Kendala-kendala dalam pembelajaran matematika

Hal ini seperti yang dikemukakan Muhibin Syah 2006:132, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu: 1. Faktor internal yaitu faktor dari dalam siswa tentang keadaan jasmani dan rohani 2. Faktor eksternal yang datang dari luar meliputi kondisi tempat tinggal, tempat belajar, dan sarana prasarana belajar 3. Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya kegiatan pembelajaran baik strategi maupun metode yang digunakan dalam belajar. Upaya untuk mengatasi kendala belajar eksternal tersebut dapat dilakukan dengan jalan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Ini dilakukan karena tidak mungkin satu metode pembelajaran pemberlakuannya harus dipaksakan. Penggunaan metode dan media dalam pembelajaran matematika merupakan keharusan agar siswa lebih mudah mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan. Penggunaan metode dan media dalam pembelajaran matematika sangat bersifat pleksibel sehingga tidak ada satu metode atau media yang dianggap paling tepat, penggunaan metode dan media pembelajaran disesuaikan dengan pokok bahasan atau materi pelajaran yang akan disampaikan. Dengan metode pembelajaran yang tepat siswa bisa meraih hasil belajar yang maksimal. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah belajar itu harus mengasyikkan dan berlangsung dalam suasana gembira, sehingga pintu masuk untuk informasi baru akan lebih besar dan terekam dengan baik. Salah satu hal yang sangat perlu untuk diperhatikan oleh guru ketika proses pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan belajar siswa. Dengan adanya interaksi yang baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru maka terbentuklah suasana pembelajaran yang efektif yang didalamnya terdapat suatu kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Tabrani Rusyan 1987:75 bahwa pembelajaran berlangsung efektif ketika memenuhi kriteria sebagai berikut: 1 mampu mengembangkan konsep generalisasi serta mampu mengubah bahan ajar yang abstrak menjadi jelas dan nyata, 2 mampu melayani gaya belajar dan kecepatan belajar peserta didik yang berbeda-beda, 3 melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran sehingga mencapai tujuan sesuai dengan program yang ditetapkan. Selain itu juga permasalah ini dapat dipecahkan dengan tetap fokus dalam pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh Lindgren dalam Toeti Soekamto dan Udin S. Winataputra 1997:4 bahwa fokus dari suatu sistem pembelajaran mencakup tiga aspek, yaitu: 1 siswa, sebab tanpa siswa tidak akan terjadi proses belajar mengajar, 2 proses belajar mengajar, yaitu apa yang dihayati oleh siswa pada saat mereka belajar, bukan apa yang harus dilakukan guru untuk mengajarkan materi pelajaran tetapi apa yang akan dilakukan oleh para siswa untuk mempelajarinya, 3 situasi belajar, yaitu lingkungan tempat terjadinya proses belajar mengajar. Dari berbagai kendala yang dihadapi ada beberapa hal yang dapat diupayakan dengan kondisi tersebut adalah; perlu adanya pelatihan kepada tenaga pendidik guru agar lebih terampil dan kreatif dalam membuat media praga sederhana dalam pembelajaran matematika serta memperkenalkan kepada guru tentang teknologi agar tidak gagap dengan teknologi, pengadaan buku referensi perlu ditambah, hendaknya guru selalu memotivasi siswa agar gemar untuk belajar matematika karena akan sangat bermanfaat bagi masa depan mereka, siswa dibebanka agar memiliki kalkulator bagi yang belum punya dan diberikan sangsi bagi yang tidak membawa karena lupa, bila memungkinkan guru dapat membeli atau membuat CD tutorial pembelajaran matematika. Berkaitan dengan waktu pembelajaran, dapat diusulkan kepada Kepala Sekolah untuk dilakukan penambahan jam pelajaran atau penambahan pertemuan seperti penambahan diluar jam pelajaran. Berkaitan dengan referensi yang kurang lengkap di perpustakaan dapat menempuh beberapa cara untuk menambah referensi tersebut, yaitu dengan cara; melengkapi referensi dengan membeli buku, mewajibkan siswa yang lulus untuk memberi kenang-kenangan berupa buku- buku yang berhubungan dengan mata pelajaran, meminta bantuan buku kepada pemerintah setempat, menfaatkan dana bantuan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah untuk membeli buku. Kendala-kendala tersebut di atas sebernya dapat diatasi oleh guru dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat sehingga siswa ikut aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan metode dan media yang tepat diharapkan guru dapat mempengaruhi siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Hal ini senada dengan pendapat Nana Sudjana 2005 :147 yang mengatakan bahwa” Pendekatan pembelajaran tindakan guru melaksanakan rencana mengajar. Artinya usaha guru dalam meningkatkan variabel pengajaran tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi agar dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif guru tidak harus men ggunakan sarana dan prasarana yang mahal”. Bila guru telah dapat mempengaruhi belajar siswa maka hal ini akan dapat meningkatkan memotivasi belajar siswa dan menambah kesemangatan dan keceriaan mereka dalam belajar terlebih lagi pada pembelajaran matematika yang sering terkesan membosankan, maka disinilah keterampilan guru dalam mengajar benar-benar diperlukan karena dengan begitu tujuan dari kegiatan belajar mengajar dapat tercapai. Bagi siswa yang kurang bersemangat dalam belajar matematika, guru perlu untuk mensiasatinya dengan menggunakan metode pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif dan menyenangkan atau PAKEM, sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam proses belajar mengajar tersebut. Upaya untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika perlu untuk selalu dilakukan oleh guru dan disitulah dituntut untuk menyampaikkan materi pelajaran dengan cara-cara yang menarik bagi siswa. Seorang guru dituntut memiliki kemampuan profesional dan kepandaian dalam menguasai bahan pelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika uatamanya berkaitan dengan faktor eksternal yang dapat diatasi dengan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi serta diikuti dengan penggunaan media yang tepat sehingga tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan.

3. Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru ”, Depdikbud, 1995: 700. Sedangkan menurut Nasution 1995:4 prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil suatu kerja yang baik secara maksimal sesuai dengan situasi dan kondisi tanpa pemborosan, sedangkan belajar adalah suatu perubahan melalui mendengar, mengingat, membaca, merenungkan dan menganalisa, membandingkan menggunakan pengalaman-pengalaman yang lamapu. Gagne dalam Haris Mudjiman 2009:87 menjelaskan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk penumbuhan motivasi belajar, yaitu seperti kebijakan instruksional, penyajian bahan ajar, kebijakan tentang penilaian dan pemberian umpan balik. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa dalam hal pemberian umpan balik, strategi meningkatkan motivasi belajar adalah dengan memberikan umpan balik mengenai pekerjaan siswa sesegera mungkin, tidak menunda-nunda memberikan „reward‟, pujian dan pengakuan kepada siswa secara adil dan bijaksana. Pada dasarnya prestasi belajar yang diraih oleh siswa tidaklah berdiri sendiri, namun ditentukan oleh beberapa faktor seperti motivasi belajar siswa. Noehi Nasution 1993 memberikan definisi bahwa motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jenis motivasi ditinjau dari segi sumbernya dapat digolongkan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa tersebut dan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang lahir karena disebabkan oleh adanya ransangan dari luar diri siswa. Motivasi instrinsik dapat diketahui dari keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas karena merasa butuh dan menginginkan tujuan tercapai. Dengan adanya motivasi instrinsik ini akan memungkinkan siswa untuk senantiasa belajar tanpa ada paksaan atau disuruh oleh orang lain. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Martinis Yamin 2004: 86 bahwa pada intinya motivasi instrinsik adalah dorongan belajar yang tumbuh dari dalam diri subyek belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan dorongan yang muncul dalam diri siswa karena disebabkan oleh adanya dorongan atau rangsangan dari luar seperti untuk mendapatkan penghargaan reward, untuk mendapatkan pujian dan sebagainya. Memberikan hadiah atau ganjaran merupakan salah satu metode yang dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Pemberian hadiah atau reward kepada siswa yang berprestasi akan sangat efektif untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman 1996 bahwa untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa salah satunya adalah dengan memberikan hadiah. Dari lahirnya motivasi untuk belajar dalam diri siswa yang tadinya disebabkan karena adanya hadiah lambat laun dalam diri siswa tersebut akan muncul motivasi intstrinsik sebagai sebuah kesadaran bahwa belajar memang merupakan suatu kebutuhan yang harus selalu untuk dipenuhi sehingga lahirlah konsep belajar mandiri atau belajar sepanjang hayat long live learning.

Dokumen yang terkait

Peranan Camat Dalam Pelaksanaan Pelimpahan Wewenang Pemerintah Kabupaten di Kecamatan Gemolong ( Studi Otonomi Daerah Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen)

0 15 186

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEBANG Pengelolaan Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Negeri Gebang Surakarta.

0 3 19

ANALISIS KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN Analisis Kualitas Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2012.

0 2 15

BAB 1 PENDAHULUAN Analisis Kualitas Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2012.

0 2 14

ANALISIS KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN Analisis Kualitas Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2012.

0 1 17

REALISASI KESANTUNAN DIREKTIF BERBAHASA DI KALANGAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI Realisasi Kesantunan Direktif Berbahasa Di Kalangan Siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.

0 1 18

PEMBELAJARAN KELAS OLYMPIADE DI SMP‐SMA NEGERI SRAGEN BILINGUAL BOARDING SCHOOL (SBBS) GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN Pembelajaran Kelas Olympiade di SMPSMA Negeri Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) Gemolong Kabupaten Sragen.

0 0 13

ANALISIS PERSEBARAN SARANA PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN Analisis Persebaran Sarana Pendidikan Sekolah Dasar Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2005-2009.

0 1 8

PENDAHULUAN Analisis Persebaran Sarana Pendidikan Sekolah Dasar Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2005-2009.

0 1 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2013/2014

0 0 6