Kondisi lelah fisik P3 akibat bekerja, tak membuatnya bersantai di rumah. Tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga menunggu di
rumah. Ketika sampai rumah, P3 masih harus membereskan rumah, menjemput anak dan mengasuh anak hingga sang anak tertidur. Pekerjaan
tersebut terkadang membuat P3 semakin lelah dan memicu pertengkaran P3 dengan suami.
b. Emosi negatif yang timbul
Konflik peran ganda yang dialami oleh P3 memicu munculnya emosi negatif. Emosi negatif adalah emosi yang dirasa tidak
menyenangkan sehingga seringkali ingin dihindari dan dikontrol. Emosi negatif yang muncul dalam hasil analisis data P3 sangat bervariasi. P3
merasakan adanya kekhawatiran dan kesedihan ketika anaknya sakit. Situasi ini juga membuat P3 menjadi bingung, karena P3 merasa adanya
dorongan yang kuat sebagai ibu yang harus merawat dan menemani anaknya yang sakit. Tetapi, di sisi lain P3 juga tidak bisa meninggalkan
pekerjaannya. Perasaan tertekan, terbebani dan sedih dirasakan P3 saat
orangtuanya sakit dan P3 tidak punya uang serta waktu untuk menjenguk orangtuanya di kampung. Saat itu, P3 tidak memiliki uang dan tidak dapat
langsung cuti dari kerjaannya karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Keadaan tersebut membuat P3 merasa tidak dimengerti dan
jengkel dengan atasan dan rekan kerjanya yang tidak bisa memahami kondisi P3.
Berdasarkan pernyataan P3 pada peneliti, rutinitas yang monoton dan beban yang didapat P3 membuatnya merasakan perasaan yang tidak
menyenangkan. Suatu waktu P3 juga sempat merasakan perasaan jenuh dan stress karena rutinitanya tersebut.
c. Regulasi emosi
Untuk mengatasi emosi negatif pada partisipan akibat konflik peran ganda dan beberapa tuntutan lainnya yang membebani partisipan
maka dibutuhkan regulasi emosi. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa P3 hanya melakukan empat dari lima bentuk regulasi
emosi, diantaranya: 1
Situation selection Bentuk regulasi emosi situation selection merupakan usaha yang
dilakukan partisipan untuk mendekat, menjauh atau menghindar situasi atau individu yang menyebabkan munculnya emosi negatif.
Berdasarkan hasil analisis data, terlihat jika P3 selalu berusaha menghadapi masalah, tuntutan dan konflik peran ganda yang muncul
dalam hidupnya. P3 meskipun dilingkupi perasaan sedih ketika harus meninggalkan anaknya untuk bekerja pertama kali, tetapi P3 tetap
melakukannya. Selain itu, meskipun merasa khawatir, bingung, dan berat hati tak menghalangi P3 untuk memenuhi tanggung jawabnya
sebagai pekerja meskipun harus meninggalkan anaknya yang masih sakit.
2 Situation modification
Situation modification dilakukan partisipan dalam bentuk usaha memodifikasi situasi lingkungan fisik maupun eksternal agar emosi
negatif yang dirasakannya dapat teralihkan. Hal ini terlihat saat P3 menjalankan peran sebagai ibu dan sebagai pekerja adalah hal yang
terbilang baru bagi P3. Dalam menjalaninya, P3 membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dan pembelajaran membagi waktu
serta tenaganya. P3 berusaha untuk bisa adil dalam membagi waktu dan tenaganya untuk memenuhi perannya sebagai ibu dan pekerja.
Saat bekerja pun, P3 tidak sepenuhnya melepaskan tanggung jawabnya sebagai ibu. Anak P3 dititipkan kepada tetangga yang
bersedia mengasuh anaknya ketita P3 dan suami bekerja. Ketika anaknya sakit, P3 selalu memberikan pengarahan dan pesan pada
pengasuh anaknya agar tidak lupa memberikan obat dan memantau terus keadaan kesehatan anaknya. Sesekali P3 menelpon pengasuh
anaknya untuk mengetahui perkembangan kesehatan anaknya. Saat anak sakit, P3 mendapatkan bantuan dari orang tua dan
saudaranya dalam menjaga dan merawat anaknya yang sakit, sehingga P3 dapat kembali bekerja. Selain itu, ketika P3 mearasa
perasaan gelisah dan tertekan dengan konflik peran ganda yang muncul maka P3 akan sharing dengan suaminya. Hal ini dilakukan
P3 agar suaminya juga bisa memahami kondisinya, bisa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membantunya dan mendapatkan kelegaan karena sudah melepaskan uneg-uneg dari dalam dirinya.
3 Attention deployment
Attention deployment merupakan usaha untuk mengarahkan perhatiannya pada sebuah situasi untuk mengatur emosinya. Bentuk
regulasi ini dibagi menjadi dua: distraksi dan konsentrasi. Konsentrasi menitik beratkan pada ketertarikan dan pemusatan
perhatian partisipan pada keistimewaan emosi yang ditimbulkan akibat situasi tertentu. Hal ini terlihat ketika banyaknya tuntutan
yang harus diselesaikan P3 sebagai dampak dari peran gandanya, membuat P3 harus membuat prioritas dalam menyelesaikannya. P3
menyatakan bahwa, dirinya akan memilih situasi yang darurat untuk diselesaikan terlebih dahulu.
Bentuk kedua dari attention deployment adalah distraksi. Distraksi merupakan memfokuskan perhatian pada aspek berbeda
dari sebuah situasi, atau memindahkan perhatian jauh dari situasi yang tidak menyenangkan secara bersamaan. Hal ini terlihat ketika
P3 meninggalkan anak untuk bekerja, terlebih ketika anak sakit maka di lain hari P3 akan meluangkan waktu dan mengajak anaknya
jalan-jalan. Hal ini dilakukan P3 sebagai bentuk pengalihan rasa bersalahnya pada anak. Selain itu, P3 saat stres dan jenuh karena
situasi keseharian yang monoton memilih untuk refreshing atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekedar jalan-jalan bersama anak sore hari agar perasaan jenuh dan stressnya hilang.
4 Cognitive change
Cognitive change merupakan usaha partisipan untuk merubah cara pandangnya dalam menilai sebuah situasi tidak
menyenangkan yang dialaminya. Bentuk regulasi ini paling sering muncul di kehidupan P3 ketika perasaan negatif muncul akibat
konflik peran ganda. Peran ganda adalah pilihan P3 sendiri tanpa ada paksaan siapapun sehingga P3 berpikir akan menerima semua
konsekuensi dari perbuatannya ini, baik itu menyenangkan atau tidak.
Meskipun banyak konflik yang dialaminya, tetapi P3 selalu memiliki pemikiran yang positif akan segala sesuatu yang
menimpanya. Hal ini membuatnya selalu merasa beruntung, tidak banyak memiliki kendala dalam menjalani peran ganda dan bisa
mendapatkan sisi positif dari konflik yang dihadapinya. Pemikirannya yang positif didapat P3 dari pemikiran
realisitisnya terhadap apa yang terjadi dan menjadi pilihan hidupnya. Peran ganda yang dilakukannya juga memiliki tujuan
untuk membantu perekonomian keluarga. Ketika P3 harus meninggalkan anak, tentunya rasa bersalah dan sedih muncul tetapi
P3 berusaha untu kembali memikirkan tujuannya meninggalkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anak adalah untuk bekerja mencari nafkan yang hasilnya nanti dapat dinikmati juga oleh keluarganya.
Masalah yang muncul silih berganti tak membuat P3 berdiam diri, satu-satu P3 selesaikan dengan mencari solusi untuk
menyelesaikannya. Segala usaha P3 lakukan untuk menyelesaikan konflik yang ada. Jika segala usaha dirasa tidak terlalu membantu,
maka P3 akan menyerahkan segala usahanya pada Tuhan. P3 merupakan individu yang cukup rajin Shalat dan saat itu, P3 akan
menyisipkan doa-doa agar masalahnya menemukan jalan keluar yang terbaik.
d. Faktor yang mempengaruhi regulasi emosi