Scatter Diagram Tabel Tahap

Jumlah Kecacatan 26 25 16 Percent 38,8 37,3 23,9 Cum 38,8 76,1 100,0 Kecacatan Retak Tergores Sompel 70 60 50 40 30 20 10 100 80 60 40 20 Ju m la h K e c a c a ta n P e rc e n t Par et o Char t of Kecacat an Gambar 5.16. Diagram Pareto Sprocket gear Berdasarkan aturan 80-20, maka jenis kecacatan pada pemeriksaan yang harus dianalisa lebih lanjut adalah jenis kecacatan yang memiliki presentase kumulatif di bawah 80, yaitu : sompel dengan persentase kecacatan 38,8.

3. Scatter Diagram

Scatter diagram digunakan untuk melihat hubungan dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecacatan produk. Data yang digunakan dalam pembuatan scatter diagram berdasarkan pada pareto diagram, yaitu kecacatan yang memiliki persentase kumulatif dibawah 80 yaitu sompel dengan persenase kecacatan 38,8 terhadap number of nonconformities. Universitas Sumatera Utara 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 Kecacat an N u m b e r N o n co n fo rm it ie s Scat t er pl ot of N um ber N onconf or m i t i es v s Kecacat an Gambar 5.17. Scatter Diagram Kecacatan dan Number of Nonconformities Nilai korelasi antara jenis kecacatan pada produk sprocket gear dengan Number of Nonconformities dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi pearson berikut : � = � ∑ �� − ∑ � ∑ � �[� ∑ � 2 −∑ � 2 [ �∑ � 2 − ∑ � 2 ] Tabel 5.34. Perhitungan Korelasi Kecacatan Jenis Sompel dengan Number of Nonconformities No. X Y X 2 Y 2 XY 1. 2 4 4 16 8 2. 2 3 4 9 6 3. 1 3 1 9 3 4. 2 4 5. 1 4 1 16 4 6. 2 4 4 16 8 7. 1 3 1 9 3 8. 3 9 9. 1 2 1 4 2 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.34. Perhitungan Korelasi Kecacatan Jenis Sompel dengan Number of Nonconformities Lanjutan No. X Y X 2 Y 2 XY 10. 11. 1 1 12. 1 3 1 9 3 13. 14. 15. 16. 3 5 9 25 15 17. 1 3 1 9 3 18. 2 4 19. 4 16 20. 1 3 1 9 3 21. 2 4 4 16 8 22. 4 5 16 25 20 23. 2 4 4 16 8 24. 2 5 4 25 10 Jumlah 26 67 56 247 104 � = 24 104 − 2667 �[24 56−26 2 [24 247 −67 2 � = 0,7691 Dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh adalah positif kuat, yang berarti semakin tinggi kecacatan pada sprocket gear maka semakin tinggi nilai Number of Nonconformities. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.35. Perhitungan Korelasi dengan Software SPSS Correlations Kecacatan Number_Nonconf ormities Kecacatan Pearson Correlation 1 .769 Sig. 2-tailed .000 N 24 24 Number_Nonconformities Pearson Correlation .769 1 Sig. 2-tailed .000 N 24 24 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.

4. Tabel

Five Why Tabel five why merupakan suatu diagram yang digunakan untuk mengungkapkan akar dari permasalahan agar dapat diperbaiki dengan tepat dengan membuat pertanyaan mengapa ketika suatu ketidaksesuaian terjadi pada proses produksi. Tabel five why untuk kecacatan atribut dan variabel dari tahap inspeksi yaitu : Tabel 5.36. Tabel Five Why untuk Kecacatan Jenis Sompel Masalah Why Why Why Why Why Produk sompel ahan baku tidak sesuai Tidak adanya pengecekan pada bahan baku Tidak adanya prosedur kerja yang baku Kurangnya pengawasan osisi produk tidak pas Operator tidak melakukan setup dengan benar Operator kurang bertanggung jawab Operator kurang berhati-hati Kebisingan di daerah lingkungan kerja Mata pahat tidak sesuai Supplier bahan baku yang berbeda Operator tidak berhati-hati saat peletakan produk Operator tidak bertanggung jawab Operator tidak berkonsentrasi dalam proses Kurangnya perawatan mesin Universitas Sumatera Utara Tabel 5.37. Tabel Five Why untuk Kecacatan Jenis Tergores Masalah Why Why Why Why Why Produk tergores Adanya gesekan produk dan mesin Tidak hati-hati dalam pelepasan produk Tidak adanya prosedur kerja yang baku Kurangnya ketelitian Posisi mata pahat tidak pas Operator tidak melakukan setup dengan benar Operator kurang bertanggung jawab Operator kurang berhati-hati Operator tidak berkonsentras i dalam proses Kurangnya perawatan mesin Tabel 5.38. Tabel Five Why untuk Kecacatan Jenis Retak Masalah Why Why Why Why Why roduk Retak dan Ukuran yang tidak sesuai danya gesekan produk dan mesin Tidak hati-hati dalam pelepasan produk Tidak adanya prosedur kerja yang baku Kurangnya ketelitian Posisi mata pahat tidak pas Operator tidak melakukan setup dengan benar Operator kurang bertanggung jawab Operator kurang berhati-hati Operator tidak berkonsentrasi dalam proses utaran mesin tidak konstan Operator tidak akurat dalam menentu kan koordina t Operator kurang berpengalaman Kurangnya pelatihan terhadap operator Operator kurang pengawasan Kurangnya perawatan mesin Tabel 5.39. Defenisi Faktor Utama Penyebab Kecacatan Kategori Faktor Utama Keterangan Man Hal-hal yang berkaitan dengan kondisi pekerja Machine Hal-hal yang berkaitan dengan kondisi mesin secara fisik Material Hal-hal yang berkaitan dengan bahan dasar, bahan penolong, dan bahan tambahan untuk proses produksi Method Hal-hal yang berkaitan dengan prosedur kerja Environment Hal-hal yang berkaitan dengan faktor fisik lingkungan kerja Universitas Sumatera Utara

5. Fishbone Diagram