Bencana Puting beliung .1 Bencana

9. pemulihan fungsi pemerintahan 10. pemulihan fungsi pelayanan publik b. Rekonstruksi Rekonstruks dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang lebih baik, meliputi: 1. pembangunan kembali prasarana dan sarana 2. pembangunan kembali sarana sosial masyarakat 3. pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat 4. penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana 5. partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyaratan, dunia usaha, dan masyarakat 6. peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya 7. peningkatan fungsi pelayanan publik 8. peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat 1.5.3 Bencana Puting beliung 1.5.3.1 Bencana Menurut Asian Disaster Resources and Respons Network ADDRN, bencana merupakan sebuah gangguan serius terhadap berfungsinya sebuah komunitas atau masyarakat yang mengakibatkan kerugian dan dampak yang meluas terhadap manusia, materi, ekonomi dan lingkungan, yang melampaui kemampuan komunitas Universitas Sumatera Utara atau masyarakat yang terkena dampak tersebut untuk mengatasinya dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri 18 . Dalam Undang-Undang Penanggulangan Bencana No. 24 Tahun 2007 Bab 1 Pasal 1 disebutkan bahwa bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Usep Solehudin 2005 mengelompokkan bencana menjadi 2 jenis yaitu: 1. Bencana alam natural disaster yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan lainnya. 2. Bencana ulah manusia man made disaster yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya. Berdasarkan cakupan wilayah, bencana terdiri dari: 1. Bencana Lokal yang memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan. Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan 18 Asian Resources and Response Network ADDRN. Terminologi Pengurangan Risiko Bencana. 2010. Universitas Sumatera Utara disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya 2. Bencana regional yang memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya. Bentuk ancaman Tanda-tanda Topan 1. Bebek dan ayam beterbangan 2. Semut merayap ke atas 3. Hewan ternak gelisah 4. Kaki langit berwarna jingga 5. Sekeliling sangat tenang dan sunyi 6. Daun beterbangan 7. Gerakan binatang yang tidak biasa 8. Pohon kelapa tumbang 9. Kain bergesekan Letusan Gunung Berapi 1. Sumur kering dan penurunan ketinggian air 2. Hewan-hewan turun dari gunung 3. Tekanan gas meningkat Tabel 1.1 Tanda-tanda alam yang menjadi penanda ancaman bencana akan datang Universitas Sumatera Utara 4. Warna uap berubah 5. Getaran gunung berapi 6. Suara gemuruh 7. Kawah bersinar 8. Perbedaan suhu di sumber air panas Gempa bumi 1. Keadaan cuaca yang gelap, berkabut dan berawan 2. Hewan seperti kecoa, anjing, ayam, dan burung hantu menjadi gelisah dan menunjukkan tingkah di luar kebiasaannya 3. Air tanah berubah warna Banjir bandang 1. Cuaca mendung 2. Hujan lebat terus menerus 3. Perilaku hewan yang tidak biasa 4. Air berubah warna 5. Permukaan air sungai naik Sumber:IIRR Cordaid; 2007:105 1.5.3.2 Bencana angin puting beliung Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-50 kmjam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu singkat 3- Universitas Sumatera Utara 5 menit 19 . Siklon tornado, puting beliung dan water spout sama-sama merupakan pusaran atmosfer. Namun demikian, ukuran diameter tornado, puting beliung dan water spout sama-sama berkisar pada ratusan meter, sedangkan ukuran diameter siklon dapat mencapai ratusak kilometer. Tornado terjadi di atas daratan, sedangkan siklon tropis di atas lautan luas. Siklon tropis yang memasuki daratan akan melemah dan kemudian mati. Puting beliung merupakan sebutan lokal untuk tornado skala kecil yang terjadi di Indonesia, dan water spout merupakan tornado yang terjadi di atas perairan, dapat berupa danau maupun laut. Tornado memiliki kecepatan angin 177 kmjam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 kmjam memiliki lebar lebih dari 1,6 km dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km. Tornado biasanya diikuti dengan awan badai - thunderstorm hujan angin yang di ikuti petir. Awan badai ini merupakan kumpulan energi yang sangat banyak sehingga menimbulkan gaya dorong ke dalam awan. Awan terbentuk dari pengkondensasian air di udara, setiap gram air yang terkondensasi setara dengan 600 kalori panas yang di hasilkan. Energi ini akan terus miningkat dan di rubah menjadi energi kinetik akibat pergerakan udara keatas dan kebawah. Rata-rata hujan badai melepaskan energi 10.000.000 kwh atau setara dengan 20 kilotonnuklir. Pergerakan udara keatas ini lah yang membuat terjadinya pusaran udara atau yang di kenal 19 Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Standardisasi Data Kebencanaan Universitas Sumatera Utara dengan tornado. Tingkatan skala tornado berdasarkanskala fujita. Nama ini diambil dari nama penemunya yang seorang meteorologis bernama Theodore fujita. Skala fujita ini memiliki enam tingkatan yaitu 20 : a. Skala f0 merupakan tingkatan terendah dengan kecepatan angin 40 sampai 72mph Skala f1 dengan kecepatan angin 73 sampai 112 mph. Pada tingkat ini tornado mampu merusak atap bangunan dan mobil kecil. b. Skala f2, tornado mampu merusak rumah, truk, kereta api dan pepohonan. Kecepatan angin sekitar113sampai157mph. c. Skala f3 dengan kecepata angin 158 sampai 206m ph. d. Skala f4 dengan kecepatan angin 207 sampai 260 mph yang mampu merusak struktur bangunan rumah. e. Skala f5 merupakan skala tertinggi dengan kecepatan angin 261 sampai 318 mph. Pada tingkat ini, mobil akan berterbangan di udara dan seluruh truktur bangunan rumah akan luluh lantak di hantamnya. Tabel 1.2 Perbedaan siklon dan tornado 21 : Kriteria Siklon Tornado Daerah tumbuhnya Di laut, umumnya di atas lintang 10 derajat utara maupun selatan Di darat. Tornado yang terjadi di perairan disebut water spout 20 http:teachgeograf.blogspot.com201205v ‐behaviorurldefaultvmlo.html diakses pada 9 Juli 2013 21 meteo.bmkg.go.idsiklonlearn04id diakses pada 14 juni 2013 Universitas Sumatera Utara Arah gerak Untuk siklon di bumi belahan selatan umumnya bergerak ke arah barat atau barat daya, sedangkan untuk siklon di bumi belahan utara umumnya bergerak ke arah barat atau barat laut. Arah pergerakannya tergantung pada arah gerak badai guntur thunderstorm pembentuknya. Ukuran diameter ratusan meter. Ratusan kilometer. Lama hidupnya 1 - 30 hari, dengan rata- rata 3 - 8 hari. 3 menit hingga lebih dari satu jam. Angin puting beliung terjadi akibat adanya perbedaan tekanan sangat besar dalam area skala sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar awan cumulonimbus Cb. Gejala awal puting beliung antara lain 22 : a. Udara terasa panas dan gerah sumuk b. Di langit tampak ada pertumbuhan awan cumulus awan putih bergerombol berlapis-lapis c. Di antara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol. 22 http:bmp.or.idkesiapsiagaantahun2012bulan01tanggal08296definisi ‐puting‐beliung. html diakses pada 3 Desember 2012 Universitas Sumatera Utara d. Awan tiba-tiba berubah warna dari berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat awan cumulonimbus e. Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang sudah menjelang. Durasi fase pembentukan awan hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam. Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh awan cumulonimbus Cb, meliputi: a. Fase Tumbuh Dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan b. Fase Dewasamasak Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara yang turun ini lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat timbul arus geser memuntir, membentuk pusaran. Arus udara ini berputar semakin cepat, mirip sebuah siklon yang “menjilat” bumi sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran air water spout. Universitas Sumatera Utara c. Fase Punah Tidak ada massa udara naik. Massa udara yang turun meluas di seluruh awan. Kondensasi berhenti. Udara yang turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan awan Cb. Puting beliung merupakan dampak ikutan awan cumulonimbus Cb yang biasa tumbuh selama periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan Cb akan menimbulkan angin puting beliung. Semburan angin kencang puting beliung biasanya berlangsung sekitar 5 hingga 15 menit, karena pertumbuhan awan-awan Comulonimbus di daratan tumbuh secara sendiri-sendiri. Namun karena kekuatan angin yang cukup kencang dan berputar maka angin akan bersifat destruktif dan sangat merusak terhadap benda-benda yang dilaluinya. Secara meteorologis angin puting beliung dapat terjadi dimana saja, namun secara statistik kejadian angin puting beliung merusak lebih banyak terjadi di dataran rendah hingga menengah. Pendapat umum yang menyatakan bahwa angin puting beliung biasa terjadi pada masa musim pancaroba tidak sepenuhnya benar, karena angin puting beliung merupakan dampak ikutan dari pembentukan awan cumulusnimbus yang dapat terjadi kapan saja 23 . 23 http:darbmg.wordpress.commengamati‐pertumbuhan‐awan‐penyebab‐puting‐beliung diakses pada 4 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara

1.5.4 Gambaran Umum Perundang-undangan mengenai Penanggulangan Bencana di Indonesia

Dokumen yang terkait

Implementasi Penanggulangan Bencana Puting Beliung diDesa Sei Mencirim, Kabupaten Kutalimbaru, Kecamatan Deli Serdang

6 109 120

Konflik Pemekaran Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus:Konflik Horisontal yang Bersifat Laten di Desa Pagar Manik, Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai)

8 84 101

PENGARUH HIBURAN MASYARAKAT “KEYBOARD” TERHADAP PERILAKU REMAJA DI DESA LIDAH TANAH KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

7 39 28

ANALISIS KERENTANAN BANGUNAN TERHADAP BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG DI KECAMATAN TANON Analisis Kerentanan Bangunan terhadap Bencana Angin Puting Beliung di Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

0 8 13

ANALISIS KERENTANAN BANGUNAN TERHADAP BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG DI KECAMATAN TANON Analisis Kerentanan Bangunan terhadap Bencana Angin Puting Beliung di Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

0 2 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efektivitas Penanggulangan Bencana Puting Beliung di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 46

EFEKTIVITAS PENANGGULANGAN BENCANA PUTING BELIUNG di DESA LIDAH TANAH KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI

0 0 12

Implementasi Penanggulangan Bencana Puting Beliung diDesa Sei Mencirim, Kabupaten Kutalimbaru, Kecamatan Deli Serdang

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Implementasi Penanggulangan Bencana Puting Beliung diDesa Sei Mencirim, Kabupaten Kutalimbaru, Kecamatan Deli Serdang

0 1 40

Implementasi Penanggulangan Bencana Puting Beliung di Desa Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang

0 0 12