3. Pengkaitan kompensasi dengan sukses perusahaan. Pemberian kompensasi yang tinggi hanya kemungkinan saja
apabila pendapatan perusahaan yang diunakan itu makin besar. 4. Pengkaitan antara keseimbangan keadilan pemberian kompensasi.
Pemberian kompensasi yang tinggi harus dihubungkan dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh karyawan yang bersangkutan
pada jabatan dan kompensasi yang tinggi tersebut. Sehingga ada keseimbangan antara input syarat-syarat dan output tingginya
kompensasi yang diberikan.
2.1.3.5 Tantangan dalam Menetapkan Kompensasi
Menurut S. Panggabean 2002:83 metode penetapan gaji serasional apapun akan menghadapi tantangan-tantangan antara lain:
1. Standar gaji yang berlaku umum. Beberapa jabatan harus dibayar lebih dari yang seharusnya sebab
oleh desakan pasar terutama untuk jabatan yang sukar diisi lowongannya.
2. Kekuatan serikat buruh. Serikat buruh bisa menjadi kekuatan yang sangat besar dalam suatu
perusahaan, yang memaksa perusahaan untuk memberikan upah atau gaji yang lebih besar bila dibandingkan dengan hasil evaluasi jabatan.
3. Pemerintah Pemerintah mempunyai kekuasaan yang besar dalam mengatur
perusahaan-perusahaan. Pemerintah dapat menentukan tarif upah minimum,jam kerja standar, dan tunjangan yang tidak boleh tidak
boleh dipatuhi oleh perusahaan, dimana bisa terjadi upah minimum para pekerja melebihi yang ditentukan oleh evaluasi jabatan.
4. Produktivitas Perusahaan harus memperoleh laba agar bisa tetap
hidup.Sebaliknya juga pegawai tidak akan digaji lebih daripada kontribusi yang diberikan kepada perusahaandigaji sesuai
produktivitas mereka. 5. Kebijaksanaan gaji dan upah
Beberapa perusahaan memiliki kebijaksanaan berbeda-beda, Sehingga karyawan harus mengadakan penyesuaian terhadap gaji yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan memiliki kebijaksanaan umum yaitu memberikan kenaikan gaji yang sama kepada pegawai
yang tergabung dalam serikat kerja. 6. Peraturan pemerintah
Pemerintah turut campur dalam menentukan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan tenaga kerja, seperti penentuan upah minimum
regional, upah lembur, pembatasan usia kerja. 7. Nilai yang sebanding dengan pembayaran yang sama
Masalah penting dalam menajemen kompensasi dengan kesempatan yang sama adalah” comparable worth “nilai yang
sebanding. Setiap jabatan yang mempunyai nilai yang sama berarti pembayaran yang sama untuk pekerjaan yang sama.
2.1.3.6 Tujuan Sistem Kompensasi
Tujuan utama pemberian kompensasi menurut Effendi Tua Marihot 2002 : 245 adalah untuk menarik pegawai yang berkualitas,
mempertahankan pegawai, memotivasi kinerja, membangun komitmen karyawan, dan satu hal yang sering terlupakan adalah mendorng
peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam upaya meningkatkan kompetisi orgasasi secara keseluruhan, sehingga
kompensasi dapat juga dilihat sebagai salah satu aspek pengembangan sumber daya manusia.
Menurut Sjafi Mangkuprawira 2002 : 197 tujuan manajemen kompensasi adalah mengutip pernyataan dari Keith Davis dan Werther W.
B. antara lain : 1. Memperoleh personil yang berkualitas .
Kompensasi yang cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk member daya tarik kepada pelamar. Tingkat pembayaran harus responsive
terhadap suplai dan permintaan pasar karena para pengusaha berkompetisi untuk mendapatkan karyawan yang diharapkan.
2. Mempertahankan Karyawan yang ada. Para karyawan dapat keluar jika besarnya kompensasi tidak
kompetitif dan akibatnya akan menimbulkan pertukaran karyawan yang semakin tinggi.
3. Menjamin Keadilan. Manajemen kompensasi berupaya keras agar keadilan interna dan
eksternal terwujud. Keadilan internal mengisyaratkan bahwa pembayaran dikaitkan dengan nilai relative sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan yang
sama dibayar dengan besaran yang sama. 4. Penghargaan terhadap Perilaku yang diinginkan.
Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan bertidak sebagai insentif untuk perbaikan perilaku di masa depan,
rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja, ketaatan, pengalaman, tanggung jawab dan perilaku – perilaku lainnya.
5. Mengendalikan Biaya. Sistem kompensasi yang rasional membantu untuk memperoleh
dan mempertahankan para karyawan dengan biaya yang beralasan. Tanpa
manajemen kompensasi yang efektif, bisa jadi pekerja dibayar dibawah atau diatas standar.
6. Mengikuti Aturan Hukum. Sistem gaji dan upah yang sehat mempertibangkan faktor – faktor
legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan.
7. Memfasilitas Pengertian. Sistem manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah
dipahami oleh spesialis sumber daya manusia, manajer operasi, dan para karyawan.
8. Meningkatkan Efisiensi Administrasi. Progam pengupahan dan pengajian handaknya dirancang untuk
dapat dikelola dengan efisiensi, meskipun tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan sekunder dibandingkan dengan tujuan – tujuan ini.
2.1.4 Komunikasi
2.1.4.1 Pengertian Komunikasi
Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa definisi komunikasi yang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan
komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka mamandangnya. Definisi yang dimaksud dikutip oleh Arni Muhammad 2004 : 2 – 3 dari beberapa
tulisan sebagai berikut :
Kata atau istilah komunikasi dari bahasa inggris “ communication “ . Secara etimologi atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin “
communicatus “, dan perkataan ini bersumber pada kata “ communis “. Dalam kata communis ini memiliki makna “ berbagi “ atau “ menjadi milik
bersama “ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pad adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi
dalam pengertian ini terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward 1998 : 16 mengenai
komunikasi manusia yaitu : komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu- individu dalam suatu hubungan, kelompok,
organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pean untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan ide, gagasan dari satu pihak kepasa pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi
diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata- kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
Selain itu dalam kehidupan sehari- hari, komunikasi yang bik sangat penting untuk berinteraksi antar personal maupun antar masyarakat
agar terjadi keserasian dan mencegah konflik dalam lingkunga
masyarakat. Dalam hubungan bilateral antar negara diperlukan juga komunikasi yang baik agar hubungan tersebut dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Berdasarkan dari definisi diatas, maka penulis mengartikan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian pesan ide, gagasan dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara
keduanya.
2.1.4.2 Konteks- Konteks Komunikasi