Goker 2005 mengemukakan perubahan pengajaran semakin cepat, kompleks dan meningkat. Dalam hal ini pada gilirannya dihubungkan dengan
kepentingan organisasi sekolah dan hasil bidang pendidikan. Dari hasil penelitian terdahulu lihat lampiran dan uraian hasil-hasil
penelitian tersebut, dapat disimpulkan pentingnya memaksimalkan kinerja MBS terkait pengelolaan kedelapan komponennya yang meliputi kepemimpinan kepala
sekolah, kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan dan pembiayaan, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat, dan
layanan khusus dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sekolah.
2.8 Kerangka Berpikir
MBS merupakan perubahan dari konsep sentralistik menjadi pengelolaan pendidikan yang desentralistik dimana perkembangannya sesuai dengan
kemampuan sekolah yang bersangkutan. Tujuan utama MBS dalam Mulyasa 2005 : 13 adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.
Kinerja MBS tidak lepas dari kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap pelaksanaan MBS karena kepala sekolah merupakan TOP
leader, dimana persentase pengambilan keputusan paling besar. dalam kinerja MBS di Madrasah kepala madrasah dituntut untuk memiliki kompetensi-
kompetensi tertentu. Selain itu komponen-komponen MBS meliputi manajemen kurikulum dan pendidikan, manajemen tenaga kependidikan, manajemen
kesiswaan, manajemen keuangan dan pembiayaan, manajemen sarana dan
prasarana pendidikan, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, serta manajemen layanan khusus.
Fenomena yang terjadi pada survey awal MA di Kabupaten Kendal diduga bahwa terdapat perbedaan kinerja manajemen sekolah antara MA negeri
dan swasta. Perbedaan kinerja manajemen sekolah ini meliputi aspek kepemimpinan kepala sekolah, kurikulum dan program pengajaran, tenaga
kependidikan, kesiswaan, keuangan dan pembiayaan, sarana prasarana,hubungan masyarakat dan lauyanan khusus. MA negeri memiliki kinerja manajemen sekolah
yang lebih baik dibandingkan dengan MA swasta, hal ini dikarenakan MA negeri mendapat dukungan pemerintah sehingga dalam kompetensi profesional antara
kepala sekolah serta perekrutan tenaga kependidikan lebih berkompeten. Dukungan dari pemerintah berdampak pada pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan yang akan menunjang proses pembelajaran sehingga menghasilkan output yang lebih baik dan berkualitas.
Kinerja manajemen sekolah di MA swasta diselenggarakan oleh yayasan. Kompetensi profesional kepala sekolah, tenaga kependidikan dan
kelengkapan sarana prasarana pendidikan dilakukan secara mandiri oleh yayasan. Manajemen sekolah yang dilakukan secara mandiri dengan segala keterbatasan
yang dimiliki yayasan menghasilkan output yang masih kurang dibandingkan prestasi MA negeri. Fenomena di atas dapat dilihat dari masyarakat yang selalu
berasumsi bahwa MA negeri dianggap lebih baik dibandingkan MA swasta. Fenomena tersebut dapat dipecahkan dengan teori dan konsep tentang MBS.
Penelitian yang telah dilakukan baik di dalam maupun luar negeri dan hasilnya dapat memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk memperbandingkan antara sekolah negeri dan swasta. Penelitian ini hanya akan mengukur sejauh mana pelaksanaan
MBS pada MA Negeri dan Swasta di Kabupaten Kendal. Penjelasan tersebut diduga terdapat perbedaan antara MA negeri dan
swasta, maka perlu dilakukan analisis deskriptif variabel dan indikator penelitian serta uji beda agar dapat menjadi bahan evaluasi untuk sekolah negeri dan sekolah
swasta. Adapun Kerangka berpikir peneliti dapat dijelaskan dengan gambar 3.1 di
bawah ini :
Madrasah Aliyah Negeri
a.
Kepemimpinan Kepala SekolahMadrasah
1.
kepribadian
2.
manajerial
3.
kewirausahaan
4.
supervisi
5.
sosial
b. Kurikulum dan Program Pengajaran