Jenis Tulisan
e. Jenis Tulisan
....... Hasil tulisan mengandung dua hal, yaitu isi dan cara mengungkapkannya, keduanya saling mempengaruhi. Substansi sebuah tulisan dan tujuan penulisan akan menentukan cara pengungkapannya atau penyajiannya. Ada banyak cara yang dipilih seseorang untuk mengemukakan gagasannya dalam sebuah tulisan. Cara yang dipilih serta tujuan penulisan menghasilkan berbagai bentuk tulisan. Gagasan sebagai substansi dalam karangan dapat disampaikan dan dikembangkan dalam beberapa bentuk yang nanti dapat menjadi penentu jenis sebuah tulisan. ......... Menurut M. Atar Semi (2007: 53), terdapat empat bentuk atau jenis tulisan, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Pendapat yang senada juga diungkapkan oleh dan St. Y. Slamet (2009: 103-104). Selain tersebut di atas E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai (2008: 131-132), Lamuddin Finoza (2008: 198), dan Nuruddin (2007: 58-86) juga mendefinisikan tulisan dapat disajikan dalam lima bentuk yaitu: (1) narasi, (2) eksposisi, (3) argumentasi, (4) persuasi, dan (5) deskripsi. Pendapat yang senada juga diungkapkan oleh Widyamartaya (2000: 9-
10) dan J. D. Parera (1993: 5). Selain tersebut di atas, Sabarti Akhadiah (1997: 14) juga mendefinisikan bahwa tulisan dapat disajikan dalam lima bentuk yaitu; (1) narasi, (2) eksposisi, (3) argumentasi, (4) persuasi, dan (5) deskripsi. Berdasarkan pendapat dari ahli di atas, dapat diuraikan penjelasan jenis-jenis karangan tersebut.
Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau serangkaian terjadinya sesuatu hal. Karangan narasi (berasal dari narration: bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, marangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu (Lamuddin Finoza, 2008: 244).
Narasi (penceritaan atau pengisahan) adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peistiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasanya kepada pembaca mengenai, urutan, langakah, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal (St.Y.Slamet, 2009: 103),
Berkenaan dengan tulisan narasi, M. Atar Semi (2007: 53), menyatakan bahwa narasi ialah tulisan yang tujuannya menceritakan kronologis peristiwa kehidupan manusia. Adapun yang menjadi ciri tulisan narasi adalah sebagai berikut. (a) Tulisan itu berisi kehidupan manusia, (b) Peristiwa kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh merupakan kehidupan nayta, imajinasi, dan boleh ga-bungan [gabungan] keduanya. (c) Cerita itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya maupun penyajiannya. (d) Di dalam peristiwa ada konflik, yaitu pertentangan kepentingan, kemelut, atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tanpa konflik, cerita tidak menarik. (e) Di dalamnya seringkali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita. (f) Tulisan disajikan
Narasi adalah karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Karangan yang tergolong ke dalam jenis narasi adalah cerpen, novel, roman, dan semua karya prosa imajinatif. Nursisto (1999: 39) menambahkan bahwa ciri-ciri narasi adalah: (a) bersumber dari fakta atau sekedar fiksi; (b) berupa rangkaian peristiwa; dan (c) bersifat menceritakan.
...... . ... Karya narasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu narasi artistik dan narasi ekspositorik . Narasi artistik yaitu narasi yang berbentuk karya sastra yang enak dibaca, seperti novel atau cerpen. Narasi ekspositorik ialah narasi yang menceritakan tentang kehidupan seseorang yang penuh dengan suka dan duka. Misalnya, berupan cerita peristiwa kecelakaan. Narasi ekspositorik ini dapat kita jumpai di dalam majalah atau surat kabar. Narasi ekspositorik ini bukan tulisan berita yang mementingkan penyampaian fakta tentang kejadian yang baru terjadi. Narasi eksositorik memang bertolak dari kisah nyata,api kejadiannya sudah lama sehingga dijadikan dalam bentuk cerita (M. Atar Semi, 2007: 54). .
Berbeda dengan pendapat di atas, Nurudin (2007: 72-77) membagi tulisan narasi menjadi dua yakni narasi ekspositoris dan narasi sugestis
(a) Narasi ekspositoris Narasi ekspositoris bertujuan memberikan informasi pada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas, artinya narasi ini berusaha menggugah agar mengetahui apa yang dikisahkan. Ia menyampakann informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa. Narasi ini mempersoalkan tahap-tahap kejadian dan rangkaian-rangkaian perbuatan kepada pembaca. Contoh narasi ekspositoris antara lain kisah perjalanan, (a) Narasi ekspositoris Narasi ekspositoris bertujuan memberikan informasi pada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas, artinya narasi ini berusaha menggugah agar mengetahui apa yang dikisahkan. Ia menyampakann informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa. Narasi ini mempersoalkan tahap-tahap kejadian dan rangkaian-rangkaian perbuatan kepada pembaca. Contoh narasi ekspositoris antara lain kisah perjalanan,
Sementara itu, narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali saja. Peristiwa tersebut tentu saja tidak bisa diulang-ulang. Misalnya, pengalaman seseorang yang baru saja pergi ke luar negeri, pengalaman nikah, pengalaman mempunyai anak pertama kali yang tidak mungkin diulang karena dikisahkan dalam sebuah narasi yang bersifat khusus. Masuk dalam kelompok ini adalah autobiografi dan biografi, anekdot dan insiden, sketsa, dan profil.
(b) Narasi Sugestif ......... Narasi ini berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaiakan dalam suatu kejadian. Seluruh rangkaian peristiwanya berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. Peristiwanya berlangsung dalam suatu kejadian waktu. Tujuannya bukan untuk memperluas pengetahuan pembaca tetapi usaha memberi makna atas kejadian yang disampaiakan. Maka narasi sugestif bertujuan untuk menimbulkan daya khayal atau mampu menyampaikan makna kepada pembaca melalui daya khayalnya. Pembaca diharapkan mampu menarik suatu makana baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit (sesuatu yang tersurat mengenai objek atau subyek yang bergerak dan bertindak), sementara itu makna baru adalah sesuatu yang tersirat. Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi Adik
(Where) Di mana seting/lokasi ceritanya; (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung; (Who) Siapa pelaku ceritanya; (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi; dan (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.
Bertolak dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa narasi adalah satu bentuk karangan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis dari suatu peristiwa, tokoh, kejadian, dan masalah dan segala sesuatu diusahakan agar menjadi peristiwa jelas dan menarik serta menunjukkan kebenaran kepada pembaca. Sementara tulisan narasi ada dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
2) Deskripsi (pemerian) Ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisanya disebut wacana deskripsi. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.
Deskripsi berasal dari bahasa Inggris yakni description yang tentu saja berhubungan dengan kata kerja to describe (melukiskan dengan bahasa). Paragraf deskripsi berisi sesuatu yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan dari penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal). Pembaca sehingga seolah-olah melihat,
Finoza, 2008: 239). Zainal Arifin dan Amran Tasai (2008: 130) berpendapat bahwa deskripsi disebut juga paragraf lukisan (melukiskan). Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak, kiri ke kanan. Penggambaran sesuatu dalam karangan deskripsi memerlukan kecermatan, pengamatan dan ketelitian. Hasil pengamatan ini kemudian dituangkan oleh penulis dengan menggunakan kata-kata yang kaya nuansa dan bentuk. Seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan gambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar tentang ciri-ciri, sifat, atau hakikat dari objek yang dideskripsikan itu. mengenai objek tertentu sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tadi.
Deskripsi (pemerian) adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan diri, adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga di aseolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya (St.Y. Slamet, 2009: 103)
Menurut Nursisto (1999: 40), pengertian deskripsi (perian) adalah karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan (keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, merasakan, dan mencium) apa yang dilukiskan sesuai dengan penulisnya. Adapun ciri-ciri deskripsi adalah sebagai berikut. 1) Gambaran apa adanya dan dilukiskan
Sementara itu, diungkapkan oleh M. Atar Semi bahwa deskripsi ialah tulisan yang tujuannya untuk memberikan rincian atau detil tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi dan menciptakan imajinasi pembaca bagaikan melihat, mendengar, atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis (2007: 66). Karya tulis deskripsi dibagi atas dua jenis sesuai dengan pendapat M. Atar Semi (2007: 67), yaitu 1) deskripsi artistik, dan 2) deskripsi ekspositorik. Kedua jenis karya deskripsi ini,dijelaskan sebagai berikut.
a) Deskripsi artistik merupakan deskripsi yang memiliki nilai artistik atau nilai keindahan karena cara penyajiannyua dengan menggunakan gaya bahasa sastra. Deskrispi artistik ini biasanya dijumpai di dalam karya sastra seperti nocel dan cerpen. Adanya deskripsi di dalam karya narasi dimaksudkan agar cerita menjadi lebih menarik dan mengasyikkan. Biasanya, deskripsi digunakan untuk menjelaskan suasana, perilaku tokoh, cerita, latar tempat peristiwa berlangsung, atau tentang adegan tertentu yang perlu dijelaskan dengan rinci. Semua itu bertujuan mencipatakan imajianasi dan mempengaruhi emosi pembaca agar mereka secara emosioanl ke dalam cerita.
b) Deskripsi Ekspositorik Deskripsi ekspisitorik ialah yang mendekati bentuk eksposisi, baik mengenai isi, yang cenderung berupa fakta, maupun gaya penyajiannya yang lugas. Disajiakan dengan menekankan pada detail dan rincian yang menyebabkan tuilisan semacam ini dinamakan deskripsi, yaitu deskripsi ekspositorik.
Tulisan deskripsi bisa dibagi menjadi dua sesuai dengan pernyataan Nurudin, yakni pendekatan realistis dan impresionis.
a) Pendekatan Realistis ......... Pada penulisan dengan memakai pendekatan realistis ini, penulis dituntut untuk memotret hal atau benda seobjektif mungkin sesuai dengan keadaaan yang dilihatnya. Ia bersikap seperti kamera yang mampu membuat a) Pendekatan Realistis ......... Pada penulisan dengan memakai pendekatan realistis ini, penulis dituntut untuk memotret hal atau benda seobjektif mungkin sesuai dengan keadaaan yang dilihatnya. Ia bersikap seperti kamera yang mampu membuat
b) Pendekatan Impresionis ......... Tulisan dengan memakai pendekatan ini berusaha menggambarkan sesuatu secara subyektif. Maksudnya, agar setip penulis bebas dalam memberi pandangan atau interpretasi trehadap bagian-bagian yang dilihat, dirasakan, atau dinikmatinya. Hal ini sesuai dengan sikap seorang seniman atau sastrawan yang dengan kepekaannya mampu mengekspresikan peristiwa yang dijumpainya. Tulisan deskripsi impresionis ini biasa digunakan dalam bentul tulisan narasi yang menggambarkan sebuah keadaan dengan objek- objek di sekitarnya. Tujuannya, agar pembaca bisa ikut merasakan apa yang dirasakan penulisnya. (2007: 65).
Melalui tulisan deskripsi, seorang penulis berusaha memindahkan kesan-kesan, hasil pengamatan dan perasaannya kepada pemabca dengan membeberkan sifat dan semua perincian yang ada pada sebuah objek. Objek diskripsi tidak hanya terbatas pada apa yang dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan diraba, tetapi juga dapat ditangkap dari perasaan hati. Penulis tidak memapaarkan jalannya suatu peristiwa, tetapi melukiskan keadaaan suatu objek yang dapat berupa bentuk dan wujud, sifat maupun kondisi. Fokus yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah bagaimana keadaan objek yang ditulis, bukan bagaimana peristiwa objek terjadi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disintesiskan bahwa hakikatnya deskripsi adalah bentuk karangan yang memberikan gambaran Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disintesiskan bahwa hakikatnya deskripsi adalah bentuk karangan yang memberikan gambaran
3) Eksposisi (paparan) Eksposisi ini yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan suatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan
Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang disampaikannya. Kata eksposisi berasal dari kata exposition dari bahsa Latin yang berarti membuka atau memulai (Lamuddin Finoza, 2008: 246).
-. ......... Paragraf eksposisi ini menampakkan suatu objek, sesuai pendapat St.Y.Slamet (2009: 103), yang mengatakan bahwa eksposisi merupakan peninjauan pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunkan perkembangan analisis kronologia atau keruangan. Dalam karangan eksposisi, maslaah yang dikomunikasikan terutama adalah pemberitahuan atau informasi. Hasil karangan eksposisi yang berupa informasi dapat dibaca sehari-hari di dalam media massa. Melalui media massa berita di-expose atau dipaparkan dengan tujuan memperluas pandangan dan pengetahuan pembaca. Pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, tetapi setiap pembaca sekedar diberitahu bahwa ada orang yang berpendapat demikian. Mengingat paragraf ini bersifat memaparkan sesuatu, eksposisi juga dapat disebut paragraf paparan.
pembaca dapat mengetahui apa yang akan disampaikan oleh si penulis. Nursisto (1999: 41), mengemukakan bahwa eksposisi (paparan) adalah karangan yang menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas wawasan atau pengetahuan pembaca. Adapaun M. Atar Semi (1990: 36) menjelaskan bahwa eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberi informasi tentang sesuatu. Dalam tulisan ini dipaparkan suatu kejadian atau masalah secara analitis dan kronologis supaya pembaca dapat memahami informasi tersebut. ........ Tulisan yang bertujuan memberikan informasi, menjelaskan, dan menjawab pertanyaan apa, mengapa,kapan dan bagaimana. Sependapat dengan paparan di atas, Suparno dan Yunus (2007: 1.12) mendefinisikan bahwa eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperrjelas apa yang disampaikannya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sternglass (1983: 22) yaitu:
“Ekspository writing conveys information from a writer to a reader. The information is often organized into a system and accompanied by proofs of its validity. The information pressented needs pressented are comprehensive enought to warrant generalization.”
Lebih dari itu, St.Y. Slamet berpendapat bahwa eksposisi (paparan) Lebih dari itu, St.Y. Slamet berpendapat bahwa eksposisi (paparan)
Berpijak dari uraian mengenai tulisan eksposisi, disimpulkan bahwa eksposisi merupakan karangan atau tulisan yang bertujuan memaparkan, menyusun menguaraikan ataupun memberikan informasi suatu pokok pikiran seseorang kepada pembaca mengenai wawasan atau pengetahuan. Melalui informasi atau objek yang dipaparkan dengan jelas, sehingga dapat memperluas pandangan pembaca.
4) Argumentasi Tulisan argumentasi ini yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Kaarena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka peanulis akan meyakinkan secara logis, kristis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikan sehingga dapat menghapus konflik atau keraguan pembaca terhadap pendapat penulis.
Tujuan utama karangan argumentasi ini adalah untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingklah laku tertentu. Syarat utama untuk menulis paragraf argumentasi adalah penlisannya harus terampil dalam bernalar dan menyusun ide yang bagus.
Argumentasi (pembahasan atau pembuktian) adalah ragam wacana Argumentasi (pembahasan atau pembuktian) adalah ragam wacana
Senada dengan pendapat di atas, Nursisto (1999: 43) mendefinisikan bahwa argumentasi (bahasan) adalah karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Argumentasi bertujuan mengubah atau mempengaruhi pikiran pembaca, serta mengubah sekap dan pandangan pembaca sehingga mereka menyukai pendapat dan keyakinan kita. Tidak jauh berbeda seperti pendapat Sternglass (1983: 22), yang menyatakan:
“Argumentatif writing stesses the reader. The writer is trying to convince the reader to do something or believe something. Crucial element are ho rasionable the evidence appears to the readee and how plousible the chioices offered appear to be .”
Lebih jauh, M. Atar Semi (1990: 3) memaparkan bahwa argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat penulis. Karya tulis argumentasi ini pada dasarnya merupakan bagian dari karya eksposisi. sifat-sifat kaya eksposisi ada pada argumentasi. Sifat khusus yang dimilikinya, untuk meyakinkan atau membujuk pembaca agar menerima pandangan penulis, maka karya eksposisi
semacam ini dinamakan argumentasi.
argumentasi adalah karangan atau tulisan yang bertujuan meyakinkan pendapat (ide) atau pikiran pembaca kepada penulis yang disertai dengan bukti-bukti yang kuat dan logis. Semakin kuat dasar-dasar pemikiran yang dijadikan landasan, maka semakin baik wujud argumentasi yang dikemukakan.
5) Persuasi ......... Dalam bahasa Inggris kata to persuade berati „membujuk‟ atau „meyakinkan‟. Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi kata pungut bahasa Indonesia: perusasi. Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. St.Y. Slamet (2009: 105) menjelaskan bahwa persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perbedaan pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya atau kemauan penulis.
Menurut Nursisto (2007: 45), persuasi adalah jenis karangan yang disampaikan mengandung alasan-alasan dan bukti atau fakta, juga mengandung ajakan atau himbauan agar pembaca mau menerima dan mengakhiri pendapat atau imbauan agar pembaca menerima dan mengikuti pendapat atau kemauan penulis.
Tujuan persuasi mempengaruhi dan mengubah sikap, atau mengimbau pembaca agar dengan sukarela melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak penulis disertai kesadaran dan dilandasi oleh pengertian. untuk
sehingga pembaca mempercayai penulis. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu suatu kebebasan, persuasi lebih menggunakan pebdekatan emosional. Seperti argumentasi, persuasi juga menggunakan bukti dan fakta. Hanya saja, dalam persuasi bikti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan si penulis itu benar. Contohnya pada iklan, selebaran, kampanye dan sebagainya.
Berpijak dari uraian di atas,dapat diambil simpulan bahwa persuasi yang bertujuan mempengaruhi dan mengubah sikap, atau menghimbau pembaca agar dengan sukarela melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak penulis disertai dengan kesadaran dan dilandasi oleh pengertian. Untuk mempengaruhi seseorang (pembaca), diperlukan alasan dan bukti nyata sehingga pembaca mempercayai penulis. Bertolak dari uraian tersebut mengenai jenis tulisan, di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan bentuk dan isinya ada lima ragam tulisan diklasifikasikan menjadi (1) eksposisi, (2) deskripsi, (3) narasi, (4) argumentasi, dan (4) persuasi.