mengerjakan tes selama 90 menit. Sebagian besar subyek menggunakan waktu tersebut dengan maksimal.
10. Revisi 2
Revisi ini merupakan tahap akhir dari penelitian. Revisi kedua lebih pada penyusunan letak serta penyempurnaan terakhir dari produk instrumen
evaluasi kemampuan pemodelan matematis bagi siswa sekolah menengah atas dengan tipe
PISA
dan berdasarkan 8 kompetensi pemodelan matematis. Penelitian ini menghasilkan soal-soal instrumen evaluasi kemampuan
pemodelan matematis bagi siswa sekolah menengah atas dengan tipe
PISA
dan berdasarkan 8 kompetensi pemodelan matematis dengan menggunakan metodologi penelitian dan pengembangan RD menurut
Borg and Gall.
Berdasarkah hasil deskripsi dari tahap persiapan dan uji validitas isi, bahasa dari ahli menujukkan soal-soal yang dikembangkan sudah sesuai dengan
indikator dan kompetensi yang ditentukan. Berdasarkan hasil analisis jawaban siswa saat ujicoba terbatas, dari 24 soal instrumen kemamuan
pemodelan matematis berbentuk pilihan ganda dengan tipe
PISA
, sebagian besar siswa memiliki kemampuan pemodelan matematika yang baik. Hal
tersbut dapat dilihat dari hasil yang ditunjukkan dari hasil jawaban siswa. Dari hasil penelitian ini, kemampuan pemodelan yang masih perlu menjadi
perhatian khusus adalah pada kemampuan menggunakan representasi grafis. Sebagian besar siswa mengalami hasil yang kurang baik pada kompetensi
tersebut. Sebaliknya, untuk kompetensi mengembalikan pada situasi nyata, hasil menunjukkan cukup baik.
Secara umum, soal instrumen yang dikembangkan sudah dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Tingkat kesulitan soal diatas rata-rata,
namun dapat membantu siswa untuk berpikir lebih serius dan eksolratif. Konten, konteks, dan komponen soal yang terdapat pada soal memiliki
perbedaan dengan soal-soal yang dikerjakan oleh siswa di sekolah, karena soal intrumen ini berstandart internasional
PISA
, hal tersebut sedikit menjadi kendala bagi siswa karena merasa asing dengan soal-soal yang
diberikan. Kompetensi yang diajarkan di Indonesia masih belum sedalam dan sekritis soal-soal bertaraf internasional. Hal ini dapat menjadi bahan bagi para
pelaku pendidikan untuk terlibat dan tergerak untuk merubah dan menjadikan pembelajaran di Indonesia menjadi semakin maju dan bertaraf instrnasional.
E. Refleksi Penelitian
Saya mendapatkan banyak pengalaman baru dalam menjalankan dan melaksanakan kegiatan penelitian ini. Pengalaman baru yang semakin menambah
pengetahuan serta mendewasakan Saya dalam bersikap dan melaksanakan tugas. Saya akan mengawali refleksi ini dari awal penentuan judul penelitian. Di
awal peenentuan judul, saya mengajukan dua judul penelitian kepada dosen pembimbing. Di hari pertama pertemuan dan diskusi dengan dosen pembimbing
mengenai pengajuan judul, saya sudah mendapatkan tantangan yang baik dan menantang. Dari dua judul yang diajukan, dosen pembimbing meganjurkan kepada
saya untuk melanjutkan dan melaksanakan penelitian mengenai pengembangan instrumen evaluasi kemampuan pemodelan matematis. Judul ini dipilih karena