1. Hasil ekstraksi sampel
Ekstraksi sampel dilakukan dengan tujuan untuk menyari senyawa- senyawa dari daun apel beludru yang kemungkinan berperan sebagai antioksidan
dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Daun apel beludru yang diekstraksi yaitu daun yang telah dikeringkan dan diserbukkan. Menurut Andersen and
Markham 2006 jika daun yang digunakan merupakan daun segar maka senyawa flavonoid yang terkandung di sampel dapat terdegradasi oleh adanya aktivitas
enzim dalam tanaman tersebut. Terdapat beberapa metode ekstraksi seperti infundasi, perkolasi, maserasi
dan penyarian yang berkesinambungan. Ektraksi dilakukan dengan metode maserasi karena proses ekstraksi yang tidak melibatkan pemanasan sehingga
perubahan-perubahan senyawa kimia dapat dihindari. Selain itu, proses maserasi sangat menguntungkan untuk isolasi senyawa bahan alam karena dengan
perendaman bahan tumbuhan dapat menyebabkan pemecahan dinding sel dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel sehingga
metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dengan pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan maksimal.
Dalam memilih cairan penyari atau pelarut tentu mempertimbangkan beberapa hal, yang paling utama yaitu kemampuan pelarut dalam menyari
senyawa yang diinginkan. Cairan penyari yang digunakan adalah campuran metanol dan air. Penelitian yang dilakukan oleh Sultana, Anwar and Ashraf
2009 menunjukkan campuran kedua pelarut ini dapat menyari senyawa-senyawa dalam beberapa tanaman khususnya senyawa yang berperan sebagai antioksidan
lebih maksimal jika dibandingkan hanya menggunakan salah satu jenis pelarut saja. Metanol merupakan pelarut universal sehingga dapat melarutkan senyawa
yang cenderung polar atau non polar. Metanol memiliki viskositas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan etanol, sehingga dapat lebih mudah menembus
dinding sel tanaman dan menyari senyawa dalam sel tanaman. Maserasi dilakukan selama satu hari menggunakan cairan penyari
pertama, yaitu metanol:air 9:1 kemudian dimaserasi kembali dengan cairan penyari kedua yaitu metanol:air 1:1 selama satu hari Mursyidi, 1990. Hal ini
bertujuan agar senyawa metabolit sekunder dalam tanaman dapat tersari secara maksimal karena senyawa dalam tanaman bermacam-macam dan memiliki
kepolaran yang bervariasi. Cairan penyari pertama bersifat kurang polar dibanding cairan penyari kedua, maka maserasi dengan cairan penyari pertama bertujuan
menyari senyawa yang cenderung kurang polar dan maserasi dengan cairan penyari kedua bertujuan menyari senyawa yang cenderung lebih polar. Cairan
penyari yaitu metanol:air akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung senyawa kimia, senyawa kimia itu akan larut dalam cairan
penyari dan cairan penyari yang sudah pekat dengan senyawa kimia akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi
keseimbangan antara konsentrasi senyawa di dalam dan diluar sel. Maserasi dilakukan dengan bantuan shaker untuk membantu proses
maserasi. Dengan bantuan energi mekanik, yaitu penggojogan dapat mengoptimalkan kontak pelarut dengan serbuk sehingga semua bagian serbuk
terbasahi merata dan akan mencegah terjadinya pengendapan atau settling.
Adanya pengendapan akan mengurangi daya untuk menyari senyawa pada serbuk, hal ini karena kontak partikel dengan pelarut semakin kecil. Penggojogan juga
berfungsi untuk membantu proses difusi senyawa tanaman. Setelah proses maserasi selesai, hasil maserasi disaring menggunakan
kertas saring dengan bantuan corong Buchner dan pompa vakum. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses penyaringan dan filtrat dapat diperoleh
dengan volume maksimal. Setelah itu, semua filtrat hasil penyaringan dicampurkan dan komponen cairan penyari yaitu metanol diuapkan menggunakan
alat vaccum rotary evaporator. Alat ini berperan menguapkan pelarut dan mengkondensikannya kembali sehingga pelarut yang telah menguap dapat
diperoleh kembali dalam keadaan terpisah dari larutan sebelumnya. Dengan adanya pompa vakum akan membuat tekanan dalam labu alas bulat menjadi turun,
kemudian ketika dipanaskan dalam heating bath pelarut dapat menguap di bawah titik didihnya. Alat ini mampu menguapkan pelarut dibawah titik didih sehingga
zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi. Proses penguapan dilakukan sampai volume filtrat menjadi sepertiga bagian dari volume
awal. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan metanol dalam filtrat. Ekstrak ini yang akan digunakan untuk proses fraksinasi. Hasil ekstrak yang didapat yaitu