B u k u A j a r
90
j. Kurikulum Satuan Pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat
nasional, daerah, dan satuan pendidikan k.
Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif menyenangkan, menantang, memotovasi peserta didik untuk berpartisi
aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembanagn fisik
serta psikologis peserta didk
l. Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk
m. Proses belajar dengan pendekatan ilmiah
10.4.4 Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum 2013
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 67 Tahun 2013 menegaskan bahwa kurikulum 2013 untuk sekolah dasar didesain dengan
menggunakan pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tersebut dilaksanakan mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Pembelajaran tematik ini
perlu dilaksanakan karena : Akbar, 2014
1. Dalam kehidupan sehari-hari mata pelajaran berdiri sendiri-sendiri
2. Tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Keunggulan pembelajaran tematik
• Materi yang disampaikan dikaitkan dengan kehidupan sehari-
hari •
Dapat mengaitkan mata pelajaran satu dengan yang lain •
Pembelajaran aktif, efektif dan menyenangkan Pembelajaran tematik adalah salah satu model pembelajaran
yang menekankan pada pengorganisasian materi yang terintegrasi dan dipadukan pada suatu tema Kurniawan, 2011. Model pembelajaran
tematik menurut Hernawan 2011 merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik sebagai pemadu bahan dan
kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema, yang kemudian dikembangkan menjadi sub tema dengan memperhatikan
keterkaitannya dengan mata pelajaran yang terkait. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran
tertentu maupun lintas mata pelajaran. Menurut Robin Fogarty 1991 model ini disebut model webbed yang merupakan model yang paling populer
dalam pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik banyak dipengaruhi oleh eksplorasi topik yang ada di dalam kurikulum sehingga siswa dapat
belajar menghubungkan proses dan isi pembelajaran secara lintas disiplin
B u k u A j a r
91
dalam waktu yang bersamaan. Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep menurut Akbar 2014
dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna
kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik ini, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Fokus perhatian pembelajaran tematik menurut
Hernawan 2011 terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk kompetensi yang
harus dikembangkannya.
Pengembangan pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami konsep menjadi lebih
mudah melalui tema yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari.
Karakteristik Pembelajaran Tematik
Terdapat beberapa karakteristik yang perlu dipahami dari pembelajaran tematik ini menurut Hernawan 2011, yaitu:
a. Berpusat pada siswa student centered. Hal ini sesuai dengan pendekatan
belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b. Dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa direct
experiences. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata konkrit sebagai dasar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas, bahkan
dalam pelaksanaan di kelas-kelas awal sekolah dasar, fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan
dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep- konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Bersifat luwes fleksibel, sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan