16 antara 0.55
– 0.87; sedangkan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat berkisar antara 0.68
– 0.79. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa keunggulan komparatif dan kompetitif padi atau beras relatif rendah, keunggulan komparatif
tersebut masih dapat diwujudkan menjadi keunggulan kompetitif karena masih adanya proteksi pemerintah baik berupa subsidi input maupun kebijakan tarif
impor beras.
2.3 Landasan Teori
2.3.1 Konsep Usahatani Pengertian Usahatani
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai
modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya Suratiyah, 2009. Sarana Produksi dalam Usahatani Padi Sawah
Sarana produksi yang diperlukan dalam usahatani padi sawah selain lahan, dan tenaga kerja umumnya adalah bibit, pupuk, dan obat-obatan agar produksi padi
baik sehingga keuntungan yang maksimum dapat tercapai perlu dilakukan pemberian input yang tepat sesuai dengan kebutuhannya, cara pemberian, waktu
pemberian dan dosis juga harus tepat. Semuanya itu juga ditambahkan dengan pemilihan bibit, penyemaian, pengolahan tanah, penyiangan, pemupukan, dan
pemberantasan hama penyakit. Semua hal tersebut diatas lazimnya disebut dengan teknologi. Penggunaan input produksi dengan teknologi yang ada dapat
dioptimalkan untuk mencapai tujuan produksi yang diinginkan. Tujuan produksi tersebut adalah tingkat keuntungan yang maksimum. Proses produksi usahatani
Universitas Sumatera Utara
17 padi diperlukan beberapa macam masukan yang biasa disebut sarana produksi
Daniel, 2002 .
Sarana produksi yang digunakan dalam usahatani padi sawah adalah sebagai
berikut : -
Lahan Menurut Hanafie 2010, penggunaan lahantanah dalam usahatani tanaman padi
adalah berupa lahan sawah. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak- petak
dan dibatasi
oleh pematang
galengan, saluran
untuk menahanmenyalurkan air yang biasanya ditanami padi sawah. Lahan sawah
dibedakan menjadi : a
Lahan sawah irigasi berpengairan, yaitu lahan sawah yang mendapatkan air dari sistem irigasi, baik bangunan penyadap dan jaringannya yang dikelola oleh
instansi pemerintah seperti Dinas Pengairan maupun oleh masyarakat. b
Lahan sawah tanpa irigasi tak berpengairan yang meliputi sawah tadah hujan sawah yang pengairannya tergantung pada air hujan, sawah pasang-surut
sawah yang pengairannya tergantung pada air sungai yang dipengaruhi oleh pasang-surutnya air laut, dan sawah lainnya misalnya, lebak, polder, lahan
rawa yang ditanami padi, dan lain-lain.
Luas lahan sawah di Sumatera Utara setiap tahunnya cenderung menurun. Hal ini terbukti pada data tabel 5 perkembangan luas lahan sawah di Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2009-2013. Semakin menurunnya luas lahan sawah di Sumatera Utara mempengaruhi produktivitas padi sawah di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
18
Tabel 5. Perkembangan Luas Lahan Sawah di Sumatera Utara Tahun 2008- 2012
Tahun Luas Lahan Sawah
Ha
2008 478.521
2009 464.256
2010 468.724
2011 468.442
2012 423.19
Sumber : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekertariat Jenderal Kementerian Pertanian, 2013
-
Pupuk
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu Pemberian pupuk dengan komposisi yang tepat dapat menghasilkan produk kualitas. Pupuk yang
sering digunakan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik Firdauzi, 2013.
Dewasa ini perkembangan produksi dan produktivitas padi di Sumatera Utara
cukup memprihatinkan. Menurut data BPS 2007 produksi padi Sumatera Utara
selama periode 1998-2006 mengalami penurunan rata-rata sebesar 23 per tahun. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya produksi padi sawah rata-rata 1,13 per
tahun, sedangkan produksi padi ladang menurun rata-rata sebesar 3,14 per tahun. Rendahnya produksi padi di Provinsi Sumatera Utara antara lain
disebabkan oleh kelangkaan faktor produksi, di antaranya adalah pupuk. Masalah yang sering terjadi menjelang musim tanam adalah langkanya pupuk tunggal dan
penggunaan pupuk yang tidak berimbang Ramija, dkk., 2010.
Sejak empat tahun terakhir, penggunaan pupuk bersubsidi di Sumatera Utara juga
terus meningkat, yaitu 200.000 ton pada tahun 2007, menjadi 298.299 ton pada tahun 2008, lalu 300.000 ton pada tahun 2009 dan kemudian sebanyak 300.000
ton, dan kemudian 498.399 ton pada tahun 2010 DISTAN Sumut, 2009.
Universitas Sumatera Utara
19 Berbagai pihak sering menyatakan bahwa ada keterkaitan yang erat antara
permasalahan produksi padi dengan kebijakan subsidi pupuk, baik yang terkait dengan harga, distribusi maupun dosis penggunaan. Dosis penggunaan pupuk,
terutama Urea untuk tanaman padi, telah banyak rekomendasi, namun banyak petani di beberapa daerah di Sumatera Utara, seperti kabupaten Karo,
Simalungun, Langkat dan Deli Serdang, yang menggunakan dosis pupuk melebihi anjuran yaitu sekitar 400-500 kglha, padahal yang direkomendasikan adalah
sekitar 250-300 kgha DISTAN Sumut, 2009. Kelebihan dosis penggunaan
pupuk dapat menimbulkan rendahnya efektifitas dan efisiensi biaya input produksi, sehingga pendapatan petani dalam usahatani padi kurang maksimal
Ramija, 2010
. -
Benih Menurut Hakim 2004, benih padi adalah gabah yang di hasilkan dengan cara
dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasakan benih.
Berdasarkan mutu benih padi dibagi dua antara lain benih bersertifikasi yang dibeli yaitu sistem perbenihan yang mendapatkan pemeriksaan lapangan dan
pengujian laboratoris dari instansi yang berwenang memenuhi standar yang telah ditentukan dan benih tak bersertifikasi bibit yang dibuat sendiri yaitu bibit yang
dikelola petani yang biasanya petani menyisihkan hasil panen yang lalu untuk bibit tanaman berikutnya. Kalau tidak petani membeli gabah dari petani yang lain
untuk bibit. Bibit yang dibuat petani kurang berkualitas dan kadang hasil produksinya kurang standar jika dilihat dari luas lahan.
Universitas Sumatera Utara
20 -
Pestisida
Semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah penyakit pada tanaman dan hasil pertanian
Hakim, 2014
. -
Air
Air merupakan faktor lain yang juga penting dalam usaha peningkatan produksi. Air dapat berasal dari air hujan atau irigasi pengairan yang diatur oleh manusia.
Bila masalah irigasi ini dapat diatasi dengan baik, misalnya dengan pembuatan waduk beserta saluran-salurannya maka ada kemungkinan frekuensi penanaman
dapat ditingkatkan, yang semula hanya dapat ditanami sekali setahun, akhirnya dapat ditanami dua atau bahkan tiga kali dalam setahun. Dengan kemajuan
teknologi, masalah air pada lahan-lahan pasang-surut, rawa, serta lahan tadah hujan dapat diatasi. Dengan jaringan irigasi yang sesuai, tanah rawa yang semula
hanya dapat ditanami pada musim kemarau kini dapat ditanami sepanjang tahun. Ini akan memperluas area persawahan secara keseluruhan yang dapat
meningkatkan produksi pangan dan menyukseskan pembangunan pertanian. Usaha ini memerlukan biaya, waktu, tenaga dan keterampilan yang tinggi
Hanafie, 2010 .
Ketersediaan air irigasi untuk pengairan pada usahatani padi sawah akan
mempengaruhi penggunaan masukan-masukan produksi, seperti penggunaan benih, pupuk, obat-obat kimia pengendali hama, penyakit dan gulma, tenaga kerja
dan biaya usahatani lainnya. Secara agronomis benih padi varietas unggul sangat responsif terhadap pemupukan, dengan syarat apabila tersedia air yang cukup. Hal
Universitas Sumatera Utara
21 ini berarti, tersedianya air irigasi yang cukup akan mampu meningkatkan
produktivitas padi Puspito, 2011.
Ketersediaan air sangat berpangaruh dalam biaya operasional pengairan. Lahan
sawah dimana air irigasi dapat diperoleh dari jaringan irigasi, seperti di bagian hulu jaringan irigasi, petani cukup membayar iuran irigasi sedangkan jika air
irigasi sulit atau tidak dapat diperoleh dari jaringan irigasi maka petani harus menggunakan pompa air untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi yang
nilainya jauh lebih besar dibandingkan iuran irigasi Puspito, 2011.
-
Tenaga Kerja
Jenis tenaga kerja adalah tenaga kerja manusia, dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan, ketrampilan,
pengalaman, tingkat kesehatan dan faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan. Tenaga ini dapat berasal dari dalam dan luar keluarga biasanya dengan cara
upahan. Dalam teknis perhitungan, dapat dipakai konversi tenaga kerja dengan cara membandingkan tenaga pria sebagai ukuran baku, yaitu : 1 pria = 1 hari
kerja pria HKP; 1 wanita = 0,7 HKP; dan 1 anak = 0,5 HKP Hermanto, 1989. Biaya Produksi dalam Usahatani
Biaya produksi dapatlah didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi
perusahaan tersebut Sukirno, 2013.
Universitas Sumatera Utara
22
Menurut Sukirno 2013, biaya produksi di bagi 2 yaitu :
- Biaya tetap dan biaya variabel
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi input yang tidak dapat diubah jumlahnya. Sedangkan biaya variabel adalah
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi input yang dapat diubah jumlahnya.
- Biaya rata-rata dan biaya marginal
Biaya produksi rata-rata meliputi biaya produksi total rata-rata, biaya produksi tetap rata-rata, dan biaya produksi berupa rata-rata. Biaya rata-rata dapat ditulis
dengan rumus sebagai berikut : AC =
TC Q
Dimana : AC
: Biaya rata-rata TC
: Total biaya Q
: Jumlah output Sedangkan biaya produksi marginal yaitu tambahan biaya produksi yang harus
dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi. Biaya marginal dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut :
MC =
∆TC ∆Q
Dimana : MC
: Biaya marginal ∆TC : Perubahan total biaya
∆Q : Perubahan jumlah output
Universitas Sumatera Utara
23
Penerimaan
Penerimaan adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang atau outputnya. Penerimaan dalam rumus dapat ditulis sebagai berikut :
TR = P.Q Dimana :
TR = Total Penerimaan petani padi sawah Revenue Rp P = Harga beras di pasar lokal Price RpKg
Q = Jumlah beras yang dihasilkan Quantity Kg
Pendapatan
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya usahatani. Pendapatan dapat ditulis dalam rumus sebagai berikut :
= TR – TC
Dimana : = pendapatankeuntungan petani padi sawah RP
TR = Total Penerimaan petani padi sawah Revenue Rp TC = Total biaya usahatani padi sawah Rp
2.3.2 Konsep Daya Saing