”. 1 Masalah dalam pendidikan saat ini yaitu sistem pendidikan cenderung menepatkan porsi pengajaran lebih besar daripada porsi pendidikan sehingga kegiatan pendidikan cenderung diidentikan dengan proses peningkatan kemampuan, keterampilan, dan kecerdasan belaka. Sementara untuk urusan pembentukan kepribadian unggul belum diperhatikan secara mendasar. Suasana ini berakibat langsung pada orientasi pembelajaran yang lebih mengutamakan proses penguasaan materi dan nilai daripada pembentukan kepribadian. Dalam tujuan pendidikan dinyatakan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang menjelaskan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. 2 Tujuan pendidikan menyatakan bahwa pencapaian hasil belajar pada siswa ada tiga yaitu meliputi aspek kogniitif pengetahuan, aspek psikomotorik aspek keterampilan, dan aspek afektif sikap. Pendidikan Akidah Akhlak merupakan salah satu pelajaran yang diberikan mulai tingkat SDMI sampai perguruan tinggi. Mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk 1 Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, Cet 2, h.72 2 UU RI No 21 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h.5 1 mengenal, menghayati, dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan, pengalaman, keteladanan dan pembiasaan. Hal ini menyatakan bahwa mata pelajaran Akidah Akhlak yang menempati kedudukan yang sangat sentral dalam pembentukan kepribadian siswa yang lebih baik. Baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Tujuan sasaran yang hendak dicapai dari pendidikan Akidah Akhlak adalah menanamkan dasar-dasar akhlak sehingga dapat merubah tingkah laku yang kurang baik menjadi lebih baik dan dapat mengamalkan akhlak yang baik. Tetapi pada kenyataannya tujuan pendidikan Akidah Akhlak belum tercapai. Hal ini terlihat masih adanya kemorosotan akhlak pada siswa. Pada proses pembelajaran Akidah Akhlak perhatian guru terhadap aspek afektif siswa harus lebih dominan karena aspek afektif berkaitan dengan tingkah laku dan sikap siswa selama proses pembelajaran. Akan tetapi pada saat ini guru dalam mengajarkan akidah akhlak hanya menekankan pada aspek kognitif saja kurang memperhatikan aspek afektif siswa. Aspek afektif siswa yang kurang diperhatikan guru ketika dalam pembelajaran seperti sikap siswa yang tidak peduli kepada guru, kurang berminat terhadap pelajaran Akidah Akhlak, kurang memiliki rasa hormat dan santun kepada guru, dan siswa tidak dapat mengendalikan emosi. Proses pembelajaran yang hanya menekan aspek kognitif maka akan berakibat pada penilaian yang dilakukan guru yaitu menggunakan penilaian hasil kognitif siswa, tidak menerapkan penilaian dari aspek afektif. Padahal ukuran keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak terlihat dari akhlak dan tingkah laku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dari guru yang lebih memperhatikan penilaian kognitif yaitu tidak adanya kesesuaian antara nilai kognitif dengan perilaku siswa. Siswa yang mendapatkan nilai bagus pada pembelajaran Akidah Akhlak belum tentu memiliki perilaku yang baik. Hal ini menunjukkan siswa belum menghayati nilai-nilai dalam pelajaran Akidah Akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu faktor eksternal yang dapat meningkatkan mutu hasil belajar siswa adalah peranan seorang guru. Keutamaan profesi guru dalam agama Islam sangatlah besar sehingga Allah menjadikannya sebagai tugas yang diemban Rasulullah SAW, sebagaimana dalam firman-Nya dalam surat Al-Imran:164                           Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata . Peranan guru dalam meningkatkan mutu hasil belajar siswa sangat penting. Hal ini dijelaskan menurut pendapat Abdul Majid menyatakan bahwa: Guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Para pakar menyatakan bahwa betapa pun bagusnya suatu kurikulum, hasilnya sangat tergantung pada apa yang dilakukan guru di dalam maupun di luar kelas. Kualitas pembelajaran yang sesuai dengan rambu-rambu Pendidikan Agama Islam dipengaruhi pula oleh sikap guru yang kreatif untuk memilih dan melaksanakan berbagai pendekatan dan model pembelajaran, karena profesi guru menuntut sifat kreatif dan kemauan mengadakan improvisasi. Oleh karena itu guru harus menumbuhkan dan mengembangkan sikap kreatifnya dalam mengelola pembelajaran dengan memilih dan menetapkan berbagai pendekatan, metode, media pembelajaran yang relevan dengan kondisi siswa dan pencapaian kompetensi. 3 Guru yang memiliki kemampuan kreatif dalam mengajar sangat dibutuhkan bagi siswa, karena dengan guru yang memiliki kemampuan kreatif maka siswa 3 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam berbasis Kompetensi, konsep dan Implementasi kurikulum 2004, Bandung: PT Remaja RosyaKarya, 2006, h. 166 lebih mudah mencapai hasil belajar. Hasil belajar pada mata pelajaran Akidah Akhlak adalah siswa dapat menerapkan akhlak baik dalam kehidupan sehari-hari. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta memiliki guru-guru yang banyak. Tetapi tidak semua guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta yang memiliki kemampuan kreativitas. Hal ini menyatakan kreativitas guru dalam mengajar masih kurang seperti metode pembelajaran yang digunakan guru masih monoton, tidak menggunakan media pembelajaran, belum dapat mengelola kelas dengan baik dan tidak menerapkan metode pembelajaran afektif. Model pembelajaran yang hanya mengandalkan hafalan dan mengingat kembali materi yang diberikan guru tidak akan mendorong pengembangan aspek afektif siswa sehingga pembelajaran bersifat monoton, membosankan dan siswa kurang memiliki minat dan motivasi dalam belajar. Guru yang tidak memiliki kemampuan kreatif dalam mengajar maka akan berakibat pada rendahnya aspek afektif yang dimiliki siswa seperti siswa tidak mempunyai minat belajar akidah akhlak, semangat belajar siswa kurang, siswa berbicara kasar dan siswa tidak mempunyai sikap sopan santun terhadap guru. Upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan aspek afektif siswa juga masih kurang. Hal ini terlihat kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan aspek afektif siswa seperti belum ada desain program pembelajaran yang dapat mengembangkan aspek afektif siswa. Padahal jika ada upaya guru dalam mengembangkan aspek afektif maka siswa akan memiliki aspek afektif seperti tertarik pada pembelajaran Akidah Akhlak, memiliki motivasi yang tinggi terhadap pelajaran Akidah Akhlak, memiliki sikap disiplin dalam belajar dan memiliki rasa sopan santun. Pembelajaran sekarang menuntut guru untuk memiliki kemampuan kreativitas dalam mengajar, tetapi pada prakteknya sulit mencari guru yang memiliki kemampuan kreativitas dalam mengajar. Oleh karena itu betapa pentingnya kreativitas guru dalam mengajar sehingga akan mempengaruhi dari segi aspek afektif siswa. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang dibahas dalam skripsi yang berjudul: “Hubungan Kreativitas Guru dalam Mengajar Akidah Akhlak dengan Pengembangan Aspek Afektif Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dilakukan identifikasi sebagai berikut: 1. Kegiatan pendidikan cenderung diidentikkan dengan proses peningkatan kemampuan, keterampilan, dan kecerdasan siswa. 2. Tujuan pembelajaran Akidah Akhlak belum tercapai. 3. Guru hanya menekankan pada aspek kognitif saja kurang memperhatikan aspek afektif siswa. 4. Guru tidak menerapkan penilaian aspek afektif. 5. Kemampuan kreativitas guru dalam mengajar masih kurang. 6. Kurang adanya upaya dari guru dalam meningkatkan aspek afektif siswa. 7. Rendahnya aspek afektif yang dimiliki siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Kreativitas guru dalam mengajar Akidah Akhlak, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru dalam proses pembelajaran mengggunakan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan memiliki keterampilan- keterampilan dalam mengajar. 2. Aspek afektif siswa, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap siswa, minat siswa dalam belajar dan motivasi siswa.

Dokumen yang terkait

Hubungan kompentensi guru dengan motivasi berprestasi siswa madrasah tsanawiyah pemabangunan UIN Syarif Hidaytullah Jakarta

0 3 90

Hubungan pendidikan aqidah akhlak dengan perilaku siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) As-Sa’adah Jakarta Timur

0 11 95

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Efektifitas pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas IV di madrasah ibtidaiyah Alhikmah Kalibata Jakarta Selatan

3 17 78

Upaya guru akidah akhlak dalam membina akhlak siswa di MTS Ma'arif Sabilull Hudaa Bogor

2 9 84

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI MENGAJAR PADA GURU MADRASAH Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Motivasi Mengajar Pada Guru Madrasah Tsanawiyah Kartasura.

0 0 15

HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON.

0 0 31

PENILAIAN AUTENTIK OLEH GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM KURIKULUM 2013 DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KUNIR WONODADI BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

Peranan Guru Akidah Akhlak dalam Mengembangkan perilaku Afektif Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Nahdatul Ulum 2 Jeneponto - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 89