IC
50
. Nilai ini didefinisikan sebagai konsentrasi substrat yang menyebabkan 50 hilangnya aktivitas DPPH. Nilai aktivitas antioksidan diketahui melalui nilai IC
50
yang dihasilkan, bahwa semakin tinggi aktivitas antioksidan suatu senyawa, maka semakin tinggi nilai IC
50
yang dihasilkan Molyneux, 2004.
+ AH + A·
Gambar 1. Reaksi radikal Diphenylpicryl hydrazyl dengan antioksidan Molyneux, 2004
F. Ekstraksi
Penyarian atau ekstraksi merupakan suatu peristiwa perpindahan massa zat aktif yang semula berada di dalam sel kemudian ditarik oleh cairan penyari.
Pada umumnya penyarian akan bertambah baik jika permukaan simplisia yang
bersentuhan dengan penyari semakin luas Harbone, 1987.
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan Dirjen POM, 1995. Untuk mendapatkan senyawa yang khas zat aktif dalam suatu tumbuhan,
diperlukan metode ekstraksi yang cepat dan teliti. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sumber bahan alami dan senyawa yang akan diisolasi tersebut
Harborne, 1987. Dalam memilih penyari, seseorang harus mampu mempertimbangkan
banyak faktor. Cairan penyari yang baik harus memiliki kriteria berikut ini.
1 Murah dan mudah diperoleh,
2 stabil secara fisika dan kimia,
3 tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar,
4 selektif,
5 tidak mempengaruhi zat berkhasiat, dan
6 diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku Depkes RI, 1986.
Metode penyarian yang digunakan tergantung dari wujud dan kandungan zat dari bahan yang disari. Cara penyarian dapat dibedakan menjadi: infundasi,
maserasi, perkolasi, dan penyarian yang berkesinambungan Depkes RI, 1986. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk daun dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang terpekat didesak
keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar dan di dalam sel. Maserasi dengan mesin pengaduk yang
berputar terus menerus, waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam Depkes RI, 1986.
G. Spekrofotometri Visibel
Spektrofotometri visibel adalah salah satu teknik analisis fisika-kimia yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik
pada panjang gelombang 380-780 nm Mulja and Suharman, 1995. Menurut
Molyneux 2004, absorbansi DPPH terjadi dengan baik pada daerah cahaya tampak visible, oleh sebab itu digunakan spektrofotometri visibel untuk
pengukuran absorbansinya. Interaksi antara senyawa yang mempunyai gugus kromofor dengan radiasi
elektromagnetik pada daerah UV-Vis 200-800 nm akan menghasilkan transisi elektromagnetik dan spektra absorbansi elektromagnetik. Jumlah radiasi
elektromagnetik yang diserap akan sebanding dengan jumlah molekul penyerapnya, sehingga spektra absorbansi dapat digunakan untuk analisis
kuantitatif Fessenden and Fessenden, 1995. Bila suatu molekul senyawa organik menyerap sinar UV atau tampak
maka di dalam molekul tersebut terjadi perpindahan transisi elektron dari berbagai jenis tingkat energi orbital dari molekul tersebut Sastromihardjojo,
2001. Absorbsi cahaya oleh suatu molekul merupakan suatu bentuk interaksi antara gelombang cahaya foton dan atom atau molekul. Proses absorbsi cahaya
UV-Vis berkaitan dengan promosi elektron dari satu orbital molekul dengan tingkat energi elektronik tertentu ke orbital lain dengan tingkat energi elektronik
yang lebih tinggi.
H. Landasan Teori