pertanian dengan luas kepemilikan lahan pertanian oleh petani hanya mencapai 0,2119 Ha. Adapun komoditas pertanian yang dihasilkan diantaranya adalah
padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan. Mata pencaharian penduduk di sekitar Gunung Ciremai wilayah
Kabupaten Kuningan dan Majalengka, sebagian besar di sektor pertanian baik di lahan milik, penggarap atau buruh tani dengan komoditi spesies yang
ditanam di atas lahan ladangkebuntegalan diantaranya jenis sayuran dan rempah-rempah BTNGC 2006.
4.5.4 Pendidikan
Tingkat pendidikan 7 kecamatan di Kabupaten Kuningan untuk yang tidak tamat SD ada 3.159 jiwa, tamat SD ada 11.225 jiwa, tamat SMP ada
3.625 jiwa, tamat SMA ada 2932 jiwa, tamat sarjana muda ada 619 jiwa dan yang tamat sarjana 17 jiwa.
Tingkat pendidikan 7 kecamatan di Kabupaten Majalengka tamat SD ada 24.583 jiwa, tamat SMP ada 3.570 jiwa, tamat SMA ada 1.305 jiwa, tamat
sarjana muda dan tamat sarjana 235 jiwa.
4.5.5 Sosial dan budaya masyarakat
Interaksi masyarakat desa dengan kelompok hutan Gunung Ciremai telah lama berlangsung sejak kawasan tersebut belum ditunjuk sebagai taman
nasional. Berbagai aktifitas masyarakat, baik secara ekologi, ekonomi, dan sosial berhubungan dengan kawasan tersebut. Interaksi secara ekologi dapat
dilihat dari dimanfaatkannya jasa lingkungan yang keluar dari kawasan Gunung Ciremai untuk mendukung kehidupan masyarakat, misalnya jasa
hidrologis yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum, pertanian, dan sebagainya. Interaksi masyarakat dengan kawasan Gunung Ciremai secara
ekonomi ditunjukkan dengan ketergantungan masyarakat dalam memanfaatkan hasil hutan yaitu hasil hutan kayu maupun hasil hutan non-kayu. Selain itu,
beberapa situs yang terdapat di dalam kawasan Gunung Ciremai merupakan bagian dari kegiatan ritual kepercayaan dan budaya bagi sebagian masyarakat
di sekitar dan di luar kawasan Gunung Ciremai.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Masyarakat Taman Nasional Gunung Ciremai TNGC tergolong masyarakat yang cukup maju dalam perekonomiannya. Hal itu dilihat dari
rumah-rumah disekitar kawasan TNGC termasuk rumah yang bagus dan layak huni. Interaksi antara masyarakat dengan kawasan TNGC sangat erat
karena sebagian masyarakat TNGC yang berdekatan dengan kawasan TNGC mempunyai ladang di dalam kawasan TNGC. Masyarakat TNGC menggarap
lahan kawasan TNGC dikarenakan masyarakat tidak mempunyai mata pencaharian lain untuk kebutuhan hidupnya dan tidak mempunyai lahan yang
luas untuk digarap. Hanya sebagian masyarakat TNGC yang mempunyai lahan sendiri. Masyarakat TNGC termasuk masyarakat agroholtikultura yaitu
masyarakat yang rata-rata bermata pencaharian pada bidang pertanian. Rumah masyarakat TNGC tersaji pada Gambar 3.
Gambar 3 Rumah masyarakat TNGC.