Laporan Akhir KKP3SL-2015
36 sebagai alasan ekonomi, agar sewaktu-waktu dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
4.2. Dukungan Pemerintah Terhadap Peternak Sapi Bibit
Dukungan pemerintah dalam usaha ternak sapi bibit diperluhan oleh peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 70,0 peternak mengatakan
pemerintah kurang mendukung usaha ternak sapi bibit Tabel 4.7. Bahkan terdapat sebanyak 4,4 petenak menyatakan bahwa pemerintah tidak mendukung peternka
dalam pengembangan usaha peternakan sapi bibit. Hanya 6,7 yang menyatakan sangat mendukung dan 8,9 yang menyatakan mendukung, serta 10,0 yang
menyatakan cukup mendukung. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan usaha peternakan sapi
bibit, seperti Kredit Usaha Peternakan Sapi KUPS belum dirasakan oleh peternak. Selain itu pemerintah daerah Bali juga mengembangkan suatu program yang disebut
dengan Sistem Pertanian Terintegrasi Simantri, yang dengan jelas mengharuskan ternak sapi bibit adalah salah satu komponen penting dalam program tersebut. Oleh
karena itu, maka pemerintah harus berupaya secara terus menerus untuk memberi dukungan berupa pembinaan dan penyediaan sarana produksi untuk meningkatkan
usaha peternakan sapi bibit di Bali. Upaya tersebut sangat penting dilakukan dalam mendukung program pemerintah mencapai swasembada daging sapi secara
berkelanjutan. Tabel 4.7
Dukungan Pemerintah terhadap Peternakan sapi bibit
No Kabupaten
Dukungan Pemerintah Terhadap Peternak Sapi Bibit Total
Tidak mendukung
Kurang mendukung
Cukup mendukung
Mendukung Sangat
mendukung 1
Buleleng 0,0
80,0 10,0
10,0 0,0
100,0 2
Jembrana 0,0
80,0 10,0
10,0 0,0
100,0 3
Tabanan 20,0
80,0 0,0
0,0 0,0
100,0 4
Badung 0,0
10,0 10,0
30,0 50,0
100,0 5
Gianyar 0,0
90,0 0,0
10,0 0,0
100,0 6
Bangli 0,0
60,0 20,0
10,0 10,0
100,0 7
Klungkung 10,0
50,0 30,0
10,0 0,0
100,0 8
Karangasem 0,0
90,0 10,0
0,0 0,0
100,0 9
Tabanan 10,0
90,0 0,0
0,0 0,0
100,0 BALI
4,4 70,0
10,0 8,9
6,7 100,0
Laporan Akhir KKP3SL-2015
37 Sejalan dengan Anon 2013 yang menyatakan bahwa pengembangan sapi di
Indonesia membutuhkan dukungan infrastruktur memadai untuk mempertahankan bobot sapi sebagai bentuk dukungan untuk menyukseskan program swasembada
daging sapi 2014. Keterbatasan infrastruktur membuat sapi mendapat perlakuan yang tidak baik selama pengiriman dari produsen peternak ke tempat pemotongan hewan
sehingga membuat bobot berat badan sapi susut sampai 30 persen. Terkait dengan hal tersebut, Presiden RI dalam Anon 2013 menyatakan bahwa dukungannya
terhadap program aksi terpadu mewujudkan swasembada pangan termasuk daging, yakni melalui ketersediaan lahan, infrastruktur pendukung, serta pemanfaatan
teknologi.
4.3. Harapan Peternak Sapi Bibit