a. Product defect, didefinisikan sebagai cacat pada barang yang diproduksi yang tidak tertangkap oleh bagian inspeksi sehingga produk sampai ke tangan
konsumen. b. Service defect, adalah masalah yang diberikan ke konsumen yang tidak
berhubungan langsung ke produk tetapi lebih kepada pelayanan, seperti kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai pengiriman produk
apakah terjadi keterlambatan atau tidak, ataupun terjadinya kesalahan dalam pendokumentasian dan kertas kerja.
c. Internal scrap, merujuk kepada cacat yang dihasilkan pada proses produksi yang tertangkap oleh bagian inspeksi.
Pendekatan ini memiliki keuntungan dalam mengidentifikasi mana cacat yang terjadi sehingga dapat dilakukan perbaikan pada aktivitas tersebut.
3.4.2. 5 S Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke
8
Gerakan 5S dirancang untuk menghilangkan pemborosan dan merupakan suatu gerakan untuk mengadakan penataan, pembersihan, memelihara kondisi
yang mantap dan memelihara kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. 5S adalah metodologi digunakan untuk
mengorganisasikan, membersihkan, membangun dan menjadikan lingkungan kerja yang produktif. Pada Gambar 3.1. dapat dilihat skema 5 S.
8
Imai, Masaaki . Gemba Kaizen , 1997, PT Pustaka Binaman Pressindo, hal 59-70
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Skema 5 S
Sumber : www.epa.gov
Keuntungan 5 S adalah : 1. Mewujudkan tempat kerja yang nyaman dan pekerjaan yang menyenangkan.
2. Melatih manusia pekerja yang mampu mandiri mengelola pekerjaannya. 3. Mewujudkan perusahaan bercitra positif di mata pelanggan tercermin dari
kondisi tempat kerja. 4. Meningkatnya kualitas produk dan proses.
5. Hemat waktu dan tempat. 6. Dapat mengidentifikasi masalah dengan cepat.
7. Mesin dan peralatan terawat.
3.4.2.1.Seiri
Umumnya istilah ini berarti mengatur segala sesuatu, memilah sesuatu dengan aturan dan prinsip tertentu. Seiri berarti menentukan barang yang
diperlukan atau yang tidak diperlukan, menyingkirkan barang yang tidak
Universitas Sumatera Utara
diperlukan, sekaligus memastikan bahwa barang yang diperlukan disimpan dalam jangkauan supaya lebih efisien dengan memperhatikan frekuensi pemakaian.
Sumber : www.epa.gov
Gambar 3.2. Sebelum Seiri
Sumber : www.epa.gov
Gambar 3.3. Sesudah Seiri
Universitas Sumatera Utara
3.4.2.2.Seiton
Menyimpan barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak yang benar dengan memperhatikan efisiensi, kualitas dan keamanan serta mencari cara
penyimpanan yang optimal sehingga dapat digunakan dalam keadaan mendadak karena dapat menghilangkan proses pencarian. Penataan juga termasuk
mengambil keputusan tentang berapa banyak yang akan disimpan dan dimana menyimpannya. Langkah penerapan seiton adalah diawali dengan pengamatan
secara langsung tempat-tempat yang kurang rapi dan barang-barang di area kerja yang belum memiliki tempat khusus. Hasil pengamatan secara langsung di area
kerja digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan tindakan yang harus dilakukan. Untuk tempat yang kurang rapi akan dilakukan tindakan khusus
dengan tujuan menjadikan tempat tersebut lebih rapi, sedangkan untuk barang yang belum memiliki tempat khusus akan diberikan fasilitas tambahan berupa
tempat penyimpanan dengan tujuan agar barang tersebut dapat tertata rapi di area kerja.
Sumber : Panasonic Manufacturing Indonesia
Gambar 3.4. Sebelum Seiton
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Panasonic Manufacturing Indonesia
Gambar 3.5. Sesudah Seiton
3.4.2.3.Seiso
Seiso berarti membuang sampah, kotoran dan benda-benda asing serta membersihkan segala sesuatu. Tujuan dari kebersihan adalah untuk
menghilangkan semua debu dan kotoran dan menjaga tempat kerja selalu bersih dan apakah kita membersihkan tempat kerja setiap hari. Terdapat tiga kategori
luas untuk mentargetkan Seiso, yaitu : area penyimpanan, peralatan dan lingkungan. Langkah selanjutnya adalah menentukan penanggungjawab
kebersihan setiap area kerja yang ada agar tahap seiso dapat dilakukan secara kontinu di area kerja. Seperti Gambar 3.6. masalahnya tembok berwarna putih ,
mudah kotor saat tersentuh tangan operator, sulit dibersihkan dan berbekas. Selanjutnya dilakukan perbaikan seperti Gambar 3.7. yaitu tembok dicat warna
biru muda dengan jenis acrylic supaya mudah dibersihkan.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Panasonic Manufacturing Indonesia
Gambar 3.6. Sebelum Seiso
Sumber : Panasonic Manufacturing Indonesia
Gambar 3.7. Sesudah Seiso
Universitas Sumatera Utara
3.4.2.4.Seiketsu
Pemantapan berarti terus-menerus dan secara berulang-ulang memelihara pemilahan, penataan dan pembersihan. Ini berarti melaksanakan aktivitas 5S
dengan teratur sehingga keadaan yang tidak normal tampak dan melatih keterampilan untuk menciptakan dan memelihara kontrol visual. Implementasi
seiketsu dilakukan dengan pembuatan daftar patroli
5S untuk
mempermudah dalam pemantauan yang akan dilakukan secara kontinu dalam jangka waktu yang ditentukan. Tujuan patroli 5S adalah untuk menjaga agar
pelaksanaan tahap seiri, seiton dan seiso dapat dilakukan secara terus-menerus.
3.4.2.5.Shitsuke
Pembiasaan adalah melakukan pekerjaan berulang-ulang sehingga secara alami dapat dilakukan dengan benar. Jika ingin melakukan pekerjaan secara
efisien dan tanpa kesalahan maka harus dilakukan setiap hari. Implementasi shitsuke
dilakukan dengan
merancang suatu
sistem untuk
menjadikan 5S sebagai budaya kerja sehari-hari. Salah satu yang dilakukan adalah dengan cara pemasangan foto dan pengumuman pada papan yang
disediakan khusus untuk program 5S secara up to date diharapkan dapat mendorong setiap orang untuk melaksanakan 5S secara kontinu. Pembentukan
shitsuke juga dapat dilakukan dengan cara : a. Biasakan perilaku sistematisasi jika menginginkan hal yang baik.
b. Perbaiki komunikasi dan pelatihan. c. Atur supaya setiap orang mengambil bagian dalam melakukan sesuatu.
Universitas Sumatera Utara
3.4.3. Peramalan Forecasting