movement . Pengorganisasian tindakan menjadi hal yang amat penting dengan
melibatkan prinsip priority, speed and time. Menentukan prioritas tindakan, lakukan secepat mungkin dan sampaikan pada saat yang tepat. Menurut pendekatan ini
ketepatan waktu dalam penanggulangan juga mencakup distribusi bantuan yang prioritas, cepat dan tepat. Jika dibandingkan dengan pendistribusian bantuan yang
dilakukan di Desa Lidah Tanah, bantuan yang diberikan memang sudah menjawab kebutuhan masyarakat akan tetapi pendistribusian yang tidak sekaligus membuat
penanggulangan bisa dikatakan sedikit terhalang sehingga masyarakat kurang cepat dalam merasakan manfaat penanggulangannya.
5.3.3 Analisis Manfaat
Suatu kegiatan dikatakan efektif apabila tujuannya memberikan manfaat bagi masyarakat sesuai kebutuhannya. Menurut A.B Susanto tujuan akhir dari monitoring
approach adalah melalui penyaluran bantuan yang tepat sasaran, korban dapat diselamatkan dengan jumlah yang maksimal melalui pemberian bantuan dengan
tingkat penyebaran yang merata. Dari pandangan ini, dapat diselamatkannya korban serta korban merasa terbantu merupakan beberapa manfaat dari penanggulangan
bencana. Dalam penanggulangan bencana yang dilakukan di Desa Lidah Tanah,
manfaat yang dapat dirasakan masyarakat melalui kegiatan penanggulangan ini yaitu masyarakat dapat merasakan kepedulian dan perhatian dari pemerintah. Ternyata bagi
korban bencana sangat penting sekali merasakan bila pemerintah akan turut campur tangan dan peduli akan penderitaan yang mereka rasakan. Selain
itu, dari
penanggulangan ini juga masyarakat korban bencana dapat merasa terbantu untuk
Universitas Sumatera Utara
dapat mendirikan rumah mereka kembali. Pola pikir masyarakat desa Lidah Tanah pada umumnya sudah menyadari sifat bantuan yang mereka terima dan seberapun
jumlahnya sebenarnya mereka sudah merasa terbantu. Hanya saja kesalahan pendataan yang akhirnya mengakibatkan ketimpangan pemberian bantuan memang
sangat dikeluhkan oleh korban. Merasa tidak adil, merasa pihak yang melakukan pendataan bersikap pandang bulu, padahal sebenarnya kesalahan itu tidak disengaja
dan diinginkan baik oleh aparat desa maupun BPBD. Menurut peneliti geoteknologi-LIPI Herryal Z.Anwar bahwa penanggulangan
bencana dilakukan agar masyarakat daerah rawan bencana merasa aman dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dengan tetap mengerti dan memahami betul kondisi
lingkungannya, sehingga selalu waspada. Akan tetapi dalam penanggulangan bencana yang dilakukan di Desa Lidah Tanah, BPBD hanya berfokus pada perbaikan aspek
fisik dan cenderung mengabaikan sisi psikologis-mental korban yang pastinya mengalami ganguan seperti ketakutan atau trauma yang mengganggu kedamaian
hidup korban. Namun masyarakat kurang merasakan manfaat dari aspek ini. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ersyad Tonnedy mengenai tahapan
penanggulangan bencana yang dilakukan PKPU untuk situ gintung dimana pada masa pasca bencanarecovery dilakukan kegiatan rehabilitasi meliputi program trauma
healing anak-anak, program tag sale, dan program wisata keluarga. Sejumlah program ini membuktikan bahwa penanggulangan yang dilakukan sudah meliputi aspek
psikologismental.
Universitas Sumatera Utara
5.3.4 Analisis Hasil yang diperoleh