Kadar Pati Modifikasi Tepung Pisang Melalui Kombinasi Fermentasi Spontan dan Satu Siklus Pemanasan Otoklaf

4.3.2. Kadar Pati

Hasil analisis kadar pati tepung pisang fermentasi 24 dan 48 jam adalah 71.51 dan 74.11, sedangkan kadar pati tepung pisang kontrol adalah 71.97. Tepung pisang yang difermentasi dan diberi perlakuan satu siklus pemanasan otoklaf memiliki kadar pati 70.34 dan 70.21, sedangkan tepung pisang dengan perlakuan satu siklus pemanasan otoklaf tanpa fermentasi memiliki kadar pati 74.11 Gambar 11. Apata 2008 melaporkan secara umum kadar karbohidrat yang tersedia available carbohydrates seperti gula-gula sederhana glukosa, fruktosa, karbohidrat rantai pendek oligosakarida rafinosa, stakiosa , inulin, dan pati di dalam biji-bijian yang diotoklaf tidak mengalami perubahan yang nyata sedikit menurun dibandingkan kadar karbohidrat yang tersedia pada bahan mentahnya. Gambar 11 Pengaruh fermentasi spontan dan pemanasan otoklaf satu siklus terhadap kadar pati tepung pisang Data kadar pati menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan kadar pati tepung pisang selama fermentasi 24 dan 48 jam baik dengan maupun tanpa dikombinasikan dengan satu siklus pemanasan otoklaf. Hasil ini sesuai dengan hasil analisis kadar pati selama fermentasi spontan hingga 100 jam Gambar 7 dimana kadar pati dari tepung pisang hasil fermentasi 24 dan 48 jam belum mengalami penurunan akibat hidrolisis pati oleh enzim amilase dan asam yang diproduksi mikroba amilolitik dan bakteri asam laktat. Selain itu, pati resisten 10 20 30 40 50 60 70 80 Tanpa fermentasi Fermentasi 24 jam Fermentasi 48 jam 71.97 3.18 a 71.51 2.89 a 74.11 2.69 a 75.11 0.54 a 70.34 0.71 a 70.21 1.73 a Kadar pati bk Tanpa otoklaf Otoklaf merupakan bagian dari pati yang bersifat resisten terhadap enzim pencernaan manusia tetapi tetap terukur sebagai bagian dari total pati. Meningkatnya kadar pati resisten dari tepung pisang hasil kombinasi fermentasi dengan satu siklus pemanasan otoklaf Gambar 10 menyebabkan kadar pati yang terukur tidak mengalami perubahan. Berdasarkan hasil analisis kadar pati yang telah dilakukan dalam penelitian ini, diketahui bahwa perlakuan kombinasi satu siklus pemanasan otoklaf baik dengan fermentasi maupun tanpa fermentasi serta perlakuan fermentasi tanpa satu siklus pemanasan otoklaf tidak mengubah kadar pati dari tepung pisang tanduk. Hal ini sesuai dengan hasil analisis ragam dan uji lanjut Duncan a=0.05, dimana diketahui bahwa tidak ada perbedaan nyata antara kadar pati kontrol dengan kadar pati tepung pisang perlakuan Lampiran 21.

4.3.3. Kadar Amilosa