b. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama dipakai karena relatif jauh atau jumlahnya banyak. Sarana itu, surat, telepon, fax, koran, majalah, radio,
TV, film, e-mail, internet, dan lain-lain karena komunikan sebagai sasarnnya berada di tempat yang relatif jauh.
Jadi, proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-
lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat media yang akan digunakan. Penentuan
media yang akan digunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan siapa komunikan yang akan dituju. Komunikan
media surat, poster, atau papan pengumuman akan berbeda dengan komunikan surat kabar, radio, televisi, film, atau media lainnya. Setiap media memiliki ciri
atau sifat tertentu yang efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian suatu pesan tertentu pula. Effendy,1999:16.
2.2 Komunikasi Antarpribadi
2.2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Beberapa
ahli memberikan pengertian dari komunikasi antarpribadi. Devito 1997:88 menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan
Universitas Sumatera Utara
dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau kelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.
Effendy 1986 dalam Liliweri, 1991:12 mengemukakan bahwa pada komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang
komunikan. Komunikasi seperti ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis
dan arus balik bersifat langsung. Komunikator dapat mengetahui pasti apakan komunikasinya bersifat positif atau negatif, berhasil atau tidak.
Rogers dalam Depari 1988 mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam
interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Dean C. Barnuld 1968 mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi biasanya dihubungkan dengan
pertemuan antara dua orang, atau tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur. Tan 1981 mengemukakan
bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih.
2.2.2 Sifat-sifat Komunikasi Antarpribadi
Menurut pendapat Reardon, Effendy, Porter dan Samover dalam Liliweri, 1991:13, sifat-sifat komunikasi antarpribadi itu adalah:
a. Komunikasi antarpribadi melibatkan perilaku verbal maupun non verbal di
dalamnya. b.
Komunikasi antarpribadi melibatkan perilaku yang spontan, scripted dan contrived.
c. Komunikasi antarpribadi sebagai suatu proses yang berkembang.
Universitas Sumatera Utara
d. Komunikasi antarpribadi harus menghasilkan umpan balik, mempunyai
interaksi, dan koherensi. e.
Komunikasi antarpribadi biasanya diatur dengan tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
f. Komunikasi antarpribadi menunjukkan adanya suatu tindakan.
g. Komunikasi antarpribadi merupakan persuasi antar manusia.
2.2.3 Faktor-faktor Pendorong Komunikasi Antarpribadi