KEBIJAKAN PEMERINTAH MELINDUNGI INDUSTRI DALAM NEGERI

BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH MELINDUNGI INDUSTRI DALAM NEGERI

TERHADAP DAMPAK NEGATIF PELAKSANAAN ACFTA Sebagai negara yang ekonominya terbuka, perkembangan perekonomian dunia jelas sangat mempengaruhi maju mundurnya ekonomi Indonesia. perkembangan perekonomian dunia dan hubungan ekonomi antarbangsa ini sebagian memberikan dampak positif atau menguntungkan ekonomi nasional. Sebaliknya sebagian yang lain memberi dampak tidak menguntungkan. Dalam keadaan ekonomi nasional yang semakin terintegrasikan dengan ekonomi dunia, kondisi yang diperlukan adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan yang terjadi dalam arti dapat memanfaatkan dengan baik peluang yang muncul dan menangkal dampak negatifnya. 132 Mengingat saat ini adalah era globalisasi, dimana berbagai macam aspek saling terintegrasi antar warga negara di seluruh dunia terutama dari segi ekonomi. Perdagangan bebas hakikatnya telah merepresentasikan hal tersebut, karena terdapat suatu hubungan interdependensi disitu. Sebab setiap negara memiliki keunggulan dan 132 J. Soedrajad Djiwandono, Perdagangan dan Pembangunan, Jakarta: LP3ES, 1992, hlm. 40. Universitas Sumatera Utara kelemahannya masing-masing. Ada negara yang kaya akan sumber daya alam namun kurang produktif industrinya seperti Indonesia, ada juga negara yang miskin akan sumber daya alam namun produktivitas masyarakatnya tinggi. Karena kebutuhan masing-masing individu yang sifatnya tidak tebatas, maka secara alami akan terbentuk suatu pertukaran disitu dimana direpresentasikan dalam kegiatan perdagangan Internasional. Arus barang, jasa, ide, dan informasipun mengalir secara deras dan tidak bisa lagi untuk dibendung. Seandainya diusahakan untuk dibendung, pasti akan bocor juga, yaitu dengan banyak muncul Black-market yang justru malah merugikan negara tersebut. Karena tidak memberikan kontribusi masukan keanggaran negara tersebut. Terlebih dari masyarakatnya yang akan terbatasi pilihannya didalam membeli suatu komoditas. 133 Oleh karena itu kebijakan pembangunan di bidang perdagangan dipusatkan bagi terciptanya kerangka landasan perdagangan yang memungkinkan bidang ini menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkesinambungan. Peranan perdagangan dalam pembangunan pada akhirnya dapat dilihat dari seberapa besar sumbangannya dalam menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi serta pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Keberhasilan di bidang perdagangan dalam upaya meningkatkan ekspor sangat penting bagi tercapainya pembangunan 133 Administrator, Tinjauan Efektivitas Implementasi Perjanjian ACFTA bagi Perekonomian Indonesia, http:accountry.blogspot.com201102tinjauan-efektivitas-implementasi.html, terakhir diakses tanggal 24 Mei 2011. Universitas Sumatera Utara nasional secara keseluruhan. Dari sudut inilah terdapat keterkaitan erat antara ekspor dengan pembangunan ekonomi. 134 Perdagangan luar negeri dapat menghasilkan banyak keuntungan atau faedah penting bagi negara-negara yang melakukannya, termasuk bagi negara berkembang, seperti Indonesia. Berbagai keuntungan atau faedah dari perdagangan yang penting bagi negara berkembang diantaranya adalah sebagai berikut: 135 a. Dengan adanya perluasan pasar, maka perdagangan akan memungkinkan pembagian kerja dan terjadinya ekonomis karena perluasan skala produksi. b. Perdagangan berfungsi sebagai alat motor penggerak untuk penyebaran gagasan- gagasan baru serta peralatan dan teknologi yang modern. c. Perdagangan merangsang terjadinya aliran investasi dan modal dari luar negeri. d. Perdagangan akan dapat menciptakan pasar domestik bagi barang manufaktur yang pada akhirnya dapat digantikan melalui produksi dalam negeri. Namun demikian perdagangan tersebut juga dapat merusak atau menghambat pembangunan dalam hal-hal sebagai berikut: 136 a. Dengan keunggulan komparatif tersebut negara berkembang akan terus menspesialisasi produksi dalam bahan makanan dan bahan mentah sehingga tidak memanfaatkan faedah dinamis dari bidang industri. b. Vent for surplus menuju pada pertumbuhan, bukan pembangunan yang mengandung perubahan struktural dalam perekonomian. Dia menyebabkan perluasan output barang-barang ekspor tradisional yang menggunakan teknik tradisional, sehingga pekerja yang dipekerjakan hanya beroleh tingkat pendapatan yang rendah akibat dari produktivitas yang rendah. 134 J. Soedrajad Djiwandono, op.cit., hlm. 52-53. 135 Rustian Kamaluddin, Pengantar Ekonomi Pembangunan, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999, hlm. 133-134. 136 Ibid., hlm. 134. Universitas Sumatera Utara c. Teknik produksi dan mesin yang modern dalam proses perdagangan merupakan intensif modal dan menghemat tenaga kerja. Ini merugikan negara berkembang yang kekurangan modal dan juga akan menimbulkan masalah pengangguran. d. Perdagangan luar negeri memang dapat menyebabkan pemasukan modal ke negara-negara berkembang. Namun ini dapat mengakibatkan eksploitasi sumber-sumber daya alam dan mengakibatkan lebih meluasnya ekonomi dualistik di negara berkembang yang bersangkutan. e. Perdagangan dapat memerosotkan nilai tukar perdagangan dan penghasilan ekspor yang tidak stabil yang akan memperlambat proses dan keberhasilan pembangunan sendiri. Persoalan pokok berkaitan dengan peran negara dalam menanggapi perdagangan bebas ini adalah apakah kapitalisme dapat diterima sebagai dasar perekonomian nasional ataukah ditolak. Menolak secara absolut sudah tidak relevan lagi mengingat pada era sekarang ini Indonesia sudah tidak bisa berdiri sendiri di perekonomian dunia. Sementara perkembangan kapitalisme itu sendiri sudah tidak seperti era 70-an. Sudah muncul kapitalisme yang lebih berjiwa sosialis. 137 Ekonomi nasional di era demokrasi ini harus lebih mengikuti aturan 2 persaingan sehat, produktivitas yang senantiasa meningkat, harus lebih berintegrasi dengan ekonomi internasional dengan mendorong ekspor dan investasi, mengurangi berbagai diskrikminasi, jika ternyata proteksi dilakukan maka harus di phase-out setelah beberapa waktu tidak boleh permanen. 138 Banyak kalangan yang menentang akan pemberlakuan persetujuan ACFTA yang merupakan salah satu produk kapitalisme ini, terutama bagi para pelaku bisnis yang terkena dampak negatif dari pemberlakuan persetujuan tersebut, tapi tidak 137 FX. Joko Priyono, “Peran Negara dalam Pembangunan Ekonomi”, Law Review, Volume.X No.1, Edisi Juli 2009. 138 Ibid. Universitas Sumatera Utara sedikit pula yang menyetujuinya terutama dari kalangan birokrat pemerintahan. Bagi yang kontra, mereka beralasan bahwa Indonesia belum benar-benar siap jika perjanjian ini dijalankan. Baik dari segi penyediaan sarana prasarana, regulasi, kesiapan masyarakatnya, dan terlebih produk-produk di Indonesia kurang bisa bersaing dengan produk-produk yang diproduksi oleh negara lain. Namun dari kalangan yang pro beralasan bahwa suatu perdagangan Internasional itu merupakan sesuatu yang tidak bisa untuk dihindarkan.

A. Arti Penting Industri Dalam Negeri Bagi Perekonomian Nasional