Panen dapat dilakukan setelah tanaman mencapai ukuran yang sesuai untuk dipanen  atau  dengan  memilih  tanaman  yang  sudah  cukup  matang  untuk
dikeringkan.  Rumput  laut  yang  dibudidayakan  di  tambak  dapat  dipanen  secara parsial  dengan  cara  rumpun  tanaman  diangkat  dan  disisakan  sedikit  untuk
dikembangbiakkan lebih lanjut. Menurut  Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2003,  panen  pertama  rumput  laut  Gracilaria  sebaiknya  dilakukan  setelah
berumur 4 bulan. Jika dapat dilakukan panen rumput laut dan udang pada waktu bersamaan,  dilakukan  panen  udang  terlebih  dahulu,  baru  kemudian  pemanenan
rumput  laut  dilakukan  dengan  mengurangi  ketinggian  air  hingga  30  cm,  untuk mempermudah.  Panen  dilakukan  ketika  udang  size  35-40.  Dari  padat  penebaran
awal  yang  dilakukan  maka  dapat  dihasilkan  produksi  rumput  laut  per  ha  dalam satu musim tanam adalah 100-1.500 kg kering, bandeng 300 kg dan udang 75 kg.
Pemanenan rumput laut dilakukan dengan meninggalkan sebahagian rumput laut agar tumbuh kembali. Panen kedua dilakukan 1,5-2 bulan.
2.4 Manajemen Kualitas Air
Udang  vaname  mempunyai  sifat  eurihalin  yaitu  mempunyai  kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan salinitas dalam rentang cukup tinggi 3-45
ppt.  Udang  akan  tumbuh  dengan  baik  pada  salinitas  15-30  ppt  Chien  1992. Gracilaria
dapat dibudidayakan dalam kisaran salinitas antara 12-32 ppt dan yang
idealnya adalah 15 ppt-25 ppt. Gracilaria dapat tumbuh subur dengan kandungan garam  sekitar  12  ppt
sampai  30  ppt  Angkasa  et  al.  2000.  Sistem  budidaya polikultur  ikan  bandeng  dengan  rumput  laut  Gracilariopsis  bailinae  dapat
dilakukan dengan salinitas tinggi 20-40 ppt Guanzon  et al. 2004. Martinez et al. 2003 menyatakan bahwa udang vaname dapat hidup pada
suhu  22-30
o
C  dengan  suhu  optimum  antara  25-28
o
C.  Suhu  air  untuk  hidup rumput laut Gracilaria verrucosa berkisar antara 18-30
o
C dan yang paling ideal sekitar  20-28
o
C  Kadi    Atmadja  1988.  Menurut  Jones  1959  dalam  Kim 1970,  temperatur  air  merupakan  faktor  yang  mempengaruhi  laju  pertumbuhan
Gracilaria sp. Pada suhu 20-28
o
C Gracilaria sp. akan berkembang dengan baik sedangkan  pada  temperatur  diatas  30
o
C  pertumbuhan  Gracilaria  sp.  akan terhambat.
Menurut Fatimah 2004 nilai pH yang ideal untuk udang vaname yaitu 7,5- 8,5.  Kisaran  pH  air  yang  baik  untuk  budidaya  rumput  laut  Gracilaria  di tambak
antara 6-9, sedangkan yang ideal untuk pertumbuhan  sekitar 6,8-8,2. Air tambak yang  baik  digunakan  untuk  budidaya  Gracilaria  tidak  mengandung  lumpur
sehingga  kekeruhan  turbidity  air  masih  cukup  bagi  tanaman  untuk  menerima sinar  matahari.  Untuk  itu  diperlukan  adanya  sedikit  arus  dan  gelombang  untuk
menghilangkan  debu  atau  lumpur  di  tanaman  Gracilaria.  Air  tidak  keruh  dan dengan  kejernihan  yang  baik  sehingga  memungkinkan  menerima  sinar  matahari
ke kolom perairan.
2.5  Ekskresi Amoniak
Ekskresi  amoniak  menunjukkan  jumlah  relatif  protein  pakan  yang  dicerna untuk  sintesis  protein  atau  sumber  energi  Ming  1985.  Krustase  merupakan
organisme  amonotelik,  dimana  amoniak  mencapai  60-100  dari  total  ekskresi nitrogen,  dan  biasanya  ekskresi  amoniak  terjadi  melalui  epitel  insang  Regnault
1987; Crear  Forteath 2002. Hanya sebahagian kecil yang dikeluarkan melalui ginjal Wood 1958 dalam Dosdat et al. 1996. Amoniak akan menjadi racun bagi
udang  dan  dalam  konsentrasi  rendah  dapat  menjadi  faktor  penghambat pertumbuhan.
Crear    Forteath  2002  menyatakan  bahwa  nilai  ekskresi  amoniak  pada krustase  dipengaruhi  oleh  banyak  faktor  antara  lain:  suhu,  bobot,  kadar  nutrisi,
salinitas, pergantian kulit dan kadar amoniak yang terdapat di lingkungan tersebut. Pada ekskresi nitrogen J. edwardsii kadar amoniak meningkat hingga 72.  Laju
ekskresi  amoniak  meningkat  dengan  cepat  sebagai  respon  terhadap  penambahan protein  pakan.  Dosdat  et  al.  1996  dalam  penelitiannya  membuktikan  bahwa
ekskresi  amoniak  tertinggi  pada  ikan  berukuran  10  gram,  terlihat  pada  3-5  jam setelah mengkonsumsi pakan dan pada ikan berukuran 100 gram terlihat pada 5-8
jam setelah makan.
III. BAHAN DAN METODA PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat