diperlukan untuk mengoperasikan pelayanan jasa pengendali hama yang handal dan tak terlupakan PT APCO. Budaya konsumen dan fokus penjualan adalah
senyum, keceriaan, sikap dan kerelaan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Perusahaan mengembangkan budaya tersebut dengan satu tujuan untuk
menjadi perusahaan pengendali hama yang memberikan pelayanan yang menyeluruh baik dari hasil maupun dalam proses pelayanan kepada konsumen.
Perusahaan harus
membangun Firm
Equity Untuk
mewujudkan shareholder value, yaitu nilai perusahaan menurut persepsi konsumen. Sasaran
strategis pada perspektif pelanggan yang sesuai dengan strategi perusahaan adalah meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pelanggan melalui pelayanan yang utuh
serta memahami keinginan pelanggan. Hipotesis pertama dalam perspektif pelanggan adalah peningkatan kepuasan dan kenyamanan pelanggan atas
pelayanan yang maksimal. Budaya konsumen dan fokus penjualan yang
dilakukan oleh karyawan akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap brand PT APCO sehingga pelanggan akan setia menggunakan jasa pelayanan dan dapat
mempengaruhi orang-orang disekitarnya untuk juga menggunakan jasa pengendali PT APCO. Hal ini akan dapat meningkatkan jumlah repeat buyer dan pelanggan
baru sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan penjualan dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan dan profitabilitas.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal melakukan identifikasi berbagai proses yang penting untuk mencapai pelanggan dan perusahaan. Perusahaan biasanya
mengembangkan tujuan dan ukuran-ukuran untuk perspektif setelah merumuskan
tujuan dan ukuran untuk perspektif keuangan dan pelanggan. PT APCO menetapkan melalui efektifitas dan efisiensi pelayanan serta pertumbuhan
pelayanan baru. Hipotesis dalam perspektif ini pengurusan administrasi, kontrak kerja,
penjadwalan hingga teknis pelaksanaan pelayanan yang singkat dan cepat. Meningkatkan kecepatan dalam pelayanan kepada pelanggan atau kecepatan
layanan akan meningkatkan efisiensi operasi perusahaan dengan memperpendek rangkaian administrasi dan penjadwalan sehingga perusahaan dapat menyiapkan
layanan dengan cepat dan efisien. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pelanggan karena pelanggan tidak merasakan terlalu lama menunggu
layanan terpenuhi dan ketepatan dalam meluangkan waktu untuk bertemu dengan teknisi
dalam menyampaikan
kebutuhan pelanggan
kepada perusahaan.
Perusahaan berusaha meminimalkan waktu tanggapan yang diperlukan untuk menyelesaikan keluhan yang disampaikan pelanggan dan menampung saran atau
masukan dari pelanggan. Keluhan dan masukan dari pelanggan dapat disampaikan secara langsung kepada pihak manajemen. Reaksi cepat perusahaan untuk
menyelesaikan keluhan dan menampung sekaligus menanggapi saran dari pelanggan dalam jangka waktu yang singkat dapat menciptakan kedekatan
hubungan antara perusahaan dengan pelanggan. Hal ini akan membuat pelanggan merasa dimengerti, didengar, dan dihargai pendapatnya oleh perusahaan. Upaya
ini dilakukan perusahaan untuk memahami keinginan dan segmen pelanggan sehingga menaikkan tingkat penjualan pelayanan dan meningkatkan profitabilitas
perusahaan. Meningkatnya
kepuasan dan
kenyamaman pelanggan
maka pertumbuhan penjualan akan meningkat. Selain itu, peningkatan pelayanan dan
ketepatan pelaksanaan jadwal, dapat mengurangi biaya operasi dan biaya untuk menanggulangi keluhan dari pelanggan sehingga terjadi efisiensi biaya dalam
perusahaan yang akan meningkatkan pertumbuhan profitabilitas. Minimalisasi masalah perusahaan berkaitan erat dengan usaha perusahaan
untuk mengatasi resiko-resiko usaha yang dihadapinya, antara lain: Resiko pencabutan hak waralaba oleh APCO. Sebagai pemilik hak waralaba
APCO di Indonesia, PT APCO diberi hak untuk membangun dan mengoperasikan pelayanan pengendalian PT APCO dengan mengikuti standard dan petunjuk yang
ditentukan oleh pihak franchisor. Perjanjian waralaba ini, yang diperpanjang
setiap sepuluh tahun dapat dibatalkan jika perusahaan tidak mematuhi persyaratan yang tercantum pada perjanjian waralaba dan melakukan pelanggaran berat
terhadap perjanjian
waralaba. Pembatalan
ini dapat
secara langsung
mempengaruhi kelangsungan usaha perusahaan. Untuk memastikan bahwa perjanjian waralaba dipatuhi sebagaimana seharusnya, perusahaan memastikan
bahwa semua persyaratan dalam perjanjian dipatuhi dengan baik. Khusunya persyaratan yang berkaitan dengan standar perusahaan menjalankan kontrol dan
pengawasan operasi pelayanan pengendalian hama dengan berbagai metode yang diciptakan dan direkomendasikan oleh pihak franchisor sebagai dasar untuk
mengawasi, mempertahankan dan meningkatkan aspek mutu, pelayanan dan hasil pelayanan.
Penetapan tujuan strategi PT APCO adalah mengembangkan, memasarkan jasa terbaik melalui penekanan biaya. Tujuan dari perbaikan efektifitas dan
efisiensi adalah adanya hubungan dengan pendapatan perusahaan, yaitu dengan
menekan atau mengurangi dalam biaya produksi dan kurang efisien dalam rutinitas perusahaan serta biaya transportasi yang terus meningkat.
Tujuan strategi pada perspektif bisnis internal melalui pertumbuhan produk baru PT APCO yaitu dengan mengembangkan atribut produk, beragam
tingkat mutu dan ukuran lain. Produk baru yang dikembangkan perusahaan mulai dari proses inovasi, proses produksi hingga waktu penyelesaian pelayanan.
Perusahaan membutuhkan waktu penyelesaian yang efisien untuk mencapai kebutuhan pelanggan, sehingga waktu penyelesaian teknis tindakan semakin
singkat dengan mempertahankan kualitas pelayanan dan hasil. Langkah perusahaan mengintegrasikan antara efektifitas dan efisiensi serta
pertumbuhan produk baru perusahaan akan menciptakan pengembangan pasar dan pertumbuhan profitabilitas dalam jangka panjang. Pada tahap ini, perusahaan
dituntut untuk menentukan gagasan produk yang dapat diterjemahkan menjadi produk yang layak secara komersial. Jika tidak, akumulasi biaya akan mengalami
kerugian kecuali kalau di peroleh informasi yang berguna dalam proses tersebut.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran