112
e. Effective Protection Cofficient, EPC = A-BE-F
Effective Protection Cofficient EPC adalah indikator PAM yang berguna untuk
melihat apakah ada proteksi pemerintah secara keseluruhan terhadap input dan output
padi sawah. Hasil penelitian diperoleh nilai Effective Protection Cofficient EPC pada usahatani padi sawah dengan irigasi non teknis di Kecamatan
Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar 1,92 petani dan 1,92 ha, yanga diperoleh dari hasil pembagian antara selisih penerimaan yang diterima
oleh petani pada harga privat A dan biaya input tradable yang dikeluarkan petani pada harga privat B dengan selisih antara penerimaan yang diterima oleh
petani pada harga sosial E dan biaya input tradable yang dikeluarkan petani pada harga sosial F. dari hasil perhitungan, nilai Effective Protection Cofficient
EPC 1, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah masih bersifat protektif terhadapa input dan output pada usahatani padi sawah dengan irigasi
non teknis di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
f. Net Transfer, L = D-H
Net Transfer L adalah adalah indikator PAM yang berguna untuk melihat
apakah kebijakan pemerintah yang selama ini diterapkan pada input dan output memberikan tambahan surplus kepada petani atau sebaliknya. Hasil penelitian
menyebutkan nilai Net Transfer L pada usahatani padi sawah dengan irigasi non teknis di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar
Rp 3.361.982 petani dan Rp 9.625.818 ha, yang diperoleh dari hasil selisih antara keuntungan yang diterima oleh petani pada harga privat D dengan
keuntungan yang diterima oleh petani pada harga sosial H. Dari hasil perhitungan, nilai Net Transfer L 0, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan
Universitas Sumatera Utara
113 pemerintah terhadap input dan output memberikan tambhan surplus kepada petani
padi sawah dengan irigasi non teknis di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
g. Profitability Coeffisiens, PC= DH
Profitability Coeffisiens L adalah indikator PAM yang berguna untuk melihat
apakah kebijakan pemerintah memberikan dampak pada peningkatan keuntungan yang diperoleh oleh petani atau sebaliknya keuntungan petani lebih tinggi jika
tanpa ada kebijakan. Hasil penelitian pada usahatani padi sawah dengan irigasi non teknis di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai diperoleh nilai
Profitability Coeffisiens L sebesar 4,09 petani dan 3,19 ha, yang didapatkan
dari hasil pembagian antara antara keuntungan yang diterima oleh petani pada harga privat D dengan keuntungan yang diterima oleh petani pada harga sosial
H. Dari hasil perhitungan, nilai Profitability Coeffisiens L 1, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah berdampak meningkatkan keuntungan
petani karena pemerintah memberikan insentif kepada petani.
h. Subsidy Ratio to Producer, SRP = LE atau D-HE
Subsidy Ratio to Producer SRP adalah indikator PAM yang berguna un tuk
melihat apakah subsidi yang diberikan pemerintah kepada petani berdampak positif atau negative pada biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani. Hasil
penelitian pada usahatani padi sawah dengan irigasi non teknis di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai diperoleh nilai Subsidy Ratio to
Producer SRP sebesar 0,54 petani dan 0.52 ha, yang didapatkan dari hasil
pembagian antara net transfer L dengan penerimaan yang diterima petani pada
Universitas Sumatera Utara
114 harga sosial E. dari hasil perhitungan, nilai Subsidy Ratio to Producer SRP
adalah positif, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah yang selama ini diterapkan menyebabkan petani padi sawah mengeluarkan biaya produksi yang
lebih kecil dari biaya sosialnya.
Kesimpulan Kebijakan Input, Kebijakan Output dan Kebijakan Input-Output
Kesimpulan dari kebijakan pemerintah yang dilihat dari hasil kebijakan input, kebijakan output dan kebijakan input-output adalah kebijakan pemerintah
berdampak nyata pada biaya input tradable pada harga privat karena adanya subsidi yang diberikan pemerintah berupa subsidi pupuk urea, pupuk TSPSP-36
dan pupuk NPK Phonska. Kebijakan pemerintah juga berdampak nyata pada pendapatan petani padi sawah dengan irigasi non teknis di Kecamatan
Perbauangan Kabupaten Serdang Bedagai. Hal ini dilihat dari pendapatan petani pada harga privat, yaitu pada saat petani menggunakan input yang sudah disubsidi
oleh pemerintah, maka penerimaan petani adalah sebesar Rp 4.450.407 petani dan Rp 14.030778 ha. Sedangkan pada harga sosial keuntungan usahatani padi
sawah diperoleh sebesar Rp 1.088.425 petani dan Rp 4.404.960 ha. Maka dapat disimpulkan bahwa keuntungan yang diperoleh petani lebih tinggi pada saat
adanya kebijakan. Untuk lebih jelasnya hal ini dilihat dari hasil kebijakan output, kebijakan input dan kebijakan input-output. Pada kebijakan output diperoleh nilai
output transfer sebesar Rp 2.081.610 petani dan Rp 6.129.391 ha. Nilai output
transfer lebih besarl dari nol, maka dapat disimpulkan petani menerima insentif
dari konsumen dan dalam hal ini konsumen dirugikan atau produsen menerima harga jual yang lebih tinggi dari harga sosialnya, sehingga konsumen dirugikan
pada harga privat. Selain itu pada kebijakan output diperoleh nilai Nominal
Universitas Sumatera Utara
115 Protection Coefficient on Tradable Output
NPCO sebesar 1,34 petani dan 1,33 ha. Nilai NPCO lebih besar dari satu, maka dapat disimpulkan adanya
proteksi pemerintah terhadap output yaitu beras. Pada kebijakan input nilai input transfer
adalah sebesar Rp -1.183.261 petani dan Rp -3.391.326 ha. Nilai input transfer
lebih kecil dari nol, maka terdapat subsidi pemerintah pada input tradable
, sehingga petani tidak membayar penuh biaya sosial yang seharusnya dibayarkan. Selain itu juga pada kebijakan input nilai Nominal Protection
Coefficient on Tradable Input NPCI sebesar 0,55 petani dan 0,57 ha. Nilai
NPCI lebih kecil dari satu, maka dapat disimpulkan adanya kebijakan yang bersifat protektif terhadap input karena ada kebijakan subsidi input tradable. Pada
kebijakan input nilai factor transfer sebesar Rp 0 petani dan Rp 0 ha. Nilai factor transfer
lebih kecil dari nol, maka dapat disimpulkan tidak ada transfer dari petani kepada produsen input non tradabel. Pada kebijakan input-output diperoleh
nilai Effective Protection Coefficient EPC sebesar 1,92 petani dan 1,92 ha. Nilai EPC 1, maka kebijakan pemerintah masih bersifat protektif. Selain itu
Pada kebijakan input-output diperoleh nilai Net Ttransfer L sebesar Rp 53.361.982 petani dan Rp 9.625.818 ha. Nilai L 0, maka dapat disimpulkan
terdapat tambahan surplus produsen oleh kebijakan pemerintah yang diterapkan pada input-output. Pada kebijakan input-output diperoleh nilai Profitability
Coeffisiens PC sebesar 4,09 petani dan 3,19 ha. Nilai PC 1, maka
keseluruhan kebijakan pemerintah memberikan insentif kepada petani. Pada kebijakan input-output diperoleh nilai Subsidy Ratio of Producer SRP sebesar
0,54 petani dan 0,52 ha. Nilai SRP positif, maka kebijakan pemerintah selama ini menyebabkan petani padi sawah mengeluarkan biaya yang lebih kecil dari
Universitas Sumatera Utara
116 biaya sosialnya.
Dari hasil penelitian, maka hipotesis kedua diterima yang menyatakan “Kebijakan pemerintah pada harga input-output berdampak nyata terhadap pendapatan
usahatani padi sawah dengan irigasi teknis dan irigasi non teknis di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai
Universitas Sumatera Utara
117
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 1.
Harga input padi sawah di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai dalam keadaan relatif stabil. Untuk harga pupuk sangat terjangkau
karena petani menggunakan pupuk yang disubsidi pupuk urea, TSPSP36, ZA dan NPK Phonska dan hanya sedikit dari petani yang menggunakan
pupuk non subsidi KCL dan NPK Mutiara dan pupuk organik. Untuk harga benih padi, obat-obatan, upah tenaga kerja dan peralatan setiap tahunnya
mengalami peningkatan. 2.
Biaya produksi petani padi sawah pada irigasi setengah teknis lebih tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan oleh
petani padi sawah dengan irigasi non teknis. Rata-rata total biaya produksi petani padi sawah dengan irigasi setengah teknis adalah sebesar Rp 5.859.305
petani dan Rp 9.121.497 ha. Sedangkan rata-rata total biaya produksi petani padi sawah dengan irigasi non teknis adalah sebesar Rp 3.834.327 petani dan
Rp 10.532.989 ha. Hal ini terjadi karena rata-rata luas lahan petani pada sawah dengan irigasi setengah teknis adalah sebesar 0,59 ha dan pada irigasi
non teknis adalah sebesar 0,34 ha. 3.
Usahatani padi sawah pada irigasi setengah teknis dan irigasi non teknis di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai memilki keunggulan
kompetitif dan keunggulan komparatif sehingga usahatani padi sawah layak untuk diteruskan.
Universitas Sumatera Utara