audio visual merupakan media pandang dengar yang dapat menggantikan peran guru yang selalu sebagai penyaji materi teacher., dengan media audio visual
peran guru dapt beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar Anitah, 2009: 6.30
Menurut Dale dalam Arsyad, 2013:27-28 media audio visual memiliki banyak kelebihan, antara lain:
a. Meningkatkan rasa saling pengertian dan impati dalam kelas
b. Membuat perubahan yang signifikan pada tingkah laku anak
c. Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dengan kebutuhan dan
minat siswa yang ditubjukkan dengan meninkatkannya hasil belajar d.
Membawa kesegaran dan variasi e.
Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kamampuan siswa f.
Memberikan umpan balik kepada siswa untuk mengetahui seberapa banyak siswa telah mampu memahami materi
g. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa media audio visual adalah media yang dapat dilihat dan didengar sehingga peserta didik lebih mudah
menerima materi yang disampaikan oleh guru.
2.1.9 Teori yang mendasari
2.1.9.1 Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat
perkembangak kognitif yaitu Trianto, 2011:14 :
a. Tahap Sensorimotor lahir sampai 2 tahun
Pada tahap ini kemampuan-kemampuan utamanya yaitu terbentuknya konsep ―kepermanenan objek‖ dan kemajuan dari perilaku reflektif ke
perilaku yang mengarah kepada tujuan. b.
Tahap Praoperasional 2 sampai 7 tahun Pada tahap ini kemampuan-kemampuan utamanya yaitu perkembangan
kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia. Pemikiran masih egosentris dan senetrasi.
c. Tahap Operasi kongkrit 7 sampai 11 tahun
Pada tahap ini kemampuan-kemampuan utamanya yaitu perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-kemampuan baru
termasuk penggunaan operasi-operasi yang dapat belik. Pemikiran tidak lagi sentrasi tapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatas
ioleh keegosentrisan. d.
Tahap Operasi Formal 11 tahun sampai dewasa Pada tahap ini kemampuan-kemampuan utamanya yaitu pemikiran
abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimental sistematis.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan
lingkungannya.
2.1.9.2 Teori Belajar Kontruktivisme
Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek nformasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan, mereka
harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusahadengan susah payah dengan ide-ide Trianto, 2011:13.
Vygotsky Hariyanto, 2011 : 109Teori belajar konstruktivistik menyatakan bahwa belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Siswa yang memahami dan
mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus mampu memecahkan masalah, menemukan discovery sesuatu untuk dirinya sendiri, dan
berkutat dengan berbagai gagasan. Menurut teori belajar konstruktivistik, belajar merupakan proses penemuan discovery dan transformasi informasi kompleks
yang berlangsung pada diri seseorang. Maka dari itu, agar mampu melakukan kegiatan belajar, maka siswa harus melibatkan diri secara aktif. Pendidik tidak
dapat memberikan pengetahuan kepada siswa. Sebaliknya, siswa harus mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya sendiri. Oleh karena itu, tugas utama
pendidik adalah: a
Memperlancar siswa dengan cara mengajarkan cara-cara membuat informasi bermakna dan relevan dengan siswa.
b Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemuka atau
menerapkan gagasannya sendiri.
c Menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya
sendiri.
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini didasarkan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa model Role Playing dan media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Adapun hasil penelitian sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh Thanyalak Orade dengan judul
―Developing Speaking Skills Using Three Communicative Activities Discussion, Problem-
Solving,andRole-Playing ‖
MengembangkanKeterampilanBerbicaraMenggunakanTigaKomunikatifKegiatan Diskusi, pemecahan masalah, bermain peran. Temuan penelitian adalah bahwa
Hasil penelitian sebagai berikut: 1. Kemampuan berbicara Bahasa Inggris siswa setelah menggunakan tiga
komunikatif kegiatan secara signifikan lebih tinggi dari sebelumnya penggunaannya. Pretest = 60,80; Posttest = 85,63. 2. Sikap siswa terhadap
pengajaran bahasa Inggris keterampilan menggunakan tiga berbicara kegiatan komunikatif yang dinilai baik Χ = 4,50
http:www.ijssh.orgpapers164-A10036.pdf Penelitian yang dilakukan oleh Jing Meng denga
n judul ―Cooperative Learning Method in the Practice of English Reading and Speaking
‖ Metode Pembelajaran Kooperatif dalam Praktek bahasa Inggris Reading dan Berbicara.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa menjadi terampilbekerja