Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
67
2 Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 9, halaman 126 :
i
Υ = -89,845 + 1,832 X
1
+ 1,547 X
2
- 0,015 X
1
X
2
Keterangan:
i
Υ = Variabel profesionalisme guru
1
Χ
= Variabel kecerdasan emosional
2
Χ
= Variabel locus of control
2 1
Χ Χ
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel locus of control
Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel locus of control adalah -0,015. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperlemah derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap variabel profesionalisme
guru. Nilai signifikansi koefisien regresi ρ dari interaksi variabel
kecerdasan emosional dengan variabel locus of control terhadap profesionalisme guru sebesar 0,023 menunjukkan lebih rendah dari
nilai alpha 0,050 yang digunakan dalam penelitian ini 050
, 023
, =
= α
ρ . Dengan demikian dapat disimpulkan
pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari locus of control adalah signifikan. Artinya, semakin
internal locus of control guru semakin lemah derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru. Nilai
68
koefisien determinasi variabel kecerdasan emosional terhadap variabel profesionalisme guru pada guru dengan locus of control
eksternal adalah 0,497. Nilai koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa pengaruh kecerdasan emosional terhadap
profesionalisme guru dikategorikan sedang. Sementara, pada guru yang memiliki kecenderungan locus of control rentang eksternal
dan internal, nilai koefisien determinasi variabel kecerdasan emosional terhadap variabel profesionalisme guru adalah sebesar
0,047. Nilai koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel kecerdasan emosional terhadap profesionalisme
guru dikategorikan sangat rendah. Sedangkan pada guru yang memiliki locus of control internal, nilai koefisien determinasi
variabel kecerdasan emosional terhadap variabel profesionalisme guru adalah sebesar 0,001. Nilai koefisien determinasi ini
menunjukkan bahwa pengaruh variabel kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru dikategorikan sangat rendah.
Sedangkan pada guru yang memiliki locus of control sangat internal, nilai koefisien determinasi variabel kecerdasan emosional
terhadap variabel profesionalisme guru adalah sebesar 0,103. Nilai koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel
kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru dikategorikan rendah. Hasil perhitungan ini mendukung hasil pengujian hipotesis
interaksi variabel locus of control dengan variabel kecerdasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
emosional memperlemah pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru.
b. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau
dari masa kerja. 1
Rumusan Hipotesis II H
= Tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari masa kerja
Ha = Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari masa kerja.
2 Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 9, halaman 127 :
i
Υ = 105,254 – 0,066 X
1
– 0,106 X
2
+ 0,001 X
1
X
2
Keterangan:
i
Υ = Variabel profesionalisme guru
1
Χ
= Variabel kecerdasan emosional
2
Χ
= Variabel masa kerja
2 1
Χ Χ
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel masa kerja
Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel masa kerja adalah 0,001. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa interaksi kedua variabel menguatkan derajat pengaruh kecerdasan emosional dengan variabel profesionalisme guru. Nilai
70
signifikansi koefisien regresi ρ dari interaksi variabel
kecerdasan emosional dengan variabel masa kerja terhadap profesionalisme guru sebesar 0,041 menunjukkan lebih rendah dari
nilai alpha 0,050 yang digunakan dalam penelitian ini 050
, 041
, =
= α
ρ . Dengan demikian dapat disimpulkan
pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari masa kerja adalah signifikan. Artinya, semakin
banyak masa kerja seorang guru semakin kuat derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru.
Nilai koefisien determinasi variabel kecerdasan emosional dengan variabel profesionalisme guru pada guru yang memiliki masa kerja
≤ 5 tahun adalah sebesar 0,001. Nilai koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel kecerdasan emosional
terhadap profesionalisme guru dikategorikan sangat rendah. Sementara, pada guru yang memiliki masa kerja 6-15 tahun, nilai
koefisien determinasi variabel kecerdasan emosional terhadap variabel profesionalisme guru adalah sebesar 0,001. Nilai koefisien
determinasi ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru dikategorikan sangat
rendah. Sementara, pada guru yang memiliki masa kerja 16-25 tahun, nilai koefisien determinasi variabel kecerdasan emosional
terhadap variabel profesionalisme guru adalah sebesar 0,005. Nilai koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel
71
kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru dikategorikan sangat rendah. Sementara, pada guru yang memiliki masa kerja
25 tahun, nilai koefisien determinasi variabel kecerdasan emosional terhadap variabel profesionalisme guru adalah sebesar
0,273. Nilai koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel kecerdasan emosional terhadap profesionalisme
guru dikategorikan rendah. Hasil perhitungan ini mendukung hasil pengujian hipotesis interaksi variabel masa kerja dengan variabel
kecerdasan emosional menguatkan pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru.