Pengertian Kreativitas Kreativitas Guru

secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. Kompetensi professional yang dimiliki guru yaitu mampu menyampaikan ilmu pengetahuan atau bidang studi yang diajarkannya, guru harus menguasai ilmu pengetahuan secara mendalam. Al-Quran yang menjelaskan tentang pentingnya professional yaitu QS Yusuf :54-55                           Dan raja berkata: Bawalah Yusuf kepadaku, agar Aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku. Maka tatkala raja Telah bercakap-cakap dengan Dia, dia berkata: Sesungguhnya kamu mulai hari Ini menjadi seorang yang berkedudukan Tinggi lagi dipercayai pada sisi kami. Berkata Yusuf: Jadikanlah Aku bendaharawan negara Mesir; Sesungguhnya Aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan. Apabila guru memiliki kompetensi-kompetensi tersebut maka guru dapat mengajar dengan baik dan kreatif. Untuk menjadi guru yang kreatif tidaklah mudah dan dibutuhkan keahlian menjadi pribadi yang kreatif. Seorang guru dikatakan kreatif harus memperhatikan ciri-ciri dari seseorang pribadi yang kreatif. Menurut Psikologis yang dikutip oleh Abdul Rozak mengemukan ada dua kriteria suatu pekerjaan disebut kreatif yaitu: Pertama, adanya suatu yang baru dan berbeda. Kedua, apabila ada kesulitan maka dapat diselesaikan dengan cara yang tepat. 13 Proses pengambilan atau penerimaan suatu pemikiran dan kreativitas baru dapat didefinisikan secara umum dengan cara melalui proses rasionalisasi yang dilalui seseorang. Menurut Amal Abdus-Salam 13 Abdul Rozak, “Mengembangkan Kreativitas Anak”, Didaktika Islamika, Vol. 1, 2000, h. 42 menyebutkan ada lima fase proses pengambilan dan penyebaran kreativitas yaitu sebagai berikut: 1 Fase kesadaran berpikir Pada fase ini, seseorang mendengar, atau mengetahui suatu pemikiran yang baru untuk pertama kali. 2 Fase memperhatikan suatu pemikiran yang kreatif Pada fase ini yaitu timbulnya keinginan untuk mengetahui realitas-realitas berpikir kreatif dalam diri seseorang dan berusaha untuk menambah berbagai wawasan. 3 Fase penilaian Dalam fase ini, seseorang memberikan penilaian terhadap suatu pemikiran yang tercipta atau kreativitas. 4 Fase bereksperimen praktis Dalam fase ini, seseorang menggunakan pemikiran kreatif dalam lingkup yang sempit. 5 Fase pengambilan Seseorang mengakhiri fase ini dengan ketetapan untuk mengambil pemikiran kreatif tersebut yang kini menjadi suatu kreativitas yang baru, karena ia merasa puas dengan manfaat dan faedahnya. 14 Menurut Supriadi yang dikutip oleh Yeni mengemukakan ciri-ciri kreativitas yang dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1 Kognitif Guru dapat dikatakan kreatif jika memiliki kemampuan dalam bidang kognitif seperti orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. 2 Nonkognitif Guru dapat dikatakan kreatif bukan saja pada bidang kognitif tetapi juga memiliki ciri nonkognitif seperti motivasi guru, sikap guru, dan memiliki dasar kepribadian yang kreatif. 15 Menurut Sund dalam Riyanto menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut: 1 Hasrat keingintahuan yang cukup besar 2 Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru 14 Amal Abdus Salam Al-Khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006, h. 77 15 Yeni Rahmawati dan Euis Kurniati, op.cit., h. 15

Dokumen yang terkait

Hubungan kompentensi guru dengan motivasi berprestasi siswa madrasah tsanawiyah pemabangunan UIN Syarif Hidaytullah Jakarta

0 3 90

Hubungan pendidikan aqidah akhlak dengan perilaku siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) As-Sa’adah Jakarta Timur

0 11 95

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Efektifitas pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas IV di madrasah ibtidaiyah Alhikmah Kalibata Jakarta Selatan

3 17 78

Upaya guru akidah akhlak dalam membina akhlak siswa di MTS Ma'arif Sabilull Hudaa Bogor

2 9 84

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI MENGAJAR PADA GURU MADRASAH Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Motivasi Mengajar Pada Guru Madrasah Tsanawiyah Kartasura.

0 0 15

HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN KREATIVITAS BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON.

0 0 31

PENILAIAN AUTENTIK OLEH GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM KURIKULUM 2013 DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KUNIR WONODADI BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

Peranan Guru Akidah Akhlak dalam Mengembangkan perilaku Afektif Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Nahdatul Ulum 2 Jeneponto - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 89