Pelaksanaan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siswa pada hasil tes kemampuan awal yang mencapai KKM 70 ada 29,4 . Hal ini karena masih banyak siswa yang belum memahami dan lupa tentang materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel SPLDV yang sudah mereka pelajari ketika menempuh pendidikan di SMP. Para siswa lebih menguasai penyelesaian SPLDV menggunakan cara gabungan, yaitu eliminasi dan substitusi. Cara gabungan inilah yang paling mereka kuasai dalam mengerjakan soal tes kemampuan awal. Dalam setiap butir soal, siswa diminta untuk menyelesaikan soal SPLDV dengan metode grafik, eliminasi, substitusi, gabungan, dan menggunakan cara yang mereka anggap mudah. Untuk metode grafik, banyak siswa masih belum bisa mencari titik koordinat untuk menggambar grafik. Begitu juga dalam menggambar grafik, siswa menggambar dua grafik sistem persamaan linear dua variabel di sumbu cartesius yang berbeda, sehingga siswa tidak menemukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel tersebut. 9. Real 2 50 ─ √ 10. Irasional 4 78 √ ─ 11. Irasional 3 64 ─ √ 12. Linear 2 70 √ ─ 13. Logaritma 3 66 ─ √ 14. Logaritma 4 64 ─ √ 15. Irasional 2 54 ─ √ 16. Logaritma 2 64 ─ √ 17. Linear 3 90 √ ─ Jumlah Total 1046 Rata - Rata 61,53 Untuk metode eliminasi, hanya beberapa siswa saja yang masih ingat cara mengeliminasi sistem persamaan linear dua variabel tersebut, namun setelah mendapatkan salah satu nilai variabel tersebut kemudian siswa menggunakan metode gabungan yaitu mensubstitusikan salah satu nilai variabel yang telah diperoleh. Untuk metode substitusi, banyak siswa yang lupa dengan cara tersebut sehingga untuk penyelesaian soal SPLDV dengan menggunakan metode substitusi banyak siswa yang tidak mengerjakan soal tersebut. Setelah pelaksanaan tes kemampuan awal, peneliti memberikan kesempatan kepada guru untuk menjelaskan tentang ketentuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI yang akan dilaksanakan pada pertemuan yang akan datang. Peneliti dibantu oleh guru dalam menentukan pembagian kelompok investigasi siswa berdasarkan hasil tes kemampuan awal yang sifatnya heterogen. 2. Selama Pelaksanaan Penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 7 kali pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama dua jam pelajaran 2 × 45 menit. Berikut ini akan diuraikan mengenai proses kegiatan belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI. a. Pertemuan 1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 29 Oktober 2012 pukul 12.30 – 14.00. Berikut ini akan diuraikan proses pelaksanaan pada pertemuan pertama, yaitu: 1 Guru dan peneliti masuk ke ruang kelas dan memberikan salam kepada siswa, serta mempersiapkan peralatan dan berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif. 2 Guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa metode pembelajaran yang akan digunakan berbeda dengan yang sebelumnya, yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI. 3 Guru memberikan suatu permasalahan kepada siswa untuk didiskusikan di dalam kelas. Suatu permasalahan yang dapat membawa siswa ke arah materi SLPDV. 4 Dari permasalahan yang telah diberikan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan memberikan tanggapan terhadap masalah yang diberikan. Guru juga tidak memberikan batasan kepada siswa mengenai pemikiran yang mereka peroleh dari permasalahan yang diberikan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bebas mengutarakan pendapat mereka mengenai masalah yang diberikan. Berikut hasil jawaban yang diperoleh dari masing-masing kelompok yang akan disajikan melalui gambar. Gambar 4.1 Hasil Diskusi Kelompok Dalam Mengutarakan Pendapat Mengenai Permasalahan Yang Telah Diberikan 5 Guru memberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok kembali. Namun dalam diskusi ini, guru menuntun siswa dengan pertanyaan-pertanyaan ke arah aspek-aspek yang akan mereka investigasi, sehingga siswa dapat memberikan usulan-usulan mengenai subtopik yang akan diinvestigasi. 6 Setelah subtopik-subtopik dari usulan siswa disatukan, maka akan dibentuk kelompok yang heterogen. 7 Pembagian kelompok dilakukan oleh guru, pemimpin kelompok ditentukan oleh guru berdasarkan hasil tes kemampuan awal siswa, sedangkan anggota-anggota kelompoknya dilakukan dengan acak. 8 Pembagian subtopik berdasarkan hasil tes kemampuan awal pemimpin kelompok. Berikut disajikan gambar pembagian kelompok. Gambar 4.2 Nama-Nama Pembagian Pemimpin Kelompok 9 Analisis data keaktifan siswa. Pada lembar instrumen keaktifan siswa dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang hadir pada pertemuan pertama adalah 18 siswa atau 100 dan frekuensi keaktifan siswa adalah 149. Berikut ini adalah hasil keaktifan siswa pada pertemuan pertama: Tabel 4.3 Tabel Keaktifan Siswa pada Pertemuan Pertama Kode Jenis Keaktifan Yang Aktif Jumlah Frekuensi H Siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas. 10 16 I Siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas. 13 37 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas. 16 22 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas. 17 32 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas. 11 14 Siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas. 10 10 L Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas. 18 18 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Tabel 4.4 Jumlah Siswa yang Aktif pada Pertemuan Pertama dan Frekuensi Keaktifannya Kode Jenis Keaktifan Siswa yang Aktif Frekuensi Jumlah H Siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas. 10 55,55 16 I Siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas. 13 72,22 37 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas. 16 88,88 22 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas. 17 94,44 32 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas. 11 61,11 14 Siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas. 10 55,55 10 L Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas. 18 100 18 Total Frekuensi 149 Berdasarkan tabel di atas, maka kriteria keaktifan setiap siswa dapat disimpulkan sebagai berikut: kriteria keaktifan siswa sangat tinggi pada aspek siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 100, pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan ide atau gagasan dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 94,44, dan pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi, yaitu sebesar 88,88. Kriteria keaktifan siswa tinggi pada aspek siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 72,22, dan pada aspek siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 61,11. Kriteria keaktifan siswa cukup pada aspek siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 55,55 , dan pada aspek siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 55,55. 10 Refleksi Berdasarkan tabel 4.4 terlihat keaktifan seluruh siswa sudah sangat tinggi pada aspek mendengarkan temannya bertanya dan memberikan ide atau gagasan atau pendapat dalam diskusi kelas, serta mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas. Dalam diskusi kelas ini, siswa bisa menghargai temannya ketika ada yang bertanya dan memberikan ide atau gagasan atau pendapat dengan mendengarkan dan tidak sibuk dengan urusannya sendiri. b. Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 03 November 2012 pukul 07.00 – 08.30. Berikut ini akan diuraikan proses pelaksanaan pada pertemuan kedua: 1 Guru dan peneliti memasuki ruang kelas dan menyapa siswa serta mengabsen siswa. 2 Guru memeriksa kesiapan siswa untuk memulai pelajaran dan mengulas kembali hasil pembahasan yang diperoleh dari pertemuan sebelumnya. 3 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bergabung dalam kelompok yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya. 4 Guru memberikan waktu berdiskusi kepada masing-masing kelompok untuk menyelesaikan masalah subtopik yang ingin mereka investigasi. 5 Guru mengingatkan siswa bahwa hasil diskusi akan dipresentasikan di depan kelas. 6 Analisis data keaktifan siswa. Pada lembar instrumen keaktifan siswa dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang hadir pada pertemuan kedua adalah 17 siswa atau 94,44 dan frekuensi keaktifan siswa adalah 390. Berikut ini adalah hasil keaktifan siswa pada pertemuan kedua: Tabel 4.5 Tabel Keaktifan Siswa Pada Pertemuan Kedua Kode Jenis Keaktifan Yang Aktif Siswa Frekuensi A Siswa mengumpulkan informasi dari beberapa sumber. 14 35 B Siswa bertanya kepada teman sekelompoknya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi. 15 58 C Siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat kepada teman sekelompoknya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi. 14 57 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman sekelompoknya bertanya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi. 15 57 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman sekelompoknya memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi. 17 62 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh teman sekelompoknya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi. 17 46 Siswa menanggapi pendapat atau ide atau gagasan teman sekelompoknya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi. 15 47 F Siswa membuat kesimpulan atas permasalahan yang diteliti kelompok. 7 14 G Siswa mencatat hasil kesimpulan atas permasalahan yang diteliti kelompok. 6 14 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Tabel 4.6 Jumlah Siswa yang Aktif pada Pertemuan Kedua dan Frekuensi Keaktifannya Kode Jenis Keaktifan Siswa yang Aktif Frekuensi Jumlah A Siswa mengumpulkan informasi dari beberapa sumber. 14 82,35 35 B Siswa bertanya kepada teman sekelompoknya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi. 15 88,24 58 C Siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat kepada teman sekelompoknya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi. 14 82,35 57 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman sekelompoknya bertanya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi. 15 88,24 58 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman sekelompoknya memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi. 17 100 62 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh teman sekelompoknya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi. 17 100 46 Siswa menanggapi pendapat atau ide atau gagasan teman sekelompoknya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi. 15 88,24 47 F Siswa membuat kesimpulan atas permasalahan yang diteliti kelompok. 7 41,18 14 G Siswa mencatat hasil kesimpulan atas permasalahan yang diteliti kelompok. 6 35,30 14 Total Frekuensi 391 Berdasarkan tabel di atas, maka kriteria keaktifan setiap siswa dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: kriteria keaktifan siswa sangat tinggi pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman sekelompoknya memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi, yaitu sebesar 100, pada aspek siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh teman sekelompoknya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi, yaitu sebesar 100, pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman sekelompoknya bertanya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi, yaitu sebesar 88,24, pada aspek siswa menanggapi pendapat atau ide atau gagasan teman sekelompoknya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi, yaitu sebesar 88,24, pada aspek siswa bertanya kepada teman sekelompoknya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi, yaitu sebesar 88,24, pada aspek siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat kepada teman sekelompoknya dalam diskusi kelompok mengenai permasalahan yang mereka investigasi, yaitu sebesar 82,35, pada aspek siswa mengumpulkan informasi dari beberapa sumber, yaitu sebesar 82,35. Kriteria keaktifan siswa cukup pada aspek siswa membuat kesimpulan atas permasalahan yang diteliti kelompok, yaitu sebesar 41,18. Kriteria keaktifan siswa rendah pada aspek siswa mencatat hasil kesimpulan atas permasalahan yang diteliti kelompok, yaitu sebesar 35,30. 7 Refleksi. Berdasarkan tabel 4.7 terlihat keaktifan seluruh siswa masih sangat tinggi. Dalam diskusi kelompok pada pertemuan ini, siswa sudah lebih berani untuk banyak bertanya pada teman sekelompoknya, mendengarkan, menanggapi pertanyaan- pertanyaan maupun ide atau gagasan atau pendapat mengenai masalah yang mereka investigasi. Kriteria keaktifan siswa rendah pada aspek siswa mencatat hasil kesimpulan atas permasalahan yang mereka investigasi, hal ini dikarenakan dalam diskusi kelompok siswa masih merasa memiliki tanggungjawab bersama, sehingga tidak harus semua siswa mencatat hasil kesimpulan atas permasalahan yang mereka investigasi. c. Pertemuan 3 Pertemuan ke tiga dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 05 November 2012 pukul 12.30 – 14.00. Berikut akan diuraikan proses pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ke tiga. 1 Peneliti dan guru memasuki ruangan kelas. Guru menyapa siswa dan mengabsen siswa. Guru memeriksa kesiapan siswa untuk memulai pelajaran. 2 Guru memberikan waktu kepada kelompok yang akan presentasi untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam presentasi. 3 Guru mempersilahkan kelompok pertama untuk presentasi. Materi pada kelompok pertama adalah menyelesaikan SPLDV menggunakan metode grafik. Gambar 4.3 Salah Satu Siswa Dari Kelompok 1 Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusi Mengenai Masalah Yang Mereka Invesitgasi 4 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh kelompok pertama. Gambar 4.4 Kelompok 1 Memberikan Soal Latihan Kepada Kelompok Lainnya Untuk Didiskusikan Bersama Di Dalam Kelompok Masing-Masing 5 Setelah semua siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh kelompok pertama, guru mengevaluasi atau memberikan masukan terhadap materi yang dipresentasikan oleh kelompok pertama. 6 Analisis data keaktifan siswa. Pada lembar instrumen keaktifan siswa dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ketiga adalah 17 siswa atau 94,44 dan frekuensi keaktifan siswa adalah 138. Berikut ini adalah hasil keaktifan siswa pada pertemuan ketiga: Tabel 4.7 Tabel Keaktifan Siswa Pada Pertemuan Ketiga Kode Jenis Keaktifan Yang Aktif Siswa Frekuensi H Siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas. 12 25 I Siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas. 4 9 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas. 17 17 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas. 16 32 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas. 10 25 Siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas. 5 6 L Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas. 17 24 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Tabel 4.8 Jumlah Siswa yang Aktif pada Pertemuan Ketiga dan Frekuensi Keaktifannya Kode Jenis Keaktifan Siswa yang Aktif Frekuensi Jumlah H Siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas. 12 70,59 25 I Siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas. 4 23,53 9 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas. 17 100 17 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas. 16 94,12 32 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas. 10 58,82 25 Siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas. 5 29,41 6 L Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas. 17 100 24 Total Frekuensi 138 Berdasarkan tabel di atas, maka kriteria keaktifan setiap siswa dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: kriteria keaktifan siswa sangat tinggi pada aspek siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas, yaitu sebanyak 100, pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 100, dan pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan ide atau gagasan atau pendapat dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 94,12. Kriteria keaktifan siswa tinggi pada aspek siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 70,59. Kriteria keaktifan siswa cukup pada aspek siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 58,82. Kriteria keaktifan siswa rendah pada aspek siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 29,41, dan pada aspek siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 23,53. 7 Refleksi. Berdasarkan tabel 4.10 terlihat keaktifan seluruh siswa masih sangat tinggi pada aspek mendengarkan dan mencatat. Dalam diskusi kelas pada pertemuan ini, siswa memiliki keberanian untuk bertanya bila ada yang tidak dipahami atau ingin ditanyakan. Namun, keaktifan siswa pada aspek mengajukan ide atau gagasan atau pendapat masih rendah, begitu juga dengan menanggapi ide atau gagasan atau pendapat temannya dalam diskusi kelas. d. Pertemuan 4 Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 12 November 2012 pukul 12.30 – 14.00. Berikut uraian proses pelaksanaan pada pertemuan keempat: 1 Peneliti dan guru memasuki ruangan kelas. Guru menyapa siswa dan mengabsen siswa. Guru memeriksa kesiapan siswa untuk memulai pelajaran. 2 Guru memberikan waktu kepada kelompok yang akan presentasi untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam presentasi. 3 Guru mempersilahkan kelompok kedua untuk presentasi. Materi pada kelompok kedua adalah menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi. Gambar 4.5 Salah Satu Siswa Dari Kelompok 2 Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusi Mengenai Masalah Yang Mereka Invesitgasi 4 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh kelompok kedua. Gambar 4.6 Kelompok Lain Mengerjakan Soal Latihan Yang Diberikan Oleh Kelompok 2 5 Setelah semua siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan, kelompok memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk bertanya bila masih ada yang belum jelas. Gambar 4.7 Seorang Siswa Dari Kelompok Lain Bertanya Dengan Kelompok 2 6 Setelah tidak ada pertanyaan lagi, maka guru mengevaluasi atau memberikan masukan terhadap materi yang dipresentasikan oleh kelompok kedua. 7 Analisis data keaktifan siswa. Pada lembar instrumen keaktifan siswa dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang hadir pada pertemuan keempat adalah 16 siswa atau 94,12 dan frekuensi keaktifan siswa adalah 79. Berikut ini adalah hasil keaktifan siswa pada pertemuan keempat: Tabel 4.9 Tabel Keaktifan Siswa Pada Pertemuan Keempat Kode Jenis Keaktifan Yang Aktif Siswa Frekuensi H Siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas. 6 9 I Siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas. 9 13 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas. 2 4 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas. 16 32 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas. 1 1 Siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas. - - L Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas. 13 20 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Tabel 4.10 Jumlah Siswa yang Aktif pada Pertemuan Keempat dan Frekuensi Keaktifannya Kode Jenis Keaktifan Siswa yang Aktif Frekuensi Jumlah H Siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas. 6 37,5 9 I Siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas. 9 56,25 13 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas. 2 12,5 4 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas. 16 100 32 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas. 1 6,25 1 Siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas. - - - L Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas. 13 81,25 20 Total Frekuensi 79 Berdasarkan tabel di atas, maka kriteria keaktifan setiap siswa dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: kriteria keaktifan siswa sangat tinggi pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 100, pada aspek siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 81,25. Kriteria keaktifan siswa cukup pada aspek siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 56,25. Kriteria keaktifan siswa rendah pada aspek siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 37,5. Kriteria keaktifan siswa sangat rendah pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 12,5 dan pada aspek siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 6,25. 8 Refleksi. Pada pertemuan ini, kriteria keaktifan siswa sangat tinggi pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas, hal ini dapat terlihat bahwa siswa sudah bisa menghargai pendapat teman sekelasnya. Kriteria keaktifan siswa juga sangat tinggi pada aspek aspek siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas, hal ini dapat terlihat bahwa siswa sudah memiliki kemauan untuk mencatat agar dapat dipelajari kembali di rumah. Kriteria keaktifan siswa cukup pada aspek siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas, hal ini karena presentasi yang dijelaskan oleh kelompok sudah cukup jelas. Begitu juga pada aspek bertanya, kriteria keaktifan siswa sangat rendah maka pada aspek untuk memberikan tanggapan terhadap pertanyaan juga sangat rendah. Hal ini karena presentasi yang dijelaskan oleh kelompok sudah cukup jelas sehingga tidak menimbulkan banyak pertanyaan. e. Pertemuan 5 Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 17 November 2012 pukul 07.00 – 08.30. Berikut uraian proses pelaksanaan pada pertemuan kelima: 1 Peneliti dan guru memasuki ruangan kelas. Guru menyapa siswa dan mengabsen siswa. Guru memeriksa kesiapan siswa untuk memulai pelajaran. 2 Guru memberikan waktu kepada kelompok yang akan presentasi untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam presentasi. 3 Guru mempersilahkan kelompok kedua untuk presentasi. Materi pada kelompok ketiga adalah menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan metode substitusi. Gambar 4.8 Salah Satu Siswa Dari Kelompok 3 Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusi Mengenai Masalah Yang Mereka Invesitgasi 4 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh kelompok kedua. Gambar 4.9 Kelompok Lain Mengerjakan Soal Latihan Yang Diberikan Oleh Kelompok 3 5 Setelah semua siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan, dan sisa waktu masih cukup banyak maka guru mempersilahkan kelompok untuk membahas soal yang telah diberikan. Gambar 4.10 Seorang Siswa Mengerjakan Soal Latihan Di Papan Tulis Yang Diberikan Oleh Kelompok 3 6 Pada pertemuan ini, guru tidak memberikan evaluasi di akhir pertemuan karena kelompok yang presentasi sudah cukup jelas. 7 Analisis data keaktifan siswa. Pada lembar instrumen keaktifan siswa dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang hadir pada pertemuan kelima adalah 17 siswa atau 100 dan frekuensi keaktifan siswa adalah 74. Berikut ini adalah hasil keaktifan siswa pada pertemuan kelima: Tabel 4.11 Tabel Keaktifan Siswa Pada Pertemuan Kelima Kode Jenis Keaktifan Yang Aktif Siswa Frekuensi H Siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas. 1 2 I Siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas. 4 4 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas. 6 6 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas. 15 37 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas. 6 14 Siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas. 2 2 L Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas. 9 9 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Tabel 4.12 Jumlah Siswa yang Aktif pada Pertemuan Kelima dan Frekuensi Keaktifannya Kode Jenis Keaktifan Siswa yang Aktif Frekuensi Jumlah H Siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas. 1 5,88 2 I Siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas. 4 23,53 4 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas. 6 35,30 6 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas. 15 88,24 37 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas. 6 35,30 14 Siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas. 2 11,77 2 L Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas. 9 52,94 9 Total Frekuensi 74 Berdasarkan tabel di atas, maka kriteria keaktifan setiap siswa dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: kriteria keaktifan siswa sangat tinggi pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 88,24. Kriteria keaktifan siswa cukup pada aspek siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 52,94. Kriteria keaktifan siswa rendah pada aspek siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 35,30, pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 35,30, dan pada aspek siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 23,53. Kriteria keaktifan siswa sangat rendah pada aspek siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 11,77, dan pada aspek siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 5,88. 8 Refleksi. Pada pertemuan ini, kriteria keaktifan siswa masih sangat tinggi dalam menghargai pendapat temannya, yaitu pada aspek mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas. Pada aspek mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas, kriteria keaktifan siswa cukup. Hal ini karena presentasi yang dijelaskan oleh kelompok sudah sangat cukup jelas, sehingga siswa sudah memahami materi yang dijelaskan dan hanya sedikit hal-hal yang mereka catat. Sedangkan kriteria keaktifan siswa rendah pada aspek menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas, dan pada aspek mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas. Hal ini karena siswa yang bertanya sangat sedikit, dikarenakan presentasi yang dijelaskan oleh kelompok sudah sangat cukup jelas sehingga sedikit siswa yang bertanya karena tidak memahami materi yang dijelaskan. f. Pertemuan 6 Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 19 November 2012 pukul 12.30 – 14.00. Berikut uraian proses pelaksanaan pada pertemuan keenam: 1 Peneliti dan guru memasuki ruangan kelas. Guru menyapa siswa dan mengabsen siswa. Guru memeriksa kesiapan siswa untuk memulai pelajaran. 2 Guru memberikan waktu kepada kelompok yang akan presentasi untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam presentasi. 3 Guru mempersilahkan kelompok keempat untuk presentasi. Materi pada kelompok kedua adalah menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode gabungan eliminasi dan substitusi. Gambar 4.11 Salah Satu Siswa Dari Kelompok 4 Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusi Mengenai Masalah Yang Mereka Invesitgasi 4 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh kelompok kedua. Gambar 4.12 Kelompok Lain Mengerjakan Soal Latihan Yang Diberikan Oleh Kelompok 4 5 Setelah semua siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan, kelompok memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya bila masih ada yang belum jelas. 6 Pada pertemuan ini, guru tidak memberikan evaluasi di akhir pertemuan karena kelompok yang presentasi sudah cukup jelas. 7 Guru mengingatkan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya adalah ulangan harian untuk materi SPLDV. 8 Analisis data keaktifan siswa. Pada lembar instrumen keaktifan siswa dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang hadir pada pertemuan keenam adalah 17 siswa atau 100 dan frekuensi keaktifan siswa adalah 159. Berikut ini adalah hasil keaktifan siswa pada pertemuan keenam: Tabel 4.13 Tabel Keaktifan Siswa Pada Pertemuan Keenam Kode Jenis Keaktifan Yang Aktif Siswa Frekuensi H Siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas. 13 22 I Siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas. 10 26 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas. 8 12 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas. 16 35 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas. 17 35 Siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas. 3 3 L Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas. 14 26 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Tabel 4.14 Jumlah Siswa yang Aktif pada Pertemuan Keenam dan Frekuensi Keaktifannya Kode Jenis Keaktifan Siswa yang Aktif Frekuensi Jumlah H Siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas. 13 76,47 22 I Siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas. 10 58,82 26 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas. 8 47,10 12 Siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas. 16 94,12 35 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas. 17 100 35 Siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas. 3 17,65 3 L Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas. 14 82,35 26 Total Frekuensi 159 Berdasarkan tabel di atas, maka kriteria keaktifan setiap siswa dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: kriteria keaktifan siswa sangat tinggi pada aspek siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh temannya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 100, pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan pendapat atau ide atau gagasan dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 94,12, dan pada aspek siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 82,35. Kriteria keaktifan siswa tinggi pada aspek siswa bertanya ketika dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 76,47. Kriteria keaktifan siswa cukup pada aspek siswa mengajukan ide atau gagasan atau pendapat ketika dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 58,82, dan pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 47,10. Kriteria keaktifan siswa sangat rendah pada aspek siswa menanggapi pendapat temannya dalam diskusi kelas, yaitu sebesar 17,65. 9 Refleksi. Pada pertemuan ini, kriteria keaktifan siswa sangat tinggi pada aspek menanggapi pertanyaan, mendengarkan pendapat, dan mencatat hal-hal penting dalam diskusi kelas. Sudah terlihat bahwa siswa semakin peduli untuk mengikuti tiap-tiap pertemuan pada proses pembelajaran. Kriteria keaktifan siswa tinggi pada aspek bertanya, keberanian siswa untuk bertanya sudah mulai bertambah sedikit demi sedikit. Kriteria keaktifan siswa cukup pada aspek mengajukan ide atau gagasan atau pendapat dan mendengarkan dengan seksama ketika ada temannya yang bertanya. Kriteria keaktifan siswa masih rendah pada aspek menaggapi pendapat temannya, hal ini karena kelompok yang presentasi dapat memberikan tanggapan atas pertanyaan temannya dengan cukup baik. 3. Setelah Penelitian. a. Tes Kemampuan Akhir. Setelah proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI dilaksanakan, pertemuan berikutnya diadakan tes kemampuan akhir dengan materi yang telah disampaikan, yaitu SPLDV. Tes kemampuan akhir dilaksanakan selama 2 JP pada hari Sabtu, tanggal 25 November 2012 pukul 07.00 – 08.30. Berikut ini adalah hasil prestasi siswa pada pelaksanaan tes kemampuan akhir. Tabel 4.15 Prestasi Belajar Setiap Siswa pada Tes Kemampuan Akhir Berdasarkan tabel di atas, rata-rata hasil belajar siswa pada saat pelaksanaan tes kemampuan akhir adalah 55,65. Pada tes kemampuan akhir, siswa yang mencapai KKM 70 ada 35. Untuk soal tes kemampuan akhir, tidak berbeda jauh dengan soal tes kemampuan awal. Masing – masing butir soal diminta untuk menyelesaikan SPLDV dengan metode yang telah ditentukan. Untuk metode grafik, beberapa siswa sudah memahami cara mencari titik koordinat dari masing-masing persamaan dan dapat No Nama Siswa Nilai Ketuntasan Belajar Ya Tidak 1. Linear 1 83 √ ─ 2. Irasional 1 83 √ ─ 3. Logaritma 1 86 √ ─ 4. Real 1 88 √ ─ 5. Linear 4 49 ─ √ 6. Real 3 40 ─ √ 7. Linear 5 36 ─ √ 8. Real 4 33 ─ √ 9. Real 2 34 ─ √ 10. Irasional 4 85 √ ─ 11. Irasional 3 65 ─ √ 12. Linear 2 65 ─ √ 13. Logaritma 3 66 ─ √ 14. Logaritma 4 25 ─ √ 15. Irasional 2 28 ─ √ 16. Logaritma 2 - ─ ─ 17. Linear 3 80 √ ─ Jumlah Total 946 Rata - Rata 55,65 menggambarkannya dalam bidang cartesius yang sama, sehingga siswa dapat menemukan himpunan penyelesaian dari SPLDV tersebut. Untuk metode eliminasi, beberapa siswa memahami menggunakan metode tersebut, namun beberapa siswa juga masih kesulitan dalam menghilangkan nilai variabel yang ingin mereka eliminasi. Untuk metode substitusi, masih banyak siswa kesulitan dalam mensubstitusikan nilai dari variabel – variabel sehingga untuk soal tersebut banyak yang tidak mengerjakannya. Untuk metode gabungan, seperti pada tes kemampuan awal, banyak siswa yang sudah memahami metode tersebut sehingga pada tes kemampuan akhir semua siswa dapat menyelesaikan soal SPLDV dengan menggunakan metode gabungan. Dilihat dari nilai KKM, banyak siswa yang tidak tuntas. Hal ini karena selama proses pembelajaran banyak siswa kurang memperhatikan ketika temannya presentasi, masing-masing siswa masih belum mempunyai tanggungjawab atas masalah yang mereka investigasi dalam kelompok. Oleh karena itu, banyak siswa yang belum tuntas atau tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. b. Hasil Wawancara. Berikut akan diuraikan wawancara terhadap beberapa siswa untuk memberikan tanggapan tentang model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran: Tabel 4.16 Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Bagaimana pendapatmu dengan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI Group Investigation? a. Lebih mudah dipahami. b. Seru dan memberi kekompakan. c. Asyik dan belajar untuk Percaya Diri. d. Simpel dan mudah dimengerti. e. Lumayan memahami materi. f. Lebih enak dan lebih leluasa dalam bertanya. Apakah kamu dapat mengikuti dan senang dengan pembelajaran seperti ini dibandingkan dengan pembelajaran biasa? a. Senang dan bisa mengikuti. b. Senang karena lebih bersemangat. c. Senang. d. Senang karena tidak sendiri yang berpikir. e. Senang. f. Senang karena lebih mengerti. Apa kelebihan pembelajaran dengan cara tipe GI Group Investigation ini? a. Asyik dan mudah diingat. b. Tambah cepat untuk memahami materi dan bisa sharing dengan teman- teman. c. Efektif dan tidak membosankan. d. Simpel dan santai dalam pembelajaran. e. Lebih paham. f. Tidak membosankan. Apa kekurangan pembelajaran dengan cara tipe GI Group Investigation ini? a. Ribut sendiri. b. Malah tambah rame atau sering cerita. c. Tidak memperhatikan saat presentasi dan dianggap sepele. d. Kadang terlalu cepat ketika semua sudah mengerti. e. Tidak ada. f. Ada yang hanya nitip nama. Apa ada kesulitan dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI Group Investigation? a. Tidak ada. b. Kurang efektif dan kadang- kadang terlalu cepat. c. Ada yang masih malu bertanya dan kurang mengerti jika kita yang menjelaskan. d. Tidak ada. e. Tidak ada. f. Masih belum memahami tanda negatif dan positif. Berikut akan diuraikan wawancara terhadap guru untuk memberikan tanggapan tentang model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran: Tabel 4.17 Hasil Wawancara Peneliti dengan Guru Bagaimana keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI Group Investigation? Secara keseluruhan sama, karena belum terbiasa dengan metode pembelajaran berkelompok. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI Group Investigation? Karena belum terbiasa jadi kadang menyepelekan, jadi pemahaman siswa masih kurang. Apa kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI Group Investigation ? Kelebihan: lebih banyak belajarnya. Kekurangan: menyita banyak waktu. Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI Group Investigation? Banyak, karena baru menerapkan sekali. Bagaimana meramu anak dalam berkelompok agar mau aktif dan saling berbagi. Manakah yang lebih efektif antara pembelajaran klasikal biasa dengan pembelajaran klasikal dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI Group Investigation? Jika dilihat secara waktu, lebih efektif pembelajaran klasikal. Namun, jika dilihat dari pemahaman anak lebih efektif pembelajaran Group Investigation.

B. Pembahasan

1. Keaktifan Siswa Selama proses pembelajaran, keaktifan siswa selalu diamati oleh observer. Kriteria keaktifan siswa sangat tinggi terlihat pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang memberikan ide atau gagasan atau pendapat dalam diskusi kelas, pada aspek siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam diskusi kelas, dan pada aspek siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelas. Dalam diskusi kelas tersebut siswa hanya terlihat aktif pada aspek mendengarkan pendapat, mencatat hal-hal penting, dan mendengarkan pertanyaan. Hal ini merupakan aspek keaktifan siswa yang pasif, mereka hanya mendengarkan dan mencatat. Kita tidak dapat mengetahui bahwa siswa tersebut benar-benar memahami materi, yang bertanya dan berpendapat hanya siswa-siswa tertentu saja. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas sangatlah berbeda, hal ini karena banyak siswa yang berani bertanya pada saat diskusi kelompok. Sedangkan saat diskusi kelas, beberapa siswa hanya berani bertanya pada teman sebangkunya saja atau memanggil teman yang kelompoknya sedang presentasi bila ada pertanyaan. Namun, pada saat diskusi kelompok juga terdapat kelemahan yaitu siswa lebih banyak ngobrol sendiri dengan teman kelompoknya. Hanya beberapa siswa saja yang mengerjakan masalah yang harus mereka investigasi dalam diskusi kelompok. Dalam penelitian ini, penerapan metode Group Investigation dapat membuat siswa menjadi aktif dalam diskusi kelas selama proses pembelajaran, namun keaktifan yang dimaksud adalah aktif yang pasif karena hal itu terlihat dalam keaktifan siswa pada aspek mendengarkan dan mencatat saja. Berbeda halnya dengan diskusi kelompok, siswa lebih aktif bertanya, memberikan tanggapan terhadap pertanyaan, dan memberikan pendapat atas pertanyaan dari teman sekelompoknya. Terbukti bahwa setiap diskusi kelompok siswa dapat terlibat aktif selama proses pembelajaran. Namun, dalam diskusi kelas keaktifan tersebut tidak tampak pada aspek yang diharapkan. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation tidak terlalu efektif sejauh dilihat dari faktor keadaan siswa yang tidak mendukung prosesnya pembelajaran. 2. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa dianalisis untuk mengetahui seberapa tinggi nilai siswa selama proses pembelajaran yang telah berlangsung dengan menggunakan metode Group Investigation. Berdasarkan tabel 4.20 di atas, rata-rata hasil belajar siswa adalah sebesar 55,65 sedangkan siswa yang mencapai KKM 70 adalah 35. Pada Bab 3 telah dijelaskan acuan untuk menentukan KKM yaitu sebagai berikut:  Siswa dinyatakan telah tuntas belajar bila telah mencapai skor ≥ 70 atau 70.  Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar jika di kelas tersebut terdapat ≥ 80 siswa telah mencapai nilai ≥ 70. Dalam hal ini, analisis hasil belajar siswa dapat dijelaskan sebagai beikut: a. Perorangan Banyak siswa seluruhnya : 17 Banyak siswa yang telah tuntas belajar : 6 b. Klasikal : TUNTASTIDAK TUNTAS c. Presentase Ketuntasan : 35 d. Nilai Tertinggi : 88 e. Nilai Terendah : 25 f. Rata-rata : 55,65 Berdasarkan hasil analisa di atas, secara klasikal dikatakan kelas tersebut belum tuntas belajar, presentase ketuntasan yang diperoleh seluruh siswa hanya sebesar 35, dengan rata-rata kelas nilai siswa secara keseluruhan yaitu 55,65. Tidak banyak siswa yang sudah tuntas belajar, yaitu hanya 6 siswa sehingga yang masih belum tuntas belajar adalah 11 siswa, satu siswa tidak mengikuti tes kemampuan akhir yang dilaksanakan. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada saat tes kemampuan akhir adalah 88, dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 25. Suatu kelas dikatakan tuntas belajar apabila mencapai 80 siswa yang mencapai nilai KKM dengan skor 70, namun menurut data hasil belajar siswa yang telah diolah oleh peneliti, hanya 35 siswa saja yang tuntas belajar dengan rata-rata kelas nilai siswa secara keseluruhan yaitu 55,65. Hal ini karena waktu yang diberikan untuk mempelajari materi tersebut sangat sedikit, sehingga siswa masih bingung dalam mengerjakan soal karena soal yang diberikan menggunakan penyelesaian yang telah ditentukan. Oleh karena itu, kelas X AP dikatakan belum tuntas secara klasikal. Menurut hasil pengamatan selama penelitian, banyak kendala-kendala yang muncul selama proses pembelajaran, kendala- kendala tersebut menjadi kelemahan-kelemahan yang mengakibatkan kelas tersebut menjadi tidak tuntas secara klasikal. Kelemahan- kelemahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1 Waktu menjadi kendala utama dalam penelitian. Seringkali siswa masih membutuhkan waktu untuk banyak latihan soal, namun karena keterbatasan waktu, siswa hanya mengerjakan beberapa latihan soal saja. 2 Materi yang dipelajari siswa dalam penelitian ini adalah materi yang sudah pernah dipelajari ketika SMP, yaitu Sistem Persamaan Liniear Dua Variabel. Namun, pengetahuan siswa tentang SPLDV masih cukup sedikit. Siswa masih belum memahami materi SPLDV, oleh karena itu siswa kurang memiliki motivasi untuk mempelajari kembali materi tersebut. Banyak siswa yang masih sibuk dengan urusan masing-masing ketika temannya presentasi di depan kelas. 3 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Group Investigation. Metode yang digunakan adalah berkelompok, banyak siswa yang menggunakan kesempatan dalam berkelompok ini untuk menyerahkan tugasnya pada kelompoknya. Dan yang mengerjakan tugas adalah siswa yang hanya memahami materi SPLDV tersebut, sedangkan yang lainnya hanya menonton temannya mengerjakan. Oleh karena itu, banyak siswa tidak tuntas dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation. 3. Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa dan guru, terlihat bahwa : a. Sebagian siswa kelas X AP Administrasi Perkantoran memiliki motivasi untuk mempelajari matematika dengan sungguh-sungguh, namun sebagian siswa juga masih merasa malas mempelajari

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Pengaruh pembelajaran kooperatif struktur bertelepon (telephone) terhadap pemahaman konsep matematika siswa di SMP Negeri 1 Cibaliung

0 33 0

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII

2 17 226

Keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa di kelas X SMK Sanjaya Pakem tahun ajaran 2012/2013.

0 1 2

Efikasi diri dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dalam pembelajaran sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student

0 12 254

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Contextual Teaching And Learning (CTL) Dibanding Model Pembelajaran CTL terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII Semester I SMP Negeri 3 Ung

0 0 2

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA.

0 0 21

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

0 0 10

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABELMENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS VIII SMP SKRIPSI

0 0 22