Indeks keanekaragaman spesies H Indeks kemerataan Evenness

- Dominansi Relatif DR Dominansi suatu spesies DR = x 100 Dominansi seluruh spesies Indeks Nilai Penting INP untuk vegetasi tingkat tiang dan pohon merupakan penjumlahan dari nilai – nilai kerapatan relatif KR, dominansi relatif DR, dan frekuensi relatif FR atau INP = KR+FR+DR. Sedangkan untuk vegetasi tingkat semai dan pancang, INP = KR+FR.

3.3.2.4 Indeks keanekaragaman spesies H

Indeks keanekaragaman spesies dihitung dengan menggunakan Shannon-wienner Index Krebs 1989, yaitu : H = ∑ dimana pi = ni N Keterangan : H = Indeks keanekaragaman spesies ni = INP setiap spesies N = Total INP seluruh spesies Sedangkan besarnya nilai H‟ menggunakan kategori tertentu, seperti tersaji pada Tabel 3. Tabel 3 Klasifikasi nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener Nilai indeks Kategori 3 Keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah individu tiap spesies tinggi dan kesetabilan komunitas tinggi 1-3 Keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu tiap spesies sedang dan kesetabilan komunitas sedang 1 Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah individu tiap spesies rendah dan kestabilan komunitas rendah Sumber : Barbour et al. 1987 diacu dalam Suwena 2007

3.3.2.5 Indeks kemerataan Evenness

Derajat kemerataan kelimpahan individu antara setiap spesies dapat ditentukan dengan menggunakan indeks kemerataan spesies tumbuhan Magurran 1988. Indeks kemerataan spesies tumbuhan dihitung berdasarkan persamaan dibawah Ludwig Reynold 1988 : Keterangan : E 1 = Nilai eveness H‟ = Indeks Keragaman Shannon-Wiener LnS = Logaritma natural dari jumlah spesies Nilai eveness berkisar antara 0 dan 1, jika nilainya 0 menunjukan tingkat kemerataan spesies tumbuhan pada tingkat sangat tidak merata sedangkan jika nilainya mendekati 1 maka hampir seluruh spesies yang ada mempunyai kelimpahan yang sama Magurran 1988.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak, Luas dan Status Kawasan

Gunung Ciremai merupakan gunung berapi aktif strato tertinggi di Jawa Barat dengan puncak tertinggi yaitu 3.078 m dpl dengan luas 15.518,23 hektar dan secara geografis berada pada koordinat 108 28‟0” BT – 108 21‟35” BT dan 6 50‟25” LS – 6 58‟26” LS. Berdasarkan wilayah administratif pemerintahan kawasan TNGC termasuk pada 2 Kabupaten Kuningan bagian timur seluas 8.205,38 hektar dan Kabupaten Majalengka seluas 7.308,95 di sebelah barat. Penunjukan kawasan ini sebagai Taman Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 424Menhut-II2004 tanggal 19 Oktober 2004 dengan luas ± 15.500 Ha BTNGC 2006.

4.2 Kondisi Fisik Kawasan

4.2.1 Geologi dan tanah

Jenis batuan pada daerah ini terdiri dari berbagai jenis batuan vulkanik, baik berupa vulkanik tua maupun muda yang merupakan produk dari aktivitas vulkanik Gunung Ciremai. Terlebih pada bagian utara kawasan yang pada lereng bagian bawah dan bagian kaki gunungnya dipenuhi oleh batu – batuan vulkanik dengan vegetasi dominan adalah semak belukar. Kawasan Gunung Ciremai berdasarkan peta Kelas Tanah Kelompok Hutan Gunung Ciremai pola penyebaran jenis tanah penyusunan kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai adalah berikut :  Regosol coklat kelabu, asosiasi regosol kelabu, regosol coklat kelabu dan latosol dengan penyebaran mulai dari puncak Gunung Ciremai sampai bagian lahan yang landai di Kecamatan Jalaksana dan sebagian Kecamatan Mandirancan.  Kelompok asosiasi andosol coklat dan regosol dengan penyebaran pada daerah – daerah tinggi yaitu di sekililing puncak Gunung Ciremai.