2. Corporate Responsibility adalah usaha-usaha sebagai
wujudtanggungjawab sosial perusahaan ketika sedang mengejar profitabilitas sebagai tujuan perusahaan.
3. Corporate Policy adalah berkaitan erat dengan bagaimana hubungan
perusahaan dengan pemerintah yang meliputi posisi suatu perusahaan dengan adanya berbagai kebijaksanaan pemerintah yang mempengaruhi
baik bagi perusahaan atau masyarakat secara keseluruhan.
2.1.3.4 Pedoman Corporate Social Responsibility Tanggung Jawab Sosial
Menurut Sinulingga 2010:266 Lima pedoman telah dikemukakan dalam menilai bertanggung jawab sosial, yaitu:
1. Tidak ada rumus tunggal apa yang harus dilakukan oleh sebuah
perusahaan itu dapat dikatakan bertanggung jawab secara sosial. 2.
Perusahaan harus dianggap sebagai lembaga ekonomi dengan motivasi profit yang kuat.
3. Perusahaan-perusahaan berkewajiban bertanggung jawab untuk
memperbaiki dampak-dampak negatif yang mereka timbulkan. 4.
Tanggung jawab sosial berbeda menurut ciri-ciri perusahaan. 5.
Para pemimpin perusahaan dapat mempedomani arah kebijakan umum pemerintah di negara, tempatnya beroperasi.
2.1.3.5 Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility
Alyson warhurst dari university of bath inggris mengemukakan prinsip-
prinsip pelaksanaan SCR oleh perusahaan dalam 16 butir. Sinulingga, 2010:281
1. Prioritas korporat yaitu mengakui scr sebagai prioritas tertinggi korporat
dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.
Universitas Sumatera Utara
2. Manajemen terpadu yaitu mengintegrasikan kebijakan, program dan
praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.
3. Proses perbaikan yaitu secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan,
program, dan kinerja sosial korporat berdasarkan temuan riset mutahir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteri sosial secara
intenasional. 4.
Pendidikan karyawan yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta motivasi karyawan untuk bekerja lebih produktif.
5. Pengkajian yaitu melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai suatu
kegiatan dan menutup fasilitas. 6.
Produk dan jasa yaitu pengembangan produk dan jasa tidak berdampak negatif.
7. Informasi publik yaitu memberikan informasi dan bila perlu mendidik
pelanggan. 8.
Fasilitas dan operasi yaitu mengembangkan, merancang, dan mengoperasikan fasilitas serta menjalankan kegiatan yang
mempertimbangkan temuan kajian berdampak sosial. 9.
Penelitian yaitu melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan
kegiatan sosial usaha dan penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi limbah.
Universitas Sumatera Utara
10. Prinsip pencegahan yaitu memodifikasi manufaktur, pemasaran atau
penggunaan produkjasa sejalan hasil penelitian mutahir untuk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.
11. Kontraktor dan pemasok yaitu mendorong penggunaan prinsip-prinsip
tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan kontarktor dan pemasok 12.
Siaga menghadapi darurat yaitu menyusun dan merumuskan rencana menghadapi keadaan darurat dan bila terjadi keadaan bahaya, bekerja
sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunikasi lokal.
13. Transfer of best practice yaitu berkontribusi pada pengembangan dan
transfer praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sektor publik.
14. Memberi sumbangan yaitu sumbangan untuk usaha bersama,
pengembangan kebijakan publik dan bisnis. 15.
Keterbukaan yaitu menumbuhkan dan mengembangkan keterbukaan dan dialaog dengan para pekerja dan publik, mengantipasi dan memberi
respons terhadap potencial hazard dan dampak operasi, produk, limbah dan jasa.
16. Pencapaian dan pelaporan yaitu mengevaluasi kinerja sosial,
melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan per undang-undangan serta
menyampaikan informasi tersebut kepada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan publik.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut CSR terdiri dari 3 prinsip utama menurut Crowther Aras 2008:11 yaitu:
1. Sustainability
Berkaitan pada efek pengambilan tindakan yang diambil masa sekarang telah mempunyai pilihan yang tersedia di masa depan. Apabila
sumber daya dimanfaatkan di masa sekarang maka tidak akan ada cukup sumber daya di masa depan, dan ini adalah perhatian khusus jika sumber
daya mempunyai jumlah yang terbatas.
2. Accountability
Accountability berkaitan dengan pengakuan perusahaan dalam melakukan tindakan yang mempengaruhi lingkungan eksternal dan karena
itu perusahaan berasumsi untuk betanggung jawab pada tindakan yang dilakukan. Prinsip ini berdampak pada hitungan akibat efek dari tindakan
yang diambil perusahaan baik internal organisasi maupun eksternal.
3. Transparency
Transparency, sebagai prinsip, berarti akibat internal dari tindakan dari organisasi dapat dipastikan dari laporan yang dibuat organisasi dan fakta
yang ada tidak disembunyikan dalam laporan tersebut. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
semua akibat dari tindakan yang dilakukan oleh organisasi, termasuk dampak internal, seharusnya muncul secara nyata kepada semua melalui
penggunaan informasi yang disediakan mekanisme pelaporan organisasi
ISO 26000: Standar Acuan dalam Corporate Social Responsibility
Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM RI 55:2009 ISO 26000 menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela
mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat baik di negara berkembang maupun
negara maju. Dengan ISO 26000 ini akan memberikan tambahan nilai terhadap aktivitas tanggung jawab sosial yang berkembang saat ini dengan cara:
1. Mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab
sosial dan isunya 2.
Menyediakan pedoman tentang penterjemahan prinsip-prinsip menjadi kegiatan-kegiatan yang efektif
3. Memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan
disebarluaskan untuk kebaikan komunitas atau masyarakat internasional.
Apabila hendak menganut pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang menggodok ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility yang secara
konsisten mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah SR akan mencakup 7 isu pokok yaitu:
1. PengembanganMasyarakat
Universitas Sumatera Utara
2. Konsumen
3. Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat
4. Lingkungan
5. Ketenagakerjaan
6. Hak asasi manusia
7. Organizational Governance governance organisasi
ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat
dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang:
a. Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan
masyarakat b.
Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder c.
Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional
d. Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi
baik kegiatan, produk maupun jasa.
Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan sosial responsibility hendaknya terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu pokok
diatas. Dengan demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan isu tertentu saja, misalnya seperti aspek lingkungan, maka perusahaan tersebut sesungguhnya
belum melaksanakan tanggung jawab sosial. Misalnya suatu perusahaan sangat peduli terhadap isu lingkungan, namun perusahaan tersebut masih mengiklankan
Universitas Sumatera Utara
penerimaan pegawai dengan menyebutkan secara khusus kebutuhan pegawai sesuai dengan gender tertentu, maka sesuai dengan konsep ISO 26000 perusahaan
tersebut sesungguhnya belum melaksanakan tanggung jawab sosialnya secara utuh.
Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan
dan kegiatan tanggung jawab sosial menurut ISO 26000 meliputi:
1. Kepatuhan kepada hukum
2. Menghormati instrumenbadan-badan internasional
3. Menghormati stakeholders dan kepentingannya
4. Akuntabilitas
5. Transparansi
6. Perilaku yang beretika
7. Melakukan tindakan pencegahan
8. Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia.
2.1.3.6 Manfaat dan Faktor Penghambat Program Corporate Social Responsibility
Terdapat manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggunggjawab sosial perusahaan, baik bagi perusahaan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah dan
pemangku kepentingan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM RI 36:2009 ada empat manfaat yang diperoleh yaitu:
1. Keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan
mendapatkan citra image yang positif dari masyarakat luas. 2.
Perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap kapital modal. 3.
Perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia human resources
4. Perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang
kritis dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko. Sedangkan menurut Wibisono 99:2007 menguraikan manfaat yang akan
diterima dari pelaksanaan CSR, diantaranya: 1.
Bagi Perusahaan. Terdapat empat manfaat yang diperoleh perusahaan dengan mengimplementasikan CSR. Pertama, keberadaan perusahaan
dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas. Kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh
akses terhadap modal capital. Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia human resources yang berkualitas. Keempat,
perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis critical decision making dan mempermudah pengelolaan
manajemen risiko risk management, 2.
Bagi masyarakat, praktik CSR yang baik akan meningkatkan nilai-tambah adanya perusahaan di suatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja,
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika
terdapat masyarakat adat atau masyarakat lokal, praktek CSR akan mengharagai keberadaan tradisi dan budaya lokal tersebut,
3. Bagi lingkungan, praktik CSR akan mencegah eksploitasi berlebihan atas
sumber daya alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru perusahaan terlibat mempengaruhi lingkungannnya,
4. Bagi negara, praktik CSR yang baik akan mencegah apa yang disebut
“corporate misconduct” atau malpraktik bisnis seperti penyuapan pada aparat negara atau aparat hukum yang memicu tingginya korupsi. Selain
itu, negara akan menikmati pendapatan dari pajak yang wajar yang tidak digelapkan oleh perusahaan.
Selain manfaat, terdapat juga faktor penghambat dalam menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan. Rudito 2007:240 memberikan
beberapa faktor penghambat tersebut, antara lain: 1.
Kualitas sumber daya manusia yang rendah.
2. Jumlah staf yang kurang memadai.
3. Kurangnya dukungan pemerintah.
4. Perbedaan persepsi di internal dan atau dengan para pihak eksternal.
terhadap praktek tanggung jawab sosial perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.7 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial