Pengertian Pelayanan Konsep Pelayanan

22 d. Akses melakukan pendekatan agar pelanggan mudah dihubungi, serta dalam melakukan kontak dengan pelanggan e. Kurtosis : Dengan sopan santun, perhatian, mempertimbangkan, dan rasa persaudaraan melakukan hubungan personal terhadap pelanggan termasuk penerima tamu dan operator telpon f. Komunikasi : Dengan menggunakan bahasa yang sederhana untuk mudah memahami pelanggan, dan sebaliknya pelanggan memahami produsen. Sehingga perbedaan antara pelanggan dan produsen adapat diatasi. g. Kredibilitas : Memegang teguh janji dengan pelanggan, produsen dapat dipercayai dan disukai pelanggan. Sehingga pelanggan menyenangi pelayanan dari produsen. h. Keamanan : Pelayanan tidak mengandung bahaya, resiko, atau keraguan bagi pelanggan. i. Peduli dan memahami pelanggan: Selalu berusaha untuk memehami dan mengetahui keinginan pelanggan. j. Secara nyata : Pelayanan secara nyata diikuti dengan fakta fisik yang diberikan kepada pelanggan.

C. BPR Syariah

1. Sejarah Berdirinya BPR Islam Atau Syariah

Sejarah berdiirinya BPR islam di Indonesia sebagai salah satu bentuk jenis bank perkreditan rakyat di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sejarah BPR-BPR pada umumnya. 23 Bank perkreditan rakyat BPR status hukumnya disahkan dalam paket kebijaksanaan keuangan moneter dan perbankan melalui PAKTO tanggal 27 Oktober 1988, pada hakikatnya merupakan penjelmaan model baru dari lumbung desa dan Bank Desa dengan beraneka ragam namanya yang ada khususnya di pulau jawa sejak 1980an hingga tahun 1967 sejak dikeluarkannya UU Pokok perbankan, status hukumnya diperjelas dengan izin dari menteri keuangan. Dengan adanya keharusan izin tersebut, diikuti dengan upaya-upaya pembenahan terhadap badan-badan kredit desa yang berproses menjadi lembaga keuangan bank. Lumbung desa sebagai system perkreditan rakyat zaman dahulu, dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat tani dipedesaan, karena pada waktu itu peredaran uang belum menjangkau masyarakat tani dipedesaan sehingga pinjaman dalam bentuk natura khususnya padi lebih menguntungkan dan lebih praktis daripada pinjaman dalam bentuk uang. Selain itu pinjaman natura padi tidak mengganggu kestabilan harga padi yang menjadi penghasilan utama masyarakat desa. Karena struktur ekonomi, sosial dan administrasi masyarakat desa sudah banyak mengalami perubahan sebagai akibat dari proses pembangunan , maka keberadaan BPR tidak lagi sama persis sama seperti lumbung desa zaman dahulu. Namun demikian, paling tidak keberadaan BPR pada masa sekarang dan yang akan datang diharapkan mampu menjadi alternatif pengganti yang terbaik dan peranan lumbung desa dan Bank desa dalam