menyerahkan fungsi kontrol yang berada pada pemerintah kepada masyarakat melalui dewan sekolah, sementara fungsi monitoring tetap pada pemerintah.
Jadi, Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan untuk menumbuhkan partisipasi aktif tenaga kependidikan dan masyarakat sekitar dalam rangka
meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.
2.5 Komponen-Komponen Manajemen Berbasis Sekolah
Mulyasa 2002: 39 menyebutkan sedikitnya ada tujuh komponen manajeman sekolah diantaranya adalah kurikulum dan program pengajaran,
tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan
khusus lembaga pendidikan. Dalam penelitian ini selain ketujuh komponen MBS tersebut diungkap pula mengenai kepemimpinan kepala sekolah sebagai salah satu
komponen dalam kinerja manajemen berbasis sekolah.
2.5.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam Isjoni 2007 : 19 Ricard L. Daft 1999 menyimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling mudah diobservasi,
tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit dipahami. Sementara Joseph C. Rost 1993 mengemukakan kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling
mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut bawahan yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.
Dalam Depag 200 : 10-11 pelaksanaan MBS di madrasah memerlukan sosok kepala madrasah setara dengan kepala sekolah yang memiliki kemampuan
manajerial dan integritas profesional yang tinggi, serta demokratis dalam proses pengambilan keputusan-keputusan mendasar. Dalam MBS di Madrasah, kepala
madrasah adalah “the key person” keberhasilan pelaksanaan “otonomi madrasah”. Ia adalah orang yang diberi tanggung jawab untuk mengelola dan memberdayakan
berbagai sumber yang tersedia dan dapat digali dari masyarakat serta orang tua untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan madrasah. Oleh karena itu, dalam kinerja
MBS di madrasah kepala madrasah dituntut untuk memiliki visi dan wawasan yang luas tentang madrasah yang efektif serta kemampuan profesional yang
memadai dalam bidang perencanaan, kepemimpinan, manajerial, dan supervisi pendidikan. Ia juga harus memiliki kemampuan untuk membangun kerjasama
yang harmonis dengan berbagai pihak yang terkait dengan program pendidikan di madrasah. Singkatnya dalam kinerja MBS di Madrasah kepala madrasah harus
mampu berperan sebagai Educator, Manajer, Supervisor, Leader, Innovator, dan Motivator pendidikan EMASLIM.
Dalam Sagala 2007 : 88 dikemukakan bahwa tugas utama yang diemban kepala sekolah sebagai seorang pemimpin merumuskan berbagai bentuk
kebijakan yang berhubungan dengan visi, orientasi, dan strategi pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Peranan kepala sekolah sangat penting dalam
menentukan operasional kerja harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematika pendidikan di sekolah.
Pemecahan berbagai problematika ini sebagai komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi pengajaran oleh kepala sekolah,
konsultasi, dan perbaikan-perbaikan penting guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sergiovanni 1987:32 dalam Sagala 2007 : 88 mengemukakan bahwa kualitas yang diterima di sekolah akan menghasilkan kualitas belajar sebagai
produk dari keefektifan manajerial kepala sekolah, yang didukung oleh guru dan staf sekolah lainnya sebagai cerminan keefektifan dan keberhasilan sekolah.
Kepala sekolah adalah adalah pemimpin tertinggi sekolah. Jadi, kepemimpinan kepala sekolahmadrasah adalah hubungan saling mempengaruhi
antara kepala sekolah dengan bawahannya. Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam
mengelola sekolah, menurut PERMENDIKNAS No.13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolahmadrasah, maka kepala sekolah harus memiliki beberapa
kualifikasi dan kompetensi yang harus dipenuhi, kualifikasi dan kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:
A. Kualifikasi 1. Kualifikasi Umum
a. Memilki kualitas akademik sarjana SI atau diploma empat D IV kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56
tahun. c. Memilki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 lima tahun
menurut jenjang sekolah masing-masing
d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya IIIc bagi pegawai negeri sipil PNS dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang
dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga berwenang. 2.
Kualifikasi Khusus Kualifikasi khusus bagi kepala Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah
adalah sebagai berikut: a. Berstatus sebagai guru SMAMA.
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMAMA. c. Memiliki sertifikat kepala SMAMA yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan oleh pemerintah. B. Kompetensi
Seorang kepala sekolah harus memiliki beberapa kompetensi yang terdiri dari kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial., kompetensi kewirausahaan,
kompetensi supervisi dan kompetensi sosial. Kompetensi-kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kompetensi-kompetensi kepala sekolah
NO DIMENSI
KOMPETENSI KOMPETENSI
1 Kepribadian
a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan
akhlak mulia bagi komunitas dimadrasah b.Memiliki integritas kepribadian sebagai
pemimpin c. Memiliki
keinginan yang
kuat dalam
pengembangan diri sebagai kepala madrasah d.Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya e. Mengendalikan
diri dalam menghadapi
masalah dalam pekerjaan sebagai kepala madrasah.
2 Manajerial
f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan
a. Menyusun perencanaan madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
b. mengembangkan organisasi madrasah sesuai dengan kebutuhan
c. Memimpin madrasah
dalam rangka
pendayagunaan sumber daya madrasah secara optimal
d.Mengelola perubahan dan pengembangan madrasah menuju organisasi pembelajar yang
efektif e. Menciptakan budaya dan iklim madrasah
yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal g.Mengelola sarana prasarana madrasah dalam
rangka pendayagunaan secara optimal. h.Mengelola
hubungan madrasah
dan masyarakat
dalam rangka
pencarian dukungan
ide, sumber
belajar, dan
pembiayaan madrasah. i. Mengelola peserta didik dalam rangka
penerimaan peserta
didik baru,
dan penempatan dan pengembangan kapasitas
peserta didik. j. Mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
k.Mengelola keuangan madrasah sesuai prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan
efisien. l. Mengelola ketata usahaan madrasah dalam
mendukukng pencapaian tujuan madrasah. m. Mengelola unit layanan khusus madrasah
dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik dimadrasah.
n. mengelola sistem informasi madrasah dalam mendukung
penyusunan program
dan pengambilan keputusan
o.Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran
dan manajemen madrasah
p. melakukan monitoring,
evaluasi, dan
3
4
5 Kewirausahaan
Supervisi Sosial
pelaporan pelaksanaan program kegiatan madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya. a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan madrasah. b.Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
c. Memilki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin madrasah. d.Pantang menyerah dan selalu mencari solusi
terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi madrasah.
e. Memiliki naluri
kewirausahaan dalam
mengelola kegiatan produksi jasa madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
a. merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru. b.Melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
c. Menindaklanjuti hasil onservasi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru. a. bekerja sama dengan pihak lain untuk
kepentingan madrasah b.Berpartisipasi
dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan.
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Sumber : Permendiknas No 13 tahun 2007
2.5.2 Manajemen kurikulum dan Program Pengajaran