Strategi Pengembangan Usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T. Mansyur Medan

(1)

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

FAKTOR INTERNAL

1. Bagaimana Kondisi keuangan/ Modal usaha /kisaran Modal dalam menjalankan usaha restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan?

2. Apa syarat-syarat tertentu dalam penerimaan karyawan di restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan?

a. Bagaimana Perekrutan Tenaga kerja? b. Tenaga kerja?

c. Jam kerja ?

d. Hari libur yang ditetapkan? e. Gaji dan upah?

3. Bagaimana pemasaran produk yang dilakukan oleh restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan?

4. Bagaimana produk makanan yang ditawarkan di restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan?

a. Produk (jenis, ciri khas, rasa, bahan kemasan, dll) ? b. Harga ?

c. Distribusi ? d. Promosi ?

5. Bagaimana proses operasional/produksi (mis: bahan baku,pengelolaannya, kendala bahan baku dll) di restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan?


(2)

6. Bagaimana kegiatan manajemen di restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan?

a. Perencanaan

b. Pengorganisasian (koordinasi)? c. Pengawasan (di bagian apa)? d. Evaluasi (kinerja, produk)?

FAKTOR EKSTERNAL

1. Bagaimana pengaruh faktor perekonomian (mis: inflasi,kenaikan BBM dll) dalam menjalankan usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan/daya beli masyarakat ?

2. Kalangan konsumen seperti apa yang sering datang ke restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan?

3. Apakah lingkungan restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan terletak di wilayah yang strategis?

4. Perkembangan teknologi (alat-alat canggih) apa saja yang digunakan dalam menjalankan usaha restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan?

5. Siapa saja yang merupakan pesaing di restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan?

6. Bagaimana hubungan dengan pemasok bahan baku?

7. Apakah ada kendala dalam kegiatan pengadaan bahan baku produk?


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Anoraga , Pandji, 2007. Pengelolaan bisnis dalam era globalisasi, Jakarta: Rineka Cipta.

Ayodya, Wulan 2012. Kursus Singkat Usaha Rumah Makan Laris Manis. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

David, Fred. R. 2004. Straegic Management. New Jersey. Prentice Hall. Ferrel,O.C and D,Harline. 2005. Marketing Strategy. Thomson Corporation,

South Western.

Harisudin, M. 2009. Manajemen Strategi. Handout Kuliah Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Hisrich, R.D. dan Peters, M.P. 1995. Entrepreneurship, Starting, Developing and Managing a New Entreprise. Tokyo: Richard D. Irwin, Inc.

Hunger,J.David & Wheelen, Thomas L.2003. Manajemen Strategis. Edisi Kedua Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi.

Kerzner, H. 2001. Project Management. Seventh Edition. John Wiley & Sons, Inc, New York.

Rangkuti, Freddy,2004,2014. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama.

Singarimbun, M dan S, Effendi.1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Solihin, Ismail.2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga.

Soekresno. Manajemen Food and Beverage, 2000 Edisi Ke II. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(4)

Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. CV Tarsito. Bandung.

Sugioyono, 2005. Metode penelitian kualitatif , Bandung: Alfabeta.

Suryatama, Erwin. 2014. Lebih Memahami Analisi SWOT Dalam Bisnis,Surabaya: Kata Pena.

Umar, H. 2002. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Umar, H. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT.Raja Grafindo.

Wiwoho, Ardjuno. 2011. Pengetahuan Tata Hidang. Bandung: Esensi Erlangga Group.

Zimeerer, Thomas W dan Scarborough, Noman. M.2002. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta: Prehalindo.

Sumber Internet:

https://id.wikipedia.org/wiki/Strategi , Diakses Pada tanggal 3 Desember 2015 pada Pukul 15:08


(5)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu bentuk yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Oleh karena itu metode ini sering juga disebut metode analitik Surakhmad, (1994:131).

Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul datanya Singarimbun,Effendi, (1995:3).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat terjadinya masalah penelitian. Adapun yang dijadikan tempat penelitian ialah Restoran Ayam Penyet Jakarta, Jalan Dr.T.Mansyur Medan.

3.3 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi atau kondisi latar penelitian. Informan penelitian terdiri dari beberapa macam menurut Sugiyono (2005:172) yaitu:

1. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci merupakan subjek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan yang menjadi informasi, menghayati secara sungguh-sungguh lingkungan


(6)

atau kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. Penentuan informan kunci tersebut dilakukan secara Snowball sehingga dapat diperoleh responden lainnya yang dapat menjelaskan faktor-faktor internal dan eksternal, yaitu mulai dari pelanggan dan karyawan restoran Ayam Penyet Jakarta.

3.4 Defenisi Konsep

Adapun konsep dari penelitian ini adalah:

1. Strategi

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

2. Pengembangan usaha

Pengembangan usaha adalah tugas dan proses persiapan analisis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini


(7)

1. Sumber data primer

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung maupun secara tidak langsung terhadap beberapa usaha restoran/rumah makan yang ada di jalan Dr.T.Mansyur Medan.

b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data primer melalui wawancara langsung kepada responden berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.

2. Sumber data sekunder

a. Studi dokumentasi, dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto, atau benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.

b. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

3.6 Penentuan Sampel / Responden untuk Perumusan Strategi 1. Penentuan Faktor-Faktor Kunci Strategis

Faktor strategis adalah faktor-faktor yang dijadikan sebagai komponen dalam melakukan perumusan strategis. Sifat dasar dari faktor strategis adalah suatu keadaan yang dibangun dari sintetis benchmark dalam lingkungan persaingan Harisudin, (2009). Faktor strategis merupakan kondisi riil yang bersifat unik dan kompleks, yang didalamnya terdapat regularitas atau pola tertentu dalam perumusannya. Data atau informasi harus ditelusuri seluas-luasnya dan sedalam mungkin sesuai dengan variasi yang ada. Maka, dalam prosedur sampling yang terpenting adalah menentukan informasi kunci (key information) yang syarat informasi


(8)

sesuai dengan fokus penelitian. Untuk memilih informan kunci lebih tepat dilakukan secara sengaja (purposive sampling).

Informan kunci (key informan), merupakan subyek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan yang menjadi informasi, menghayati secara sungguh-sungguh lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan, serta masih terlibat secara penuh/aktif pada kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. Dengan wawancara secara mendalam (indepth interview) kepada informan kunci diperoleh informasi mengenai faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat diidentifikasikan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam mengembangkan usaha restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T.Mansyur Medan. Penentuan informan kunci tersebut dilakukan secara Snowball sehingga dapat diperoleh responden lainnya yang dapat menjelaskan faktor-faktor internal dan eksternal.

1. Penentuan Bobot dan nilai daya tarik dalam Matriks QSP.

Penentuan Bobot dan AS dilakukan terlebih dahulu menyusun kuisioner yang berisi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) serta alternatif strategi yang akan dipertimbangkan untuk menjadi prioritas strategi dalam mengembangkan usaha restoran Ayam Penyet Jakarta. Pengambilan responden dilakukan secara purposive sampling (sengaja) yaitu orang-orang yang telah cukup lama dan masih terlibata secara penuh/aktif pada kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. Responden tersebut membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti dalam penelitian yang sedang dilakukan.

Responden yang digunakan dalam penentuan bobot adalah: karyawan Restoran Ayam Penyet Jakarta dan konsumen . karyawan merupakan sumber informasi utama dalam penelitian ini. Jumlah sampel


(9)

yang diteliti adalah 20 orang karyawan yang bekerja di restoran Ayam Penyet Jakarta dan 20 orang konsumen.

Sedangkan untuk pengambilan nilai daya tarik AS (attractive score), merupakan nilai daya tarik yang didefenisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian tertentu.

3.7 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yakni menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu Umar, (2005:22). Proses analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis faktor Internal dan faktor Eksternal

Analisis faktor internal bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam pengembangan usaha. Faktor internal yang dianalisis meliputi keuangan, sumber daya manusia/karyawan, pemasaran, produksi/operasional dan manajemen. Sedangkan analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha restoran. Faktor eksternal dianalisis kondisi perekonomian, sosial dan budaya, politik dan pemerintahan, konsumen dan pemasok, tingkat teknologi dan persaingan.

Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam mengembangkan usaha restoran digunakan analisi SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan


(10)

usaha. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths), dan peluang (oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness), dan ancaman (threat).

2. Alternatif strategi

Untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T.Mansyur Medan digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi oleh suatu restoran dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT digambarkan ke dalam matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategis, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O strategies), strategi kelemahan-peluang (W-O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies), dan strategi kelemahan-ancaman (W-T strategies)

Tabel 3.1 Matriks SWOT IFAS

EFAS

Strength (S)

Tentukan 5-10 faktor- Faktor kekuatan internal

Weakness (W)

Tentukan 5-10 faktor- Faktor kelemahan internal

Oppurtunities (O)

Tentukan 5-10 faktor-faktor eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threat (T)

Tentukan 5-10 faktor-faktor ancaman eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti, Freddy 2014


(11)

Delapan tahapan dalam penentuan alternatif strategi yang dibangun melalui matriks SWOT adalah sebagai berikut:

a. Menuliskan peluang faktor eksternal kunci usaha restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T.Mansyur Medan.

b. Menuliskan ancaman faktor eksternal kunci usaha restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T.Mansyur Medan

c. Menuliskan kekuatan faktor internal kunci usaha restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T.Mansyur Medan

d. Menuliskan kelamahan faktor internal kunci usaha restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T.Mansyur Medan

e. Mencocokkan kekuatan faktor internal dengan peluang faktor eksternal dan mencatat Strategi S-O dalam sel yang sudah ditentukan.

f. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan peluang faktor eksternal dan mencatat strategi W-O dalam sel yang sudah ditentukan.

g. Mencocokkan kekuatan faktor internal dengan ancaman faktor eksternal dan mencatat Strategi S-T dalam sel yang sudah ditentukan.

h. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan ancaman faktor eksternal dan mencatat Strategi W-T dalam sel yang ditentukan.

3. Prioritas Strategi

Untuk menentukan prioritas strategi dalam pengembangan usaha restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T.Mansyur Medan digunakan analisis matriks QSP. Matriks QSP digunakan untuk mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan lingkungan eksternal dan internal. Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar pada matriks QSP merupakan strategi yang paling baik.


(12)

Tabel 3.2 Matriks QSP Faktor-faktor

kunci

Bobot Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS Faktor-faktor

kunci internal Total Bobot Faktor-faktor kunci eksternal Total Bobot

Jumlah total Nilai Daya Tarik

Sumber : David,2004

Enam tahapan dalam pembuatan matriks QSP yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Membuat daftar peluang/ancaman dari faktor eksternal dan kekuatan/kelemahan faktor internal.

b. Memberi bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut. Jumlah seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. c. Memeriksa matriks SWOT dan mengenali strategi-strategi alternatif yang

harus dipertimbangkan untuk diterapkan.

d. Menentukan AS (attractive score) merupakan nilai daya tarik yang didefenisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai daya tarik ditentukan dengan memeriksa masing-masing faktor eksternal atau faktor internal, satu per satu, sambil mengajukan pertanyaan, “Apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” jika jawaban atas


(13)

pertanyaan tersebut adalah ya, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Khususnya, Nilai Daya Tarik harus diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan Nilai Daya Tarik adalah: 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik, 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah tidak , hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Oleh karena itu, jangan beri Nilai Daya Tarik pada strategi-strategi dalam rangkaian tersebut.

e. Menghitung TAS (total attractive score), yang merupakan Total Nilai Daya Tarik didefenisikan sebagai hasil mengalikan Bobot (langkah b) dengan nilai Daya Tarik di masing-masing baris (langkah d). Total Nilai Daya Tarik menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing strategi alternatif.

f. Menghitung jumlah total Nilai Daya Tarik. Jumlah Total Nilai Daya Tarik mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut. Besarnya perbedaan di antara Jumlah Total Nilai Daya Tarik dalam suatu rangkaian strategi-strategi alternatif menunjukkan tingkat relatif dikehendakinya suatu strategi daripada yang lain.


(14)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil dan Sejarah Usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta

a. Profil Restoran Ayam Penyet Jakarta

Nama Perusahaan : Restoran Ayam Penyet Jakarta (APJ)

Tahun berdiri : 2011

Alamat : Jalan Dr.T Mansyur Medan

Bidang Usaha : Perdagangan dan Jasa

b. Sejarah Restoran Ayam Penyet Jakarta

Restoran Ayam Penyet Jakarta adalah perusahaan franchise/waralaba yang bergerak di bidang jasa pelayanan rumah makan cepat saji yang menyediakan menu utama Ayam Penyet dan menu lainnya yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Usaha restoran ini didirikan oleh Hengky Irawan Gultom, selaku pemilik Restoran Ayam Penyet Jakarta. Restoran ini terletak di Jalan Dr.T Mansyur Medan. Untuk lokasi restoran ini sudah memiliki keunggulan yang sangat bagus apalagi untuk mengembangkan restoran ini. Lokasi yang dimiliki oleh restoran Ayam Penyet Jakarta sangat strategis karena terletak di Jalan Dr.T Mansyur yang sekarang dapat dikatakan tempatnya untuk kuliner.


(15)

Sebelum terjun ke dunia Bisnis Bapak Hengi Irawan Gultom adalah seorang mantan karyawan Restoran CFC di aceh, sempat juga berjualan mie bakso dan pedagang gado-gado. Dengan modal yang terbatas dan ketekunannya Bapak hengki Irawan memberanikan diri membuka usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta dengan Modal yang Sebagian berasal dari modal pinjaman Usaha dari Bank.

Restoran Ayam Penyet Jakarta atau yang disingkat APJ pertama kali berdiri Pada Tahun 2008 di jalan Glugur Medan. Dan seiring dengan berkembangnya usaha Restoran ini akhirnya mendirikan cabang di dalam kota Medan dan di luar kota Medan antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar Cabang Restoran Ayam Penyet Jakarta

No. Nama Restoran Tahun Berdiri

1. APJ Glugur Medan, Sumatera Utara 2008 2. APJ Kapten Muslim Medan, Sumatera Utara 2009 3. APJ Aksara Medan, Sumatera Utara 2010 4. APJ Padang Bulan Medan, Sumatera Utara 2011 5. APJ Dr.T Mansyur Medan, Sumatera Utara 2011 6. APJ Ring Road Medan, Sumatera Utara 2012 7. APJ SM Raja Medan, Sumatera Utara 2013 8. APJ Cilandak, Jakarta Selatan 2013 9. APJ Marelan Medan, Sumatera Utara 2013 10. APJ Karawaci Tanggerang,Banten 2014 11. APJ Centre Point Medan, Sumatera Utara 2014 12. APJ Carefour Medan, Sumatera Utara 2014 13. APJ Citra Garden Medan, Sumatera Utara 2015 14. APJ Johor Medan, Sumatera Utara 2016 15. APJ Gatsu Medan, Sumatera Utara 2016


(16)

Dapat dilihat dari Tabel 4.1 berbagai cabang dari Restoran Ayam Penyet Jakarta yang terdiri dari 15 outlet. Restoran Ayam Penyet Jakarta sendiri sudah mendapat SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), IMB (Izin Mendirikan Bangunan), Pajak Reklame, Pajak Pendapatan, dan sertifikat halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Restoran Ayam Penyet Jakarta sendiri merupakan rumah makan cepat saji yang menyediakan menu utama Nasi urap Ayam Penyet dan 40 jenis menu lainnya yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.

Target market atau segmentasi pasar Restoran Ayam Penyet Jakarta yaitu dari kalangan kelas menengah (middle) dan kelas bawah (low), namun Restoran Ayam Penyet Jakarta berhasil menjalankan aktivitas bisnisnya dengan hasil yang memuaskan mengingat banyaknya konsumen baik yang datang langsung maupun orderan. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa peminat dan konsumen akan semakin banyak dan luas.

Selain melakukan pelayanan di tempat usaha dan pesanan, Restoran Ayam Penyet Jakarta juga melayani dalam bentuk Reservasi Tempat, seperti tempat untuk acara ulang tahun, acara syukuran, bazzar dll.

4.1.2 Visi dan Misi Usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta

Visi : Meningkatkan Penjualan dan meningkatkan Profit

Misi : Menyajikan Produk dengan citra rasa yang baik

4.1.3 Struktur Organisasi

Pada umumnya suatu perusahaan memiliki struktur organisasi yang didalami akan mencerminkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta komunikasi maupun koordinasi pengawasan dalam


(17)

pelaksanaan tugas-tugas dalam organisasi . Dengan adanya struktur organisasi maka para karyawan akan mengetahui tugas dan tanggung jawab serta kedudukannya sehingga dapat bekerja sesuai dengan bidangnya.

Struktur organisasi yang baik akan menghasilkan suatu sistem kerja yang lancar, efesien dan efektif. Secara umum struktur organisasi pada suatu perusahaan terdiri dari unti-unit kerja yang dilaksanakan secara kelompok atau individual/perorangan, adapun sistem kerja yang lancar, efesien dan efektif akan mempermudah perusahaan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

Struktur dan uraian tugas merupakan unsur penting dalam perusahaan. Struktur organisasi dapat dianggap sebagai susunan suatu kerangka dasar yang menyeluruh dan mempersatukan fungsi-fungsi dalam suatu perusahaan, sekaligus menetapkan hubungan antara personil yang melaksanakan fungsi tersebut. Di dalam organisasi setiap individual harus bertanggung jawab atas tugasnya.

Penyusunan struktur ini bersifat statis tetapi akan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan yang diinginkan oleh perusahaan. Adapun struktur Organisasi Restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T Mansyur Medan dapat dilihat sebagai berikut:


(18)

STRUKTUR ORGANISASI

RESTORAN APJ DI JALAN Dr.T MANSYUR

Gambar 4.1 MEDAN

Sumber: Restoran Ayam Penyet Jakarta 2016 Owner/Pemilik Bapak Hengki  Irawan Gultom 

SUPERVISOR Bapak Putra 

CAPTAIN  Muhammad  Zaid & Surya 

Chef/ Koki  Fahmi harahap 

Crew  Karyawan  (22 orang) 


(19)

4.1.4 Deskripsi Jabatan

Dibawah ini akan menjelaskan secara singkat mengenai tugas dan tanggung jawab kewajiban yang ada di Restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan :

a. Wewenang Owner (Bapak Hengki Irawan Gultom)

Owner merupakan pemilik restoran Ayam Penyet Jakarta

b. Wewenang Supervisor (Bapak Putra)

Supervisor merupakan pengawas lini pertama yang setiap saat akan selalu berhubungan dengan bawahan. Dalam melaksanakan pekerjaannya, supervisior membawahi bawahannya yang memerlukan suatu pengawasan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau Seorang yang diberi wewenang atau memiliki jabatan untuk mengawasi, mengarahkan suatu tata cara yang mengendalikan tata cara lainnya.

Dibawah ini adalah salah satu tugas dari supervisor Restoran Ayam Penyet Jakarta:

1. Memberikan pelatihan, pengarahan, bimbingan dan pengawasan kepada bawahan dalam memastikan standart service yang ada.

2. Membuat laporan-laporan yang berkaitan dengan operasional outlet secara berkala.

3. Memastikan terlaksananya SOP (Standar Operasional Prosedur) dan tata tertib Restoran, terutama pada waktu dan lingkungan kerja.

4. Berperan aktif dalam tanggung jawab atas terlaksananya kegiatan promosi yang diadakan, upselling dalam meningkatkan revenue outlet dan pencapaian target outlet.


(20)

5. Bertanggung jawab untuk menangani keluhan, kritik, dan saran baik yang disampaikan oleh pelanggana, serta sedapat mungkin menyelesaikan keluhan, kritik dan saran dengan tata cara yang baik, ramah dan mampu mempertahankan hubungan yang ada dengan pelanggan.

6. Mengatur pembagian waktu (jadwal) kerja staffservice departement pada waktu dan lingkungan kerja.

c. Wewenang Chef (Fahmi Harahap)

Chef merupakan seorang yang bekerja di restoran dan mempunyai tugas untuk memasak makanan untuk para pelanggan. Mereka biasanya memakai baju putih dengan topi koki di atas kepala mereka. Mereka harus ahli dalam bidang memasak untuk menjadi seorang koki.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Chef di Restoran Ayam Penyet Jakarta :

1. Mengelola dapur yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Menyusun menu makanan.

3. Mengawasi jalannya operasional kitchen terutama pada saat restoran buka.

4. Membuat standart recipe beserta food cost nya. 5. Memimpin staff dan bawahannya.

6. Membuat perkiraan (forecast) yang akan dicapai. 7. Membuat purchase order (bahan-bahan).

d. Wewenang Captain (Muhhammad Zaid dan Surya)

Captain adalah wakil supervisor yang membantu supervisor dalam penangan operasional di Restoran Ayam Penyet Jakarta. Porsi Tugas Captain adalah 70% operasional dan 30% administrasi. Oleh karena itu


(21)

mengerjakan administrasi. Seorang captain harus bisa memberikan contoh atau keteladanan bagi semua crew di bawahnya. Dengan keteladanan yang diberikan captain , maka semua crew akan lebih bersemangat dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing di Restoran Ayam Penyet Jakarta.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Captain dari Restoran Ayam Penyet Jakarta:

1. Cek kehadiran karyawan (absensi). 2. Cek daftar pesanan.

3. Cek persediaan barang dan bahan baku produksi. 4. Cek kebersihan seluruh area restoran.

5. Cek standar kualitas makanan, minuman dan service atau pelayanan crew.

6. Mencatat pembelian barang kedalam buku atau data pembelian barang.

7. Mencatat barang masuk (transfer in) dan barang keluar (transfer out).

8. Rekap atau cuci kasir (clean transaction) dengan kasir. 9. Memimpin jalannya briefingteam.

10. Menangani pembimbingan atau pelatihan karyawan baru. 11. Memberikan laporan penelitian karyawan kepada supervisior. 12. Menangani komplain atau keluhan pelanggan restoran.

13. Koordinasi dengan supervisor tentang opeasional harian, kasus, ide , saran, program, evaluasi serta penentuan karyawan berprestasi. 14. Menciptakan kerukunan dan keharmonisan antar karyawan dan


(22)

15. Memastikan terlaksananya general cleaning setiap bulannya. e. Wewenang Karyawan/ crew (22 orang)

Karyawan merupakan seseorang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melayani kebutuhan makanan dan minuman bagi para pelanggan restoran secara profesional.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Crew dari Restoran Ayam Penyet Jakarta:

1. Bertugas atau bekerja didalam bidang penyajian/ menyampaikan hidangan .

2. Melayani tamu yang makan dan minum di restoran.

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Analisis Faktor Internal dan Eksternal Usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta

Perumusan Strategi dimulai dengan menganalisis faktor internal dan eksternal usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam mengembangkan usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T.Mansyur Medan.

a. Analisis Faktor Internal Usaha Ayam Penyet Jakarta

Analisis faktor Internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada pada usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam penentuan strategi pengembangan.


(23)

Faktor internal usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T.Mansyur Medan meliputi:

1. Keuangan

Kondisi keuangan dalam hal ini adalah modal usaha adalah komponen yang cukup pokok dalam usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta . sebagian besar pelaku usaha memiliki modal yang terbatas dalam hal keuangan. Untuk mempersiapkan besarnya uang yang akan digunakan dalam usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta terkadang mengalami modal yang terbatas, Bapak Hengki Irawan Gultom Menggunakan modal Pribadi dan Modal pinjaman usaha dari Bank BNI karena modal yang dibutuhkan relatif cukup besar untuk meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan pelanggan. Modal awal mendirikan usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta jalan Dr.T Mansyur adalah: ± 500 juta belum termasuk total sewa tempat seharga ± 40 juta.

2. Sumber daya manusia/ karyawan

Aspek sumber daya manusia dapat ditinjau melalui kebutuhan tenaga kerja dan skill, jam kerja, dan sistem penggajian dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut Drs. Malayu S.P Hasibuan (2005:10) “manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien guna membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

a) Perekrutan Tenaga Kerja

Penerimaan karyawan tidak melalui Jalur yang Panjang. Sistem yang digunakan sangat sederhana dan kriteria tenaga kerja baru juga sangat umum. Restoran Ayam Penyet Jakarta tidak mengutamakan Pengalaman


(24)

bekrja tapi membutuhkan SDM yang energik dan telaten.kualifikasi/persyaratan untuk level tenaga kerja paling bawah (crew) adalah pria/wanita pendidikan minimal SMA/SMK sederajat, mampu bekerja dalam tim, bersedia bekerja shift.

b) Tenaga Kerja

Semua tenaga kerja yang ada di restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan merupakan karyawan kontrak. Untuk saat ini restoran Ayam Penyet Jakarta memiliki 22 orang tenaga kerja.

c) Pengaturan Jam Kerja

Jam kerja pada restoran Ayam Penyet Jakarta yaitu menggunakan Shift. Dalam jam kerja terdapat Shift Pagi dan Sore. Jam kerja karyawan yang ditetapkan oleh Restoran Ayam Penyet Jakarta adalah 9 jam kerja. d) Hari Libur yang ditetapkan

Hari libur bagi karyawan yang ditetapkan oleh restoran ayam penyet jakarta ialah seminggu sekali kecuali pada hari minggu hari libur tidak ada bagi karyawan.

e) Gaji dan upah

Gaji tenaga kerja pada Restoran Ayam Penyet Jakarta berbeda-beda setiap orang tergantung dari kinerja yang dilakukan tenaga keja tersebut. Misalnya jika masih Training selama 3 bulan bagi karyawan baru yaitu: ±1,6-1,7 juta/bulan apabila karyawan yang sudah selesai training adalah sekitar ± 2,3-2,5 juta/bulan.

3. Pemasaran

Aspek pemasaran merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Aspek pemasaran juga berhubungan dengan bauran pemasaran yang meliputi analisis terhadap produk, harga, distribusi dan promosi. Analisis


(25)

produk meliputi macam produk dan mutu/kualitas, analisis harga meliputi penetapan harga jual dan posisi harga di pasaran, analisis distribusi meliputi saluran distribusi dan analisis promosi meliputi media promosi yang digunakan. Peluang pasar dalam mengembangkan usaha restoran Ayam Penyet Jakarta ini masih terbuka lebar. Bauran pemasaran dalam usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta meliputi:

a) Produk

Produk makanan yang ditawarkan di restoran ayam penyet jakarta ini memiliki beberapa variasi yakni sekitar 40 variasi. Citra rasa yang dimiliki baik. Produk yang diandalkan Nasi urap Ayam penyet.

b) Harga

Harga makanan lumayan terjangkau antara Rp.17.000- Rp.35.000 / porsi.

c) Distribusi

Distribusi produk dilakukan langsung kepada konsumen melalui outlet-outlet yang sudah ada. Selain melakukan distribusi langsung Restoran Ayam Penyet Jakarta juga menerima pesanan atau Delivery service untuk instansi maupun perseorangan, reservasi atau pesanan , perayaan ulang tahun bagi anak dan keluarga dll.

d) Promosi

Promosi dilakukan dari ikut serta dalam bazzar, dan acara lain. 4. Produksi/ Operasional

Kegiatan produksi adalah usaha atau kegiatan manusia untuk menciptakan atau mempertinggi nilai guna ekonomi suatu barang atau jasa agar lebih berguna bagi pemenuhan kebutuhan organisasi. Kegiatan produksi merupakan bagian yang sangat penting bagi organisasi. Kegiatan


(26)

produksi yang terhambat atau tidak berjalan sesuai rencana akan membuat perusahaan kacau bahkan mengalami kerugian. Proses produksi menjadi hal yang harus sangat diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Sedangkan operasi adalah kesatuan kegiatan dari keseluruhan fungsi yang ada di perusahaan untuk melaksanakan rencana strategis untuk dapat bertahan dan beroperasi. Dalam sebuah perusahaan operasi merupakan salah satu fungsi dari bisnis disamping finansial, marketing, maupun personalia. Operasi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus selalu berhubungan dengan fungsi-fungsi lainnya.

Kegiatan produksi yang ada di Restoran Ayam Penyet Jakarta masih menggunakan alat-alat masak sederhana. Terkadang Restoran Ayam Penyet mengalami kesulitan memenuhi permintaan konsumen yang banyak. Sedangkan untuk bahan baku produksi utama atau unggulan adalah ayam diperoleh dari beberapa supplier yaitu: PT. Ayam Budi, PT. Ayam Ita, PT. Sahabat Kita. Dengan standart kualitas yang sangat diperhatikan restoran Ayam Penyet Jakarta hanya mengambil bahan-bahan baku yang berkualitas baik. Manajemen Restoran Ayam Penyet Jakarta juga masih sederhana, belum menerapkan banyak kemajuan teknologi.

5. Manajemen

Pengembangan usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta di dalamnya terdapat manajemen produksi yang mengatur kegiatan usaha dengan tahap-tahap:

a. Perencanaan

Perencanaan dilakukan pada saaat belum dimulainya kegiatan operasional produksi yaitu pendataan yang berkaitan dengan operasional produksi.


(27)

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian dalam usaha restoran ini adalah kegiatan mengumpulkan dan mengatur sarana produksi serta pelaku usaha restoran untuk berkoordinasi dalam mengusahakan usahanya. Dalam hal ini kegiatan yang dimaksud adalah usaha dalam melakukan proses usaha restoran, mulai dari pemenuhan kebutuhan pokok produksi makanan dan penyajiannya.

c. Pengawasan

Kegiatan usaha restoran ini membutuhkan pengawasan yang cukup detail untuk meminimalisir resiko yang akan dihadapi. Pengawasan yang dilakukan mulai dari tiap-tiap bidang pekerjaan yang dilakukan oleh Captain atau supervisior.

d. Evaluasi

Evaluasi dilakukan setiap tahap dalam usaha restoran Ayam Penyet Jakarta, maksudnya adalah melihat kejadian-kejadian yang terjadi ketika usaha restoran Ayam Penyet Jakarta berlangsung. Evaluasi berguna untuk menentukan perencanaan yang tepat guna menghasilkan produk makanan dan penyajian yang baik dalam hal kualitas dan pelayanannya. Restoran Ayam Penyet Jakarta menggunakan waktu pada pukul 15.00 WIB untuk melakukan Evaluasi karyawan maupun kinerja dan Evaluasi secara keseluruhan (global meeting) untuk mengevaluasi setiap permasalahan dan mencari jalan keluarnya biasanya dilakukan sebulan sekali.


(28)

b. Analisis Faktor Eksternal Usaha Ayam Penyet Jakarta

Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman dalam pengembangan usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T.Mansyur Medan meliputi:

1. Perekonomian

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan atau industri. Semakin buruk kondisi ekonomi semakin buruk pula iklim berbisnis. Kondisi ekonomi membawa pengaruh yang berarti terhadap jalannya usaha restoran Ayam Penyet Jakarta terutama terhadap pendapatan yang diperoleh. Seperti kenaikan BBM, inflasi berpengaruh terhadap harga bahan baku dan sarana produksi sedangkan harga jual produk menjadi turun karena berkurangnya permintaan.

Dengan naiknya harga bahan-bahan pokok yang digunakan untuk memproduksi produk-produk, Restoran Ayam Penyet Jakarta akan berdampak pada penjualan dan pendapatan Restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan.

Akan tetapi dengan adanya kenaikan harga BBM , inflasi dan kenaikan harga tidak lantas membuat Restoran Ayam Penyet Jakarta secara langsung menaikkan harga jual produk-produknya. Manajemen akan melihat omset paenjualan dan laba penjualan, jika dirasa tidak menurunkan laba yang terlalu signifikan, maka mereka belum akan menaikkan harga. Jika suatu ketika dirasa sangat perlu untuk menaikkan harga restoran Ayam Penyet Jakarta juga akan menaikkan harga. Kenaikan harga akan diusahakan


(29)

tidak terlalu besar untuk menjaga loyalitas konsumen juga seringkali Restoran Ayam Penyet melakukan Promosi lebih Murah dari harga bisanya untuk menarik minat pelanggan.

Dalam perencanaan strategiknya, Restoran Ayam Penyet Jakarta harus mempertimbangkan kecendrungan faktor ekonomi baik ditingkat dalam negeri maupun luar negeri. Perusahaan juga mempertimbangkan ketersediaan kredit secara umum serta tingkat penghasilan yang harus dibelanjakan.

2. Sosial dan Budaya

Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Khususnya penduduk Kota Medan. Perubahan tersebut akan memberikan dampak terhadap perubahan jumlah permintaan produk Restoran Ayam Penyet Jakata.

Perubahan Sosial dan Budaya yang terjadi di masyarakat berdampak sangat besar terhadap pengelolaan Restoran Ayam Penyet Jakarta. Ketika masyarakat mulai sibuk dengan kegiatan yang dilakukannya maka dari itu pemilihan makanan yang siap saji dan harga yang terjangkau pun dirasa sangat membantu untuk mengefisienkan waktu dalam memenuhi kebutuhan pokok yakni pangan.

3. Politik dan Pemerintahan

Arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pelaku usaha restoran. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya.

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah tingkat Kecamatan dan Kelurahan menjadi salah satu komponen yang paling


(30)

penting dalam usaha restoran Ayam Penyet Jakarta, karena keberadaan pemerintah tersebut memberikan kontribusi dalam menyokong kegiatan usaha. Misalnya Pemerintah Pusat dan Daerah melalui dinas terkait memberikan ijin usaha.

Adapun strategi-strategi pemerintah yang mempengaruhi usaha restoran Ayam Penyet Jakarta adalah: 1) Ijin Pemerintahan yaitu SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), IMB (Izin Mendirikan Bangunan), Pajak Reklame, Pajak Pendapatan, dan sertifikat halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). 2) Ijin Organisasi masyarakat sekitar.

4. Konsumen dan Pemasok

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain. Sedangkan pemasok merupakan penyuplai bahan-bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dalam menjalankan usahanya konsumen restoran Ayam Penyet Jakarta ataupun pelanggan terdiri dari berbagai kalangan diantaranya adalah: mahasiswa, orang kantoran dan juga masyarakat umum. Dan hubungan dengan pemasok restoran Ayam Penyet Jakarta Menjalain Hubungan yang baik dengan pemasok karena tanpa pemasok operasional produksi tidak dapat dilakukan.

5. Tingkat Teknologi

Perubahan dan penemuan teknologi mempunyai dampak signifikan terhadap banyak organisasi. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi. Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih berdaya guna ketimbang keunggulan yang sudah ada David


(31)

strategi yang bisa memanfaatkan teknologi untuk mencapai keunggulan kompetitif yang tahan lama di pasar.

Teknologi yang digunakan pada usaha restoran Ayam Penyet Jakarta masih sederhana, sehingga akan berpengaruh terhadap produksi dan pemasaran. Cakupan teknologi yang dimaksud adalah teknologi produksi. Teknologi produksi meliputi pemilihan bahan baku, proses produksi makanan dan alat-alat yang digunakan selama proses produksi makanan.

Pada restoran Ayam Penyet Jakarta saat ini mengikuti perkembangan teknologi dalam usahanya. Untuk alat-alat memasak Restoran Ayam Penyet Jakarta telah melakukan banyak pembauran alat yang lebih modern untuk mempercepat proses memasak. Saat ini Restoran Ayam Penyet Jakarta menggunakan mesin kasir otomatis untuk mempermudah pembayaran dan pencetakan tagihan pelanggan.

6. Persaingan

Defenisi umum pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang dan jasa yang sama atau mirip dengan produk yang ditawarkan. Strategi menghadapi pesaing dapat dilakukan dengan cara melemahkan dan menghancurkan pesaing dengan memasang startegi yang kompetitif. Untuk itu perusahaan perlu mengetahui terlebih dahulu posisi dan kondisi perusahaan.

Pesaing utama dalam usaha Restoran Ayam Penyet adalah Ayam Penyet Joko Solo yang berada bersebelahan dengan Restoran Ayam Penyet Jakarta. Salah Satu produk yang ditawarkan menjual jenis makanan utama yang sama dan bersaing pada level yang sama. Namun untuk saat ini Restoran Ayam Penyet Jakarta belum merasa mendapat ancaman atau


(32)

kehilangan konsumen dengan hadirnya restoran lain. Karena dirasa memiliki kualitas makanan yang lebih unggul namun tetap dengan harga yang lebih murah. Restoran Ayam Penyet Jakarta akan meningkatkan kualitas dan pelayanannya agar dapat mempertahankan konsumen. Penciptaan menu-menu baru juga akan menjadi pembeda restoran Ayam Penyet Jakarta dengan pesaingnya.

4.3 Identifikasi faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal maka dapat diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap pengembangan Usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T.Mansyur Medan. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

Tabel 4.2 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Pengembangan Usaha Restoran APJ di jalan Dr.T.Mansyur Medan.

Faktor Internal

KEKUATAN KELEMAHAN

Keuangan - Pengelolaan keuangan yang baik

- Pinjaman modal usaha dari Bank BNI

- Modal usaha yang terbatas /Suku bunga pinjaman modal usaha

Sumber Daya Manusia/ Karyawan

- Jumlah karyawan memadai

- Gaji /upah yang belum sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional)

Pemasaran - Harga

relatif terjangkau - Distribusi produk baik

- Promosi yang kurang dilakukan

Produksi/ Operasional

- Bahan Baku produksi berkualitas baik/pilihan

- Proses produksi yang kurang mengefisienkan waktu

Manajemen - Pengawasan yang

dilakukan mulai dari tiap-tiap bidang

- Evaluasi dilakukan untuk

mencari solusi/ pemecahan masalah yang

terjadi dalam kegiatan usaha.

- Perencanaan yang belum terkoordinir dengan baik

Faktor Eksternal

PELUANG ANCAMAN Universitas Sumatera Utara


(33)

Kondisi Perekonomia n

- Penjualan produk semakin meningkat

- Kenaikan bahan baku produksi yang tidak stabil - Keuntungan yang didapat

rendah Sosial

dan Budaya

- Adanya Peningkatan

konsumen yang konsumtif

- Rasa bosan konsumen terhadap produk

Pemerintah - Meningkatkan kepercayaan Konsumen

- Kenaikan harga pajak usaha.

Konsumen/ Pemasok

- Membuat citra restoran semakin baik

- Terjadinya kendala dalam pendistribusian bahan baku oleh pemasok karena tingginya permintaan bahan baku.

Persaingan - loyalitas konsumen semakin meningkat (pelanggan tetap)

- Tingginya ancaman

pesaing baru

Sumber Analisis Data Primer

4.3.1 Identifikasi Faktor Kekuatan

1. Bahan baku produksi berkualitas baik

Bahan baku utama Restoran Ayam Penyet Jakarta yaitu ayam merupakan Ayam pilihan yang berkualitas baik. Karena sumber bahan baku merupakan ayam yang berasal dari perusahaan yang sudah lama mendristbusikan produknya ke berbagai tempat misalnya Texas dll.

2. Jumlah karyawan memadai

Jumlah karyawan pada Restoran Ayam Penyet terdiri dari 22 orang. Jumlah karyawan pada Restoran Ayam Penyet Jakarta sudah memadai dalam segi kuantitas dalam melakukan pelayanan terhadap konsumen.

3. Distribusi produk baik

Distribusi produk pada Restoran Ayam Penyet Jakarta dilakukan dengan secara langsung maupun pesanan. Dengan distribusi yang diterapkan di restoran Ayam Penyet Jakarta akan memudahkan konsumen dalam melakukan pembelian produk.


(34)

4. Evaluasi dilakukan untuk mencari solusi/ pemecahan masalah yang terjadi dalam kegiatan usaha.

Dalam kegiatan operasionalnya Restoran Ayam Penyet Jakarta melakukan evaluasi operasional dan kinerja kepada setiap karyawan untuk memaksimalkan pelayanan di Restoran Ayam Penyet Jakarta.

5. Pinjaman modal usaha dari Bank BNI

Pinjaman modal usaha membuka peluang Restoran Ayam Penyet Jakarta dalam mengembangkan usahanya dalam membuka cabang-cabang baru di berbagai tempat.

4.3.2 Identifikasi Faktor Kelemahan

1. Modal usaha yang terbatas

Modal yang terbatas merupakan kelemahan di dalam menjalankan usaha restoran Ayam Penyet Jakarta dengan keterbatasan modal pemilik restoran Ayam Penyet Jakarta menggunakan modal pinjaman dari bank BNI untuk mengembangkan usahanya dan suku bunga pinjaman merupakan kelemahan dari pinjaman.

2. Gaji /upah yang belum sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional).

Dalam menjalankan usahanya restoran Ayam Penyet Jakarta mempunyai 22 orang karyawan. Dalam proses penggajian karyawan Restoran Ayam Penyet Jakarta menggaji karyawannya belum sesuai dengan (UMR) Upah Minimum Regional di kota Medan.

3. Promosi yang kurang dilakukan


(35)

Selama menjalankan usahanya restoran Ayam Penyet Jarang melakukan suatu promosi produknya ke khalayak umum. Promosi hanya terjadi dari mulut ke mulut, maka dari itu promosi sangat penting dilakukan.

4. Proses produksi yang kurang mengefisienkan waktu

Dalam kegiatan operasionalnya proses produksi yang dijalankan di restoran ayam penyet masih menggunakan alat yang sederhana oleh karena itu proses produksi dalam segi waktu belum dapat diefisienkan

5. Perencanaan yang belum terkoordinir dengan baik

Manajemen restoran Ayam Penyet melakukan perencanaan sebelum kegiatan operasional produksinya, akan tetapi terkadang rencana yang dibuat bisa saja tidak terealisasi dengan baik karena koordinasi yang mungkin kurang.

4.3.3 Identifikasi Faktor Peluang

1. Penjualan Produk semakin meningkat

Dengan terjadi kondisi perekonomian seperti kenaikan bahan baku, BBM (Bahan Bakar Minyak) dan juga inflasi. Restoran Ayam Penyet Jakarta bertahan dengan harga yang murah, dengan strategi harga tersebut meningkatkan penjualan produk meski untung yang didapatnya berkurang akan tetapi dengan penjualan produk yang meningkat keuntungan tetap bisa stabil.

2. Adanya Peningkatan konsumen yang konsumtif

Perilaku dan perkembangan masyarakat sekitar sangat mempengaruhi pengembangan usaha restoran Ayam Penyet Jakarta yakni dengan meningkatnya konsumen yang konsumtif pastinya daya beli


(36)

masyarakat tinggi dan sangat berpengaruh terhadap penjualan produk di restoran Ayam Penyet Jakarta.

3. Meningkatkan kepercayaan Konsumen

Pemerintah mempunyai hubungan dengan perkembangan usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta yaitu dalam pengurusan ijin usaha ataupun ijin lainnya. Dengan adanya ijin yang dikeluarkan pemerintah pastinya akan mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap produk di restoran Ayam Penyet Jakarta.

4. Citra Restoran baik di Masyarakat

Citra yang baik sangat mempengaruhi dalam keputusan pembelian masyarakat. Maka dari itu restoran ayam penyet harus membuat citra yang baik di masyarakat.

5. Loyalitas konsumen semakin meningkat (Pelanggan tetap)

Persaingan merupakan suatu ancaman dalam menjalankan usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta. Dalam bersaing restoran Ayam Penyet Jakarta melakukan strategi pasarnya dengan harga yang lebih murah dari pesaingnya untuk meningkatkan loyalitas pelanggannya meskipun produk pesaing sama.

4.3.4 Identifikasi Faktor Ancaman

1. Kenaikan bahan baku produksi yang tidak stabil

Saat terjadinya kenaikan harga akibat dari inflasi, kenaikan bahan baku produksi juga ikut naik, karena produksi memerlukan bahan-bahan makanan seperti sayuran dll, maka dari itu kenaikan bahan baku produksi


(37)

mempengaruhi stabilitas dalam menjalankan usaha restoran Ayam Penyet Jakarta.

2. Rasa bosan konsumen terhadap produk

Produk merupakan pilihan konsumen dalam mengkonsumsi yang diinginkannya. Seringkali konsumen merasa bosan tehadap produk di Restoran Ayam Penyet Jakarta karena merupakan pelanggan tetap.

3. Kenaikan harga pajak usaha

Pemerintah mempunyai wewenang dalam membuat peraturan, peraturan sering berubah-ubah seperti kenaikan harga pajak usaha di restoran Ayam Penyet Jakarta menyebabkan banyaknya pengeluaran operasional.

4. Terjadinya kendala dalam pendistribusian bahan baku oleh pemasok karena tingginya permintaan bahan baku.

Kendala dalam pendistribusian bahan baku sering kali dirasakan dalam operasional produksi restoran Ayam Penyet Jakarta, kendala terjadi biasanya akibat terhambatnya pendistribusian ayam dan kosongnya ayam yang disebabkan permintaan yang tinggi dari restoran lainnya.

5. Tingginya ancaman pesaing baru

Tingginya ancaman dari pesaing membuat restoran Ayam Penyet dituntut untuk membuat strategi khusus untuk bersaing dalam usaha. Perencanaan bisnis sangat diharapkan dalam pengembangan usahanya agar dapat bersaing.


(38)

4.4 Altenatif Strategi

Untuk merumuskan alternatif strategi yang diperlukan dalam mengembangkan usaha Restoran Ayam Penyet Jakrta di Jalan Dr.T.Mansyur Medan digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan internal sehingga dihasilkan rumusan strategi pengembangan Usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta. Matriks ini menghasilkan empat sel kemungkina n alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T.

Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam mengembangakan Usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T.Mansyur Medan, maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan, antara lain:

a. Strategi S-O

Strategi S-O (Strength-Opportunity) atau strategi kekuatan-peluang adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi S-O yang dapat dirumuskan adalah:

1. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas bahan baku produk Restoran Ayam Penyet Jakarta dan untuk meningkatkan penjualan.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan agar loyalitas konsumen meningkat.

b. Strategi W-O

Strategi W-O (Weakness-Opportunity) atau strategi kelemahan-peluang adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk


(39)

memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yang dapat dirumuskan adalah:

1. Meningkatkan promosi produk dengan memanfaatkan konsumen yang konsumtif.

2. Membuat perencanaan usaha yang baik untuk memberikan kemudahan dalam jalannya operasional produksi.

c. Strategi S-T

Strategi S-T (Strength-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman adalah strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat dirumuskan adalah:

1. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas bahan baku produksi dan menciptakan produk-produk baru.

2. Pengelolaan Modal pinjaman dengan baik dalam mengembangkan usaha dalam membuka cabang usaha baru.

d. Strategi W-T

Strategi W-T (Weakness-Threat) atau strategi kelemahan-ancaman adalah strategi defensif untuk meminimalkan kelemahan internal dalam menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang dapat dirumuskan adalah:

1. Meningkatkan proses operasional produksi dan mengantisipasi penyediaan bahan baku produksi.


(40)

Tabel 4.3 Alternatif Strategi Matriks SWOT Pengembangan Usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T.Mansyur Medan.

Kekuatan-S

1. Bahan baku berkualitas baik.

2. Jumlah karyawan

memadai.

3. Distribusi produk baik. 4. Evaluasi dalam kegiatan

usaha.

5. Pinjaman modal usaha dari Bank BNI

Kelemahan-W

1. Modal usaha yang terbatas. 2. Gaji /upah yang

belum sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional).

3. Promosi yang kurang

dilakukan. 4. Proses produksi

yang kurang mengefisienkan waktu. 5. Perencanaan yang belum terkoordinir dengan baik Peluang-O 1. Penjualan Produk semakin meningkat 2. Adanya Peningkatan konsumen yang konsumtif. 3. Meningkatk an kepercayaan Konsumen. 4. Memberikan kemudahan dalam jalannya operasional produksi. 5. loyalitas konsumen semakin meningkat (pelanggan tetap). Strategi S-O

1. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas bahan baku produk Restoran Ayam Penyet Jakarta dan untuk meningkatkan penjualan. 2. Meningkatkan kualitas

pelayanan agar loyalitas konsumen meningkat. Strategi W-O 1. Meningkatkan promosi produk dengan memanfaatkan konsumen yang konsumtif. 2. Membuat perencanaan usaha yang baik untuk memberikan kemudahan dalam jalannya operasional produksi. Ancaman-T 1. Kenaikan bahan baku produksi yang tidak stabil. 2. Rasa bosan

konsumen terhadap produk. 3. Kenaikan harga pajak usaha. 4. Terjadinya Strategi S-T

1. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas bahan baku produksi dan menciptakan produk-produk baru.

2. Pengelolaan Modal pinjaman dengan baik dalam mengembangkan usaha dalam membuka cabang usaha baru.

Strategi W-T 1. Meningkatkan proses operasional produksi dan mengantisipasi penyediaan bahan baku produksi. 2. Meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam pemberian gaji atau upah.


(41)

kendala dalam pendistribus ian bahan baku oleh pemasok karena tingginya permintaan bahan baku. 5. Tingginya

ancaman pesaing baru.

Sumber : Analisis Data Primer

4.5 Prioritas Strategi

1. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas bahan baku Restoran Ayam Penyet Jakart (4,914).

Upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas bahan baku (Ayam) Restoran Ayam Penyet Jakarta agar dapat bertahan dari persaingan. Kualitas merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap penjualan dan menjaga pelanggan yang menginginkan produk yang berkualitas.

2. Meningkatkan proses operasional produksi dan mengantisipasi penyediaan bahan baku produksi (5,455).

Dalam meningkatkan proses operasional produksi Restoran Ayam Penyet Jakarta harus membuat:

a. Perencanaan sistem produksi yang meliputi Perencanaan produk, Perencanaan lingkungan kerja dan Perencanaan Standar Produksi.

b. Pengendalian produksi yang meliputi: pengendalian proses produksi, bahan, tenaga kerja biaya, kualitas dan pemeliharaan.


(42)

Ketiga aspek dan komponen-komponennya tersebut agar dapat berjalan dengan baik perlu Management Process yaitu: planning, organizing, directing, coordinating, controlling.

Bahan baku merupakan salah satu hal penting dalam produksi. Maka dari itu Restoran Ayam Penyet Jakarta harus mengantisipasi dalam penyediaan bahan baku Ayam.

3. Meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam pemberian gaji atau upah (4,209).

Motivasi kerja karyawan di restoran Ayam Penyet Jakarta ialah Pemberian gaji/upah atas pekerjaan yang dikerjakan. Dalam pemberian gaji/upah dapat ditingkatkan motivasi Sumber Daya Manusia di restoran Ayam Penyet Jakarta.

Strategi yang dapat digunakan/ diterapkan dalam mengembangkan usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan berdasarkan analisis Matriks QSP adalah strategi II yaitu meningkatkan proses operasional produksi dan mengantisipasi penyediaan bahan baku produksi dengan nilai TAS (Total Attractive Score) sebesar 5,455. Pelaksanaan alternatif strategi berdasarkan nilai TAS pada matriks QSP dapat dilakukan dari nilai TAS strategi yang tertinggi, kemudian tertinggi kedua, dan diikuti strategi urutan berikutnya sampai nilai TAS strategi yang terkecil. Hasil perhitungan analisis matriks QSP dapat dilihat pada tabel 4.3


(43)

Tabel 4.4 Matriks QSP Restoran Ayam Penyet Jakarta

Sumber : Analisis Data Primer

ALTERNATIF STRATEGI FAKTOR-FAKTOR KUNCI BOBOT

I II III AS TAS AS TAS AS TAS FAKTOR KUNCI INTERNAL

1. Bahan baku berkualitas baik. 2. Jumlah karyawan memadai. 3. Distribusi produk baik. 4. Evaluasi dalam kegiatan

usaha.

5. Pinjaman modal usaha dari Bank BNI.

6. Modal usaha yang terbatas. 7. Gaji /upah yang belum sesuai

dengan UMR (Upah Minimum Regional).

8. Promosi yang kurang dilakukan.

9. Proses produksi yang kurang mengefisienkan waktu. 10. Perencanaan yang belum

terkoordinir dengan baik

0,079 0,082 0,080 0,103 0,088 0,100 0,200 0,081 0,130 0,143 4 1 3 2 2 1 1 3 1 3 0,316 0,082 0,240 0,206 0,176 0,100 0,200 0,243 0,130 0,429 2 4 1 3 2 3 3 1 4 3 0,158 0,328 0,080 0,309 0,176 0,3 0,600 0,081 0,520 0,429 1 2 3 1 1 3 4 1 1 2 0,079 0,164 0,240 0,103 0,088 0,3 0,800 0,081 0,130 0,286

TOTAL BOBOT 1,0

FAKTOR KUNCI EKSTERNAL 1. Penjualan Produk semakin

meningkat

2. Adanya Peningkatan konsumen yang konsumtif.

3. Meningkatkan kepercayaan Konsumen.

4. Memberikan kemudahan dalam jalannya operasional produksi.

5. loyalitas konsumen semakin meningkat (pelanggan tetap). 6. Kenaikan bahan baku

produksi yang tidak stabil. 7. Rasa bosan konsumen

terhadap produk.

8. Kenaikan harga pajak usaha. 9. Terjadinya kendala dalam

pendistribusian bahan baku oleh pemasok karena tingginya permintaan bahan baku.

10. Tingginya ancaman pesaing baru. 0,102 0,102 0,099 0,097 0,110 0,101 0,115 0,094 0,094 0,087 3 2 3 2 4 3 2 1 4 4 0,306 0,204 0,297 0,194 0,440 0,303 0,230 0,094 0,376 0,348 1 2 3 3 3 4 1 1 4 3 0,102 0,204 0,297 0,291 0,330 0,404 0,115 0,094 0,376 0,261 4 3 1 1 2 3 2 1 1 1 0,408 0,306 0,099 0,097 0,220 0,303 0,230 0,094 0,094 0,087

TOTAL BOBOT 1,0


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Strategi Pengembangan Usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta di jalan Dr.T Mansyur Medan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kekuatan utama dalam mengembangkan usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta yaitu kualitas bahan baku produk yang sudah diakui bagus. Sedangkan kelemahan yang paling mendasar yaitu: perencanaan yang belum terkoordinir dengan baik dalam menjalankan operasional produksi. Peluang utama dalam mengembangkan usaha ini adalah adanya peningkatan konsumen yang konsumtif. Sedangkan ancaman yang terbesar adalah kenaikan bahan baku yang tidak stabil.

2. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta yaitu Mempertahankan dan meningkatkan kualitas bahan baku produk Restoran Ayam Penyet Jakarta.

3. Berdasarkan analisis matriks QSP, prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta di Jalan Dr.T Mansyur Medan ialah: Meningkatkan proses operasional produksi dan mengantisipasi penyediaan bahan baku produksi.


(45)

4.2 Saran

1. Sebaiknya manajemen Restoran Ayam Penyet Jakarta membuat koordinasi yang baik dalam menjalankan perencanaan operasional produksi.

2. Meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja misalnya pemberian gaji/upah yang sesuai UMR (Upah Minimun Regional) Medan untuk mendorong karyawan dalam bekerja lebih maksimal lagi.

3. Melakukan promosi tentang produk restoran Ayam Penyet Jakarta untuk memperkenalkan produk apa saja yang tersedia di Restoran untuk meningkatkan penjualan..

.


(46)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Strategi sering digunakan oleh organisasi dalam mencapai tujuannya, begitu juga dalam dunia bisnis. Biasanya istilah strategi sering digunakan dalam perang guna memenangkan suatu pertempuran dengan lawannya, namun kali ini strategi digunakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya ke konsumen. Menurut Wikipedia Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan, gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu, dalam kondisi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memilik taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

Menurut Januch dan Glueck (1991:9), strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan integrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh oraganisasi. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya Rangkuti (2006:3).

Pada umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen,


(47)

karena perusahaan inilah yang mampu menguasai pasar dalam jangka panjang dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya usaha suatu organisasi.

2.1.2 Konsep Strategi

Strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan Solihin (2012:24). Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategik, strategik tidak hanya didefinisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan karena strategi dalam konsep manajemen strategik mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan kompetitif perusahaannya. Pemahaman akan konsep strategi itu, sangatlah menentukan dalam menyusun strategi dan pengimplementasian strategi yang telah di buat.

2.1.3 Strategi Bisnis

Strategi bisnis juga dikenal sebagai strategi bersaing, strategi bisnis berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa yang dilayani perusahaan David Hunger dan Thomas L. Wheellen (2003:245).

Strategi bisnis (business strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar tertentu Solihin (2012:196). Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.


(48)

Pengembangan perencanaan pada level bisnis mencakup hal-hal berikut yakni:

a. Tujuan unit bisnis

b. Pembuatan strategi dan struktur pengendalian pada bisnis.

2.1.4 Tipe strategi

Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. David (2006:224) menyatakan ada dua belas tipe strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokkan dalam empat bagian,yaitu:

1. Strategi Integrasi

Integrasi kedepan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. Strategi ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok dan pesaing.

a) Integrasi ke depan

Integrasi ke depan ialah memperoleh atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer. Strategi ini dipilih jika distributor organisasi sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing dalam industri sedang bertumbuh, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengelola bisnis baru, keunggulan produk stabil sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang besar.

b) Strategi ke belakang

Strategi kebelakang ialah strategi yang merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali besar pada perusahaan


(49)

pemasok. Strategi ini terutama tepat bila perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

c) Strategi horizontal

Strategi horizontal yaitu strategi yang merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali besar atas perusahaan pesaing. Hal ini dilakukan jika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik dalam bidang atau wilayah tertentu, organisasi bersaing dalam industri yang sedang tumbuh, meningkatkan skala ekonomis memberikan keunggulan bersaing yang besar, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang berbakat yang diperlukan untuk perluasan perusahaan, pesaing ragu-ragu karena tidak memiliki kemampuan manajerial.

2. Strategi intensif

Kelompok stategi ini disebut sebagai strategi intensif karena mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:

a. Penetrasi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada dipasar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini banyak digunakan sendiri atau dengan kombinasi strategi lain.

b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru.


(50)

c. Pengembangan produk, yaitu mencari kenaikan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan produk atau jasa yang baru.

3. Strategi Diversifikasi

Ada tiga tipe umum dari strategi diservikasi, yaitu konsentrik (terfokus), horizontal, dan konglomerat.

a. Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi berkaitan. Hal ini dilakukan jika penambahan produk baru tetapi berkaitan secara signifikan akan memperkuat penjualan produk yang sudah ada.

b. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan dengan pelanggan yang sudah ada. Strategi ini digunakan untuk meningkatkan pendapatan.

c. Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan. Strategi ini tepat untuk dilakukan jika penjualan dan laba menurun.

4. Strategi Defensif

Strategi Defensif adalah strategi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun jenis strategi ini adalah sebagai berikut:

a. Retrechment (Penciutan), yaitu mengubah pengelompokan lewat penghematan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun.

b. Divestasi, yaitu menjual suatu devisi atau bagian dari suatu organisasi. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan gagal menghasilkan perbaikan yang diperlukan.


(51)

c. Likuidasi, yaitu menjual semua aset perusahaan tersebut. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan divestasi, dan tidak ada yang berhasil.

2.1.5 Manfaat Strategi

Menurut Greenly dalam David (2002:19) bahwa manajemen strategi menawarkan manfaat antara lain :

a. Memungkinkan mengenali, menetapkan prioritas, dan memanfaatkan berbagai peluang

b. Menyediakan pandangan objektif mengenai masalah manajemen

c. Menjadi kerangka kerja untuk memperbaiki koordinasi dan pengendalian aktifitas

d. Meminimalkan pengaruh kondisi dan perubahan yang merugikan

e. Memungkinkan keputusan utama yang lebih baik mendukung sasaran yang telah ditetapkan

f. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk mengenali peluang

g. Memungkinkan sumber daya yang lebih kecil dan waktu lebih sedikit dicurahkan untuk mengoreksi kesalahan atau keputusan ad hoc

h. Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staff


(52)

2.1.6 Perumusan strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Strategi yang dirumuskan bersifat lebih spesifik tergantung kegiatan fungsional manajemen Freddy Rangkuti (1997:14).

Perencanaan strategi merupakan bagian dari manajemen strategis. Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan(implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan di masa datang. Jadi perencanaan strategis lebih terfokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan jangka panjang Husein Umar (2001:17).

Perumusan strategi mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi suatu usaha, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, dan memilih strategi tertentu untuk digunakan David (2004:1).

Tujuan dilakukan perumusan strategi adalah mengurangi resiko, untuk bertahan, dan atau berkembang untuk memperoleh profit. Kegiatan dalam perumusan strategi adalah mengembangkan visi dan misi bisnis, mengenali peluang-ancaman eksternal, menetapkan kekuatan-kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan menetapkan strategi Harisudin, (2009).

Langkah-langkah dalam perumusan strategi dapat diuraikan sebagai berikut:


(53)

1. Analisis SWOT

Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, di samping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal Hunger and Wheleen (2003:193).

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategis planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT Rangkuti, (2006:19).

a. Analisis Situasi Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada diluar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari menajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. lingkungan eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja dan lingkungan sosial Hunger and Wheelen (2003:117).


(54)

Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan tren perekonomian, sosial dan budaya, politik dan pemerinthan, konsumen dan pemasok, tingkat teknologi dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan. Peluang dan ancaman sebagian besar di luar kendali suatu organisasi. Perusahaan harus merumuskan strategi untuk memanfaatkan peluang-peluang eksternal dan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal David (2002:26).

Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan perencanaan strategis untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman perusahaan sampai kepala pangkalnya. Kemudian memastikan pengaruh eksternal dapat disalurkan melalui arah yang positif dan dapat memberikan kontribusi optimal kepada perusahaan Harisudin, (2009).

b. Analisis Situasi Internal

Kekuatan dan kelemahan internal adalah segala kegiatan dalam kendali organisasi yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau buruk. Kekuatan dan kelemahan tersebut ada dalam kegiatan manajemen, pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen di setiap perusahaan. Setiap organisasi berusaha menerapkan strategi yang menonjolkan kekuatan internal dan berusaha menghapus kelemahan internal David, (2004,p.231).

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel


(55)

tersebut merupakan bentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi Hunger and Wheelen, (2003).

Tujuan akhir dilakukannya analisis internal adalah terumuskannya faktor-faktor strategis kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor internal yang perlu dianalisis adalah manajemen internal, bauran pemasaran, produksi, keuangan, penelitian dan pengembangan (litbang) Harisudin, (2009).

2.1.7 Analisis Strategi

Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintgrasikan kedalam kerangka pembuatan keputusan tiga tahap. Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri dari Matriks EFE, Matriks EFI dan Matriks Profit kompetitif (Competitive Profit Matriks-CPM) disebut tahap masukan (Input Stage). Tahap 1 meringkas informasi masukan dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Tahap 2 disebut Tahap pencocokan (Matching Stage), fokus pada upaya menghasilkan strategi alternatif yang dapat dijalankan (feasible) dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal. Teknik-teknik tahap 2 terdiri dari Matriks Strength, Weakness, Oppurtunities, Threats (SWOT) atau Ancaman Peluang, Kelemahan, Kekuatan, Matriks BCG (Boston Consulting Group), Matriks Internal Eksternal (IE), dan Matriks Grand Strategy (Strategi Induk). Tahap 3 disebut tahap keputusan (Decision Stage), menggunakan satu macam teknik, yaitu Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM). QSPM menggunakan informasi masukan dari Tahap 1 untuk secara objektif mengevaluasi strategi alternatif dapat dijalankan yang diidentifikasi dalam Tahap 2. QSPM mengungkapkan daya tarik


(56)

relatif dari strategi alternatif dan karena itu menjadi dasar objektif untuk memilih strategi spesifik David, (2004:230).

a. Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu manager mengembangkan 4 tipe strategi. Keempat strategi yang dimaksud adalah strategi SO (Strength-Oppurtunity), strategi WO (Weakness-Oppurtunity), strategi ST (Strength-Threat) dan strategi WT (Weakness-Threat). Pada matriks ini, menentukan key success factors untuk lingkungan internal dan eksternal merupakan bagian yang sulit sehimgga dibutuhkan Judgement yang baik Umar, (2002)

Startegi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal David, (2004).

Matriks SWOT merupakan alat analisis situasi dengan kelebihan mampu memberikan hasil atau implementasi yang sangat beragam jika diaplikasikan oleh satu pihak dengan pihak yang lain meskipun dengan faktor-faktor yang sama. Selain itu, matrik SWOT juga menghasilkan banyak alternnatif strategi yang layak sesuai dengan kondisi internal, dapat untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang, mengurangi kelemahan dan ancaman, dan adanya keleluasaan pengguna untuk


(57)

mengintegrasikan berbagai sumber informasi yang terkait Hasanudin, (2009).

b. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang didasarkan sampai seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari masing-masing faktor keberhasilan kritis internal dan eksternal David,(2004).

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Jadi secara konseptual, tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi mana yang dianggap peling baik untuk diimplimentasikan. Seperti alat analisis untuk memformulasikan strategi lainnya, QSPM juga membutuhkan intutive judgement yang baik Umar, (2002:187).

2.2 Rumah makan atau Restoran

Rumah makan merupakan suatu tempat makanan yang siap saji dengan adanya fasilitas-fasilitas yang dibuat untuk menarik konsumen. Banyak yang melatarbelakangi bisnis restoran, salah satunya yaitu perkembangan penduduk dan gaya hidup yang ingin serba cepat saji. Berbagai macam alasan mengapa ingin berbisnis rumah makan antara lain:

1. Makanan adalah kebutuhan pokok; 2. Orang butuh makan;


(58)

3. Hobi masak atau hobi makan;

4. Melihat peluang bisnis ini masih besar;

5. Mempunyai resep khas yang mungkin akan banyak disukai karena enak;

6. Pernah mengikuti pendidikan dalam bidang kuliner; 7. Tergiur denga profit yang cukup besar;

8. Melihat keberhasilan pengusaha rumah makan yang ada.

2.2.1 Pengertian Rumah Makan/ Restoran

Rumah makan adalah suatu tempat makanan yang siap saji dengan adanya fasilitas-fasilitas yang dibuat untuk menarik bagi konsumen.

2.2.2 Jenis – jenis restoran

Menurut Soekresno (2000:16-17), dilihat dari pengelolaan sistem penyajian restoran dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

1. Restoran formal, adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan pelayanan ekslusif. Contoh : Main Dinning Room.

2. Restoran informal, adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan dan percepatan frekuensi yang silih berganti. Contoh : Cafe, Coffee shop,Canteen . 3. Specialities restoran, adalah industri jasa pelayanan makanan dan

minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan penyajian yang khas


(59)

dari suatu negara tertentu. Contoh : Japanese Restaurant, Chinese Restaurant.

2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Bisnis Rumah Makan

Bisnis rumah makan mempunyai sisi kelebihan dan kelemahan dalam operasional usahanya. Adapun kelebihan antara lain:

1. Apabila usaha rumah makan yang dijalankan sangat laris akan memberikan keuntungan lebih karena profit untuk bisnis makanan biasanya di atas 30%

2. Dapat memulai usaha dengan modal relatif minim dengan memilih jenis usaha rumah makan skala kecil.

3. Dapat dijalankan secara sampingan dan rumahan tanpa mengganggu pekerjaan utama.

Kelemahan :

1. Apabila rumah makan yang dikelola kurang laris banyak bahan makanan yang tidak terpakai karena busuk atau basi sehingga menyebabkan kerugian.

2. Rumah makan harus memperhatikan kualitas bahan yang higenis, apabila kurang cermat dapat mengakibatkan keracunan pada konsumen.

3. Apabila menu yang disajikan mempunyai rasa yang tidak disukai otomatis usaha rumah makan tersebut kurang laris.

2.2.4 Cara Penghitungan Modal

Modal usaha dibagi atas 2 (dua) bagian, yaitu: 1. Modal Investasi


(60)

Modal investasi adalah modal awal yang diperlukan untuk biaya pembelian harta tetap atau disebut juga aset. Tanah, bangunan atau gedung, mesin dan peralatan merupakan contoh dari modal investasi. 2. Modal kerja

Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk biaya operasional usaha, yaitu modal untuk biaya rutinitas dalam usaha. Modal kerja dibagi atas dua jenis biaya, yaitu biaya tetap (biaya yang setiap bulannya tetap), dan biaya Variabel (biaya yang pengeluaran setiap bulannya tidak tetap, yang mungkin disebabkan oleh adanya order tambahan atau pekerjaan tambahan Wulan Ayodia, (2012:42).

2.3 Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha dasarnya adalah tanggung jawab pengusaha itu. Dalam pengembangan usaha, sangat membutuhkan suatu pandangan ke depan (visi), motivasi dan tentu saja sebuah kreativitas (misi), jika ini dilakukan oleh setiap pelaku usaha , maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah atau bahkan menjadi sebuah usaha besar Pandji Anoraga (2007:66). Biasanya, seorang pelaku usaha harus mampu mengasah kemampuannya melihat suatu peluang dalam kehidupan ini, walaupun peluang itu kecil. Dalam arti setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, akan menimbulkan ide-ide bisnis yang baru dan kreatif. Implikasi yang didapat pelaku usaha, yang mampu menggunakan peluang adalah:

1) Seorang pelaku usaha harus lebih inovatif, dalam mencari, melahirkan dan mengembangkan ide-ide baru. Mengembangkan jenis-jenis produk baru yang belum ada dipasaran.


(61)

2) Seorang pelaku usaha harus berani mengambil resiko untuk mewujudkan ide-ide yang lahir

3) Seorang pelaku usaha haruslah memiliki kemampuan dan kompetensi dalam mengelola suatu bisnis. Menurut penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, definisi Pengembangan Usaha adalah kumpulan ide-ide bisnis yang dilahirkan atau diciptakan dan dikembangkan oleh pelaku usaha dalam mengelola suatu bisnis.

4)

2.3.1 Jenis-Jenis Usaha Kecil Menengah (UKM)

Ada 3 jenis usaha yang bisa dilakukan oleh UKM untuk menghasilkan laba. Ketiga jenis usaha tersebut adalah:

a. Usaha Manufaktur (Manufacturing Business)

Yaitu usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual kepada konsumen. Kalau anda bingung, contohnya adalah konveksi yang menghasilkan pakaian jadi atau pengrajin bambu yang menghasilkan mebel, hiasan rumah, souvenir, dan sebagainya.

b. Usaha Dagang (Merchanding Business)

Adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen. Contohnya adalah pusat jajanan tradisional yang menjual segala macam jajanan tradisional atau toko kelontong yang menjual semua kebutuhan sehari-hari.

c. Usaha Jasa

Yakni usaha yang menghasilkan jasa, bukan menghasilkan produk atau barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah jasa pengiriman barang atau warung internet (warnet) yang menyediakan alat dan layanan kepada konsumen agar mereka bisa browsing, blogging atau yang lainnnya.


(1)

1. Tuhan Yesus Kristus

2. Untuk seluruh kawan, rekan Administrasi Bisnis 2012 FISIP-USU yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi, Terima kasih buat kebersamaannya selama perkuliahan, terimakasih buat kalian semua, Salam Sukses.

Penulis sangat menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Delitua, Maret 2016

Penulis

Try Agung Nico Sitorus.P


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi ... 10

2.1.1 Pengertian Strategi ... 10

2.1.2 Konsep Strategi ... 11

2.1.3 Strategi Bisnis ... 11

2.1.4 Tipe Strategi ... 12

2.1.5 Manfaat Strategi... 15

2.1.6 Perumusan Strategi ... 16

2.1.7 Analisis Strategi ... 19

2.2 Rumah Makan atau Restoran ... 22

2.2.1 Pengertian Rumah Makan/ Restoran ... 22

2.2.2 Jenis-jenis Restoran... 22

2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Bisnis Rumah Makan ... 23

2.2.4 Cara Penghitungan Modal ... 24 2.3 Pengembangan Usaha ... 25 Universitas Sumatera Utara


(3)

2.3.1 Jenis-jenisUsaha Kecil Menengah (UKM) ... 26

2.4 Manajemen Strategi ... 26

2.5 SWOT ... 27

2.5.1 Faktor-faktor Analisis SWOT... 27

2.5.2 Fungsi SWOT ... 29

2.6 Penelitian Terdahulu ... 29

2.7 Kerangka Berpikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 34

3.2 Lokasi Penelitian ... 34

3.3 Informan Penelitian ... 34

3.4 Defenisi Konsep ... 35

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.6 Penentuan Sampel / Responden untuk Perumusan Strategi ... 36

3.7 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 44

4.1.1 Profil dan Sejarah Usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta ... 44

4.1.2 Visi dan Misi Usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta ... 46

4.1.3 Struktur Organisasi ... 47

4.1.4 Deskripsi Jabatan ... 49

4.2 Penyajian Data ... 52

4.2.1 Analisis Faktor Internal dan Eksternal Usaha Restoran Ayam Penyet Jakarta ... 52

4.3 Identifikasi faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Restoran Ayam Penyet Jakarta ... 62

4.3.1 Identifikasi Faktor Kekuatan ... 64

4.3.2 Identifikasi Faktor Kelemahan ... 65

4.3.3 Identifikasi Faktor Peluang ... 66 Universitas Sumatera Utara


(4)

4.3.4 Identifikasi Faktor Ancaman ... 67 4.4 Alternatif Strategi ... 68 4.5 Prioritas Strategi ... 72 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 75 4.1 Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

1.1 Observasi Pra Penelitian ... 5

3.1 Matriks SWOT ... 40

3.2 Matriks QSP ... 41

4.1 Daftar Cabang Restoran Ayam Penyet Jakarta ... 45

4.2 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman... 63

4.3 Alternatif Strategi Matriks SWOT ... 71

4.4 Matriks QSP Restoran Ayam Penyet Jakarta ... 74  

     

                                   


(6)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Berpikir ... 33 4.1 Struktur Organisasi Restoran APJ Di Jalan Dr.T Mansyur

Medan ... 48