commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan terhadap kinerja sumber daya manusia. Bab yang pertama
ini akan menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dari
penelitian ini.
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber
daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global
menyebabkan terjadinya pengecilan laba yang diperoleh perusahaan- perusahaan yang memasuki persaingan tingkat dunia. Hanya perusahaan-
perusahaan yang memiliki keunggulan pada tingkat dunia yang mampu memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen, mampu menghasilkan
produk yang bermutu dan efisien dalam biaya. Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk
mempersiapkan dirinya agar bisa diterima di lingkungan global. Keadaan ini memaksa manajemen untuk berupaya menyiapkan, menyempurnakan ataupun
mencari strategi-strategi baru yang menjadikan perusahaan mampu bertahan
commit to user
dan berkembang dalam persaingan tingkat dunia. Oleh karena itu, perusahaan dalam hal ini manajemen harus mengkaji ulang prinsip-prinsip yang selama
ini digunakan agar dapat bertahan dan tumbuh dalam persaingan yang semakin ketat untuk dapat menghasilkan produk dan jasa bagi masyarakat.
Ukuran finansial menjadi perhatian terbesar bagi perusahaan dalam menilai keberhasilan kinerjanya. Ukuran finansial tidak memberikan
gambaran yang nyata mengenai keadaan perusahaan karena tidak memperhatikan hal-hal lain di luar sisi finansial, misalnya sisi pelanggan
yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan Pasla,
2000. Kondisi ini kemudian membawa dunia usaha maupun organisasi pada
pemikiran baru untuk menciptakan suatu sistem yang dapat mengimbangi laju kemajuan dunia itu sendiri, baik berupa informasi maupun sistem manajerial.
Hal ini terlihat dari bermunculannya ide-ide manajerial baru seperti total quality management, six sigma, balanced scorecard, dan sebagainya
Perdana, 2008. Perusahaan harus memiliki perencanaan kinerja yang merupakan
suatu proses dimana karyawan dan manajer bekerjasama merencanakan apa yang harus dikerjakan karyawan pada tahun mendatang, menentukan
bagaimana kinerja harus diukur, serta mengenali dan merencanakan cara mengatasi kendala.
commit to user
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan
perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan reward dalam perusahaan, misalnya untuk
menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai
alat untuk mengevaluasi periode yang lalu. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan maupun lembaga yang
berkelanjutan diperlukan sebuah rancangan komprehensif berbasis balanced scorecard yang memiliki kerangka kerja hubungan sebab akibat cause effect
relationship antara indikator kinerja penentu dengan indikator kinerja ikutan. Selama ini kita selalu mengabaikan manajemen operasi dan proses yang
menciptakan nilai tambah yang merupakan landasan dari pengetahuan praktis balanced scorecard Alomet Friends, 2010.
Beberapa penelitian terkait masalah ini telah dilakukan. Sebagian besar penelitian mengenai pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan tentang
keseluruhan faktor yang terdapat dalam balanced scorecard. Beberapa studi yang didasarkan pada metode ini telah dilakukan, seperti Devine 2010,
Ahrendnt 2006, Muslim 2006, Maskur 2004, Setiono 2004, Ittner 1997, dan sebagainya.
Penelitian Arifin 2005, menggunakan analisis regresi berganda untuk mengukur pengaruh faktor-faktor kepuasan karyawan terhadap kinerja
rumah sakit. Nilai koefisien variabel kepuasan terhadap iklim komunikasi
commit to user
sebesar 0,189; kepuasan terhadap komunikasi pengawasan sebesar 0,114; kepuasan terhadap integrasi organisasi sebesar 0,155; kepuasan terhadap
kualitas media sebesar 0,116; kepuasan terhadap komunikasi dengan rekan kerja sebesar 0,101; kepuasan terhadap informasi perusahaan sebesar 0,117;
kepuasan terhadap umpan balik individu sebesar 0,146; dan kepuasan terhadap komunikasi atasan dengan bawahan sebesar 0,118. Maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa kepuasan pekerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja rumah sakit.
Penelitian Ristanti 2009, yang menganalisis tentang pelatihan karyawan salah satu bank BUMN menyatakan bahwa pelatihan telah berjalan
dengan baik namun masih ada sebagian kecil karyawan yang menilai pelatihan yang diselenggarakan masuk kategori cukup baik. Kinerja karyawan
tergolong tinggi namun masih ada sebagian karyawan yang kinerjanya tergolong rata-rata. Hasil analisis membuktikan bahwa secara parsial
pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 14,1. Penelitian Widodo 2010, yang menganalisis tentang turnover
karyawan outsourcing di salah satu perusahaan BUMN, menyatakan bahwa parameter estimasi untuk pengujian pengaruh turnover terhadap kinerja
karyawan menunjukkan nilai CR sebesar -2.048 dengan probabilitas sebesar 0.041. Oleh karena nilai probabilitas 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
variable turnover berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang
commit to user
menyatakan turnover berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan dapat diterima. Penelitian tersebut dianalisis berdasarkan nilai Critical Ratio CR.
Penelitian Perdana 2008, yang menganalisis pengaruh kinerja dari produktivitas karyawan di salah satu perusahaan manufaktur, menghasilkan
uji t hitung untuk variabel produktivitas sebesar 2,143 2,021. Pada kolom Sig tingkat signifikansi untuk nilai-nilai ekonomis sebesar 0,038 lebih kecil
dari tingkat kesalahan 5. Berdasarkan kriteria tersebut berarti produktivitas secara parsial berpengaruh signifikan dan nyata terhadap kinerja karyawan
pada perusahaan. Produktivitas karyawan dalam bekerja untuk menghasilkan suatu produk atau jasa kepada pelanggan sangat berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan. Balanced scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja
perusahaan tetapi merupakan suatu bentuk transformasi strategik secara total pada seluruh tingkatan dalam organisasi. Dengan pengukuran kinerja yang
komprehensif tidak hanya menggunakan ukuran-ukuran keuangan saja tetapi penggabungan ukuran-ukuran keuangan dan non-keuangan maka perusahaan
dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih baik. Dalam rangka usaha mencapai tujuan menjalankan bisnis yang lebih
baik, suatu perusahaan perlu mengelola sumber daya yang dimiliki dengan baik yaitu dengan mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian dengan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Demikian juga dengan perusahaan dengan berbasis manajemen
Islami di Surakarta, agar kelangsungan hidup perusahaan tersebut dapat terus
commit to user
bertahan dan berkembang maka perusahaan dituntut untuk dapat mengelola semua sumber daya yang ada. Penulis memilih melakukan penelitian pada
perusahaan dengan manajemen Islami karena sebagai negara yang penduduknya mayoritas muslim maka keberadaan perusahaan yang jujur di
Indonesia sangat dibutuhkan olah masyarakat. Dalam penelitian ini perusahaan sudah memenuhi indikator-indikator sebagai instansi yang
menerapkan manajeman syariah seperti yang disebutkan oleh Didin dan Hendri 2003 dalam Fauzan 2009. Implementansi ketaatan pada konteks
organisasi tercermin dari semua kebijakan organisasi yang dibangun dari nilai utama organisasi, yakni Islam. Selain itu juga memiliki struktur orgaisasi
yang jelas sebagai cara pertanggungjawaban. Kebijakan organisasi yang menjaga setiap input, proses manajemen dan output agar terhindar dari
tindakan kezaliman, bebas dari barang dan jasa yang haram, bebas dari korupsi, penipuan, riba, judi, pemberian hadiah komisi yang dilarang
merupakan sejumlah contoh implementasi ketaatan. Penelitian yang sebelumnya telah banyak menguji mengenai pengaruh
penerapan konsep balanced scorecard terhadap kinerja. Namun demikian, yang hanya melakukan penelitian pada salah satu perspektif saja masih jarang
dilakukan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini berfokus pada sumber daya manusia. Paradigma sumber daya manusia bukan lagi sebagai
alat pelengkap organisasi melainkan sebagai aset yang harus dikelola secara optimal, demi terwujudnya tujuan organisasi.
commit to user
Karyawan sebagai aset perusahaan harus dipelihara dan dikembangkan, karena karyawan memiliki emosi, keinginan, tuntutan,
kebutuhan dan keterbatasan. Karyawan yang kurang mendapatkan perhatian
dan pengembangan yang memadai dari manajemen organisasi dapat memicu munculnya keresahan karyawan, sehingga karyawan merasa tidak puas dalam
bekerja akhirnya dapat menurunkan semangat kerja yang berdampak pada produktivitas kinerja organisasi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian replikasi terhadap penelitian yang dilakukan oleh Perdana 2008
dan yang menjadi judul dalam penelitian ini adalah pengaruh perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan terhadap kinerja sumber daya
manusia.
B. Rumusan Masalah