Karya-karya Al-Syaukâny

C. Karya-karya Al-Syaukâny

Di tengah-tengah kesibukan sebagai qâdli, al-Syaukâny aktif mengajar juga menulis. Aktifitas menulis yang menjadi kebisaannya, ternyata membuatnya menyandang berbagai predikat. Karenanya, 'Umar Ridhâ Kahâlah dalam Mu’jam al-Muallifîn menyatakan, ia berhak disebut sebagai mufassir, muhaddits, faqih, ushûli, muarrikh, adabî, nahwî, mantiqî, dan

mutakalim. 26

24 Ia menjabat sebagai qâdli di Yaman hingga ia wafat pada masa pemerintahan tiga khalifah: al-Manshûr bin ‘Ali bin ‘Abbâs (1151-1224 H.), al-Imâm al Mutawakkil ‘Alâ Allâh

Ahmad bin ‘Ali bin Abbâs (1170-1231 H), dan al-Mahdî ‘Abd. Allâh (1208-1251 H). Lihat, Al-Syaukâny, al-Badru al-Thâli’u bi Mahâsini Man ba’da al-Qarn al-Sâbi’, jld. II..s. 224.

25 Al-Syaukâny, Fathul Qadîr, al-Jâmi’ baina Fannay al-Riwâyah wa al-Dirâyah min ‘Ilm al-Tafsir, s. 26, 26 ‘Umar Ridhâ Kahâlah, Mu’jam al-Mu’alifîn; Tarâjim Mushannifi al-Kutub al- ‘Arabiyah, juz. 11. s. 53.

Hal ini, karena ia memiliki berbagai karya dan menurut penelitian ‘Abd. al-Rahman ‘Umairah dalam muqaddimah muhaqqiq, karya tulis al- Syaukâny meliputi berbagai disiplin ilmu, di antaranya :

1. Kitab-kitab yang Masih Berbentuk Manuskrip (Makhthûth):

a. Tafsir ada lima ( 5 kitab)

b. Hadits ada sebelas (11 kitab)

c. Akidah ada dua puluh (20 kitab)

d. Fiqh ada tujuh puluh empat (74 kitab)

e. Mantiq ada tiga (3 kitab )

f. 27 Tasawuf dua puluh sembilan ( 29 kitab )

2. Kitab-kitab yang Non Manuskrip (sudah dicetak): Menurut ‘Abd al-Rahman ‘Umairah, kitab-kitab al-Syaukâny yang sudah dicetak ada 37 kitab, dalam berbagai jenis displin ilmu, seperti

tafsir, fikih, hadits, dan tasawuf. 28

Meskipun karya-karya al-Syaukâny cukup banyak baik yang masih manuskrip maupun yang sudah dicetak, pada kenyataannya penulis hanya menjumpai beberapa kitab saja yang ada di beberapa perpustakaan lingkungan kita, yaitu :

27 Pengelompokan kitab-kitab tersebut dan berikut jumlahnya itu sesuai dengan yang disampaikan atau diinformasikan oleh ‘Abd. al-Rahman ‘Umairah yang merupakan

pentahqîq kitab Fathul Qadîr. Lihat, Al-Syaukâny, Fathul Qadîr, al-Jâmi’ baina Fannay al- Riwâyah wa al-Dirâyah min ‘Ilm al-Tafsir, s. 33-40.

28 Al-Syaukâny, Fathul Qadîr, al-Jâmi’ baina Fannay al-Riwâyah wa al-Dirâyah min ‘Ilm al-Tafsir, s. 40-43.

Al-Fawâid al-Majmû’ah fi al-Ahâdîts al-Maudlû’ah, Al-Badru al-Thâli’u bi Mahâsin Man Ba’da al-Qarn al-Sâbi’. 29 ,Tuhfat al-Dzakirîn Syarh

‘Iddati al-Hishn al-Hashîn, 30 , Nail al-Authâr Syarh Muntaqâ al-Ahbâr., Irsyâd al-Fuhûl ilâ Tahqîq min ’Ilm al-Ushûl, Qatru al-Wâli ‘alâ Hadîts al-Wâli , Al-Dawa’ al-‘Âjil fi Daf’i al-‘Aduww al-Shâ`il. 31 Al-Darâry al- Maudhû’ah fi Syarh al-Darary al-Bahiyyah., Al-Sâ`il al-Jarrâr al-

Mutadaffaq ‘alâ Hadâ’iq al-Azhâr." 32 , dan Fathul Qadîr al-Jâmi’ baina Fannaiy al-Riwâyah wa al-Dirâyah min Ilmi al-Tafsîr. Inilah kitab yang

menjadi penelitian dalam tesis ini.

29 Anotasi yang dilakukan oleh Muhammad bin Muhammad bin Yahya Zabarah al- Yamânî, salah seorang murid al-Syaukâny itu semisal melengkapi karya gurunya yang masih

dinilai terlewatkan dalam menulis biografi ulama . 30 Al-Syaukâny, Fathul Qadîr, al-Jâmi’ baina Fannay al-Riwâyah wa al-Dirâyah min ‘Ilm al-Tafsir, s. 40-43.

31 Kitab ini adalah kumpulan beberapa karya al-Syaukany yang dijadikan satu jilid oleh penerbit. Buku ini telah diterbitkan oleh Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, pada tahun 1930

dalam satu edisi bersama karya-karya al-Syaukâny yang lain dan diberi judul al-Rasâ`il al- Salâfiyah fi Ihyâ Sunnah Khair al-Bariyyah. Kemudin, mengenai tujuh karya al-Syaukâny

yang dijadikan menjadi satu adalah sebagai berikut : Syarh al-Shudûr; fi Tahrim Raf’ al- Qubûr, Raf’u al-Ribah ’an mâ Yajûzu wa mâ lâ Yajûzu min al-Ghibah, Irsyâd al-Sâ`il Ilâ Dalâ`il al-Masâ`il, al-Tuhaf fi Madzâhib al-Salaf, Kasyf al-Syubhât: Syarh Hadîts al-Halâl bayyin wa al-Haramu Bayyin, al-Qaul al-Mufid fi Adillati al-Ijtihâd wa al-Taqîd, dan al-Durr al-Nadlid fi Ikhlâs Kalimah al-Tauhîd,

32 Ibrahim Ibrahim Hilâl, Qatru al-Waly ‘Alâ Hadits al-Wâly s. 55-56; lihat juga, Al- Syaukâny, Fathul Qadîr, al-Jâmi’ baina Fannay al-Riwâyah wa al-Dirâyah min ‘Ilm al-Tafsir,

jld.I, s. 43. kitab ini adalah bukti bahwa al-Syaukany bukan mengikuti pemahaman Zaidiyyah. Karya ini merupakan kitab fiqh yang menjelaskan tentang kritiknya terhadap kitab fikih Zaidi (al-Azhâr) karya Ahmad ibn Yahya ibn al-Murtadhâ ibn al-Husain al-Mahdî (775- 840 H), salah seorang imam Zaidiyyah di Yaman. Menurut Ibrahim Ibrahim Hilâl, meski kitab itu hanya berisi tentang komentar terhadap kitab al-Azhâr, akan tetapi di dalamnya penuh dengan kritik-kritik dan ijtihad al-Syaukâny yang cukup brilian, sehingga dalam muqaddimahnya al-Syaukâny seringkali menyatakan : ”Walaupun al-Azhâr menjadi kitab pegangan dalam beribadah dan mu’amalah oleh kebanyakan orang, tetapi yang pasti, di dalamnya banyak yang berbeda baik terhadap para ulama muhaqqiq maupun ahli agama pada umumnya, dan karenanya aku perlu menjelaskan tentang yang ittifaq dan ihtilaf, sehingga kitab ini akan sangat berguna bagi orang yang ahli untuk mentarjih dan bisa terpilah mana saja yang shahih di antara perbedaan tersebut, maka dan insya Allah. orang itu akan mengetahu ta’liqnya ini dan bahkan menjadikan buku itu sebagai referensi untuk dirinya sendiri.

Demikianlah sebagian karya al-Syaukâny yang masih bisa kita jumpai sampai sekarang ini. Menurut informasi yang diberikan oleh Abd. al-Rahman, kitab-kitab al-Syaukâny yang sudah dicetak berjumlah 38 kitab. Namun, sayangnya penulis – yang saat ini lagi membutuhkannya untuk penelitian tesis – ternyata tidak menemukan semua kitab itu, sedang yang diketemukan hanya beberapa saja.

Terlepas dari diketemukan atau tidak karya-karya al-Syaukâny, yang jelas nama-nama kitab itu menunjukkan bahwa intensitas dan mobilitas al-

Syaukâny dalam menulis atau menghasilkan karya sangatlah besar. Ini juga menunjukkan bahwa al-Syaukâny adalah ulama yang sangat produktif, khususnya dalam ‘mengkampanyekan’ kembali ijtihad dan tetaplah kembali kepada ajaran akidah yang benar, setelah beberapa abad mengalami masa stagnasi yang ia rasakan di saat itu mulai abad 4 H. sampai dengan abad 18

H.