Penggunaan metode Jigsaw untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran

(1)

i

PENGGUNAAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT

DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VB SDK GANJURAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Agnes Bhertiningtyastuti

091134098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

TUHAN YESUS KRISTUS, BUNDA MARIA

Sumber kekuatan bagiku, menuntunku pada sumber inspirasiku Karya ini ku persembahkan untuk:

Orang tuaku tercinta

Bapak FX. Suwarto, S.Pd dan Ibu Theresia Mujilah, S.Pd Yang selalu mendukung dan memberi semangat

Adik-adikku tersayang: Heribertus Ganang Wicaksono, Thomas Astra Tri Laksono, dan Valentina Devi Centia Safety, seluruh keluarga besar Mbah Martowiharjo dan Mbah Nitidimejo, dan Zilas Yanuar Arifin Dwi Maulana

Sahabat-sahabatku

Teman-temanku angkatan 2009 PGSD USD khususnya kelas C

Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan dan kasih sayang yang kalian berikan


(5)

v MOTTO

“Doa adalah sumber kekuatan”

“Mintalah maka akan diberikan kepadamu; Carilah maka kamu akan

mendapatkan; Ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu”

(Lukas 11: 9)

“Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan kamu akan menerimanya”

(Matius 21: 22)

“Percayalah, semua indah pada waktuNya” “Yakin, Percaya, Berusaha, Pasti Bisa”

Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang disurga!

Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya


(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agnes Bhertiningtyastuti

NIM : 091134098

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGGUNAAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT

DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VB SDK GANJURAN” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 19 Agustus 2013 Yang menyatakan


(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Agustus 2013 Penulis


(8)

viii ABSTRAK

Bhertiningtyastuti, A. (2013). Penggunaan Metode Jigsaw untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VB SDK Ganjuran. Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana penggunaan metode jigsaw dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013 dan (2) mengetahui apakah penggunaan metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dibatasi pada kompetensi dasar 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan semester 2 tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa SDK Ganjuran kelas VB yang berjumlah 21 siswa. Objek penelitian ini adalah penggunaan metode jigsaw untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklusnya ada 2 pertemuan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur minat belajar dalam penelitian ini adalah kuisioner dan wawancara. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah tes objektif berupa soal pilihan ganda. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) adanya peningkatan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran dengan menggunakan metode jigsaw. Langkah-langkah metode jigsaw yaitu pembentukkan kelompok 5-6 siswa yang disebut sebagai kelompok asal, setiap anggota kelompok mendapatkan undian untuk membentuk kelompok baru yang disebut sebagai kelompok ahli, di dalam kelompok ahli mendiskusikan materi yang didapatkan sesuai dengan undian yang didapatkan, masing-masing anggota kelompok ahli kembali pada kelompok asal setelah selesai berdiskusi. (2) metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata minat siswa sebelum dilakukan tindakan adalah 62,38, pada siklus I meningkat menjadi 79,88 dan pada siklus II lebih meningkat menjadi 89,29. Hasil prestasi belajar pada kondisi awal skor rata-rata siswa yaitu 60,89 dan persentase siswa yang mencapai KKM 54,05%. Skor rata-rata siswa pada siklus I meningkat menjadi 74,05 dan persentase siswa yang mencapai KKM 76,2%. Sedangkan pada siklus II skor rata-rata siswa lebih meningkat menjadi 86,24 dan 100% siswa yang mencapai KKM. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar dalam pembelajaran IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013.


(9)

ix ABSTRACT

Bhertiningtyastuti, A. (2013). The use of Jigsaw method to Increase Interest and Achievements in Learning Social Study for 5th grade Students of SDK Ganjuran. Teacher Education Program Elementary School, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

The objectives of this were (1) to know how to use jigsaw method in

increasing students’ interest and achievement in learning Social Study for 5th

grade students of SDK Ganjuran 2012/2013 and (2) to know whether to use

jigsaw method can increase students’ interest and achievement of 5th grade of

SDK Ganjuran 2012/2013 in learning Social Study. This research was limited by the Basic Competence 2.3 Appreciating dedication and roles of national independence heroes, 2nd semester 2012/2013.

This research was a Classroom Action Research which the subject were 21 students of 5th grade SDK Ganjuran 2012/2013. The object of this research was the use of jigsaw to increase students’ interest and achievement. This research was done in two cycles, and every cycle had two meetings. The instruments used to

measure students’ interest were by using questionaire and interview. The instrument used to measure students’ interest was by giving objective test in the form of multiple choice test. The data was analyzed using descriptive analysis.

The results were (1) there was an increase of interest and achievements of students of 5th grade of SDK Ganjuran in using jigsaw method. The steps jigsaw method are by dividing the students into group of 5-6. This group was called original group. Every member of original group would have a chance to from a new group, called expert group which would discuss the material given. Finally the member or experts group would go back to their original group. (2) Jigsaw

method can increase the students’ interest and achievements of 5th grade of SDK

Ganjuran. It can be seen from the average score of pre-condition was 62,38 in the 1st cycles increased to 79,88 and in the 2nd cicle to 89,29. The students’ learning achievement in the pre-condition was 60,89 for their students average score and precentage of students reaching KKM was 54,05%. Students’ average score in the 1st cycle was 74,05 and precentage of students reaching KKM was 76,2%.

Students’ average score in the 2nd cicle was 86,24 and precentage of students reaching KKM was 100%. Based on those results, the conclusion is that the use of jigsaw method can increase students’ interest and achievement for 5th grade students of SDK Ganjuran in learning Social Study.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “PENGGUNAAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VB SDK GANJURAN” sesuai waktu yang diharapkan. Skripsi ini disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada pendidikan program studi S1-PGSD Universitas Sanata Dharma.

Penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SD., BST., M.A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

3. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan semangat.

4. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan lancar.

5. Ibu Theresia Yunia S., S.Pd., M.Hum, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan PGSD.

7. Bapak HY. Budisantoso, S. Sos selaku Kepala Sekolah SDK Ganjuran. 8. Bapak Yosep Sigit Kuswantoro, S. Pd selaku guru mata pelajaran IPS

SDK Ganjuran.


(11)

xi

10. Orang tuaku yang tercinta, Bapak FX. Suwarta, S.Pd dan Ibu Theresia Mujilah, S.Pd serta seluruh keluarga besar Mbah Martowiharjo dan Mbah Nitidimejo.

11. Adikku Heribertus Ganang Wicaksono, Thomas Astra Tri Laksono, dan Valentina Devi Centia Safety.

12. Teman dekat penulis Zilas Yanuar Arifin Dwi Maulana.

13. Sahabat-sahabatku Nana, Reno, Magie, Eka, Shelly, Mb’tyas, Laura, Dian. 14. Seluruh teman-temanku angkatan 2009 khususnya kelas C.

15. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak.

Yogyakarta, 19 Agustus 2013 Penulis


(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Batasan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8


(13)

xiii

1. Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw ... 8

2. Minat Belajar ... 14

3. Prestasi Belajar ... 18

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD... 20

B. Penelitian yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berpikir ... 24

D. Hipotesis Tindakan ... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Setting Penelitian ... 27

C. Rencana Tindakan ... 28

D. Instrumen Penelitian ... 37

E. Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian ... 43

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

G. Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Pra Penelitian Tindakan Kelas ... 54

B. Hasil Penelitian ... 55

1. Siklus I... 55

2. Siklus II ... 62

C. Pembahasan ... 68

1. Peningkatan Minat Siswa ... 68

2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... 72

D. Keterbatasan Penelitian ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77


(14)

xiv

B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN...83


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 28

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I Sebelum di Validasi ... 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II Sebelum di Validasi ... 38

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 39

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 40

Tabel 3.6 Rincian Pemberian Skor Setiap Siklus ... 40

Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar untuk Validasi ... 41

Tabel 3.8 Pedoman Skoring Kuesioner Minat Siswa ... 41

Tabel 3.9 Kriteria Interpretasi Skor PAP II ... 41

Tabel 3.10 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 42

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 43

Tabel 3.12 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 44

Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Validasi dan Kriterianya ... 44

Tabel 3.14 Hasil Reliabilitas Soal Siklus ... 46

Tabel 3.15 Hasil Reliabilitas Soal Siklus II ... 46

Tabel 3.16 Hasil Reliabilitas Kuesioner ... 46

Tabel 3.17 Variabel Penelitian ... 47

Tabel 3.18 Target Keberhasilan Minat Siswa dan Prestasi Siswa ... 50

Tabel 4.1 Target Keberhasilan dan Hasil Siklus I ... 61

Tabel 4.2 Target Keberhasilan dan Hasil Siklus II ... 67

Tabel 4.3 Hasil Peningkatan Minat Siswa ... 71


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis dan Taggart ... 27 Gambar 4.1 Grafik Hasil Peningkatan Minat Siswa ... 71 Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 74 Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Persentase Siswa yang Mencapai KKM .... 74


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 83

Lampiran 2 RPP ... 87

Lampiran 3 LKS ... 101

Lampiran 4 Bahan Ajar ... 119

Lampiran 5 Soal Evaluasi & Kunci Jawab ... 126

Lampiran 6 Kuesioner ... 132

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dengan SPSS 16.0 ... 133

Lampiran 8 Tabel Hasil Perhitungan Validasi... 155

Lampiran 9 Data Awal Minat Siswa ... 158

Lampiran 10 Hasil Minat Siswa pada Siklus I ... 160

Lampiran 11 Hasil Minat Siswa pada Siklus II ... 162

Lampiran 12 Data Awal Prestasi Siswa ... 164

Lampiran 13 Hasil Prestasi Siswa Siklus I ... 166

Lampiran 14 Hasil Prestasi Siswa Siklus II ... 167

Lampiran 15 Hasil Wawancara ... 168

Lampiran 16 Hasil Kerja Siswa ... 174

Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian dari Kampus ... 196

Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 197


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang tercantum di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Mata pelajaran IPS SD mencakup beberapa materi yang berkaitan dengan bidang ilmu Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Mata pelajaran IPS sangat penting bagi peserta didik sebab dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Melalui mata pelajaran IPS SD, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggungjawab serta warga dunia yang cinta damai. Menurut Soemantri (Sapriya, 2009:11) pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SDK Ganjuran kelas VB pada tanggal 12 Januari 2013, dalam proses pembelajaran IPS guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru hanya berpedoman pada buku paket IPS yang digunakan saat pembelajaran dan siswa hanya disuruh menggaris bawahi materi penting yang tertulis di buku paket tersebut. Setelah guru memberikan penjelasan, siswa disuruh mengerjakan latihan soal yang ada di buku paket. Selama observasi guru


(19)

hanya duduk di kursinya dan guru juga terlihat kurang memperhatikan keadaan seluruh siswa dikelasnya. Hal ini terbukti dari 21 jumlah siswa, ada 66,67 % siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangkunya, ada 14,28 % siswa yang sibuk bermain sendiri dan hanya 19,04 % siswa yang memperhatikan guru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa SDK Ganjuran, ada delapan siswa yang mengatakan bahwa mereka malas dengan mata pelajaran IPS karena membosankan dan banyaknya hafalan pada materi IPS. Pada hakikatnya mata pelajaran IPS dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit karena materi IPS yang cukup luas mencakup bidang ilmu IPS, banyaknya konsep dan terdapat fakta sejarah sehingga siswa diharuskan menghafal seluruh materi yang bagi siswa abstrak. Menurut Suwarma Al Muchtar (Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007:290), IPS lebih banyak memuat aspek kognitif pada tingkat rendah dan terpusat pada hafalan. Akibatnya pelajaran IPS lebih memberikan kesan kepada peserta didik sebagai pelajaran hafalan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas VB SDK Ganjuran, ditemukan bahwa pembelajaran IPS sama sekali tidak mengalami kesulitan. Namun dari hasil observasi dokumen nilai ulangan tengah semester (UTS) tahun 2011/2012 menunjukkan bahwa hasilnya kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 62, dari 37 siswa terdapat 45,95 % siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM dengan nilai rata-rata 60,89. Rendahnya hasil belajar tersebut dikarenakan materi pelajaran IPS yang banyak hafalan dan cenderung abstrak sehingga sulit diterima oleh


(20)

siswa. Dari hasil observasi dan wawancara, peneliti menduga bahwa minat dan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran IPS sangat kurang.

Melihat masalah yang muncul di SDK Ganjuran maka perlu adanya perubahan model dalam pembelajaran di kelas VB SDK Ganjuran. Guru dapat menggunakan salah satu contoh model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dipercaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, menghargai pendapat orang lain, memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman (Rusman, 2011:205). Pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Peneliti memilih pembelajaran model kooperatif metode jigsaw dalam penelitiannya karena dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan daya ingat siswa, meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen, meningkatkan sikap anak yang positif, dan meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong. Pembelajaran metode jigsaw mempunyai ciri seperti, siswa dibagi menjadi kelompok heterogen dan masing-masing siswa berjumlah 4-6 orang. Setiap siswa dibentuk menjadi kelompok asal kemudian dibentuk lagi menjadi kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli masing-masing kelompok mendapatkan materi yang berbeda-beda. Setiap kelompok mempelajari materi yang tersedia kemudian kembali pada kelompok asal. Pada kelompok asal setiap kelompok mendapatkan tugas yang diberikan untuk membahas materi bersama-sama. Dengan metode ini menjamin keterlibatan siswa dalam


(21)

bekerjasama kelompok dan siswa mempunyai tanggungjawab yang sama terhadap materi yang dipelajari. Penggunaan pembelajaran kooperatif metode jigsaw diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi dan membantu siswa dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Pembelajaran kooperatif metode jigsaw mempunyai keunggulan dari model pembelajaran yang lainnya. Dengan pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar, mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu) dan pengaruh positif terhadap perkembangan anak.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw untuk mengadakan penelitian pada siswa kelas VB SDK Ganjuran tahun pelajaran 2012/2013. Peneliti lebih memilih model pembelajaran kooperatif metode jigsaw karena model pembelajaran ini fleksibel yang artinya bahwa metode jigsaw dapat diterapkan pada mata pelajaran dan kelas apa saja. Menurut riset menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat memperoleh prestasi lebih baik, menumbuhkan kerjasama, motivasi dan mempunyai sikap yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan metode jigsaw untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa Kelas VB SDK Ganjuran”.


(22)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana penggunaan metode jigsaw dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakah penggunaan metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013?

D. Batasan Masalah

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti hanya dibatasi pada kompetensi dasar 2.3 Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh dalam Memproklamasikan Kemerdekaan menggunakan metode jigsaw siswa Kelas VB SDK Ganjuran.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode jigsaw dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013.


(23)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai usaha dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB semester II SD Kanisius Ganjuran tahun ajaran 2012/2013 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi guru dalam menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw, khususnya untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

3. Bagi Siswa

Mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan secara berkelompok dengan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dalam pembelajaran IPS.

4. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman berharga dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada mata pelajaran IPS. Selain itu, sebagai bahan pertimbangan untuk merancang pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw dalam pembelajaran IPS.


(24)

G. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda, maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif metode jigsaw adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Dalam penelitian ini jigsaw termasuk metode karena metode pembelajaran adalah cara yang sistematis, bekerja dengan fakta dan konsep untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Minat belajar adalah rasa ketertarikan terhadap bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu tanpa ada yang menyuruh. 3. Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik siswa yang diperoleh selama

proses pembelajaran setelah melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes.


(25)

8 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning), menurut Rusman (2011:202), merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Hal ini hampir sama seperti yang di ungkapkan Sugiyanto (2010:37) bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Berbeda dengan Suprijono (2009:54) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau di arahkan oleh guru. Sedangkan Suyatno (2009:51) berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran secara berkelompok yang bersifat heterogen untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.


(26)

Menurut Trianto (2009:73), Awalnya jigsaw I dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Pada jigsaw I awalnya siswa hanya belajar tentang konsep tertentu yang akan menjadi spesialisasinya sementara konsep yang lainnya siswa dapatkan melalui diskusi dengan teman groupnya (Trianto, 2009:75). Arti jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif metode jigsaw ini mengambil pola cara kerja sebuah potongan gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif metode jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil (Rusman, 2011:217-218). Berbeda dengan Zaini, dkk (2008:56) berpendapat bahwa Jigsaw Learning (Belajar Model Jigsaw) merupakan strategi yang menarik untuk digunakan, materi yang digunakan tidak diharuskan urut dalam penyampaiannya. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Sedangkan Suprijono, (2009:89) Pembelajaran kooperatif dengan metode Jigsaw di awali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang dipelajari pada papan tulis, white board, penayangan power point dan sebagainya.


(27)

Dari pendapat tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif metode jigsaw I adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli.

Menurut Rusman (2011:218) model pembelajaran metode jigsaw memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

a. Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang

b. Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda

c. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli)

d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai

e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi f. Pembahasan

g. Diskusi

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Trianto (2009:73-74), yang menyatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran jigsaw, yaitu:

a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang)

b. Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab


(28)

c. Setiap anggota kelompok membaca subbab yang ditugaskan dan bertanggungjawab untuk mempelajarinya.

d. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

e. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya

f. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu

Dari langkah-langkah pembelajaran jigsaw di atas peneliti mencoba menggabungkan langkah-langkah pembelajaran metode jigsaw yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:

a. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dengan anggota kelompok berjumlah antara 5-6 orang siswa yang disebut dengan kelompok asal. b. Pembentukan kelompok ahli dengan menggunakan undian pada setiap

kelompok untuk membentuk kelompok ahli.

c. Setiap kelompok mendapatkan materi dan tugas yang berbeda-beda berupa lembar kerja siswa (LKS) untuk kelompok ahli.

d. Setelah kelompok ahli selesai berdiskusi, masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali pada kelompok asal.

e. Anggota dari setiap kelompok asal membagikan apa yang telah dipelajari pada kelompok ahli dengan berdiskusi mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) untuk kelompok asal.


(29)

Dalam Trianto (2009:65), Arends (1997:111) menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah

c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam; dan

d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu Ciri-ciri pembelajaran kooperatif tersebut digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Dengan adanya ciri-ciri tersebut dapat memudahkan peneliti untuk membuat rencana pembelajaran. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran dalam penelitian ini sesuai dengan model pembelajaran kooperatif.

Menurut Lie (2010:40) elemen-elemen pembelajaran kooperatif, adalah: (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individu, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi.

Dari keempat elemen tersebut penting dalam pembelajaran kooperatif. Semua unsur harus diperhatikan agar dapat nampak dalam kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif.

Ada banyak nilai dari pembelajaran kooperatif menurut Sugiyanto (2010:43-44), yaitu:


(30)

a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial

b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial

d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen

e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois

f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia

i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif

j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik

k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas

Berdasarkan beberapa nilai diatas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai banyak kelebihan. Hal tersebut yang digunakan peneliti sebagai referensi dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti


(31)

mencoba menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw.

Berdasarkan penelitian Jhonson and Jhonson (Rusman, 2011:219) tentang pembelajaran kooperatif didapatkan hasil bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah :

a. Meningkatkan hasil belajar b. Meningkatkan daya ingat

c. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi d. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu) e. Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen

f. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah g. Meningkatkan sikap positif terhadap guru

h. Meningkatkan harga diri anak

i. Meningkatakan perilaku penyesuaian sosial yang positif j. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong

Berdasarkan beberapa pengaruh positif diatas maka dapat lebih memperkuat peneliti dalam menerapkan penggunaan metode jigsaw bagi siswa. Pengaruh positif yang terjadi dapat membentuk siswa menjadi lebih baik lagi.

2. Minat Belajar

Minat menurut Winkel (1989:105) adalah kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Berbeda dengan


(32)

Mulyasa (2006:194), yang mengartikan minat (interest) yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu, Syah (2003:151) mengatakan bahwa “minat (interest) berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan besar

terhadap sesuatu”. Hal ini sejalan dengan Slameto (2010:180) berpendapat bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, minat adalah rasa suka dan ketertarikan seseorang terhadap bidang studi tertentu atau keinginan yang besar terhadap sesuatu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu tanpa ada yang menyuruh.

Menurut Suyono & Hariyanto (2011:9), belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Berbeda dengan Mulyasa (2006:189) menyatakan bahwa belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan Slameto (2010:180) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan bermotivasi) untuk mempelajarinya. Sementara ituSyah (2003:63) menyatakan bahwa belajar


(33)

adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Dari beberapa pengertian belajar yang dikutip dari para ahli seperti yang di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan individu secara sadar yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Dari pengertian minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah rasa ketertarikan terhadap bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu tanpa ada yang menyuruh.

Menurut Hurlock (1978:115) ada tujuh ciri-ciri minat, yaitu: a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Pada dasarnya minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Minat menjadi stabil ketika pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai. Dengan demikian minat siswa akan tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

b. Minat bergantung pada kesiapan belajar

Seorang anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental untuk belajar. Sebagai contoh, anak tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk belajar IPS, sampai anak tersebut memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar IPS bermanfaat bagi kehidupannya sehari-hari atau mendatang.


(34)

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak maupun dewasa yang menjadi bagian dari lingkungan anak. Minat siswa tumbuh dari rumah karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah. Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, mereka tertarik pada minat orang yang berada di luar rumah yang mulai mereka kenal. Jadi minat seorang siswa bergantung pada tempat/situasi yang baru sehingga ada kesempatan belajar.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmauan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi minat anak. Misalnya pada anak yang cacat fisik tidak mungkin mempunyai minat yang sama seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.

e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Anak-anak mendapatkan kesempatan dari orang tua, guru dan orang dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya mereka dianggap minat yang sesuai. Oleh sebab itu, mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai oleh kelompok budaya mereka.

f. Minat berbobot emosional

Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang menentukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan dapat melemahkan minat seorang siswa. Begitu juga sebaliknya, jika


(35)

bobot emosional seorang siswa menyenangkan maka akan lebih memperkuat minat siswa tersebut.

g. Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya, minat anak pada mata pelajaran IPS, kepandaian mereka di bidang IPS disekolah akan menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di dunia usaha.

Berdasarkan ciri-ciri minat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa indikator minat antara lain:

a. Ekspresi perasaan senang b. Perhatian dalam belajar

c. Kemauan untuk mengembangkan diri d. Keterlibatan siswa dalam pelajaran 3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar, menurut Winkel (1996:226), merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Sejalan dengan pendapat Djamarah (1994:19) adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan dan diciptakan secara individu maupun kelompok. Seperti yang dikatakan Mulyasa (2006:190) bahwa prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Dari beberapa pendapat tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa prestasi belajar berkaitan dengan hasil belajar. Sudjana (2010:22) berpendapat bahwa hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Purwanto (2009:44) hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk


(36)

mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.

Berdasarkan pengertian prestasi belajar di atas maka prestasi belajar merupakan hasil belajar atau keberhasilan seseorang dalam menguasai bahan yang sudah di ajarkan. Pada penelitian ini, peneliti lebih fokus bahwa pengertian prestasi belajar adalah hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal evaluasi berupa soal objektif pada setiap siklus penelitian.

Menurut Mulyasa (2006:190-194) ada faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial. Faktor sosial menyangkut hubungan antarmanusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial seperti lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non-sosial adalah faktor lingkungan yang bukan sosial seperti lingkungan alam dan fisik, misalnya keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dsb.

b. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal mencakup: (a) faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani atau fisik individu. (b) faktor psikologis,


(37)

yang berasal dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap dan motivasi.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Sedangkan faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Dalam hal ini peneliti mencoba meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menumbuhkan minat (faktor internal) dan penggunaan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran (faktor eksternal).

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Depdiknas (2006:159), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Menurut Trianto, (2010:171) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Sedangkan Sumaatmadja (1980:7) berpendapat bahwa IPS adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia di masyarakat, mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Hampir sama dengan Solihatin (2005:14) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya, lingkungan masyarakat di mana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,


(38)

dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya.

Dari beberapa pengertian IPS di atas dapat diinterpretasikan bahwa IPS adalah salah satu mata pelajaran yang mempelajari hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Depdiknas (2006:159), mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaiatan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Menurut Solihatin (2005:15) pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan Trianto (2010:176) mengartikan tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah untuk


(39)

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun menimpa masyarakat.

Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan IPS adalah memberikan pengetahuan mengenai sikap dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan ini harus dicapai siswa agar sebagai generasi penerus bangsa mempunyai bekal bagi kehidupannya untuk mengembangkan diri dimasyarakat.

B. Penelitian yang Relevan

Mulyanto (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Pendekatan Cooperative Learning Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan Penguasaan Operasi Pecahan di SDN Paseh I Kabupaten Sumedang” yang bertujuan mendeskripsikan pendekatan yang tepat untuk pembelajaran matematika dengan pokok bahasan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan tak senama. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Paseh I Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2006/2007. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa (1) Pendekatan cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan penguasaan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan tak senama di SDN Paseh I; (2) Perbaikan pembelajaran matematika SD dapat dilakukan melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan cooperative learning teknik jigsaw; (3) Penggunaan pendekatan cooperative


(40)

learning teknik jigsaw efektif meningkatkan keterampilan dan kreativitas guru.

Yudistira (2011) melakukan penelitian dengan judul penelitian

“Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Permainan Edukatif Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPA”. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Cintajaya Kab.Tasikmalaya dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan bahwa dari nilai rata-rata 6, 05, daya serap kelas (DSK) 13, 3% dengan kriteria belum tuntas, pada siklus I terjadi peningkatan nilai rata-rata menjadi 8, 24 dan DSK 86, 67 % sedangkan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 8, 59 dan DSK 90 % . Selain itu, pada aspek sikap siswa menunjukkan adanya peningkatan pada siklus I termasuk dalam kategori tinggi dan pada siklus II termasuk kategori sangat tinggi.

Siskandar (2008) melakukan penelitian dengan judul penelitian

“Kefektifan Pendekatan Cooperative Learning dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa”. Subyek penelitian ini adalah para mahasiswa, peserta mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di jurusan PKn Universitas Negeri Semarang angkatan 2005/2006 dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sikap mahasiswa pada siklus I 60,69%, siklus II 71,16% dan pada siklus III 80,77%. Sedangkan hasil prestasi mahasiswa pada siklus I 5,92, siklus II 6,71 dan pada siklus III 7,62. Hasil dari penelitian ini selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.


(41)

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan model cooperative learning metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana pada penelitian sebelumnya yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Paseh I, siswa kelas V SDN Cintajaya dan mahasiswa selain itu metode kooperatif metode jigsaw diterapkan pada mata pelajaran matematika, IPA dan PKn. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti mencoba menerapkan metode jigsaw untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat disusun kerangka berpikir. Pada kondisi awal pembelajaran guru masih menggunakan pembelajaran tradisional dengan metode ceramah yang menjadikan siswa merasa bosan dan kurang berminat dalam pembelajaran IPS sehingga hasil prestasi siswa kurang maksimal.

Dengan kondisi tersebut, maka peneliti menerapkan pembelajaran model kooperatif metode jigsaw untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS. Melalui pembelajaran kooperatif siswa dapat bekerja sama dalam kelompok dan membahas tugas secara bersama-sama serta saling berbagi informasi dengan kelompok yang lainnya. Melalui diskusi dalam kelompok akan terjalin komunikasi antar siswa, siswa dapat berbagi ide dan ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Pada kondisi akhir pembelajaran, aktivitas siswa dalam kerjasama kelompok menjadi meningkat sehingga penggunaan metode jigsaw pada


(42)

pembelajaran ini dipercaya dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran IPS siswa kelas VB SDK Ganjuran semester II tahun ajaran 2012/2013 pada materi Proklamasi Kemerdekaan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah metode jigsaw yaitu siswa dibagi menjadi kelompok asal secara heterogen, kemudian siswa dibagi menjadi kelompok ahli, di dalam kelompok ahli mendiskusikan materi berupa LKS yang diberikan guru, selesai diskusi kelompok ahli kembali pada kelompok asal, kelompok asal mendiskusikan dan mengerjakan LKS, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

2. Penggunaan metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas VB SDK Ganjuran semester II tahun ajaran 2012/2013 dalam pelajaran IPS pada materi Proklamasi Kemerdekaan.


(43)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Kemmis dalam Sanjaya (2011:24), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Hal ini berbeda dengan Mulyasa (2009:88) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu cara memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru karena guru merupakan orang yang paling tahu segala sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Tujuan penelitian tindakan kelas menurut Grundy dan Kemmis dalam Sanjaya (2011:30-31) meliputi tiga hal, yakni peningkatan praktik, pengembangan profesional, dan peningkatan situasi tempat praktik berlangsung.

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2010:17). Model penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Keempat tahap tersebut disebut satu siklus. Pengertian siklus atau putaran dalam PTK adalah satu kali proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun (Sanjaya, 2011:77). Dalam penelitian ini ada II siklus tetapi siklus yang kedua diadakan setelah adanya refleksi dari semua kegiatan pada siklus I yang telah dilakukan. Kemudian diadakannya


(44)

perencanaan ulang untuk dilaksanakan pada siklus yang kedua. Untuk lebih jelasnya terlihat seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2010:17)

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDK Ganjuran yang terletak di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa SDK Ganjuran tahun pelajaran 2012/2013 kelas VB yang berjumlah 21 siswa. Terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi SIKLUS II

Refleksi Pelaksanaan

Perencanaan


(45)

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi dasar 2.3 menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan menggunakan metode jigsaw.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yakni bulan Januari-Juli 2013.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags 1. Observasi pra

penelitian 2. Penyusunan

proposal 3. Permohonan

ijin penelitian 4. Pengumpulan

data 5. Pengolahan

data

6. Penyusunan laporan 7. Ujian skripsi 8. Revisi 9. Pembuatan

artikel

C. Rencana Tindakan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa langkah persiapan. Langkah ini dilakukan agar penelitian dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Langkah tentang rencana tersebut, diantaranya:


(46)

1. Persiapan

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu:

a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SDK Ganjuran.

Permintaan ijin dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar oleh persetujuan pihak sekolah dan mendapatkan data yang sesuai.

b. Wawancara.

Wawancara dimaksudkan untuk mencari informasi tentang kondisi awal minat belajar dan kemampuan belajar juga kendala-kendala yang dialami guru dalam menyampaikan materi belajar. Informasi-informasi yang diperoleh dengan hasil wawancara dari guru kelas V SDK Ganjuran. Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur, Sugiyono (2010) “wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya” (hal.197).

c. Melakukan observasi terhadap siswa kelas VB SDK Ganjuran untuk mengetahui keadaan dan respon siswa terhadap mata pelajaran IPS. d. Identifikasi masalah.

Setelah diperoleh data dari hasil wawancara maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak lanjutnya.


(47)

e. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok.

Mengkaji dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari kompetensi dasar sehingga diperoleh indikator yang bermasalah. f. Menyusun rencana siklus.

Rencana selanjutnya adalah menentukan rencana tindakan penelitian yang akan dilakukan dalam PTK.

g. Menyiapkan sumber bahan pengajaran.

h. Menyusun instrumen pembelajaran (Silabus, RPP, LKS).

i. Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data (panduan wawancara, kuisioner, kisi-kisi soal, soal evaluasi dan instrumen penilaian).

j. Memperoleh sarana pendukung kegiatan pembelajaran di kelas, seperti: media pembelajaran.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Setelah peneliti memperoleh gambaran tentang keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut:

a. Rencana Tindakan Siklus I 1) Perencanaan Tindakan

Pada siklus I, peneliti terlebih dahulu merancang instrumen pembelajaran, mulai dari membuat Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS dan Media pembelajaran yang akan peneliti gunakan dalam pembelajaran. Pada siklus I ini, peneliti menggunakan metode kooperatif metode jigsaw. Pembelajaran


(48)

pada siklus I akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan dimana setiap pertemuan alokasi waktu 2x40 menit (2JP).

2) Pelaksanaan Tindakan I a) Pertemuan I

Kegiatan pembelajaran terlebih dahulu diawali dengan salam pembuka, doa dan absensi. Guru melakukan apersepsi kemudian siswa dengan bimbingan guru merumuskan tujuan pembelajaran hari ini yaitu tentang “Proklamasi Kemerdekaan

Republik Indonesia”. Guru menyampaikan kompetensi dan

indikator yang akan dicapai dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

Untuk masuk pada kegiatan inti, siswa dibagi dalam 4 kelompok dan masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Kelompok tersebut yang dapat disebut sebagai kelompok asal. Setiap anggota kelompok mendapatkan undian dari angka 1-3 dan siswa yang mendapatkan angka yang sama berkumpul membentuk kelompok baru yang disebut dengan kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli, setiap anggota membahas materi yang sesuai dengan nomor undian dan mengerjakan LKS dengan mendiskusikannya bersama kelompok. Setelah selesai berdiskusi, masing-masing anggota kelompok ahli kembali pada kelompok asal. Di dalam kelompok asal, setiap kelompok mengerjakan LKS yang diberikan dan mendiskusikannya bersama anggota kelompok.


(49)

Setelah itu, semua kelompok membahas hasil LKS yang sudah dikerjakan.

Pada kegiatan akhir, siswa dan guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Siswa dan guru melakukan refleksi. Kemudian siswa diberi pertanyaan untuk menguji kemampuan yang diperoleh setelah mempelajari materi hari ini. Pada akhir pembelajaran guru melakukan salam dan doa penutup.

b) Pertemuan II

Kegiatan pembelajaran terlebih dahulu diawali dengan salam pembuka, doa dan absensi. Guru melakukan apersepsi kemudian siswa dengan bimbingan guru merumuskan tujuan pembelajaran hari ini yaitu tentang “Proklamasi Kemerdekaan

Republik Indonesia”. Guru menyampaikan kompetensi dan

indikator yang akan dicapai dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

Di dalam kegiatan inti, siswa bersama guru

menyaksikan video tentang “Detik-detik Proklamasi” materi yang dipelajari pada pertemuan I. Saat menyaksikan video, siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang video tersebut.

Pada akhir pembelajaran siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Siswa dan guru melakukan refleksi. Kemudian siswa diberikan latihan soal, setelah selesai


(50)

mengerjakan latihan soal siswa bersama guru mengoreksi hasil yang dikerjakan. Pada akhir pembelajaran guru melakukan salam dan doa penutup.

3) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Peneliti dapat mengamati secara langsung perkembangan yang dialami siswa selama proses pembelajaran melalui kegiatan observasi ini. Peneliti mengobservasi minat belajar siswa saat pembelajaran dengan lembar pengamatan yang telah tersedia pada siklus I. Melaksanakan evaluasi dengan memberikan tes atau soal evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa pada siklus I untuk pertemuan II.

4) Refleksi

Peneliti melakukan analisa hasil tindakan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I, yang meliputi:

a) Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

b) Membicarakan dengan teman sejawat (guru kelas) tentang kendala yang dihadapi, kekurangan, dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

c) Membandingkan hasil dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk


(51)

merencanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

b. Rencana Tindakan Siklus II 1) Perencanaan Tindakan

Pada siklus II, peneliti terlebih dahulu merancang instrumen pembelajaran, mulai dari membuat Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS dan Media pembelajaran yang akan peneliti gunakan dalam pembelajaran. Pada siklus I ini, peneliti menggunakan metode kooperatif metode jigsaw. Pembelajaran pada siklus II akan dilaksanakan selama satu kali pertemuan dimana setiap pertemuan alokasi waktu 2x40 menit (2JP).

2) Pelaksanaan Tindakan II a) Pertemuan I

Kegiatan pembelajaran terlebih dahulu diawali dengan salam pembuka, doa dan absensi. Kemudian siswa dengan bimbingan guru merumuskan tujuan pembelajaran hari ini

yaitu “Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia”. Guru

menyampaikan kompetensi dan indikator yang akan dicapai dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

Untuk masuk pada kegiatan inti, siswa dibagi dalam 4 kelompok dan masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Kelompok tersebut yang dapat disebut sebagai kelompok asal. Setiap anggota kelompok mendapatkan undian


(52)

dari angka 1-3 dan siswa yang mendapatkan angka yang sama berkumpul membentuk kelompok baru yang disebut dengan kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli, setiap anggota membahas materi yang sesuai dengan nomor undian dan mengerjakan LKS dengan mendiskusikannya bersama kelompok. Setelah selesai berdiskusi, masing-masing anggota kelompok ahli kembali pada kelompok asal. Di dalam kelompok asal, setiap kelompok mengerjakan LKS yang diberikan dan mendiskusikannya bersama anggota kelompok. Setelah itu, semua kelompok membahas hasil LKS yang sudah dikerjakan.

Pada kegiatan akhir, siswa dan guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Siswa dan guru melakukan refleksi. Kemudian siswa diberi pertanyaan untuk menguji kemampuan yang diperoleh setelah mempelajari materi hari ini. Pada akhir pembelajaran guru melakukan salam dan doa penutup.

b) Pertemuan II

Kegiatan pembelajaran terlebih dahulu diawali dengan salam pembuka, doa dan absensi. Guru melakukan apersepsi kemudian siswa dengan bimbingan guru merumuskan tujuan pembelajaran hari ini yaitu tentang “Proklamasi Kemerdekaan


(53)

indikator yang akan dicapai dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

Di dalam kegiatan inti, siswa bersama guru

menyaksikan video yang berkaitan tentang “Penyusunan

kelengkapan negara, tokoh-tokoh proklamasi dan cara menghargai tokoh proklamasi” materi yang dipelajari pada pertemuan I. Saat menyaksikan video, siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang video tersebut.

Pada akhir pembelajaran siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Siswa dan guru melakukan refleksi. Kemudian siswa diberikan latihan soal, setelah selesai mengerjakan latihan soal siswa bersama guru mengoreksi hasil yang dikerjakan. Pada akhir pembelajaran guru melakukan salam dan doa penutup.

3) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Peneliti dapat mengamati secara langsung perkembangan yang dialami siswa selama proses pembelajaran melalui kegiatan observasi ini. Peneliti mengobservasi minat belajar siswa saat pembelajaran dengan lembar pengamatan yang telah tersedia pada siklus II. Melaksanakan evaluasi dengan memberikan tes atau soal evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa pada siklus I.


(54)

4) Refleksi

Peneliti melakukan analisa hasil tindakan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II, yang meliputi:

a) Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

b) Membicarakan dengan teman sejawat (guru kelas) tentang kendala yang dihadapi, kekurangan, dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

c) Membandingkan hasil dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk merencanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua instrumen yaitu tes untuk mengukur prestasi belajar siswa dan instrumen non tes untuk mengukur minat siswa. Instrument tes berbentuk tes tertulis untuk soal evaluasi berupa soal objektif yang digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif. Sedangkan instrumen non tes berupa kuisioner, wawancara pada siswa dan wawancara pada guru.

1. Tes Tertulis

Tes tertulis yang digunakan berupa tes obyektif, yaitu tes yang jawabannya dapat diberi skor menurut pedoman yang ditentukan. Tes ini


(55)

digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan kognitif yang diperoleh siswa. Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat masing-masing 30 soal tes objektif untuk digunakan pada siklus I dan siklus II. Kemudian soal tersebut divalidasi sehingga menemukan soal valid yang digunakan pada penelitian ini. Soal objektif yang digunakan sebelum penelitian ini berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I Sebelum di Validasi

No. Kompetensi Dasar Indikator No.Soal Jumlah Soal 1. Menghargai jasa dan

peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

Menjelaskan peristiwa rengasdengklok

1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22, 25 dan

28

10

2. Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

Menjelaskan

penyusunan teks proklamasi

kemerdekaan

2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, dan

29

10 3. Menghargai jasa dan

peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

Menjelaskan detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia

3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27 dan

30

10

Jumlah Soal 30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II Sebelum di Validasi

No. Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Jumlah Soal 1. Menghargai jasa dan

peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

Menjelaskan penyusunan

kelengkapan negara

1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22, 25,

28, dan 30 11 2. Menghargai jasa dan

peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

Menyebutkan tokoh-tokoh penting dalam proklamasi

2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 24,


(56)

No. Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Jumlah Soal 3. Menghargai jasa dan

peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

Menjelaskan cara menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan

3, 6, 9, 12, 15, 18, 21 dan 26

8

Jumlah Soal 30

Berdasarkan kisi-kisi di atas hasil soal tes obyektif pilihan ganda yang valid berjumlah 20 soal pada siklus I dan pilihan ganda berjumlah 18 soal pada siklus II yang masing-masing memiliki bobot satu skor. Soal objektif yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I

No. Kompetensi Dasar Indikator No.Soal Jumlah Soal 1. Menghargai jasa dan peranan

tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan

Menjelaskan peristiwa rengasdengklok

4, 8, 10 12, 15

dan 17 6 2. Menghargai jasa dan peranan

tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan

Menjelaskan penyusunan teks proklamasi kemerdekaan

1, 2, 5, 9, 13, 18

dan 19 7 3. Menghargai jasa dan peranan

tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan Menjelaskan detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia

3, 6, 7, 11, 14, 16

dan 20 7


(57)

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II

No. Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Jumlah Soal 1. Menghargai jasa dan peranan

tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Menjelaskan penyusunan kelengkapan negara

2, 5, 11, 17 dan 18

5

2. Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan

Menyebutkan tokoh-tokoh penting dalam proklamasi

1, 3, 6, 8, 12, 14

dan 16 7 3. Menghargai jasa dan peranan

tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan

Menjelaskan cara menghargai jasa para tokoh dalam

mempersiapkan kemerdekaan

4, 7, 9, 10, 13 dan 15

6

Jumlah Soal 18

Tabel 3.6 Rincian Pemberian Skor Setiap Siklus No. Siklus Jenis

Soal

Jumlah Soal

Skor Maksimal Tiap Soal

Jumlah Skor 1. I Pilihan

Ganda 20 1 20

2. II Pilihan

Ganda 18 1 18

2. Non tes

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara pada siswa dan wawancara pada guru.

a. Kuesioner

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur kondisi siswa yang sebenarnya dan untuk mengetahui peningkatan minat siswa. Menurut Sugiyono (2010:199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien dan dilakukan dengan cara memberi


(58)

seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk menciptakan kondisi yang baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat 20 pernyataan kuesioner dalam penelitian ini. Kemudian pernyataan pada kuesioner tersebut divalidasi sehingga menemukan pernyataan kuesioner valid yang digunakan pada penelitian ini. Pernyataan kuesioner tersebut berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel.3.7 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Untuk Validasi No. Indikator Minat Item

Positif

Item

Negatif Jumlah 1 Ekspresi perasaan senang 1, 2 10, 19 4 2 Perhatian dalam belajar 4, 5, 15 3 4 3 Kemauan untuk

mengembangkan diri

11, 13, 18,

8, 9, 20 6

4 Keterlibatan siswa dalam pelajaran

6, 7, 12, 14,

16, 17 6

Jumlah 20

Tabel 3.8 Pedoman Skoring Kuesioner Minat Siswa

Pilihan Jawaban Skor

Item Positif Item Negatif SS = Sangat Setuju 4 1

S = Setuju 3 2

TS = Tidak Setuju 2 3 STS = Sangat Tidak Setuju 1 4

Tabel 3.9 Kriteria Interpretasi Skor PAP II (Masidjo, 1995:157) Rentang Skor Minat Kriteria Minat

81-100 Minat Sangat Tinggi 66-80 Minat Tinggi 56-65 Minat Cukup 50-55 Minat Rendah


(59)

Pada penelitian ini, kuesioner valid digunakan peneliti untuk mengukur peningkatan minat. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan validasi kuesioner dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 157. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 pernyataan. Kuesioner tersebut dibagikan kepada siswa sebelum dilakukannya penelitian dan disetiap akhir siklus. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.10 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa Valid

No. Indikator Minat Item

Positif

Item

Negatif Jumlah 1. Ekspresi perasaan senang 1 6 2 2. Perhatian dalam belajar 2, 3 2 3. Kemauan untuk mengembangkan diri 7, 9, 10 3 4. Keterlibatan siswa dalam pelajaran 8, 4, 5 3

Jumlah 10

b. Wawancara

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mencari informasi yang mendalam tentang minat siswa dalam pembelajaran. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono 2010:194). Wawancara pada penelitian ini digunakan sebagai pendukung untuk mengetahui minat siswa terhadap mata pelajaran IPS.


(60)

E. Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian 1. Validitas

Validitas, menurut Azwar (1992:5), berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sejalan dengan Surapranata (2009:50) validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang harus diukur. Pada penelitian ini, seluruh instrumen di uji validitasnya dengan menggunakan program SPSS 16.0. Dengan menggunakan program SPSS 16.0 mempermudah dalam penghitungan validitas instrumen karena lebih cepat dan data yang didapatkan akan lebih akurat. Hasil perhitungan uji validitas instrumen dengan program SPSS 16.0 terlampir pada lampiran 7 halaman 133.

a. Validasi Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang peneliti buat divalidasi oleh dosen pembimbing, kepala sekolah, guru mata pelajaran melalui expert judgment yaitu silabus, RPP , LKS dan bahan ajar. Berikut hasil validasi perangkat pembelajaran, yaitu:

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran

No. Perangkat

Pembelajaran Ahli

Hasil Penilaian Rata-rata 1. Silabus

Dosen IPS 3, 8 Kepala Sekolah SDK Ganjuran 4, 3 Guru Mata Pelajaran IPS 4, 5


(61)

No. Perangkat

Pembelajaran Ahli

Hasil Penilaian Rata-rata 2. RPP

Dosen IPS 3, 9 Kepala Sekolah SDK Ganjuran 4, 6 Guru Mata Pelajaran IPS 4, 5

Rata-rata RPP 4, 3

3. LKS

Dosen IPS 3, 8 Kepala Sekolah SDK Ganjuran 4, 5 Guru Mata Pelajaran IPS 4, 5

Rata-rata LKS 4, 2

4. Bahan Ajar

Dosen IPS 3, 6 Kepala Sekolah SDK Ganjuran 4, 3 Guru Mata Pelajaran IPS 4, 3

Rata-rata Bahan Ajar 4, 1

Tabel 3.12 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran Rentang Skor Kriteria

4,2 – 5 Sangat Baik 3,4 – 4,1 Baik 2,6 – 3,3 Cukup 1,8 – 2,5 Kurang Baik

1 – 1,7 Sangat Kurang Baik

Berdasarkan pada tabel Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran di atas, hasil validasi secara keseluruhan dan termasuk pada kriteria validasi yang terlihat sebagai berikut:

Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Validasi dan Kriterianya No. Perangkat Pembelajaran Hasil Kriteria

1. Silabus 4, 2 Sangat Baik

2. RPP 4, 3 Sangat Baik

3. LKS 4, 2 Sangat Baik

4. Bahan Ajar 4, 1 Baik

Rata-Rata Keseluruhan 4, 2 Sangat Baik Dari hasil perhitungan secara keseluruhan validasi perangkat pembelajaran diperoleh rata-rata keseluruhan yaitu 4,2. Berdasarkan tabel kriteria diatas termasuk pada kategori sangat baik sehingga perangkat pembelajaran dapat digunakan untuk penelitian.


(62)

b. Validasi Instrumen Soal dan Kuesioner

Peneliti membuat validasi instrument soal dan kuesioner yang dikonsultasikan kepada ahli kemudian instrument soal dan kuesioner tersebut diujikan kepada siswa. Validasi instrument soal dan kuesioner di ujikan di kelas VI SDK Ganjuran.

Pada penelitian ini validasi instrumen soal diujikan pada 35 siswa kelas VI SDK Ganjuran, karena siswa telah mempelajari materi mengenai proklamasi kemerdekaan. Untuk validasi kuesioner, peneliti juga memilih siswa kelas VI SDK Ganjuran karena mempermudah untuk uji validitas kuesioner dan responden yang digunakan juga sama. Setelah diujikan kemudian dihitung menggunakan teknik korelasi Product-Moment dari Pearson dengan program SPSS 16.0. Perhitungan validasi soal tes setiap siklus menggunakan 30 soal, untuk siklus I terdapat 20 soal yang valid dari jumlah siswa (N) 35 siswa tetapi menggunakan 30 siswa karena 5 siswa tidak berangkat dan menggunakan taraf signifikan 0.05/5%. Sedangkan pada perhitungan validasi soal untuk siklus II terdapat 18 soal yang valid dari jumlah siswa (N) 35 siswa. Peneliti menggunakan 20 soal yang valid untuk soal evaluasi siklus I dan 18 soal yang valid untuk soal evaluasi siklus II. Pada validasi kuesioner terdapat 20 pernyataan dengan mengujikan pada 30 siswa kemudian didapatkan 11 pernyataan yang valid. Namun, pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan 10 pernyataan yang valid karena 1 pernyataan valid hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan 10 pernyataan valid. Oleh karena itu, peneliti hanya menggunakan 10 pernyataan valid yang digunakan pada


(63)

penelitian ini. Hasil perhitungan uji validitas soal dan kuesioner terlampir yang terdapat pada lampiran 8.

2. Reliabilitas

Reliabilitas, menurut Azwar (1992:4), merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Berbeda dengan Surapranata (2009:49) Reliabilitas berkaitan dengan sejauhmana tes yang diberikan ajeg dari waktu ke waktu. Artinya reliabilitas berkaitan dengan keajegan suatu tes.

Dalam menentukan reliabilitas, peneliti menggunakan program SPSS 16.0. Untuk mengukur reliabilitas dari instrument yang telah dibuat. Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 16.0, hasil reliabilitas siklus I dan siklus II yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.14 Hasil Reliabilitas Soal Siklus I Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .844 20

Tabel 3.15 Hasil Reliabilitas Soal Siklus II Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .788 18 Tabel 3.16 Hasil Reliabilitas Kuesioner

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.736 11

Tabel di atas merupakan Koefisien Alpha dari 20 soal objektif yang valid pada siklus I, 18 soal objektif pada siklus II dan 10 pernyataan


(64)

kuesioner yang valid. Koefisien Alpha siklus I adalah 0,844 yang berarti masuk dalam kualifikasi tinggi. Sedangkan Koefisien Alpha siklus II adalah 0,788 yang berarti masuk dalam kualifikasi tinggi. Pada kuesioner terdapat Koefisien Alpha 0,736 yang termasuk pada kualifikasi tinggi. Dari hasil penghitungan menggunakan SPSS 16.0 maka instrumen soal dan kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel dan layak digunakan dalam penelitian ini.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini memiliki dua variabel berdasarkan judul penelitian, yaitu minat dan prestasi belajar. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti, antara lain: tes, kuesioner dan wawancara. Berikut tabel indikator keberhasilan dari masing-masing variabel:

Tabel 3.17 Variabel Penelitian

No. Variabel Indikator Data Pengumpulan Instrumen 1. Minat 1. Ekspresi perasaan

senang.

2. Perhatian dalam belajar.

3. Kemauan untuk mengembangkan diri. 4. Keterlibatan siswa

dalam pembelajaran Jumlah siswa yang terlibat Kuesioner, wawancara dengan guru dan siswa Kuesioner minat, dan wawancara minat

2. Prestasi Belajar

1. Rata-rata nilai ulangan

2. Presentase jumlah siswa yang mencapai KKM

Nilai tes siswa

Tes tertulis Lembar tes/soal evaluasi

1. Tes

Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes yang digunakan adalah tes obyektif yang berupa tes pilihan ganda. Tes obyektif adalah bentuk tes yang mengharapkan siswa memilih


(65)

jawaban yang sudah ditentukan. Pada penelitian ini, siswa mengerjakan 20 soal pilihan ganda yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran di setiap siklus I pertemuan II. Sedangkan pada siklus I pertemuan II siswa mengerjakan 18 soal pilihan ganda. Setiap soal terdiri dari pilihan jawaban alternatif, yaitu a, b, c dan d. Diharapkan siswa dapat memilih jawaban yang benar untuk mendapatkan skor 1 tetapi jika jawaban salah skor 0. Tes ini dilakukan sebagai alat ukur dalam proses evaluasi untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.

2. Non Tes

a. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan (Arikunto, 1984: 23). Pada penelitian ini, wawancara hanya digunakan sebagai pendukung data minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Wawancara ditujukan kepada guru dan sebagian siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dalam pelaksanaan pembelajaran model kooperatif metode jigsaw dikelas. Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru setelah siklus I dan siklus II untuk mengetahui pendapat mereka ketika proses pembelajaran IPS menggunakan metode jigsaw.


(66)

b. Kuesioner

Kuesioner, menurut Sugiyono (2010:199), merupakan teknik pengumpulan data yang efisien dan dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Peneliti menggunakan kuesioner dengan tujuan untuk mengukur minat pada kondisi awal sebelum penelitian dan setiap akhir siklus penelitian. Kuesioner minat pada penelitian ini terdiri dari 10 pernyataan yang terdiri dari 9 pernyataan positif dan 1 pernyataan negatif. Setiap pernyataan terdiri dari 4 pilihan alternatif jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Untuk menghitung skor minat tiap pernyataan positif jika sangat setuju mendapatkan skor 4, setuju mendapat skor 3, tidak setuju mendapat skor 2 dan sangat tidak setuju mendapat skor 1. Sebaliknya pada tiap pernyataan negatif jika sangat setuju mendapat skor 1, setuju mendapat skor 2, tidak setuju mendapat skor 3 dan sangat tidak setuju mendapat skor 4.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar LKS siswa, daftar nilai siswa, video dan foto-foto saat pembelajaran berlangsung. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperkuat data yang diperoleh selama penelitian dan dapat memberikan gambaran nyata terhadap data yang diperoleh.


(67)

G. Analisis Data

Pada penelitian ini yang perlu dianalisis yaitu data mengenai minat siswa dan prestasi belajar siswa. Analisis data yang digunakan berdasarkan dengan indikator-indikator minat dan prestasi belajar yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam penelitian ini data yang diperoleh, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dalam proses pembelajaran pada penelitian ini. Untuk mengetahui peningkatan yang terjadi dilakukan dengan cara membandingkan minat dan prestasi belajar siswa sebelum diberi tindakan (kondisi awal) dan setelah diberi tindakan.

1. Kriteria Keberhasilan Penelitian

Dalam penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan terhadap minat siswa dan prestasi belajar siswa sesuai dengan target yang ditentukan sebelumnya. Berikut ini merupakan target keberhasilan yang diharapkan peneliti, seperti dibawah ini:

Tabel 3.18 Target Keberhasilan Minat Siswa dan Prestasi Siswa

Variabel Indikator

Skor Kondisi

Awal

Skor Akhir Siklus I

Skor Akhir Siklus II Minat Skor rata-rata minat

seluruh siswa 62, 38 70 85 Prestasi

Belajar Siswa

Rata-rata nilai ulangan 60, 89 70 85 Persentase jumlah siswa


(1)

(2)

(3)

Surat Izin Penelitian dari Kampus LAMPIRAN 17


(4)

(5)

Foto-Foto

Situasi Kelas Awal Pelajaran Situasi Kelas Pembentukan Kelompok

Berdiskusi dengan Kelompok Asal Berdiskusi dengan Kelompok Asal

Situasi Perpindahan Kelompok Berdiskusi dengan Kelompok Ahli LAMPIRAN 19


(6)

Presentasi Perwakilan Kelompok Presentasi Perwakilan Kelompok

Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi

Guru melihat tugas yang dikerjakan oleh kelompok

Berkumpul dan berdiskusi dengan kelompok