Analisis dan Pembahasan GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Surabaya juga menunjukan nilai lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan reliabel.

4.4. Analisis dan Pembahasan

4.4.1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum kita uji persamaan regresi berganda sesuai dengan pengujian secara simultan maupun parsial, maka kita lihat terlebih dahulu apakah persamaan Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara variable bebas atau regresi bersifat BLUE, artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut betul – betul linier tidak bias.

1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross-sectional” Gujarati, 1991:201. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel Durbin Watson. Kaidah keputusan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Jika d lebih kecil daripada d L atau lebih besar daripada 4-d L , maka hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat autokorelasi. 2. Jika d terletak antara d U dan 4-d U , maka hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada autokorelasi. 3. Jika nilai d terletak antara d L dan d U atau antara 4-d L dan 4-d U maka uji Durbin-Watson tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti, untuk nilai-nilai ini tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi di antara faktor-faktor penganggu. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dalam model penelitian maka perlu dilihat nilai DW tabel. Diketahui jumlah variabel bebas adalah 3 k=3 dan banyaknya data adalah n=52 sehingga diperoleh nilai DW tabel adalah sebesar d L = 1,421 dan d U = 1,674 Gambar 16. Kurva Statistik Durbin Watson Daerah Daerah Daerah Daerah Kritis Ketidak- Terima Ho Ketidak- Kritis pastian pastian Tolak Tidak ada Tolak Ho autokorelasi Ho 0 d L = 1,421 d U = 1,674 4-d U = 2,326 4-d L = 2,579 d 2,433 Berdasarkan hasil analisis, maka dalam model regresi ini tidak terjadi gejala autokorelasi karena nilai DW tes yang diperoleh adalah sebesar 2,433 berada pada daerah ke tidakpastian.

2. Multikolinier

Multikolinieritas berarti ada hubungan linier yang “sempurna” atau pasti di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Dari dugaan adanya multikolinieritas tersebut maka perlu adanya pembuktian secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dengan cara menghitung Variance Inflation Factor VIF. VIF menyatakan tingkat “pembengkakan” varians. Apabila VIF lebih besar dari 10, hal ini berarti terdapat multikolinier pada persamaan regresi linier. Adapun hasil yang diperoleh setelah diadakan pengujian analisis regresi linier berganda diketahui bahwa dari keempat variabel yang dianalisis diperoleh VIF untuk X 1 sebesar 1,783; VIF untuk X 2 sebesar 2,076; VIF dan VIF untuk X 3 sebesar 1,854 yang berarti lebih kecil dari 10 sehingga dalam model regresi ini tidak terjadi multikolinier Lampiran 2 pada tabel Coefficients.

3. Heterokedastisitas

Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas X. Hal ini bisa diidentifikasikan dengan menghitung korelasi rank spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Pembuktian adanya heterokedastisitas dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5. Hasil Heterokedastisitas dengan Korelasi Rank Spearman Korelasi Variabel Taraf α signifikansi dari korelasi Rank Spearman | Taraf α Uji Kompensasi X 1 0,909 0,05 Komunikasi X 2 0,891 0,05 Kepemimpinan X 3 0,675 0,05 Berdasarkan tabel diatas, diperoleh tingkat signifikan koefisien korelasi rank spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual lebih besar dari 0,05 tidak signifikan sehingga tidak mempunyai korelasi yang berarti antara residual dengan variabel yang menjelaskan. Jadi dapat disimpulkan persamaan regresi tersebut tidak terjadi heterokedastisitas. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa pada model penelitian ini tidak terjadi pelanggaran asumsi klasik yang berarti tidak bias.

4.3.2. Analisis Hasil Perhitungan Koefisien Regresi

Untuk mengetahui pengaruh Kompensasi X 1 , Komunikasi X 2 dan Kepemimpinan X 3 terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada PT Garam di Surabaya, maka hasil perhitungan pengolahan data dengan bantuan komputr program SPSS Statistical Program for Social Science versi 13.0 diperoleh tabel analisis sebagai berikut : Tabel 6: Hasil Analisis Varian ANOVA Sumber Varian Jumlah Kuadrat Df Kuadrat Tengah F hitung F tabel Regression 82,338 3 27,446 11,701 2,798 Residul 112,585 48 2,346 Total 194,923 51 Tabel 7 : Hasil Analisis Variabel Kompensasi, Komunikasi dan Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja PT Garam di Surabaya Variabel Koefisien Regresi t hitung t tabel r 2 Parsial Kompensasi X 1 0,172 2,246 2,010 0,577 Komunikasi X 2 0,090 2,271 2,010 0,604 Kepemimpinan X 3 0,348 2,949 2,010 0,592 Variabel Terikat : Motivasi Kerja PT Garam di Surabaya Konstanta : 4,843 R square : 0,822 Dengan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 4,843 + 0,172 X 1 + 0,090 X 2 + 0,348 X 3 Berdasarkan persamaan tersebut di atas, maka dapat dijelaskan melalui penjelasan sebagai berikut: β = konstanta = 4,843 Ini menunjukan besarnya pengaruh berbagai faktor terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya artinya apabila variabel bebas konstan, maka diprediksi ada kenaikkan Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya sebesar 4,843 dengan asumsi seluruh variabel bebas X 1 , X 2 , dan X 3 konstan. β 1 = koefisien regresi untuk X 1 = 0,172 Ini menunjukan besarnya pengaruh variabel Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya, artinya apabila variabel Kompensasi meningkat sebesar 1 maka diprediksi Motivasi Kerja Karyawan akan naik sebesar 0,172 dengan asumsi variabel X 2 dan X 3 konstan. β 2 = koefisien regresi untuk X 2 = 0,090 Ini menunjukan besarnya pengaruh variabel Komunikasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya, artinya apabila variabel Komunikasi meningkat sebesar 1 maka diprediksi Motivasi Kerja Karyawan akan naik sebesar 0,090 dengan asumsi variabel X 1 dan X 3 konstan. β 3 = koefisien regresi untuk X 3 = 0,348 Ini menunjukan besarnya pengaruh variabel Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya, artinya apabila variabel Kepemimpinan meningkat sebesar 1 maka diprediksi Motivasi Kerja Karyawan akan naik sebesar 0,348 dengan asumsi variabel X 1 dan X 2 konstan.

4.3.3. Uji Hipotesis Secara Simultan

Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji F dengan langkah – langkah sebagai berikut : 1. Untuk menguji pengaruh secara simultan serempak digunakan uji F dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Ho :  1 =  2 =  3 = 0 Secara keseluruhan variabel bebas tidak ada pengaruh terhadap variabel terikat. Hi :  1   2   3  0 Secara keseluruhan variabel bebas ada pengaruh terhadap variabel terikat. b.  = 0,05 dengan df pembilang = 3 df penyebut = 48 c. F tabel  = 0,05 = 2,798 d. F hitung = Rata - rata kuadrat regresi Rata - rata kuadrat sisa 27,446 = -------------- = 11,701 2,346 e. Daerah pengujian Gambar 8. Distribusi Kriteria PenerimaanPenolakan Hipotesis Secara Simultan atau Keseluruhan 11,701 2,789 Daerah Penerimaan H Daerah Penolakan H Ho diterima apabila F hitung ≤ 2,789 Ho ditolak apabila F hitung 2,789 f . Kesimpulan Oleh karena F hitung = 11,701 F tabel = 2,789 maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti bahwa secara keseluruhan faktor–faktor variable bebas yaitu Kompensasi X 1 , Komunikasi X 2 dan Kepemimpinan X 3 berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y. Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh variable Kompensasi X 1 , Komunikasi X 2 dan Kepemimpinan X 3 berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y dapat diketahui dari besarnya koefisisen determinasi R². Pada hasil perhitungan diperoleh determinasi sebesar 0,822 artinya bahwa pengaruh Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y mampu dijelaskan oleh Kompensasi X 1 , Komunikasi X 2 dan Kepemimpinan X 3 secara bersama-sama sebesar 82,2 yang berarti pengaruhnya besar atau berperan nyata. Sedangkan sisanya 17,8 di jelaskan oleh variable yang tidak masuk dalam model.

4.3.4. Uji Hipotesis Secara Parsial

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas Kompensasi X 1 , Komunikasi X 2 dan Kepemimpinan X 3 berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y secara parsial atau individu. Untuk melihat ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel terhadap variable terikatnya, dapat dianalisa melalui uji t dengan ketentuan sebagai berikut : a Pengaruh secara parsial antara Kompensasi X 1 terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y Langkah-langkah pengujian : i. Ho :  1 = 0 tidak ada pengaruh Hi :  1  0 ada pengaruh ii. 2 = 0,025 dengan df = 48 t table 2 = 0,025 = 2,010 iii. t hitung = β Se β 1 1 = 2,246 iv. pengujian Gambar 9 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Kompensasi X 1 terhadap Motivasin Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y. 2,010 -2,010 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho 2,246 Setelah diketahui hasil perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = 2,246 t tabel = 2,010. Sehingga secara parsial Kompensasi X 1 berpengaruh secara nyata terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y. Nilai r 2 parsial untuk variabel Kompensasi sebesar 0,577 yang artinya bahwa Kompensasi X 1 secara parsial hanya mampu menjelaskan variabel terikat Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y sebesar 57,7 , sedangkan sisanya 42,3 tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut. b Pengaruh secara parsial antara Komunikasi X 2 terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y Langkah-langkah pengujian : i. Ho :  2 = 0 tidak ada pengaruh Hi :  2  0 ada pengaruh ii. 2 = 0,025 dengan df = 48 t table 2 = 0,025 = 2,010 iii. t hitung = β Se β 2 2 = 2,721 iv. pengujian Gambar 10 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Komunikasi X 2 terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho 2,721 2,010 -2,010 Setelah diketahui hasil perhitungan diperoleh t hitung = 2,721 t tabel = 2,010. Sehingga secara parsial Komunikasi X 2 berpengaruh nyata terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y. Nilai r 2 parsial untuk variabel Komunikasi sebesar 0,604 yang artinya bahwa Komunikasi X 2 secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y sebesar 60,4 , sedangkan sisanya 39,6 tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut. c Pengaruh secara parsial antara Kepemimpinan X 3 terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Surabaya Y Langkah-langkah pengujian : i. Ho :  3 = 0 tidak ada pengaruh Hi :  3  0 ada pengaruh ii. 2 = 0,025 dengan df = 48 t table 2 = 0,025 = 2,010 iii. t hitung = β Se β 3 3 = 2,949 iv. pengujian Gambar 11 d Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Kepemimpinan X 3 terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Suarabaya Y Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho -2,010 2,949 2,010 Setelah diketahui hasil perhitungan diperoleh t hitung = -2,949 t tabel = 2,010 . Sehingga secara parsial Kepemimpinan X 3 berpengaruh nyata terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Suarabaya Y . Nilai r 2 parsial untuk variabel Kepemimpinan sebesar 0,592 yang artinya Kepemimpinan X 3 secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Motivasi Kerja Karyawan PT Garam di Suarabay Y sebesar 59,2 , sedangkan sisanya 40,8 tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

4.4.2. Pembahasan

Dengan melihat hasil regresi yang didapat maka peneliti dapt mengambil kesimpulan bahwa untuk Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Garam di Surabaya : Kompensasi berpengaruh nyata signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Garam di Surabaya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil analisis dan perhitungan sesuai dengan hipotesis yang telah di buat. Yaitu. dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan PT Garam Surabaya dengan memberikan kompensasi kepada karyawan yang sesuai, dengan demikian agar seorang karyawan merasa puas atas apa yang telah dikerjakan. Selain itu dengan adanya kenaikan gaji dan bonus yang diberikan PT Garam kepada karyawan akan membuat karyawan semakin semangat dalam melakukan kegiatan dan dengan semakin bagusnya kerja karyawan tersebut maka pihak perusahaan akan lebih meberikan timbal balik yang cukup baik, karena pihak perusahaan merasa puas dengan hasil kerja yang dilakukan karyawan. Komunikasi berpengaruh secara nyata signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Garam di Surabay. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil analisis dan perhitungan sesuai dengan hipotesis. Dengan meningkatnya komunikasi yang diberikan PT Garam di Surabaya menimbulkan peningkatan atau kemampuan dalam komunikasi yang diberikan oleh seorang atasan pada karyawan dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan PT Garam Surabaya yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan. Kepemimpinan berpengaruh secara nyata signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Garam di Surabaya. Sehingga dapat dikatakan hasil analisis dan perhitungan sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Yaitu Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya motivasi kerja yang diberikan PT Garam di Surabaya menimbulkan peningkatan atau kemampuan dalam motivasi yang diberikan oleh seorang atasan pada karyawan dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan PT Garam Surabaya. Dengan motivasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan bisa melakukan suatu motivasi yang dapat mendorong karyawan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN