Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar. 4.4 Grafik peningkatan nilai rata-rata siswa siklus I dan siklus II Berdasarkan grafik 4.4 tersebut terlihat peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus II mencapai 78,63 berarti mengalami peningkatan sebesar 15,69 dari kondisi awal 62,94. Berdasarkan hasil nilai rata-rata siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa dapat ditingkatkan lagi berdasarkan hasil nilai rata-rata siswa pada siklus I yang mencapai 69,42. Dari grafik diatas juga membuktikan bahwa pendekatan PMRI dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa terhadap pembelajaran matematika.

4.3 Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus pembelajaran dan masing- masing siklus ada dua pertemuan. Pembelajaran kedua siklus ini menggunakan Kompetensi Dasar KD 2.2 Menggunakan alat ukur tidak baku dan baku cm,m yang sering digunakan. Peneliti memilih kompetensi dasar ini dikarenakan berdasarkan nilai siswa terdahulu, prestasi belajar siswa dalam dalam 62,94 72 75 69,42 78,63 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Kondisi Awal Target Capaian Siklus kompetensi dasar ini sangat rendah. Selain itu, peneliti juga melihat permasalahan pada minat siswa yang rendah. Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran tersebut dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, selain melakukan penelitian terhadap prestasi belajar siswa, peneliti juga melakukan penelitian terhadap minat siswa. 4.3.1 Minat dan Prestasi Belajar Berikut perbandingan capaian peubah pada kondisi awal, siklus I dan siklus II pada variabel minat dan prestasi belajar siswa : Tabel 4.10 Perbandingan Capaian Peubah Penelitian Peubah Indikator keberhasilan Kondisi awal Siklus I Siklus II Deskriptor Minat Presentase jumlah siswa yang mencapai target berminat 42,11 78,95 89,47 Siswa mencapai kriteria berminat dibagi jumlah siswa dikali 100 Nilai rata-rata minat siswa 46,74 71,53 90,13 Jumlah nilai minat siswa dibagi dengan jumlah siswa Prestasi Belajar Presentase jumlah siswa yang mencapai KKM 47,06 57,89 94,74 Siswa memenuhi KKM dibagi jumlah siswa dikali 100 Nilai rata-rata kelas 62,94 69,42 78,63 Jumlah nilai siswa dibagi jumlah siswa Berdasarkan tabel 4.10 tersebut dapat dilihat bahwa pencapaian jumlah siswa yang termasuk kriteria berminat pada siklus I mencapai 78,95, yaitu mengalami peningkatan sebesar 36,84 dari kondisi awal 42,11, sedangkan pada sikus II mencapai 89,47 yaitu berarti mengalami peningkatan sebesar 47,36 dengan kondisi awal 42,11. Dapat dilihat pula peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada siklus I mencapai 57,89, yaitu mengalami peningkatan sebesar 10,83 dari kondisi awal 47,06, sedangkan pada siklus II mencapai 94,74 meningkat 47,68 dari kondisi awal 47,06. Seluruh data yang telah terkumpul, peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat siswa pada pembelajaran matematika kelas II SDN Plaosan 2. b. Penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi siswa yang telah mencapai KKM pada pembelajaran matematika kelas II SDN Plaosan 2. 4.3.2 Penerapan Pendekatan PMRI Pada permasalahan ini peneliti memilih menggunakan pendekatan PMRI yang berdasarkan teori-teori dan berdasarkan penelitian-penelitian relevan sebelumnya yang menunjukkan bahwa pendekatan PMRI ini mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika siswa. Pendekatan PMRI memiliki 5 karakteristik yang diterapkan pada penelitian ini oleh peneliti. 5 karakteristik PMRI tersebut yaitu : Penggunaan konteks, Penggunaan model, Pemanfaatan hasil konstruksi siswa, Interaktivitas, dan keterkaitan. 4.3.2.1 Pelaksanaan Siklus I Pada siklus I peneliti telah melakukan perencanaan pelaksanaan tindakan dengan menyiapkan segala perangkat pembelajaran seperti Silabus, RPP, Bahan Ajar, Media, dan LKS. Selain itu peneliti juga telah mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar kuisioner dan juga soal evaluasi. Setelah melakukan perencanaan dan telah disetujui oleh Dosen dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Guru ahli untuk mengadakan tindakan penelitian, peneliti kemudian melakukan tindakan di kelas II SDN Plaosan 2 dengan pelaksana pembelajaran yaitu peneliti sendiri. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 JP. Materi pada siklus I ini adalah menggunakan alat ukur tidak baku yang sering digunakan. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti menyebar kuisioner minat siswa di setiap akhir siklus. 1. Siklus I Pertemuan I Pada pertemuan pertama siklus I ini peneliti mengajarkan siswa cara membandingkan panjang dan tinggi dua benda dengan menuliskan istilah lebih panjang dari, lebih pendek dari, dan sama panjang dengan. Pada pertemuan ini peneliti menggunakan media sekitar kelas diantaranya alat tulis, buku, dan penghapus. Pada kegiatan awal pembelajaran siswa dan peneliti berdoa bersama. Peneliti menanyakan kabar siswa. Peneliti melakukan presensi. Peneliti dan siswa melakukan kesepakatan kontrak belajar. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum masuk ke pembelajaran, peneliti menggali pengetahuan awal siswa tentang materi membandingkan panjang dan tinggi dua benda dengan menuliskan istilah lebih panjang dari, lebih pendek dari, dan sama panjang dengan Pemanfaatan hasil kontruksi, pemanfaatan hasil konstruksi siswa dengan menggali pendapat siswa apa yang mereka peroleh yaitu seperti membandingkan lebih panjang mana antara dua benda seperti pensil dan pengapus dari pengetahuan sehari-hari dan mengungkapkannya dalam diskusi kelas. Siswa diberi perintah untuk memperlihatkan dua buah benda dengan panjang dan tinggi yang berbeda Penggunaan Konteks, penggunaan konteks pada media yang dperlihatkan oleh peneliti yaitu pensil dan penghapus. Peneliti memerintahkan salah satu siswa menunjukkan dua buah benda seperti penghapus dan pensil Penggunaan model, penggunaan model pada kegiatan ini yaitu media penghapus dan pensil. Peneliti lalu memberi pertanyaan siswa lainnya untuk manjawab dan menumbuhkan minat siswa dengan aktif menjawab panjang mana antara pensil dan penghapus. Dalam kerja kelompok yang terdiri tiga sampai empat anggota, siswa membandingkan beberapa benda sekitar kelas dengan membandingkan panjang, tinggi, dan sama panjang. Siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan Pemanfaatan hasil konstruksi, pemanfaatan hasil konstruksi pada kegiatan ini dengan mengungkapkan pendapat antar sesama anggota kelompok menurut pemahamannya sendiri terhadap materi yang disampaiakan. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Peneliti mengarahkan siswa untuk kembali berada dalam posisi individu. Setiap kelompok lalu melakukan presentasi di depan kelas hasil diskusi kelompok dan apabila ada kesalahan dalam menjawab soal, peneliti dan anggota kelompok lainnya membenarkannya secara bersama-sama Interaktivitas, apabila ada salah satu kelompok mempresentasikan di depan kelas dengan membandingkan dua buah benda antara penggaris tiga puluh cm dengan pensil dan hasil kerja kelompok menunjukkan pensil lebih panjang dari pada penggaris, maka pernyataan ini salah dan siswa yang tidak presentasi serta peneliti membenarkannya bahwa penggaris lebih panjang dari pada pensil. Peneliti dan siswa melakukan penguatan pada materi yang telah diberikan Keterkaitan, keterkaitan pada kegiatan ini peneliti membahas kembali secara singkat tentang materi yang sudah disampaikan dengan hasil kerja diskusi kelompok dan mempresentasikannya di depan kelas. Peneliti dan siswa bersama-sama melakukan konfirmasi dan perbaikan mengenai jawaban yang telah dikerjakan siswa. Pada kegiatan penutup siswa bersama peneliti menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari Keterkaitan, keterkaitan pada kegiatan ini yaitu penyimpulan persamaan pendapat materi membandingkan dua buah benda seperti pada kegiatan sehari-hari yaitu membandingkan dua buah benda pensil dan penggaris dengan pemahaman materi yang disampaiakan oleh peneliti. Siswa bersama peneliti melakukan refleksi mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung. Siswa dan guru secara bersama-sama menetukan aksi yang akan dilakukan siswa setelah pembelajaran ini. Peneliti memberikan tugas kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya untuk dipelajari di rumah. 5 karakteristik PMRI telah disebutkan pada kegiatan tersebut, berikut perwakilan 5 karakteristik PMRI yang pertama interaktivitas. Interaktivitas yang dimaksud adalah interaksi guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa saat pembelajaran berlangsung. Interaksi serimg dilakukan adalah saat kerja kelompok berlangsung seperti saling berpendapat antar anggota kelompok, siswa menanyakan pemahaman soal pada guru, siswa berpendapat saat pembelajaran berlangsung. Gambar 4.5 Interaksi siswa dengan guru saat pembelajaran Selain interaktivitas, penggunaan model juga terlihat pada pertemuan ini diantaranya penggunaan media sekitar dalam pembelajaran, media tersebut diantaranya alat tulis, buku tulis, dan buku cetak. Karakteristik yang ketiga yaitu penggunaan konteks, penggunaan lingkungan sekitar dalam menemukan dan menyebutkan media sekitar yang dapat dijadikan media dalam pembelajaran. Karakteristik yang keempat yaitu pemanfaatan konstruksi siswa dintaranya saat siswa berdikusi kelompok siswa saling bertukar pikiran saat menjawab soal lembar kerja siswa. Karakteristik yang kelima adalah keterkaitan, keterkaitan pada pertemuan ini tentang penyamaan pemahaman konsep materi yang diajarkan dalam kegiatan penyimpulan pembelajaran. 2. Siklus I Pertemuan II Pada pertemuan kedua siklus I ini peneliti mengajarkan siswa mengenai mengukur panjang benda dengan menggunakan alat ukur tidak baku. Pada pertemuan ini peneliti menggunakan media sekitar kelas diantaranya sapu, penggaris, buku, pintu, papan tulis, dan lain sebagainya. Pada awal pertemuan ini peneliti menanyakan kabar siswa. Peneliti memberikan kontrak belajar. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum masuk ke pembelajaran, peneliti menggali pengetahuan awal siswa tentang materi mengukur panjang benda dengan menggunakan alat ukur tidak baku Pemanfaatan hasil konstruksi, siswa berpendapat hasil dari pengetahuan mereka pada kesehariannya yang dijumpai sehari-hari lalu dikomunikasikan dengan guru dan juga siswa lainnya dalam satu kelas. Peneliti menjelaskan materi tentang mengukur panjang benda dengan menggunakan ukuran tidak baku atau jengkal, depa, langkah Penggunaan Konteks, penggunaan konteks dunia nyata dalam kegiatan pembelajaran ini yaitu siswa mengukur panjang meja dalam kelas dengan jengkal tangannya sendiri. Peneliti memberikan pertanyaan yang mengarah pada materi mengukur menggunakan satuan tidak baku Pemanfaatan hasil konstruksi, pada kegiatan ini siswa diberi pertanyaan oleh peneliti apa yang diketahui siswa pada materi mengukur menggunakan satuan tidak baku. Seperti peneliti bertanya pada siswa apa yang telah diketahui siswa tentang mengukur menggunakan alat ukur tidak baku, lalu salah satu siswa berpendapat hasil konstruksinya yaitu mengukur menggunakan alat yang ditemui di depannya seperti tangan. Siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan Pemanfaatan hasil konstruksi. Ada beberapa siswa berpendapat tentang mengukur menggunakan alat ukur satuan tidak, siswa tersebut berpendapat bahwa mengukur dengan alat-alat seadanya, peneliti lalu memberi umpan balik bahwa alat ukur seperti apakah yang ditemui, siswa menjawab yaitu alat ukur menggunakan pensil, lalu peneliti mengkomunikasikan hasil konstruksi Rendi pada siswa seluruh kelas apakah benar pensil dapat digunakan sebagai alat ukur satuan tidak baku, lalu ada beberapa siswa menjawab benar bahwa pensil dapan digunakan sebagai alat ukur satuan tidak baku. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Siswa mempresentasikan hasil pengamatan mereka kepada teman-temannya di depan kelas Interaktivitas, siswa dibagi kedalam beberapa kelompok yang beranggotakan 3-4 siswa, siswa lalu berinteraktivitas dengan anggota kelompok dalam satu kelompok untuk memecahkan soal lembar kerja siswa yang diberikan oleh peneliti. Peneliti dan siswa melakukan penguatan pada materi yang telah diberikan Keterkaitan, keterkaitan pada kegiatan pembelajaran ini yaitu peneliti menguatkan pemahaman siswa tentang materi menggunakan alat ukur tidak baku seperti jengkal yang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang meja dan papan tulis pada kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Peneliti dan siswa bersama-sama melakukan konfirmasi dan perbaikan mengenai jawaban yang telah dikerjakan siswa. Siswa diberi kesempatan bertanya. Pada kegiatan penutup Siswa bersama peneliti menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Keterkaitan, terkait materi yang sudah diajarkan siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang sudah disampaiakan. Siswa bersama peneliti melakukan refleksi mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung. Siswa dan peneliti secara bersama-sama menetukan aksi yang akan dilakukan siswa setelah pembelajaran ini dengan setiap siswa mengeluarkan pendapatnya kepada teman sekelasnya. Peneliti memberikan tugas kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya untuk dipelajari di rumah. Peneliti dan siswa memberikan salam. 5 karakteristik PMRI telah disebutkan pada kegiatan tersebut, berikut 5 karakteristik yang dapat diwakili oleh 5 kegiatan berikut yaitu yang pertama adalah penggunaan model seperti gambar di bawah ini : Gambar 4.6 Penggunaan model Penggunaan model yang dimaksud adalah penggunaan media dari sekitar lingkungan kelas yaitu sapu yang diukur menggunakan media jengkal tangan yang bertujuan untuk memudahkan dalam mengukur panjang benda-benda yang dijumpai menggunakan alat ukur tidak baku seperti jengkal tangan. Krakteristik yang kedua yaitu penggunaan konteks, penggunaan lingkungan sekitar dalam menemukan dan menyebutkan media sekitar yang dapat dijadikan media dalam pembelajaran. Karakteristik yang ketiga yaitu pemanfaatan konstruksi siswa dintaranya saat siswa memahami materi yang disampaikan dan mengungkapkannya kepada temannya serta peneliti. Karakteristik yang keempat adalah keterkaitan, keterkaitan pada pertemuan ini tentang penyamaan pemahaman antara peneliti dan siswa dalam penyimpulan pembelajaran. Karakteristik yang terakhir adalah interaktivitas, interaktivitas pada pertemuan ini seperti pada kegiatan mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok pada kelompok lainnya untuk mencapai pemahaman yang sama. 4.3.2.2 Pelaksanaan Siklus II Pada penelitian tahap siklus II sama dengan tahap pada siklus I. Hanya saja pada siklus II perencanaan dalam penyusunan perangkat pembelajaran disesuaikan dengan refleksi pada siklus I, dalam arti lain memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam siklus I. Materi yang digunakan dalam siklus II ini yaitu menggunakan alat ukur baku sentimeter dan meter yang sering digunakan. Pelaksanaan tindakan dalam siklus ini dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 JP. Pada pelaksanaan tindakan tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti melakukan penyebaran kuisioner pada siswa di akhir siklus. 1. Siklus II Pertemuan I Pada pertemuan pertama siklus II ini peneliti mengajarkan cara mengukur panjang suatu benda dengan menggunakan alat ukur baku satuan sentimeter yaitu dengan menggunakan mistar. Pada pertemuan ini peneliti menggunakan media lingkungan sekitar yaitu mistar atau penggaris. Diawal pertemuan siswa dan peneliti berdoa bersama dengan dipimpin oleh salah satu siswa. Peneliti menanyakan kabar siswa. Peneliti melakukan presensi. Peneliti memberikan kontrak belajar. Peneliti menyampaikan tujuan pelajaran. Pada kegiatan inti peneliti menanyakan pengetahuan awal siswa tentang mengukur suatu panjang benda dengan satuan baku Pemanfaatan hasil konstruksi, pemanfaatan hasil konstruksi siswa pada kegiatan ini yaitu menggali pengetahuan siswa apa yang diperoleh dari kegiatan sehari-hari, salah satu siswa berpendapat bahwa mengukur menggunakan satuan alat baku yaitu dengan melihat bapaknya membuat meja dengan diukur terlebih dahulu dengan meteran. Peneliti menjelaskan materi tentang mengukur panjang benda dengan menggunakan alat ukur baku yaitu penggaris Penggunaan model, peneliti menggunakan pemodelan alat ukur yang sering dijumpai pada kehidupan sehari- hari untuk mengukur yaitu berupa penggaris 30 sentimeter yang sering digunakan oleh siswa guna mempermudah pemahaman siswa karena alat ini setiap hari siswa melihatnya. Siswa memperhatikan materi yang dijelaskan. Peneliti memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dijelaskan untuk menggali pemahaman siswa Pemanfaatan hasil konstruksi, siswa diberi pertanyaan yang dapat menggali konstruksi pemahan siswa, seperti pada kegiatan peneliti mengukur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI panjang buku tulis menggunakan penggaris, lalu siswa disuruh mengukur benda selain buku tulis seperti siswa disuruh mengukur pensil atau penghapus. Siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan Pemanfaatan hasil konstruksi. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Guru memberi pengarahan pada siswa untuk mendiskusikan secara kelompok mengukur panjang benda dengan menggunakan penggaris dan menuliskannya dalam lembar kerja siswa Penggunaan model, peneliti menggunakan pemodelan media alat ukur mistar dalam menjawab soal diskusi dalam bentuk lembar kerja siswa. Peneliti mengarahkan siswa untuk kembali berada dalam posisi individu. Siswa mempresentasikan hasil pengamatan mereka kepada teman-temannya di depan kelas Interaktivitas, dalam mempresentasikan lembar kerja siswa hasil diskusi secara berkelompok, kelompok yang mempresentasikannya di depan kelas melakukan interaktivitas dengan saling bertukar pendapat tentang apa yang telah di presentasikan dengan kelompok lain yang tidak presentasi, seperti saat menjawab panjang buku paket matematika yang panjangnya 25 sentimeter, lalu apakah kelompok lain juga panjangnya 25 sentimeter, apabila semua kelompok sepakat bahwa panjang buku paket adalah 25 sentimeter lalu dibuktikan oleh peneliti bahwa panjangnya adalah 25 sentimeter maka dapat disimpulkan bahwa panjang buku paket matematika adalah 25 sentimeter. Peneliti dan siswa melakukan penguatan pada materi yang telah diberikan Keterkaitan, terkait materi yang sudah disampaikan maka peneliti melakukan penguatan materi mengukur dengan menggunakan penggaris dengan satuan sentimeter dari pendapat siswa yang diperoleh pada kehidupan sehari-hari dengan materi yang disampaikan peneliti dalam kelas. Peneliti dan siswa bersama-sama melakukan konfirmasi dan perbaikan mengenai jawaban yang telah dikerjakan siswa. Siswa diberi kesempatan bertanya. Pada kegiatan penutup siswa bersama peneliti menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa bersama peneliti melakukan refleksi mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung. Siswa dan peneliti secara bersama-sama menetukan aksi yang akan dilakukan siswa setelah pembelajaran ini. Peneliti memberikan tugas kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya untuk dipelajari di rumah. Salah satu siswa memimpin doa untuk pulang. 5 karakteristik PMRI telah disebutkan pada kegiatan tersebut, berikut perwakilan masing-masing satu karakteristik PMRI pada pertemuan ini diantaranya adalah Pemanfaatan hasil konstruksi siswa. Foto di bawah ini adalah pemanfaatan hasil konstruksi siswa yaitu siswa menggunakan pemahamannya sendiri dari penjelasan guru cara mengukur buku dengan penggaris dan guru menyuruh mempraktekkannya langsung lalu mengungkapkan pendapatnya kepada guru. Gambar 4.7 Pemanfaatan hasil konstruksi siswa Karakteristik yang kedua yaitu penggunaan konteks, penggunaan konteks yaitu penggunaan media penggaris dalam kegiatan sehari-hari. Karakteristik yang ketiga yaitu penggunaan model, pada pertemuaan ini penggunaan media penggaris sebagai model alat ukur untuk mengukur satuan sentimeter. Karakteristik yang keempat adalah keterkaitan, keterkaitan pada pertemuan ini tentang pemahaman materi yang diajarkan dikelas dengan pemahan yang dijumpai pada kegiatan sehari-hari. Karakteristik yang terakhir yaitu interaktivitas, interaktivitas pada pertemuan ini yaitu pada saat siswa melakuakan presentasi di depan kelas. Siswa harus mampu mengkomunikasikan hasil presentasinya kepada warga kelas. 2. Siklus II Pertemuan II Pada pertemuan kedua siklus II ini peneliti mengajarkan cara mengukur panjang suatu benda dengan menggunakan alat ukur baku satuan meter yaitu dengan menggunakan meteran dan alat penukur tinggi badan. Pada pertemuan ini peneliti menggunakan media meteran dan pengukur tinggi badan. Pada kegiatan awal pertemuan ini peneliti menanyakan kabar siswa. Peneliti melakukan presensi. Peneliti memberikan kontrak belajar. Peneliti menyampaikan tujuan pelajaran Sebelum masuk ke pembelajaran. peneliti menggali pengetahuan awal siswa tentang menggunakan alat ukur baku satuan meter yaitu dengan menggunakan meteran dan alat penukur tinggi badan Pemanfaatan hasil konstruksi, peneliti menggali pengetahuan awal siswa dengan siswa mengungkapkan hasil konstruksi pemikirannya apa yang telah siswa diketahui siswa pada kehidupan sehari-harinya mengenai materi menggunakan alat ukur baku meteran, seperti salah satu siswa berpendapat bahwa mengukur menggunakan meteran adalah mengukur jalan dengan alat meteran yang ia ketahui saat bapaknya sedang mengukur jalan di depan rumahnya untuk diaspal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Peneliti menjelaskan materi tentang mengukur panjang benda dengan menggunakan meteran Penggunaan model, peneliti menggunakan pemodelan media alat ukur meteran untuk menumbuhkan pemahaman siswa mengukur menggunakan satuan meter tentang materi mengukur menggunakan alat ukur baku meter. Siswa memperhatikan materi yang dijelaskan. Peneliti memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dijelaskan untuk menggali pemahaman siswa Pemanfaatan hasil konstruksi, setelah peneliti menjelaskan materi mengukur menggunakan alat ukur meteran merupakan alat ukur satuan meter, siswa berpendapat bahwa mengukur menggunakan alat ukur meteran merupan satuan alat ukur meter. Siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan Pemanfaatan hasil konstruksi, siswa dan peneliti melakukan tanya jawab bahwa apa saja kegunaan alat ukur meteran, salah satu siswa lalu menjawab bahwa kegunaan meteran adalah untuk mengukur jalan dan untuk mengukur panjang sawah. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Peneliti memberi pengarahan pada siswa untuk mendiskusikan secara kelompok mengukur panjang benda dengan menggunakan meteran dan menuliskannya dalam lembar kerja siswa Penggunaan model, penggunaan model pada kegiatan ini adalah media siswa dalam menggunakan alat ukur peninggi badan untuk mengukur tinggi badan anggota kelompok. Peneliti mengarahkan siswa untuk kembali berada dalam posisi individu. Siswa mempresentasikan hasil pengamatan mereka kepada teman- temannya di depan kelas Interaktivitas, kelompok yang mempresentasikannya di depan melakukan interaksi dengan kelompok lain yang tidak presentasi untuk menyatukan pemahaman mereka. Peneliti dan siswa melakukan penguatan pada materi yang telah diberikan Keterkaitan, berdasarkan hasil presentasi dan pembahasan materi yang telah dilakukan, peneliti melakukan pengutan materi bahwa meteran menggunakan satuan meter dan apa saja kegunaan meteran tersebut. Peneliti dan siswa bersama-sama melakukan konfirmasi dan perbaikan mengenai jawaban yang telah dikerjakan siswa. Siswa diberi kesempatan bertanya. Pada kegiatan penutup siswa bersama peneliti menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari Keterkaitan, berdasarka materi yang telah disampiakan di kelas dengan hasil pemahaman siswa dalam kesehariannya tentang mengukur menggunakan alat ukur meteran dan alat ukur untuk mengukur tinggi badan, maka peneliti besetra siswa melakukan penyimpulan dan penyatuan pemahaman materi yang sudah disampaikan selama pembelajaran. Siswa bersama peneliti melakukan refleksi mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung. Siswa dan peneliti secara bersama-sama menetukan aksi yang akan dilakukan siswa setelah pembelajaran ini. Peneliti memberikan tugas kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya untuk dipelajari di rumah. Salah satu siswa memimpin doa penutup. Siswa memberikan salam. 5 Karakteristik PMRI yang telah disebutkan pada kegiatan pertemuan keduan siklus II ini diantaranya masing-masing satu karakteristiknya yaitu penggunaan konteks. Pada gambar di bawah berikut siswa dilibatkan dalam pencarian dan pemecahan permasalahan sehari-hari dalam konteks dunia nyata ya ng sering dijumpai seperti “berapa tinggi badan saya, bangaimana cara mengukur tinggi badan saya”. Permulaan pemahaman awal siswa dihadapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada permasalahan sehari-hari yang dijumpainya. Karakteristik yang kedua pada pertemuan ini adalah penggunaan model pada pertemuan ini diantaranya penggunaan media sekitar dalam pembelajaran, media tersebut adalah media meteran dan pengukur tinggi badan. Gambar 4.8 Penggunaan konteks “dunia nyata” sehari-hari Karakteristik yang ketiga yaitu interaktivitas, interaktivitas pada pertemuan terakhir ini yaitu kegiatan penggunaan media yang telah disediakan yaitu meteran dan pengukur tinggi badan. Pada saat kegiatan kelompok seluruh anggota kelompok diharapkan mencoba media yang disediakan dan dapan menggunakannya dengan benar. Karakteristik yang keempat yaitu pemanfaatan konstruksi siswa dintaranya saat siswa berdikusi kelompok siswa saling bertukar pikiran saat menjawab soal lembar kerja siswa. Siswa harus mampu mengungkapkan pendapatnya kepada semua anggota kelompok diskusi. Karakteristik yang kelima adalah keterkaitan, keterkaitan pada pertemuan ini yaitu penyamaan pemahaman konsep materi yang diajarkan dalam kegiatan penyimpulan pembelajaran antara siswa dan peneliti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V PENUTUP

Bab V ini akan membahas bagian terakhir dari penelitian yaitu kesimpulan, keterbatasan, dan saran. Berikut ini adalah uraian kesimpulan, keterbatasan, dan saran :

5.1 Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas II SD Negeri Plaosan 2 tahun pelajaran 20152016 dengan jumlah siswa 19. Dengan menggunakan 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan yang dapat disimpulkan sebagai berikut : 5.1.1 Pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Plaosan 2 tahun pelajaran 20152016 dilaksanakan dengan menerapkan karakteristik-karakteristik PMRI yaitu 1 Penggunaan Konteks, 2 Penggunaan Model, 3 Penggunaan Kontruksi Siswa, 4 Interaktivitas dan 5 Keterkaitan. Minat siswa meningkat dengan diterapkannya karakteristik-karakteristik PMRI. Karakteristik-karakteristik berperan dalam meningkatkan minat siswa antara lain adalah interaktivitas. Interaktivitas yang dilakukan siswa baik interaksi antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru memperlihatkan bahwa minat siswa dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI