Seni Budaya SD KK E
3
gagasan mereka yang bervariasi pula. Dalam keseluruhan penyelenggaraan kegiatan seni di sekolah, peranan guru adalah memberi inspirasi, memberi
kejelasanklarifikasi, membantu menerjemahkan gagasan perasaan dan reaksi peserta didik ke dalam bentuk‐bentuk karya seni yang terorganisasi secara estetis
Jefferson, . Dengan demikian, dalam modul ini pada salah satu kegiatan
pembelajarannya juga diberikan materi pedagogik yang menguraikan tentang perkembangan pendidikan abad
. Karena guru menjadi ujung tombak dalam aktivitas pembelajaran yang pada akhirnya guru menjadi inspirator dalam kegiatan
pembelajaran seni. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru juga dituntut selalu memberikan penguatan pendidikan karakter kepada para peserta didik .
Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan
bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai enkulturisasi dan sosialisasi .
Peserta didik harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup sekurang‐kurangnya ada lima hal
paling mendasar, yaitu berkaitan dengan religi, nasionalisme, mandiri, gotong royong dan memiliki integritas.
Pendidikan karakter sangat penting untuk di mulai pada anak usia dini karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk
mengembangkan nilai‐nilai yang berkaitan dengan maknawi sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur.
Nilai‐nilai positif dan yang dapat diajarkan diantaranya budi pekerti yang luhur adalah amal saleh, amanah, bekerja keras, beradab, berani berbuat benar, berani
memikul resiko, berdisiplin, beriman dan bertaqwa, berinisiatif, berkepribadian, bersahaja, bersemangat, bersyukur, bertanggung jawab, tenggang rasa, bijaksana,
cerdas, cermat, ikhlas, jujur, dan kreatif
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini Saudara dapat menerapkan prosedur dalam membuat karya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul, serta
DRAFT
4
Pendahuluan
menguasahi penulisan notasi musik. Disamping itu juga Saudara dapat memperagakan pola lantai dan leveling dalam seni tari; serta membuat prakarya
dari bahan sintetis dan mengenal perkembangan pendidian abad .
C. Peta Kompetensi
D. Ruang Lingkup
. Modul ini memberikan pengetahuan dalam berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul sesuai dengan teknik yang disarankan
. Memberikan pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan kompetensi guru tentang penulisan notasi musik dan
. Memberikan pengetahuan tentang bentuk‐bentuk pola lantai dalam tari, bentuk‐bentuk level gerak dalam tari daerah.
. Menjelaskan tentang tahapan pembuatan produk benda hias dengan bahan sintetis sesuai prosedur, dan diharapkan juga mencoba membuat produk
benda hias yang sudah dirancang
DRAFT
Seni Budaya SD KK E
5
Menjelaskan pendidikan abad , literasi informasi information literacy , literasi media media literacy dan literasi teknologi informasi dan komunikasi
communication and information technology literacy secara komprehensif.
E. Cara Penggunaan Modul
Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka n‐On‐n. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.
Gambar . Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh
Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara
terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah.
DRAFT
6
Pendahuluan
Gambar . Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,
Pendahuluan a
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada Saudara untuk mempelajari :
. latar belakang yang memuat gambaran materi . tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
. kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. . ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
. langkah‐langkah penggunaan modul
Mengkaji Materi
b
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi seni budaya dan ketrampilan, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai
peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat
mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
DRAFT
Seni Budaya SD KK E
7
Melakukan aktivitas pembelajaran
c
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu‐rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi‐materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.
Presentasi dan Konfirmasi
d
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama.
pada bagian ini juga peserta dan penyaji me‐review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran
Persiapan Tes Akhir
e
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes
akhir.
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In‐On‐In
Kegiatan diklat tatap muka dengan model n‐On‐n adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning n‐ , on the job learning On , dan In Service Learning n‐
. Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka n‐On‐n tergambar pada alur berikut ini.
DRAFT
8
Pendahuluan
Gambar .
Alur Pembelajaran Tatap Muka model n‐On‐n Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model n‐On‐n dapat dijelaskan
sebagai berikut,
Pendahuluan a
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning fasilitator memberi kesempatan kepada Saudara untuk mempelajari :
. latar belakang yang memuat gambaran materi . tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
. kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. . ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
. langkah‐langkah penggunaan modul
DRAFT
Seni Budaya SD KK E
9
In Service Learning 1 IN‐1
b 1 Mengkaji
Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok seni budaya dan keterampilan, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai
peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat
mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
2 Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu‐rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan
dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatanmetode yang secara
langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi
kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada N .
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran
pada on the job learning.
On the Job Learning ON
c
Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi seni
budaya dan keterampilan guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning N . Guru
sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas‐tugas yang ditagihkan kepada
peserta.
Melakukan aktivitas pembelajaran
DRAFT
10
Pendahuluan
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun
pada N dan sesuai dengan rambu‐rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
akan menggunakan pendekatanmetode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di
dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning
.
In Service Learning 2 IN‐2
d
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk‐produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini
juga peserta dan penyaji me‐review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran
Persiapan Tes Akhir
e
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes
akhir.
3. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi seni budaya dan keterampilan teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya
terdapat aktivitas‐aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.
DRAFT
Seni Budaya SD KK E
11
Tabel . Daftar Lembar Kerja Modul
No Kode
LK Nama Lebar Kerja Keterangan
. LK. . .
Mempresentasikan prosedur membuat karya seni teknik tinggi
TM, N
LK. . Membuat karya seni cetak tinggi secara
sederhana TM, ON
. LK. . .
Penulisan Notasi Angka Penulisan Notasi Balok
. LK. . .
Pola Lantai dan Level .
LK. . . Pembuatan Gantungan Pot
. LK. . .
Literasi Teknologi nformasi dan Komunikasi
Keterangan. TM
: Digunakan pada Tatap Muka Penuh N
: Digunakan pada n service learning ON
: Digunakan pada on the job learning
DRAFT
12
Pendahuluan
DRAFT
Bagian I Kompetensi Profesional
DRAFT
DRAFT
Seni Budaya SD KK E
15
Kegiatan Pembelajaran 1
Teknik Cetak Timbul
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang untuk melakukan tindakan belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar
yang juga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pembelajar. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebuah kegiatan timbal balik antara sumber belajar
dengan pembelajar untuk menuju tujuan yang lebih baik.
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini Saudara dapat berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul sesuai dengan teknik yang disarankan.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
ndikator pencapaian kompetensi yang ditargetkan pada kegiatan pembelajaran ini adalah
. Saudara mampu memahami pengetahuan karya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul;
. Saudara dapat mempresentasikan langkah‐langkah membuat karya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul
. Saudara dapat membuat karya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul.
C. Uraian Materi
1. Sejarah Penemuan Alat dan Mesin Cetak
Sebelum orang mengenal kertas dalam bentuk seperti dikenal sekarang, kertas yang pertama kali dibuat oleh bangsa Cina pada tahun
SM. Orang pada zaman tersebut menuliskan catatan atau pesan di atas barang lain. Misalnya, di
DRAFT
16
Kegiatan Pembelajaran 1
daun lontar siwalan , batu, anyaman batang tanaman air papirus yang dipipihkan, atau lembaran kulit binatang yang disebut perkamen. Sekalipun
kertas sudah ditemukan, mula‐mula orang harus membuat naskah buku dengan ditulis tangan.
Teknik atau seni cetak agaknya mula‐mula dikuasai oleh orang Cina dan Korea sekitar .
tahun yang lampau. Tetapi tulisan dan gambar masih diukirkan pada lempengan tanah liat atau kepingan logam dan papan, sehingga
terbentuklah acuan cetak seperti stempel. Acuan itu dibaluri tinta, dan di atasnya diletakkan kertas yang kemudian ditekan secara merata. Garis‐garis
ukiran itu pun melekat di kertas. Seni cetak melalui cara ini disebut xilografi
seni pembuatan ukiran atau cukilan kayu . Cikal bakal teknik cetak yang kini lebih umum dikenal, yaitu teknik cetak dengan
huruf‐huruf lepas yang disusun. Pada pertengahan abad ke‐ di Eropa, teknik ini disebut tipografi. Tipografi tidak hanya meliputi pekerjaan pengesetan atau
penyusunan huruf‐huruf menjadi kata dan kalimat, melainkan seluruh proses sampai ke pencetakan. Tipografi pada mulanya dimaksudkan sebagai istilah bagi
teknik pencetakan buku, tetapi sekarang tipografi telah berkembang menjadi istilah untuk menggambarkan teknik pencetakan apa pun. Kata ini berasal dari
bahasa Yunani, typos, kesan, gambar , dan graphos, tertulis.
Sampai sekarang tidak diperoleh kepastian siapa sebenarnya penemu pertama teknik cetak dengan huruf‐huruf lepas dari logam. Apakah Johannes Gutenberg
yang mempunyai nama depan lain enne , pSaudarai besi dan pencetak dari Mainz, Jerman, ataukah gurunya, Laurens Jansz Coster, pencetak buku dari
aarlem, BelSaudara. Siapa pun pelopor pertama di antara keduanya, yang terpenting mereka telah mengubah produksi salinan naskah secara grafis dari
tertulis menjadi tercetak, sehingga sangat mempercepat perbanyakan. Coster menjelang pertengahan abad ke‐ menemukan asas teknik cetak dengan huruf‐
huruf lepas dari kayu. Seorang muridnya, Gutenberg, yang nama sebenarnya Gensfleisch, mungkin mendasarkan penemuan teknik cetaknya pada gagasan
Coster. Gutenberg mulai melakukan percobaan cetak mencetak dengan huruf‐ huruf lepas dari logam pada tahun
di Strasbourg, Perancis, sebelum mendirikan percetakan di Mainz.
DRAFT
Seni Budaya SD KK E
17
uruf‐huruf logam itu, setelah selesai dipakai, dapat disimpan di kotak‐kotak untuk digunakan kembali dalam penyusunan kalimat baru pada kesempatan
berikutnya. Penemuan alat cetaknya didasarkan pada alat pemeras buah‐ buahan. uruf demi huruf dijajarkan menjadi baris‐baris kalimat dan diletakkan
di atas sebidang kerangka atau bingkai dalam ukuran tertentu sesuai dengan luas halaman barang cetakan yang diinginkan. uruf‐huruf dalam bingkai itu
dibaluri tinta, di atasnya diletakkan selembar kertas, dan ditekan dari atas secara merata dengan bagian alat cetak yang serupa dengan alat pemeras buah‐
buahan dalam ukuran besar.
Setiap huruf dibuat pada stempel baja, dan stempel ini diterakan pada lempengan atau blok perunggu yang disebut matris. Matris dipasang pada acuan
atau cetakan. Ke dalam acuan itu dituangkan cairan logam panas, yang setelah dingin dan kering membentuk huruf. Pemuatan gambar dilakukan dengan
mengukirkan gambar itu pada kepingan atau blok kayu, yang dijadikan klise untuk perbanyakan gambar.
Penemuan alat cetak Gutenberg merupakan terobosan bersejarah dalam usaha percetakan. Cetak‐ mencetak jauh lebih cepat daripada pembuatan buku dengan
tulisan tangan dan lebih efisien serta lebih cepat pula daripada xilografi. Ketika Mainz hancur akibat perang, para tukang cetak Gutenberg sejak tahun
menyebar ke berbagai kota di Eropa. Ada lebih dari . perusahaan
percetakan di seluruh Eropa pada tahun , dan hampir semua kota besar
Eropa mempunyai percetakan pada abad ke‐ . Berabad‐abad lamanya para pencetak menggunakan teknik cetak ini dengan
tangan, sebelum ditemukan cara yang lebih cepat lagi dengan mesin. Teknik baru dengan mesin cetak berkecepatan tinggi ditemukan pada awal abad ke‐ ,
permulaan zaman industrialisasi di Eropa. Johannes Friedriech Konig bersama A.F. Bauer, masing‐masing pencetak buku dan ahli teknik Jerman, pada tahun
di London, menciptakan mesin cetak silinder yang dijuluki mesin cetak cepat.
Jika alat cetak tangan hanya menghasilkan lembar surat kabar setiap jam, mesin cetak silinder menghasilkan .
lembar dalam waktu vang sama. Dua
DRAFT
18
Kegiatan Pembelajaran 1
tahun kemudian, mesin temuan mereka digunakan untuk mencetak surat kabar bergengsi The Times di London.
Sejak tahun , di Amerika Serikat dan Eropa diciptakan pula beberapa jenis
mesin set penyusun huruf bernama monotip, intertip, dan linotip, yang cara kerjanya agak berbeda tetapi prinsipnya sama. Dengan menggunakan mesin‐
mesin otomatis ini, penyusunan baris‐baris kalimat dapat lebih cepat dan tidak perlu lagi dilakukan dengan tangan. Mesin‐mesin jenis ini masih banyak
digunakan di ndonesia sampai akhir tahun
‐an, tetapi sekarang mesin seperti ini sudah ditinggalkan, setelah ditemukan mesin‐mesin penyusun huruf
berkecepatan lebih tinggi dan berukuran jauh lebih kecil, seperti mesin set serupa
mesin ketik
dan, kini,
komputer. http:arti‐definisi‐
pengertian.infosejarah‐penemuan‐alat‐dan‐mesin‐cetak Cetak tinggi atau cetak timbul adalah cara membuat karya seni cetak dengan
membentuk gambar pada permukaan media secara timbul. Contoh yang paling sederhana dari teknik ini adalah stempel atau cap. Media yang umum digunakan
untuk membuat cetak tinggi adalah kayu lapistriplek, hardboard, metal, karet
linoleum , dan papan kayu.
Teknik cetak tinggi yang paling popular yaitu pada seni grafis cukilan kayu woodcut
. Teknik ini telah dikenal oleh orang Koptia di Mesir pada abad ke‐ M. Orang Eropa menggunakan teknik ini untuk membuat hiasan pada kain
tenun. Seni cetak ini juga dipakai sebagai media cetak huruf dan buku. Salah seorang pelopor yang berjasa dalam penemuan seni mencetak adalah Johanes
Gutenberg
– dari Jerman.
Seni cetak tinggi yang masuk pada kelompok seni grafis merupakan salah satu bentuk ungkapan visual ke dalam bidang dua dimensi. Seni ini menjadi salah
satu cara untuk menciptakan karya seni rupa yang memanfaatkan media cetak sehingga satu bentuk karya dapat direproduksi atau dilipatgSaudarakan dalam
jumlah tertentu. Meskipun demikian, setiap hasil cetak masih terjaga keasliannya. Menurut tekniknya seni grafis dapat dibedakan menjadi empat
prinsip teknik cetak, yaitu seni grafis cetak datar lithography , cetak tinggi
woodcut , cetak saring silkscreen atau cetak sablon, dan cetak dalam intaglio .
DRAFT
Seni Budaya SD KK E
19
Seniman Grafis grafikus yang menggunakan media teknik cetak tinggi untuk membuat karyanya. Mereka adalah Albrecht Durer, L. Granach, . olbein, B.
Grien Jerman , Kastuhista okusai, Ando irosige Jepang . Adapun grafikus ndonesia yang menggunakan cetak tinggi dalam berkarya antara lain Kaboel
Suadi, Syahrinur Prinka, T Sutanto, Priyanto S, Setiawan Sabana, Edi Sunaryo, dan Saudarang Supriadi.
Cetak tinggi adalah proses pembuatan dari bahan yang di cungkil atau di cuil, sehingga permukaannya menjadi tinggi dan rendah, seperti relief pada candi
borobudur. Pada bagian yang tinggi dilumuri dengan tinta cetak dan alat rol karet. Lalu dicetak pada lembaran kertas sehingga membentuk gambar. Acuan
cetak tinggi itu serupa dengan panel ukiran atau panel relief. Oleh sebab itu, cetak tinggi disebut juga cetak relief. Acuan cetak tinggi dibuat dari bahan‐bahan
keras dan lunak. Dalam pendidikan seni, kegiatan mencetak dilakukan oleh siswa. Bahan sederhana itu antara lain adalah umbi‐umbian, kayu lunak dan
karet penghapus. Peralatan cukilnya pun sederhana, yaitu pisau pena dan sejenisnya.
Mencukil atau menoreh bukan satu‐satunya teknik untuk membuat acuan cetak tinggi, tetapi masih ada teknik yang lain, yaitu menempel. Cara pembuatan plat
klise untuk cetak tinggi yaitu langkah pertama adalah membuat sket di atas plat atau klise tersebut. Kemudian mencungkil dengan pahat grafis atau pahat coret.
Setelah itu, berilah tinta pada permukaan papan tadi dengan cara diroll lalu dicapkan pada permukaan kertas polos. Maka gambar yang ditoreh akan
berpindah ke atas permukaan kertas. Cetak tinggi atau cetak timbul merupakan proses mencetak dengan memanfaatkan bagian yang paling tinggi dari alat
cetak. Contoh alat cetak tinggi adalah stempel. asil cetakan stempel berasal dari tulisan atau gambar yang timbul pada stempel.
Menurut Pamadhi : .
seni mencetak adalah kegiatan membuat gambar secara tidak langsung, yaitu memindahkan gambar dengan bantuan teknik, atau
alat tera atau klise. Sedangkan menurut Sumanto :
mencetak merupakan proses berkarya seni rupa yang bertujuan untuk menghasilkan
karya dalam jumlah banyak dan memiliki wujud yang sama sesuai dengan alat cetak yang digunakan. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
DRAFT
20
Kegiatan Pembelajaran 1
mencetak merupakan suatu cara membuat gambar dengan alat cetakacuanklise. Alat cetak dapat diperoleh secara sederhana atau direncana.
Dalam perkembangan seni rupa, mencetak biasa dikatakan dengan seni grafis, yakni merupakan karya dwimarta dua dimensi, dimensi datar yang dibuat
untuk mencurahkan ide gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipatgSaudaraan karyanya. asil
cetakan menunjukkan kreativitas maupun ketrampilan penciptanya, karena dalam mencetak siswa dapat menuangkan ide dan imaginasinya. Siswa dilatih
memadukan warna, bentuk cetakan, agar menghasilkan komposisi dan hasil yang baik dan serasi. Selain itu, ketelitian, kecermatan, dan ketekunan siswa
dalam mencetak dapat terlihat pada waktu pelaksaaan dan hasil cetakan. Apakah hasil cetakan yang dibuat siswa rapi atau tidak.
Jenis kegiatan mencetak menurut Soeteja : . . adalah cetak tinggi, cetak
timbul; cetak datar, cetak timbul; cetak dalam, cetak rendah, dan cetak tembus, cetak sablon, cetak saring. Dilihat dari prosesnya mencetak menggunakan
beberapa komponen yaitu acuan cetak, tinta cetak cat, bahan yang dipakai untuk mencetak, lSaudarasan cetak dan bahan pelengkap lainnya. Secara umum
urutan kinerja mencetak adalah sebagai berikut:
pembuatan acuan, pemberian tinta cetak cat pada acuan,
pencetakan atau mencapkan acuan yang sudah diberi tinta ke bahan yang dipakai mencetak, dan pemilihan hasil
karya cetak, dan bila diperlukan diberi bingkai pigura Sumanto, :
. Salah satu sifat seni grafis cetak tinggi cetak timbul atau cetak tinggi adalah bila
acuannya sendiri diamati baik‐baik, maka permukaan acuan akan tampak sebagai permukaan yang berukir atau berelief karena itu cetak tinggi disebut
pula sebagai cetak tinggi atau relief print Mutarto,
. Seni grafis cetak tinggi cetak tinggi memiliki beberapa keunggulan jika
dibandingkan dengan teknik seni grafis cetak tinggiyang lainnya diantaranya, seni grafis cetak tinggi cetak tinggi adalah teknik tertua, sehingga menjadi
ciri utama seni grafis cetak tinggi, sebagai dasar teknik percetakan yang
meliputi pembuatan stempel, cetak emboss, dan mesin tik konvensional, seni grafis cetak tinggi adalah teknik paling mudah diantara teknik lainnya,
seni grafis cetak tinggi cetak tinggi memiliki beberapa tahap yang saling berkaitan
DRAFT
Seni Budaya SD KK E
21
atau continuous step, sehingga memerlukan ketelatenan dan keseriusan berkarya,
seni grafis cetak tinggi cetak tinggi menekankan unsur ekspresi dan kreasi di setiap tahap berkaryanya, yang dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menggambar, mencukil, dan mencetak
Mengekspresikan diri melalui teknik mencetak merupakan permainan menciptakan kreasi untuk memperoleh rasa kepuasan, memahami keindahan,
dan melatih imajinasi Soegiarty, : . Kegiatan mencetak bagi anak
merupakan kegiatan bermain dan berkreasi, yaitu dengan menghasilkan kembali sesuatu yang pernah dilihat dalam kehidupan sehari‐hari.Kegiatan
mencetak juga dapat melatih anak untuk cermat, teliti, disiplin dan kreatif
erawati dan riaji, :
.
2. Teknik Cetak Tinggi Sederhana
Mencetak merupakan salah satu kegiatan dalam seni rupa untuk memperbanyak gambar dengan alat cetak acuan klise dengan cara menggores atau mencukil
pada sekeping papan, gips, logam, atau bahan lainnya. Pada pertemuan ini, dijelaskan bahwa dalam membuat sebuah karya seni dengan teknik mencetak
tinggi ini bukan hanya dapat dibuat dengan menggunakan stempel saja, namun bahan‐bahan alam juga dapat dimanfaatkan untuk membuat karya seni dengan
teknik cetak tinggi ini. Teknik menggambar dengan cetak tinggi merupakan salah satu proses kegiatan mencetak seni grafis yang memanfaatkan bentuk
yang paling tinggi untuk menghasilkan bentuk karya berupa gambar. Cetak tinggi atau cetak timbul merupakan proses mencetak dengan memanfaatkan
bagian yang paling tinggi dari alat cetak dan apabila diberi tinta dan diletakkan di permukaan kertas serta bidang tersebut harus datar dan akan meninggalkan
bekas yang sesuai dengan bagian yang timbul cetakan. Contoh alat cetak tinggi adalah stempel. asil cetakan stempel berasal dari tulisan atau gambar yang
timbul pada stempel.
Untuk membuat gambar menggunakan teknik cetak tinggi sederhana dapat menggunakan bahan sederhana antara lain adalah umbi‐umbian, kayu lunak dan
karet penghapus. Peralatan cukil yang digunakan pun sederhana, yaitu pisau, cutter
dan sejenisnya. Untuk membuat pola dalam teknik cetak tinggi ini, bagian yang tidak digunakan dihilangkan dengan cara mencukil nya menggunakan
DRAFT
22
Kegiatan Pembelajaran 1
cutter . Biasanya teknik menggambar dengan teknik cetak tinggi sederhana ini
dilakukan oleh siswa yang masih berada di Sekolah Dasar, akan tetapi dalam hal ini orang dewasa pun juga terkadang masih menggunakan teknik ini dalam
mengambar sehingga menciptakan suatu karya seni. Selain menggunakan umbi‐ umbian, pelepah pisang juga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan karya seni
ini, karena dalam pelapah pisang sudah terdapat serat‐serat yang sudah berbentuk dengan indah. Dalam hal ini, kita sebagai manusia harus bisa
mensyukuri segala anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan, karena itu pelapah pisang juga dapat digunakan dalam teknik mencetak ini, sehingga kita
harus pintar‐pintar dalam mengolah bahan‐bahan tersebut hingga menjadi sebuah karya seni. Selain bahan‐bahan tersebut, kita juga membutuhkan
pewarna sebagai pewarna dalam mencetak gambar. Warna yang digunakan bisa berupa tinta, pewarna makanan, cat air, maupun pewarna alami yang bisa kita
buat sendiri. Untuk membuat gambar dengan teknik cetak tinggi ini, pada saat memotong bagian bahan yang akan digunakan, misalnya saja pelapah pisang
harus datar agar pada saat ditempelkan pada buku gambar, hasil yang ditimbulkan merata. Begitu pula dengan bahan lain yang akan digunakan.
Apabila pada saat memotong bahan tidak datar, maka kemungkinan besar hasil yang didapat kurang maksimal, bisa saja gambar yang dihasilkan tidak jelas dan
ada bagian gambar yang tidak berisi warna.
Proses berkarya seni grafis cetak tinggi yang memiliki tahap kunci berkarya yang meliputi tahap perancangan desain, tahap berkarya yang meliputi
pembuatan matrix, pengerolan, dan pengepresan, dan tahap pencetakan. Masing‐masing tahap memiliki kompetensi yang berbeda, tahap pembuatan
sketsa merupakan tahap awal yang melSaudarasi proses berkarya selanjutnya, melalui proses pembuatan sketsa siswa menuangkan ide atau gagasannya dalam
bentuk visualisasi sketsa
Schinneller, :
‐ . Dalam praktek
pembelajaran di kelas siswa kurang dapat menuangkan idenya secara ekspresif sesuai dengan ide dalam diri siswa, mayoritas siswa memiliki kecenderungan
untuk mencontoh gambar yang sudah ada atau meniru temannya, sehingga siswa menjadi lemah dalam berekspresi yang selanjutnya dapat melemahkan
daya kreatifitas siswa arianti,
DRAFT
Seni Budaya SD KK E
23
Pada kegiatan ini, selain diberikan teori tentang teknik menggambar cetak tinggi, kami juga diberikan kesempatan langsung untuk mempraktekkan cara
menggambar dengan teknik cetak tinggi tersebut. Dalam pertemuan sebelumnya, kami sudah diberitahukan untuk membawa bahan dan alat yang
digunakan, seperti wortel, kentang, pelapah pisang, bantalan tinta ataupun pewarna lainnya, pisau atau cutter, dan buku gambar. Dalam kegiatan ini, kami
diberikan kebebasan dalam memilih bahan yang akan digunakan dan gambar yang akan dibuat.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan dalam membuat gambar teknik cetak tinggi ini.
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Sediakan bantalan tinta atau wadah sebagai tempat untuk menaruh
pewarna pada kegiatan ini, saya menggunakan pewarna makanan sebagai bahan pewarna .
Potonglah wortel dengan rata, kemudian buatlah pola pada wortel sesuai dengan keinginan.
Cukillah bagian‐bagian yang tidak digunakan, sehingga akan berbentuk pola yang sudah kita buat.
Celupkan bagian yang timbul pada wortel ke pewarna yang telah disediakan.
Tempelkan wortel pada buku gambar, usahakan pada saat menempelkan wortel ditekan lebih keras agar warna terlihat jelas.
Buatlah pola‐pola tertentu dengan menggunakan wortel tersebut. Tunggulah hingga warna mengering.
http:enyrismayanti.blogspot.co.id teknik‐cetak‐tinggi sederhana.html
DRAFT
24
Kegiatan Pembelajaran 1
D. Aktifitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dalam kegiatan modul ini lebih menekankan kemandirian pembelajar sehingga sangat diperlukan keaktifan dalam beraktivitas baik secara
personal maupun kelompok. Selain itu juga dibutuhkan kedisiplinan, pemahaman berpikir kritis, minat, dan kemampuan sendiri. Dalam aktivitas pembelajaran
digunakan pendekatan ataupun metode yang bervariasi, tetapi karena pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran seni maka sangat diperlukan juga pendekatan
estetik.
Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran
selalu dikaitkan dengan norma atau nilai‐nilai perilaku peserta, yang akan terrefleksikan dalam kehidupan sehari‐hari. Penanaman nilai‐nilai pendidikan
karakter tidak hanya pada ranah kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik di lingkungan sekolah sampai
pada lingkungan masyarakat.
Serangkaian kegiatan belajar yang dapat Saudara lakukan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta aspek pendidikan karakter yang terkait dengan
uraian materi pada kegiatan pembelajaran ini.
Pada tahap pertama, Saudara dapat membaca uraian materi berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul atau membaca teks secara cepat dan
menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum materi, serta mengamati berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul.
Berikutnya Saudara dianjurkan untuk membaca kembali materi secara berurutan. al ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi dalam bahasan
kegiatan pembelajaran ini.
. Fokuslah pada materi atupun sub materi yang ingin dipelajari. Baca baik‐baik informasinya dan cobalah untuk dipahami secara mandiri sesuai dengan
bahasan materinya.
. Latihkan secara personal atau berkelompok materi praktek dan sesuaikanlah dengan prosedur yang ada di modul. Ulangi latihan tersebut sampai Saudara
terampil sesuai tingkat pencapaian yang ditentukan dalam modul.
DRAFT
Seni Budaya SD KK E
25
. Setelah semua materi Saudara pahami, lakukan aktivitas pembelajaran dengan mengerjakan lembar kerja berikut.
Lembar Kerja 1.1.
Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi Dengan Teknik Cetak Timbul
Tujuan: Melalui kerja kreatif berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul
Saudara diharapkan mampu mermbuat rencana penerapan berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul dengan memperhatikan ketelitian, kedisiplinan,
serta memiliki kemauan kuat untuk lebih kreatif.
Langkah Kerja: Persiapkanlah alat dan bahan untuk kerja kreatif dengan semangat kerjasama,
disiplin, saling menghargai, dan menjaga keaktifan berkomunikasi dengan sesama peserta maupun fasilitator.
Pelajarilah lembar kerja rencana kerja kreatif berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul
Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman
kemudian diskusikan dengan sesama peserta untuk mendapatkan pemahaman dan teknik tertentu dalam memvisualkannya.
silah lembar kerja rencana berkarya seni rupa dua dimensi dengan teknik cetak timbul untuk mendapatkan hasil visualisasi yang optimal, memiliki nilai
artistik pada karya dan proses kerja yang cermat dan teliti.
Lembar Kerja Rencana Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi Dengan Teknik Cetak Timbul
No. Aspek Perencanaan Uraian, visualisasi dan proses erja
. Mediaalat dan bahan yang
digunakan Alat:
Bahan:
DRAFT
26
Kegiatan Pembelajaran 1
. Teknik yang digunakan
. Langkah‐Langkah kerja
.
dst asil Karya
Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja . ini Saudara kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan diklat tatap
muka In‐On‐In, Lembar Kerja . ini Saudara kerjakan pada saat on the job training
On secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan diserahkan serta dipresentasikan di hadapan fasilitator saat in service learning 2 In‐2
sebagai bukti hasil kerja.
Pembelajaran yang berfungsi untuk membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian Saudara tentang suatu tema atau topik pembelajaran akan menginspirasi
saudara untuk aktif belajar, serta mendiagnosis atau mencari tahu kesulitan yang akan dihadapinya. al ini dilakukan dengan cara menstrukturkan tugas‐tugas dan
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahaman atas substansi pembelajaran yang diberikan.
DRAFT
Seni Budaya SD KK E
27 E. Latihan
Kasus Tugas
. Mempresentasikan prosedur membuat karya seni teknik timbul . Membuat karya seni cetak timbul secara sederhana
F. Rangkuman