Data Hasil Prestasi dan Motivasi Belajar Matematika Siswa

71

B. Hasil Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan. Sebelum diberikan perlakuan, masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan motivasi awal. Pretest yang diberikan pada kedua kelas tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa berkaitan dengan materi segitiga dan segiempat, sedangkan angket motivasi siswa diberikan untuk mengetahui motivasi awal siswa terhadap pembelajaran matematika. Angket motivasi belajar siswa yang akan diberikan berjumlah 30 butir pernyataan dengan lima jawaban alternatif yang diberikan yaitu, selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah. Selain itu, pretest dan angket motivasi awal diberikan kepada kedua kelas digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata prestasi dan skor angket motivasi antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi REACT dan kelas kontrol yang menggunkan pendekatan Pembelajaran Saintifik.

1. Data Hasil Prestasi dan Motivasi Belajar Matematika Siswa

Data mengenai prestasi dan motivasi belajar siswa diperoleh dari tes prestasi belajar dan pengisian angket motivasi belajar yang dilakukan oleh setiap siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4. 2 Hasil Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data Kelas kontekstual Kelas saintifik Pretest Posttest Pretest Posttest Jumlah siswa 37 37 38 38 Rata-rata 47,2973 76,54 40,2368 75 Simpangan baku 11,52983 9,81098 8,41631 8,889 Skor minimal 23 57 23 53 Skor maksimal 77 97 63 90 72 Rata-rata nilai pretest pada kelas eksperimen adalah 47,2973 dan hanya terdapat satu siswa yang mendapatkan nilai lebih dari Kriteria Kentutasan Minimal KKM yaitu 75. Setelah mendapatkan perlakuan dengan pendekatan kontekstual dengan strategi REACT, rata-rata nilai posttest dikelas eksperiment menjadi 76,54 dan 21 dari 37 siswa mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditetapkan. Rata-rata nilai pretest pada kelas kontrol adalah 40,2368 dan hanya terdapat satu siswa yang mendapatkan nilai lebih dari Kriteria Kentutasan Minimal KKM yaitu 75. Setelah mendapatkan perlakuan dengan pendekatan saintifik, rata-rata nilai posttest dikelas eksperimen menjadi 75 dan 20 dari 38 siswa mendapatkan nilai diatas KKM yang telah ditetapkan. Hasil statistik deskriptif nilai posttest pada lampiran 4. Untuk data skor motivasi belajar siswa dapat dideskripsikan dan diambil kesimpulan berdasarkan kategori yang ditentukan. Data skor akhir angket motivasi belajar siswa dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui efektif pendekatan pembelajaran yang diberikan terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Tabel 4. 3 Hasil Skor Angket Motivasi Belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol Data Kelas kontekstual Kelas saintifik Skor awal Skor akhir Skor awal Skor akhir Jumlah siswa 37 37 38 38 Rata-rata 106,22 107,1892 104,84 105,4211 Simpangan baku 11,52983 12,844 8,41631 10,83 Skor minimal 87 81 87 81 Skor maksimal 130 134 126 125 73 Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif seperti yang terlihat pada tabel, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil angket motivasi belajar siswa sebelum adanya perlakuan pada kelompok pembelajaran kontekstual dan kelompok saintifik relatif sama. Data statistik deskriptif skor angket awal dan angket akhir dapat dilihat pada Lampiran 4. 2. Uji Statistik Inferensial Penelitian ini menggunakan Multivariate analysis of variance MANOVA dan Univariate. Asumsi dasar analisis multivariate harus terpenuhi, yaitu 1 normalitas; 2 homogenitas varians; 3 pengamatan sampel penelitian yang saling independen perlu dipenuhi sebelum melakukan analisis hipotesis data; 4 Random Sampling. Berikut ini penjelasan ketiga uji asumsi analisis tersebut. a Normalitas Asumsi pertama adalah normalitas data yang dapat melalui nilai skewness dan kurtosis. “Histogram dan Q-Q Plot dari data penelitian, data akan berdistribusi normal apabila skewness dan kurtosis berada diantara - 2 dan +2” George Mallery, 2010 selain itu Kolmogorov-Smirnov tes K-S Test dalam tes normalitas juga menjadi pertimbangan data berdistribusi normal jika signifikansi p lebih dari 0,05 Field, 2009:144. Data pretest dan skor motivasi awal yang digunakan untuk menentukan rata-rata awal siswa yang selanjutnya dianalisis dengan menggukan uji normalitas dengan dua variabel terikat yang dilakukan secara bersama-sama. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. 74 Jika ditampilkan dengan tabel dari beberapa uji yang dilakukan adalah sebagai berikut. Hasil uji skewnes, kurtosis dan K-S Test normalitas pretest dan skor motivasi awal sebelum perlakuan sebagai berikut. Tabel 4. 4 Normalitas Pretest dan skor angket motivasi awal Variabel skewness SE Skweness kurtosis SE Kurtosis Statistik KS Sig Prestasi Kontekstual 0,215 0,288 0,218 0,759 0,130 0,117 Saintifik -0,323 0,383 0,325 0,750 0,122 0,169 Motivasi Kontekstual 0,242 0,388 -0,537 0,759 0,089 0,200 Saintifik 0,035 0,383 -0,482 0,750 0,098 0,200 Hasil dari perhitungan menggunakan sofware IBM SPSS 22 for Windows. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa normalitas menunjukkan bahwa data tersebut adalah normal. Pertimbangan yang lain yang digunakan untuk mengindikasikan “data penelitian dikatakan cenderung berdistribusi normal adalah jumlah sampel sudah lebih lebih dari 30 dan populasi berjumlah tidak terbatas” Field, 2009:133. Jumlah sampel yang diteliti adalah 75 orang siswa. Dari penjabaran analisis normalitas skewnes, kurtosis, K-S test, Q-Q Plot dan asumsi sampel-populasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas untuk penelitian ini telah terpenuhi bahwa data penelitian cenderung normal. Data posttest dan skor motivasi akhir yang digunakan untuk menentukan Efektivitas pendekatan pembelajaran siswa yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji normalitas dilakukan dengan uji univariate karena pengujian untuk Efektivitas harus diketahui setiap masing-masing dari prestasi dan skor 75 motivasi akhir siswa. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas secara univariate menggunakan uji Kolmogrof-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Perumusan hipotesis yang dilakukan pada uji normalitas data skor posttest prestasi dan skor akhir motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut: H : data berasal dari populasi berdistribusi normal. H 1 : data berasal dari populasi berdistribusi normal. Hasil dari perhitungan dengan uji Kolmogorov-Smirnov tes K-S Test dengan menggunakan bantuan bantuan IBM SPSS 22 for Windows. Tabel 4. 5 Normalitas Posttest dan Skor Motivasi Akhir Kriteria keputusan adalah H diterima jika nilai dari p-value sig0,05. Hasil deskriptif untuk posttest saintifik memiliki signifikansi 0,169, untuk posttest kontektual memiliki signifikansi 0,077, motivasi kelas saintifik memiliki signifikansi 0,200 dan terakhir motivasi kelas kontekstual 0,145. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi dari setiap kelas lebih dari 0,05 bahwa populasi dari data berdistribusi normal. Variabel Kolmogorov- Smirnov Hasil Prestasi Posttest_saintifik 0,169 Normal Posttest_kontekstual 0,077 Normal Motivasi Skor_saintifik 0,200 Normal Skor_kontekstual 0,145 Normal 76 b Homogenitas varians Asumsi kedua adalah bahwa variansi antar kelompok sampel dapat dikatakan homogen. Uji homogenitas pada penelitian digunakan untuk menguji kesamaan matriks kovarian kedua kelas yang dibandingkan. Uji homogenitas dilakukan dengan Multivariate analysis of varians MANOVA karena melibatkan dua variabel terikat secara bersamaan. Uji homogenitas varians dapat dilakukan dengan manggunakan Uji Box’s M dan uji Leven’s. Kriteria keputusan yang diambil bahwa jika nilai taraf signifikansi yang dihasilkan lebih dari 0,05 maka matrik varian-kovarians pada kedua kelas adalah sama atau homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan software IBM SPSS 22, dengan hipotesis sebagai berikut: H : matriks varian-kovarians prestasi dan angket motivasi belajar siswa antara kedua kelas homogen. H 1 : matriks varian-kovarians prestasi dan angket motivasi belajar siswa antara kedua kelas tidak homogen. Kriteria keputusannya adalah : H diterima jika nilai p-value sig0,05. Uji homogenitas secara univariat diguanakan untuk mengetahui apakah masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas secara univariat dilakukan menggunakan uji homogenitas Levene ’s dengan taraf signifikansi 0,05 . Kriteria keputusan yang diambil bahwa jika nilai signifikansi yang dihasilkan lebih dari 0,05 maka data 77 berasal dari populasi yang mempunyai varians homogen. Uji homogenitas dilakuakn dengan menggunakan bantuan Sofware IBM SPSS versi 22. Hasil Uji Homogenitas dengan uji Box’s M dan uji Levene’s sebelum perlakuan Tabel 4. 6 Homogenitas sebelum perlakuan Variabel Sig Box’s M Sig Leven’s Hasil Prestasi 0,456 0,142 Homogen Motivasi 0,348 Homogen Dari uji Box’s M didapatkan bahwa nilai signifikansinya adalah 0,456 dan uji Levene’s sebelum perlakuan didapatkan nilai signifikansi untuk prestasi dan motivasi belajar lebih dari 0,05 yaitu untuk prestasi adalah 0,142 dan untuk motivasi 0,348. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa variansi antar kelompok homogen. Hasil Uji Homogenitas dengan uji Box’s M dan uji Levene’s setelah perlakuan Tabel 4. 7 Homogenitas Setelah Perlakuan Variabel Sig Box’s M Sig Leven’s Hasil Prestasi 0,727 0,719 Homogen Motivasi 0,259 Homogen Dari uji Box’s M didapatkan bahwa nilai signifikansinya adalah 0,727 dan uji Levene’s sebelum perlakuan didapatkan nilai signifikansi untuk prestasi dan motivasi belajar lebih dari 0,05 yaitu untuk prestasi adalah 0,719 dan untuk motivasi 0,259. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa variansi antar kelompok setelah mendapatkan perlakuan adalah homogen. c Independen data Asumsi ketiga dapat dikatakan sudah terpenuhi karena setiap subyek hanya dikenai pengukuran satu kali pelaksanaan dan masing-masing subyek ditempatkan secara acak ke dalam kelompok eksperimen. Pengamatan pada kelompok 78 eksperi men sampel dilakukan secara independen dan acak satu sama lain. “Saling independen dalam hal ini jika setiap pengukuran antarkelompok yang diteliti tidak saling mempengaruh i atau dipengaruhi” Field, 2009: 603. Sehingga dari pernyataan di atas adalah setiap kelompok satu dengan kelompok lain adalah saling independen. d Random sampling Dari pembahasan sebelumnya, penelitian ini menggunakan Pretest-Posstest Group Design, teknik yang digunakan merupakan teknik yang memilih dua kelompok secara acak random. Hal tersebut dapat dilakukan “jika populasi dianggap homogen relatif homogen” Karunia Eka L, 2017:107. Pengambilan sampel menggunakan Pretest-Posstest Group Design ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara prestasi dan motivasi belajar siswa. e Analisis Korelasi Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara pretest dan motivasi belajar matematika. Analisis korelasi ini menggunakan Koefisien Korelasi Product Moment Pearson. Tabel 4. 8 Korelasi Hubungan Prestasi dan Motivasi Belajar Matematika Siswa Koefisien korelasi Korelasi 0,420 Sedang Baik Dari analisis korelasi Pearson dengan IBM SPSS 22.0 for Windows didapat bahwa 0,420 dengan kategori sedang, sehingga ada hubungan antara prestasi dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika, sehingga dalam kategori sedang dapat digunakan untuk menganalisis menggunakan Multivariate-Test. 79 Setelah uji asumsi yang dilakukan sudah terpenuhi, maka bisa dilanjutkan dengan uji perbedaan rata-rata. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan karena untuk mengetahui suatu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rata-rata yang sama atau tidak pada penelitian sebelum perlakuan. Pengujian kesamaan rata- rata ini dilakukan secara multivariate multivariate test menggunakan T 2 Hotteling dengan taraf signifikan 0,05. Kriteria keputusan adalah H ditolak jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4. 9 Uji Perbedaan rata-rata Sebelum Perlakuan Effect Value F Df Error Df Sig. Hotellings Trace 0,045 1,618 b 2,000 72,000 0,205 Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan IBM SPSS 22 for Windows diperoleh nilai signifikansi pada uji multivariate-test Hotellings Trace ini sebesar 0,205 lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata antar kelas dengan Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi REACT dan kelas yang menggunakan Pembelajaran Saintifik terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII pada data sebelum perlakuan. Setelah perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, masing-masing kelas diberikan posttest dan angket motivasi akhir. Posttest diberikan untuk mengetahui nilai prestasi setelah perlakuan. Angket motivasi akhir diberikan untuk mengetahui motivasi akhir siswa terhadap pembelajaran matematika setelah diberikan perlakuan. Menurut hasil uji perbedaan rata-rata yang digunakan pada kelas sebelum perlakuan menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kesamaan rata- rata sehingga posttest dan angket motivasi akhir yang diberikan kepada siswa di kelas dengan Pembelajaran Kontekstual menggunakan Strategi REACT dan kelas 80 yang menggunakan Pembelajaran Saintifik digunakan untuk menguji hipotesisi guna menjawab rumusan masalah. Uji multivariat digunakan untuk menguji perbedaan efektivitas suatu pembelajaran setelah mendapatkan perlakuan yang digunakan oleh peneliti. Rumusan hipotesis adalah sebagai berikut. Dari tabel di atas, dapat dilihat hasil multivariat pada pembelajaran setelah mendapatkan perlakuan mempunyai nilai signifikansi p-value adalah 0,713 lebih besar dari 0,05 sehingga H diterima, tidak terdapat perbedaan signifikan antara Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi REACT dan Pembelajaran Saintifik ditinjau dari Prestasi dan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII di MTs Negeri 1 Sragen.

3. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan KOntekstual Strategi REACT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

0 5 170

PENDAHULUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Jigsaw Dan Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas Vii Semester Gasal MTs Negeri 1 Surakarta.

0 3 5

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Problem Possing Dan Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar Kelas Vii Mts Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran

0 2 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Problem Possing Dan Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar Kelas Vii Mts Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran

0 3 17

HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA SISWA MTs Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Dan Lingkungan Keluarga Siswa MTs (Penelitian pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Walen Tahun 2014/2015).

0 4 18

HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA SISWA MTs Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Dan Lingkungan Keluarga Siswa MTs (Penelitian pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Walen Tahun 2014/2015).

0 2 13

PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALI JAMBE SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 0 18

PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALIJAMBE PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALI JAMBE SRAGEN TAHUN AJARAN

0 1 17

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 NGEMPLAK.

0 0 324

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI REACT TERHADAP HASIL BELAJAR FLUIDA DINAMIS SISWA DI SMA

0 0 16